Disusun Oleh :
Lutfiah Rahmasari NIM 181424012
Mohamad Ridwan Nulloh NIM 181424014
2 TKPB
Dosen Pembimbing :
Tifa Paramita, S.T., M.T
II DATA PERCOBAAN
Run-1 Pengukuran Naik dan Turun
Nilai Nilai Standar Nilai Tampilan
Nominal Level (%) Level (%)
0% 0 3,9
25% 25 23,3
50% 50 43,2
75% 75 63,9
100% 100 83,9
75% 75 63,9
50% 50 43,8
25% 25 23,3
0% 0 3,8
Level Level
Standar Terukur Yc Yi-Yc (Yi-Yc)^2
(Xi) (Yi)
0 3,9 3,6 0,3 0,104
0 3,8 3,6 0,2 0,049
0 3,8 3,6 0,2 0,049
0 3,8 3,6 0,2 0,049
0 3,9 3,6 0,3 0,104
0 3,5 3,6 -0,1 0,006
25 23,3 23,6 -0,3 0,079
25 23,3 23,6 -0,3 0,079
25 23,1 23,6 -0,5 0,231
25 23,6 23,6 0,0 0,000
25 22,9 23,6 -0,7 0,463
25 23,5 23,6 -0,1 0,006
50 43,2 43,6 -0,4 0,147
50 43,8 43,6 0,2 0,047
50 43,0 43,6 -0,6 0,340
50 43,9 43,6 0,3 0,100
50 43,5 43,6 -0,1 0,007
50 43,6 43,6 0,0 0,000
75 63,9 63,6 0,3 0,099
75 63,9 63,6 0,3 0,099
75 63,4 63,6 -0,2 0,034
75 64,0 63,6 0,4 0,172
75 63,5 63,6 -0,1 0,007
75 64,2 63,6 0,6 0,377
100 83,9 83,6 0,3 0,097
100 83,2 83,6 -0,4 0,151
100 83,3 83,6 -0,3 0,083
∑(y-yc )^2 2,98
n-2 25
(∑(y-yc )^2)/(n-2) 0,119
Standar Deviasi 0,345
Standard Error 0,0665
Ketidakpastian Diperluas 0,133
a) Membuat persamaan garis lurus dari hasil regresi linier data pengamatan
Dari grafik hubungan Xi-Yi, diperoleh persamaan 𝑦𝑐 = 0,8001 𝑋𝑖 + 3,5781
b) Menghitung standar deviasi sampel karena data kurang dari 30
∑(𝑦 − 𝑦𝑐 )2
𝑠𝑦 = √
𝑛−2
2,98
𝑠𝑦 = √
27 − 2
𝑠𝑦 = 0,345
𝑢 = 𝑘𝑢𝑦
𝑢 = 2 𝑥 0,0665
𝑢 = 𝑘𝑢𝑦
𝑢 = 0,133
3.4 Histeresis
IV PEMBAHASAN
Pembahasan oleh Lutfiah Rahmasari
NIM 181424012
Kalibrasi ini merupakan suatu metode untuk mengetahui kebenaran alat ukur pada sistem pengendali
level. Sistem ini terhubung dengan komputer sebagai unit pengendalinya. Nilai hasil pengukuran level air
oleh alat ditampilkan pada komputer. Nilai ini disebut level terukur. Sementara itu, nilai level air sebenarnya
dapat diketahui langsung oleh pengamat menggunakan skala pengukuran pada dinding tangki. Nilai ini
disebut level standar.
Dalam kalibrasi dilakukan pembandingan level terukur terhadap level standar. Idealnya, level terukur
sama dengan level standar. Namun, tidak ada alat ukur yang tepat mutlak. Alat ukur bisa menunjukkan nilai
yang lebih dari atau pun kuriayaang dari nilai standar. Setiap alat memiliki kinerja masing-masing. Semakin
kecil perbedaan antara kedua nilai tersebut menunjukkan kinerja yang lebih baik.
Untuk mengetahui hubungan linearitas antara kedua nilai tersebut, berdasarkan standar kalibrasi
dibutuhkan minimal lima titik uji. Kami menguji titik level 0%, 25%, 50%, 75%, dan 100%. Pengujian
dilakukan sesuai urutan level. Satu sesi pengujian terdiri atas pengujian naik dan turun, dari 0% ke 100%
lalu kembali ke 0%. Analisis akan semakin baik dengan lebih banyak data. Tiga sesi pengujian cukup
memenuhi kebutuhan.
Kinerja yang kami analisis meliputi ketidakpastian, akurasi, dan presisi. Sebenarnya alat ini
memiliki ketelitian hingga dua angka dibelakang koma. Namun, kedua angka desimal itu tidak stabil
sehingga kami mengambil satu angka di belakang koma sebagai angka taksiran.
3.1 Ketidakpastian Tipe A
Ketidakpastian tipe A didapatkan dengan analisa statistic berdasarkan data pengamatan. Semakin
kecil nilai ketidakpastian menunjukkan kualitas alat semakin baik, mirip seperti presisi. Hasil perhitungan
menunjukkan alat pengendali level yang dikalibrasi memiliki ketidakpastian tipe A cukup kecil, yaitu 0,13.
Pada suatu titik uji, level terukur di setiap sesi bisa berbeda-beda. Pada alat ini perbedaan maksimumnya
adalah sebesar 0,13.
Sebagai contoh, perhatikan level terukur untuk titik uji 100%. Level terukurnya:
Pada praktikum kali ini kita telah melakukan kalibrasi level pada instrumen
pengukuran level. Tujuan dari kalibrasi alat adalah untuk mengukur kepresisian serta ke
akuratan suatu alat dengan cara membandingkannya dengan suatu standar. Prinsip kerja dari
proses kalibrasi ini adalah kita mengisi tangki penampung air sejumlah 0%, 25%, 50%, 75%
dan 100% lalu dilakukan secara menaik dan menurun lalu sebanyak tiga kali, skala pada tangki
penampung dijadikan acuan sebagai standar. Dalam proses mengisi air kedalam tangki
penampung kita hanya perlu memutar saklar pemilih kedalam mode manual. Dalam proses
pengisian air juga laju alir tidak mempengaruhi hasil dari percobaan, hanya berpengaruh
terhadap waktu yang dibutuhkan untuk mengisi tangki tersebut. Lalu kita menghubungkan
tangki penampung tersebut dengan komputer lalu kita melihat berapa persen level yang terbaca
oleh komputer nilai yang terbaca oleh komputer dijadikan acuan untuk mengukur kepresisian
maupun ke akuratan pembacaan data oleh instrument. Setelah kita mendapatkan data maka kita
akan membuat kurva kalibrasi antara error dengan nilai standard untuk mendapatkan
persamaan linear untuk mendapatkan nilai ketidakpastian.
Nilai yang kami analisi meliputi ketidakpastian, akurasi dan presisi. Sebenarnya alat ini
memiliki ketelitian hingga dua angka dibelakang koma, namun kedua angka decimal itu tidak
stabil sehingga kami mengambil satu angka dibelakang koma sebagai angka taksiran.
Ketidakpastian tipe A ini didapatkan dengan analisa statistik berdasarkan data pengamatan.
Semakin kecil nilai ketidakpastian menunjukkan kualitas alat semakin baik. Hasil perhitungan
menunjukkan alat pengendali level yang kami gunakan memiliki ketidakpastian tipe A sebesar
0,13 cukup kecil. Selanjutnya akurasi, akurasi adalah kesamaan atau kedekatan suatu hasil
pengukuran dengan angka atau data yang sebenarnya. Alat ini memiliki nilai akurasi sebesar
±16,8 sehingga terdapat kemungkinan data yang terbaca oleh komputer melenceng sebesar
±16,8 dari nilai standarnya. Selanjutnya presisi, presisi adalah kesesuaian diantara beberapa
data pengukuran yang sama yang dilakukan secara berulang. Hasil dari perhitungan alat ini
memiliki nilai kepresisian sebesar 0,9 angka terssebut tergolong kecil sehingga dapat dikatakan
alat ini memiliki nilai kepresisian yang tinggi. Pada grafik peninjauan histeresis, tampak
berimpit sehingga nilai histeresis cukup kecil.
IV KESIMPULAN
Hasil kalibrasi alat ini menunjukkan bahwa alat ini presisi namun kurang akurat, dengan rincian: