Anda di halaman 1dari 36

PERLINDUNGAN

KESEHATAN KARYAWAN

KOMITE PPI
RSUP SANGLAH DENPASAR
PENDAHULUAN

Pencegahan dan pengendalian infeksi bertujuan untuk


melindungi :
 Pasien
 Petugas kesehatan
 Pengunjung / masyarakat sekitar
Semua petugas kesehatan berisiko terkena penularan penyakit
infeksi saat melakukan pekerjaannya

Komite PPI RSUP Sanglah


Petugas kesehatan

Terpajan

Pasien
Pengunjung
Peralatan
Lingkungan

Perlindungan
kesehatan Petugas

Komite PPI RSUP Sanglah


Komite PPI RSUP Sanglah
PROGRAM PERLINDUNGAN
KESEHATAN
► Pemeriksaan kesehatan berkala
► Pencegahan penularan infeksi terhadap petugas
kesehatan
► Penyediaan Sarana Kewaspadaan standar
► Pemberian immunisasi /profilaksis anti virus dan
vaksin flu
► Penatalaksanaan pasca luka tusuk benda tajam
bekas pakai

Komite PPI RSUP Sanglah


TUJUAN PROGRAM
 Meningkatkan rasa aman karyawan

 Mempertahankan kesehatan karyawan

 Mengurangi biaya perawatan

 Mencegah timbulnya wabah

 Mencegah tuntutan hukum

Komite PPI RSUP Sanglah


PEMERIKSAAN KESEHATAN
►Dilakukan secara berkala

►Khusus untuk karyawan terpajan :


 Suhu tubuh dipantau 2x/hari untuk petugas yang
merawat pasien Flu Burung, avian influenza
 Bila timbul demam, petugas dipindah-tugaskan
perawatan, dan harus menjalani uji diagnostik
 Jika penyebab tidak dapat diidentifikasi, dianjurkan
petugas mendapat pengobatan antiviral

Komite PPI RSUP Sanglah


PEMBERIAN IMUNISASI

► Imunisasi Hepatitis B
► Pemberian vaksin Flu Musiman yang
dianjurkan WHO  jika kontak dengan
pasien penyakit menular melalui udara
(airborne)
► Kadar antibodi protektif perlu diperiksa
2 - 4 minggu setelah vaksinasi

Komite PPI RSUP Sanglah


PENYEDIANAN SARANA /FASILITAS

► Alat Pelindung Diri (APD) harus


tersedia cukup di ruang perawatan
dan tindakan.

► Indikasi pemakaian dan cara


melepaskan APD harus dipahami
dengan baik oleh petugas

Komite PPI RSUP Sanglah


PENYEBAB KECELAKAAN

1. Kurangnya kesadaran karyawan


2. Kurang konsentrasi
3. Kualitas dan ketrampilan kerja kurang memadai
4. Meremehkan risiko kerja, spt tidak menggunakan
APD yang sesuai ketentuan

Komite PPI RSUP Sanglah


PENYEBAB KECELAKAAN
Kondisi berbahaya
• Mesin, peralatan, bahan dll
• Lingkungan kerja
• Proses kerja
• Sifat pekerjaan
• Cara kerja
• Perbuatan berbahaya
• Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan
• Keletihan dan kelemahan daya tahan tubuh
• Sikap dan perilaku kerja yang tidak baik
Komite PPI RSUP Sanglah
RISIKO TERHADAP PETUGAS
KESEHATAN BERUPA :
1. Pemaparan terhadap zat kimia
2. Radiasi
3. Fisik bangunan
4. Peralatan yang terkontaminasi infeksi:
 HIV
 Hepatitis B (HBV)
 Hepatitis C (HBC)

Komite PPI RSUP Sanglah


AKIBAT LUKA TUSUK PADA NAKES
(CANADA COMUNICABLE DISEASES REPORT 2001)

Risiko terinfeksi
Persentase
HBV 10-35 %
HCV 2.7 %
HIV 0.3 %

Komite PPI RSUP Sanglah


JUNI 1997, US-CDC

56 kasus tertular HIV pd kecelakaan kerja

52 terpajan dengan darah


1 terpajan cairan tubuh tercampur darah
3 terpajan langsung dengan virus di Lab

- 50 terpajan melalui luka tusuk


- 5 terpajan percikan cairan tubuh yang
tercemar melalui mukosa
- 1 terpajan melalui tusukan dan percikan

Komite PPI RSUP Sanglah


Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Saat
Terjadi Pajanan di 11 RS, Jakarta 2003

Jenis Terpajan %
Tindakan (n= 282)
Pemasangan 74 26,2
infus
Suntik 104 36,9
Operasi Besar 42 14,9

Tind Medis 93 33
Lain
Komite PPI RSUP Sanglah
Luka tusuk jarum

21.5% selama tindakan

78.5% setelah tindakan


Recapping
Melepas jarum / scalpel
Penempatan jarum

Komite PPI RSUP Sanglah


HAL – HAL YANG HARUS DILAKUKAN
BILA PETUGAS TERPAJAN

► Periksa status kesehatan petugas terpajan

► Ketahui status kesehatan sumber pajanan


► Tindakan sesuai jenis paparan
► Terapkan profilaksis pasca pajanan (PPP) sesuai
Kebijakan RS

Komite PPI RSUP Sanglah


TINDAKAN PERTAMA PADA PAJANAN
BAHAN KIMIA ATAU CAIRAN TUBUH

► Mata  segera bilas dengan air mengalir selama 15


menit
► Kulit  segera bilas dengan air mengalir 1 menit
► Mulut  segera kumur-kumur selama 1 menit
► Segera hubungi Dokter yang berwenang untuk
melakukan perawatan pasca pajanan
► Lapor ke Komite / Tim PPI , panitia K3RS atau sesuai
alur RS

Komite PPI RSUP Sanglah


 Cuci dengan air mengalir
menggunakan sabun atau
cairan antiseptik, tanpa
melakukan
pemijatan/pemencetan

 Berikan cairan antiseptik


pada area tertusuk /luka

 Lapor ke tim PPI atau


K3RS/berwenang

Komite PPI RSUP Sanglah


Tindak lanjut Tim PPI :
Tentukan status HIV, HBV, dan HCV sumber pajanan
Periksa status HIV, HBV, dan HCV petugas yang
terpajan
Monitoring dengan pemeriksaan laboratorium

Komite PPI RSUP Sanglah


 Bila status pasien bebas HIV,HBV,HCV dan bukan
dalam masa inkubasi  tidak perlu tindakan khusus
untuk petugas terhadap HIV,HBV,HCV, tetapi bila
petugas khawatir dapat dilakukan konseling

 Bila status pasien HIV,HBV.HCV positif maka tentukan


status HIV.HBV,HCV petugas kesehatan tsb

Komite PPI RSUP Sanglah


 Sebelum dilakukan pre test dan post test terhadap
petugas yang terpapar harus dilakukan konseling
dulu

 Pre test untuk mengetahui apakah petugas sudah


terinfeksi sebelumnya

 Jika hasil pre test positif, jelas bahwa petugas sudah


terinfeksi sebelumnya

 Jika hasil pre test negatif sementara sumber Pasien


positif HBV, maka diberikan immunisasi HBV,
bila pasien positif HIV rujuk ke Tim AIDS
Komite PPI RSUP Sanglah
Berikan dukungan kepada petugas yang terpapar

Bila hasil pre test HIV pasien negatif petugas tetap


di konseling

Pemeriksaan ulang dilakukan, 6 minggu, 3 bulan


dan 6 bulan

Dapat minum obat ARV untuk memperkecil risiko


penularan, jika luka tusuk < 4 jam
Komite PPI RSUP Sanglah
ALUR LUKA TUSAK JARUM/PAPARAN CAIRAN TUBUH
Tertusuk jarum Terpajan cairan
terkontaminasi tubuh

Cuci dg air Segera lapor ke Cuci dg air


mengalir atasan mengalir

Buat laporan

Investigasi lapangan Tim PPI

Petugas dan Sumber


Periksa darah HCV, HBV, HIV

Perawatan &
Pengawasan dokter
Komite PPI RSUP Sanglah
Profilaksis Pasca Pajanan
HIV/AIDS
► Jenis pajanan potensial :
 darah
 cairan semen / cairan vagina
 cairan serebrospinal
 cairan sinovial / pleura / periakardial / peritonial /
amnion
► Obat ARV harus diberikan dalam waktu < 4
jam

Komite PPI RSUP Sanglah


PPP (Propilaksis Pasca Pajanan) Hepatitis B

Status infeksi Sumber Pajanan


Vaksinasi dan respon
antibodi dari Petugas
Kesehatan±
Tidak tahu /
HBsAg positif HBsAg negatif
sarana pemeriksaan (-)
Belum divaksinasi 1 dos HBIg + seri vaksinasi Seri vaksinasi Seri vaksinasi hepatitis B
hepatitis B hepatitis B Sumber pajanan berisiko tinggi
 obati seperti pada HBsAg
positif

Pernah divaksinasi

Diketahui sbg responder Tidak perlu PPP Tidak perlu PPP Tidak perlu PPP

Diketahui sbg non- 1 dosis HBIg + ulangan Sumber pajanan berisiko tinggi
responder seri vaksinasi hepatitis B Tidak perlu PPP  obati seperti pada HBsAg
atau 2 dosis HBIg positif
Anti-HBs terpajan  Anti-HBs terpajan 
Tidak diketahui status cukup - tidak perlu PPP cukup - tidak perlu PPP
respon antibodinya tidak cukup - 1 dosis Tidak perlu PPP tidak cukup - 1 dosis HBIg +
Komite PPI RSUP Sanglah
HBIg + vaksin boster vaksin boster
RISIKO SEROKONVERSI +

Pajanan darah/cairan tubuh dalam


jumlah besar ditandai :
 Luka dalam
 Darah terlihat jelas
 Akibat tertusuk jarum
 Pajanan  pasien dalam stadium AIDS

Komite PPI RSUP Sanglah


Rekomendasi Pemberian PPP

PAJANAN SUMBER TIDAK SUMBER SUMBER POSITIF REJIMEN


DIKETAHUI POSITIF RISIKO TINGGI

Komite PPI RSUP Sanglah


Kulit utuh Tidak perlu PPP Tidak perlu Tidak perlu PPP
PPP

Mukosa / Pertimbangkan Berikan Berikan rejimen AZT 300 mg


Kulit tidak rejimen 2 obat rejimen 2 2 obat 3TC 150 mg
utuh obat / 12 jam x 28
hari
Tusukan benda Berikan rejimen Berikan Berikan rejimen AZT 300 mg
tajam Solid 2 obat rejimen 2 3 obat 3TC 150 mg
obat Lop/r 400/100
Tusukan benda Berikan rejimen Berikan Berikan rejimen / 12 jam x 28
tajam 2 obat rejimen 3 3 obat hari
berongga obat
MONITORING PPP-HIV
► Profilaksis harus diberikan selama 28 hari
► Dibutuhkan dukungan psikososial
► Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui proses
infeksi dan memonitor efek toksik obat ARV
► Tes HIV diulang setelah 6 minggu, 3 bulan dan 6 bulan

Komite PPI RSUP Sanglah


► Taat menerapkan Kewaspadaan Isolasi : Standar
dan Berdasarkan Transmisi
► Menjaga kesehatan saluran napas (tidak merokok)
► Menjaga kesehatan tubuh secara umum
► Menjaga kebersihan diri
► Senantiasa menjaga perilaku hidup sehat
► Tidak memanipulasi jarum bekas pakai

Komite PPI RSUP Sanglah


► Petugas menderita flu diminta tidak merawat atau
kontak dengan pasien imunitas rendah
(imunocompromised)

► Petugas yang demam / menderita gangguan pernafasan


dalam 10 hari setelah terpajan penyakit menular melalui
udara (airborne) perlu dibebas-tugaskan dan harus
diisolasi

Komite PPI RSUP Sanglah


 Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan
 Gunakan baki bila memberikan benda tajam
 Pendidikan & latihan berkesinambungan
 Gunakan APD sesuai jenis tindakan
 Baca etiket obat/cairan sebelum diberikan
 Jangan memanipulasi jarum bekas pakai!
 Tidak menyarungkan kembali jarum yang telah
dipakai!

Komite PPI RSUP Sanglah


• Buang jarum bekas pakai pada kontainer yang
telah disediakan
• Jangan pernah memberikan jarum bekas pakai
kepada orang untuk dibuang!!
• Buang kontainer jarum jika sudah 2/3 penuh
• Buang sampah sesuai tempatnya
• Jaga kebersihan lingkungan
• Jaga permukaan lantai tetap kering dan tidak
licin

Komite PPI RSUP Sanglah


• Lepaskan jarum memakai alat yang tepat,
atau buang jarum bersama syringe
• Buang jarum pada kontainer yang tahan
tusukan dan tahan bocor
• Gunakan sistem Vacutainer
• Jangan tinggalkan jarum sembarangan

Komite PPI RSUP Sanglah


KESIMPULAN
1. Segera laporkan kejadian kecelakaan kerja di
rumah sakit seperti tertusuk benda tajam habis
pakai
2. Pemeriksaan kesehatan rutin terhadap petugas
di rumah sakit merupakan kebijakan yang
menjadi prioritas dari manajemen
3. Sarana dan prasarana adalah hal yang menjadi
prioritas untuk disediakan oleh manajemen
4. Petugas bekerja harus sesuai dengan standar
yang telah di tetapkan

Komite PPI RSUP Sanglah


Komite PPI RSUP Sanglah

Anda mungkin juga menyukai