Anda di halaman 1dari 2

IV.

PEMBAHASAN

Pratikum yang diakukan kali ini bertujuan untuk dapat menghitung parameter farmakokinetik
obat setelah pemberian dosis tunggal melalui oral, berdasarkan data eksresi urin kumulatif.
Sistem ekskresi meerupakan suatu sistem yang berperan dalam proses pembuangan zat yang
sudah dimetabolisme oleh tubuh dan sudah tidak diperlukan tubuh. Salah satu bentuk hasil
ekskresi adalah urin, yang merupakan hasil ekskesi dari organ ginjal. Data ekskresi obat melalui
urin dapat digunakan untuk memperlarutkan kadar dari suatu obat berdasarkan data yang
diperoleh dilakukan, analasis farmakokinetiknya, farmakokinetik meupakan besaran yang
diturunkan secara matematis dari model berdasarkan hasil pengukuran kadar obat untuh atau
metabolitnya dalam darah, urin, atau cairan hayati lainya. Pada pecobaan ini, data yang diperoleh
merupakan hasil ekskresi urin yang dikumpulkan pada jarak waktu dan konsentrasi obatnya
dianalisis. Obat yang digunakan dalam percobaan ini adalah sulfadiazin 500 mg. cuplikan urin
yang diambil pada interval waktu (0,25), (2,5), (3,25), (4,75), (5,5) dan (6,8) dengan volume
sebanyak (80), (85), (75), (68), (75), dan (95) secara beurutan. Bedasakan hasi tesebut, dilakukan
analisis parameter farmakokinetik berupa nilai Cp (µg/ml), Du (µg), Du kum, Du ̃- Du kum, log
Du ̃- Du kum, Δt, T*, Du/ dt, log Du/dt. Kemudian setelah didapat hasil dari analisis parameter
farmakokinetik dibuat persamaan linier dengan melihat garis lurus yang terbentuk pada gambar
dengan nilai yang baik yaitu (0,99) Dan untuk memastikan bahwa nila yang baik maka dilakukan
kembali perhitungan dengan menggunakan metode ARE regesi linier antara (t vs log Du ̃- Du
kum) menghasilkan persamaan Y= a + bx dengan nilai a= 4,248 b= -0,223 dan r= 0,99 , sehingga
dapat diperoleh nilai K= 0, 513/ jam, nilai T1/2= 1,351 jam. Dari hasil T1/2 tersebut dapat
diketahui bahwa waktu yang diperlukan obat untuk terlarut setenghnya selama 1,351 jam. Nilai r
yang diperoleh mendekati 1 sehingga didapatkan garis yang lurus pada grafik, dan untuk metode
ekskresi renal regresi linier antara (t* vs log Du/dt) menghasilkan persamaan Y= a + bx dengan
nilai a= 3,697 b= -0,133 dan r= 0,99 , sehingga dapat diperoleh nilai K= 0, 306/ jam, nilai T1/2=
2,265 jam. Dari hasil T1/2 tersebut dapat diketahui bahwa waktu yang diperlukan obat untuk
terlarut setenghnya selama 2,265 jam. Nilai r yang diperoleh mendekati 1 sehingga didapatkan
garis yang lurus pada grafik, dilihat dari hasil tersebut dapat dianalisa bahwa didaptkan data hasil
yang berbeda antara dua metode tersebut dimana T1/2 dengan menggunkan metode ARE sebesar
1,351 jam lebih cepat dibandinkan denggan T1/2 yang didaptkan dengan metode ekskresi renal
yaitu 2,265 jam.
VII. KESIMPULAN

a) Penetapan parameter farmakokinetik dilakukan dengan menggunakan dua metode yang


berbeda yaitu, metode kecepatan ekresi dan metode ARE (signa minus)

b) Parameter farmakokinetik yang ditentukan meliputi nilai K dan T1/2 ( waktu paruh)

c) Berdasarkan hasil perhitungan, dapat diketahui nilai K dengan metode kecepatan ekskresi
adalah sebesar 0, 306 /jam dan T1/2 sebesar 2,265 / jam.

d) Bedasarkan hasil perhitungn dapat diketahui nilai K dengan metode ARE adalah sebesar
0,513/ jam dan T1/2 1,351/jam,

Anda mungkin juga menyukai