“TEORI SOSIOLOGI”
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum dan Sosiologi Lingkungan
Dosen Pengampu :
Sarita Oktorina, M.Kes
Penyusun :
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan Makalah Hukum dan
Sosiologi Lingkungan mengenai Teori Sosiologi. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada Baginda kita Muhammad Rasulullah SAW yang telah membawa
umatnya dari dari zaman jahiliyah menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan yang
disinari iman dan islam.
Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Dosen
Pengampu yang telah membimbing dalam menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Tidak
lupa juga pihak-pihak yang telah mendukung dan membantu dalam proses pembuatan
makalah ini hingga selesai tepat waktu.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, kritik membangun
mengenai isi makalah ini sangat kami harapkan untuk dijadikan upaya peningakatan
selanjutnya agar menjadi lebih baik lagi. Penyusun berharap agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membaca. Sekian dari kami, semoga makalah ini
bermanfaat. Mohon maaf bila terdapat kekurangan dalam pembuatan makalah ini,
dikarenakan pengalaman dan pemikiran kami sangat terbatas. Terima kasih.
Penulis
i|Page
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang..................................................................................................... 1
2. Rumusan masalah................................................................................................. 1
3. Tujuan.................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
1. Kesimpulan................................................................................................... …….. 11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 12
ii | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
َ ا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَ لَ ْقنَا ُك ْم ِم ْن َذ َك ٍر َوأُ ْنثَ ٰى َو َج َع ْلنَا ُك ْم ُشعُوبًا َوقَبَائِ َل لِتَ َع
ارفُوا ۚ إِ َّن
أَ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد هَّللا ِ أَ ْتقَا ُك ْم ۚ إِ َّن هَّللا َ َعلِي ٌم َخبِي ٌر
Surat Al-Hujurat Ayat 13
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-
suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di
antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.
Dalam kajian sosiologi, manusia adalah bahasan utama yang akan selalu
disinggung. Manusia memiliki sifat yang sangat kompleks dan dinamis. Untuk memahami
manusia dengan beragam karakter dan permasalahannya, dibutuhkan berbagai landasan teori.
Manusia selalu hidup dalam masyarakat dan berhubungan dengan manusia lain. Hubungan
tersebut terjadi secara individual maupun kelompok. Hubungan manusia dengan
lingkungannya menghasilkan suatu sistem kehidupan bersama yang disebut dengan
masyarakat. Selain membentuk masyarakat sebagai suatu sistem sosial, hubungan antara
manusia dengan lingkungannya juga menghasilkan berbagai produk yang disebut kebudayaan
Kajian mengenai masyarakat sangat penting dilakukan, karena untuk menangani
berbagai persoalan sosial harus berdasar pada informasi akurat yang hanya didapatkan lewat
hasil studi sosiologi. Untuk itu, kita diajak untuk mempelajari sosiologi sebagai ilmu yang
mengkaji hubungan masyarakat dan lingkungan agar memiliki kompetensi minimal dalam
memahami problematika sosial di lingkungan sekitar. Terdapat setidaknya tiga teori utama
sosiologi yang dapat dijadikan sebagai perspektif dalam memandang berbagai kajian sosial.
Tiga teori utama sosiologi ini meliputi teori fungsionalisme struktural, teori konflik, dan teori
interaksi simbolik. Ketiga perspektif ini dinilai cukup berpengaruh dalam berbagai kajian
sosiologi dan sering digunakan untuk mengkaji berbagai fenomena sosial. Sekalipun
dinamika teori sosial terus mengalami perkembangan sehingga memunculkan perspektif
-perspektif baru mengenai sosiologi, namun ketiga perspektif ini masih banyak digunakan
dan dirasa masih relevan untuk menganalisa fenomena sosial yang berlangsung masa kini.
1|Page
2. Rumusan Masalah
2.1. Apakah pengertian sosiologi secara umum?
2.2. Apa saja sifat-sifat dasar sosiologi?
2.3. Apa saja ciri-ciri sosiologi?
2.4. Apakah yang dimaksud dengan teori fungsionalisme struktural?
2.5. Apakah yang dimaksud dengan teori konflik?
2.6. Apakah yang dimaksud dengan teori interaksi simbolik?
3. Tujuan
3.1. Untuk mengetahui pengertian sosiologi secara umum
3.2. Untuk mengetahui tentang teori fungsionalisme structural
3.3. Untuk mengetahui tentang teori konflik
3.4. Untuk mengetahui tentang teori interaksi simbolik
2|Page
BAB II
PEMBAHASAN
Secara etimologis, kata “sosiologi” berasal dari bahasa Latin, yaitu Socius yang
artinya kawan, dan Logos yang artinya ilmu pengetahuan. Sehingga kita dapat
mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu yang membahas mengenai kehidupan manusia sebagai
mahluk sosial. Sedangkan menurut Pitirim Sorokin, pengertian sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara beragam gejala sosial. Misalnya
gejala ekonomi, gejala keluarga, dan gejala moral. Menurutnya sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non-
sosial. Selain itu, Pitirim Sorokin juga mengatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial lain.
Dari penjelasan diatas, dapat ditarik simpulan bahwa sosiologi merupakan suatu
bidang ilmu yang mempelajari mengenai manusia sebagai mahluk sosial dan interaksi antar
manusia yang terjadi di dalam lingkungan masyarakat.
3|Page
Manusia senantiasa mempunyai naluri yang kuat untuk hidup bersama
dengan sesamanya. Keinginan untuk menjadi satu dengan sesamanya atau
manusia lain disekelilingnya (misalnya, masyarakat).
Masyarakat sebagai subjek sosiologi menunjukkan pada sekumpulan manusia
yang sudah lama hidup bersama dan menciptakan berbagai nilai dan norma
untuk mengatur kehidupannya.
Objek Sosiologi
Objek Sosiologi Material: Mengacu pada benda fisik, sumber daya, dan tempat yang menentukan
kulturnya. Seperti rumah, tetangga, kota/daerah, sekolah, tempat ibadah, kantor, peralatan,
produk, dan lain-lain. Semua aspek fisik tersebut menentukan perilaku dan kultur seseorang.
Objek Sosiologi Non Material : Mengacu pada budaya dan adat istiadat. Seperti nilai-nilai,
aturan, norma, moral, bahasa, organisasi, dan lembaga. Misalnya, konsep dari suatu agama
melahirkan suatu aturan, nilai, moral, bahasa, dan etnis yang disesuaikan dengan agama yang
dianut.
Objek Sosiologi Budaya :Objek budaya salah satu faktor yang dapat memengaruhi hubungan
satu dengan yang lain.
Objek Sosiologi Agama :Pengaruh dari objek dari agama ini dapat menjadi pemicu dalam
hubungan sosial masyarakat, dan banyak juga hal-hal ataupun dampak yang memengaruhi
hubungan manusia.
4. Teori Sosiologi
Dalam kajian ilmu, teori adalah hal penting untuk melakukan analisis dalam
memandang serangkaian fakta dan relasinya dengan sesuatu yang lain. Teori utama sosiologi
ini pun akan membantu kita lebih memahami fenomena sosial yang berlangsung dalam
masyarakat dan kaitannya dengan hal lain.
Terdapat setidaknya tiga teori utama sosiologi yang dapat dijadikan sebagai perspektif
dalam memandang berbagai kajian sosial. Tiga teori utama sosiologi ini meliputi teori
fungsionalisme struktural, teori konflik, dan teori interaksi simbolik. Ketiga perspektif ini
dinilai cukup berpengaruh dalam berbagai kajian sosiologi dan sering digunakan untuk
mengkaji berbagai fenomena sosial. Sekalipun dinamika teori sosial terus mengalami
perkembangan sehingga memunculkan perspektif -perspektif baru mengenai sosiologi,
namun ketiga perspektif ini masih banyak digunakan dan dirasa masih relevan untuk
menganalisa fenomena sosial yang berlangsung masa kini.
Dalam memandang proses sosial ini, perspektif struktural fungsional dan perspektif
konflik sosial menggunakan perspektif makro pada masyarakat, sementara perspektif
interaksionisme simbolik, mengambil perspektif mikro. Bedanya, perspektif makro ini
4|Page
melihat pada lingkup yang lebih luas pada masyarakat di dalam kelompok atau sistem sosial,
sedangkan perpspektif mikro lebih menekankan pada relasi antar individunya.
Berikut ini 3 teori utama sosiologi :
5|Page
4.1.3. Teori Struktural Fungsional Menurut Talcott Parsons
Empat komponen penting dalam teori struktural fungsional menurut
Parsons yaitu : Adaptation, Goal Atainment, Integration, dan Latency (AGIL).
Berikut keterangannya :
Adaptation : sistem sosial atau masyarakat selalu mengalami perubahan
sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang
terjadi, secara internal maupun eksternal.
Goal Attainment : setiap sistem sosial atau masyarakat akan senantiasa
terdapat berbaga tujuan yang hendak dicapai sisstem sosial tersebut.
Integration : setiap bagian dari sistem sosial terintegrasi satu sama lain
serta cendeung bertahan pada equilibrium (keseimbangan).
Latency : sistem sosial senantiasa berusaha mempertahankan bentuk-
bentuk interaksi yang relatif tetap atau statis, sehingga setiap perilaku
yang menyimpang diakomodasi melalui kesepakatan-kesepakatan yang
terus menerus diperbaharui.
6|Page
4.1.5. Kritik Terhadap Teori Fungsional Struktural
Kritik terhadap teori struktural fungsional banyak dilontarkan karena teori
ini dianggap masih memiliki beberapa kelemahan, seperti :
Teori ini mengabaikan konflik yang merupakan keniscayaan dalam
masyarakat. Penganut teori ini cenderung menuntut masyarakat berada
pada tingakatan yang harmonis dan stabil sehingga dapat berjalan
dengan baik. Padahal, faktanya dalam masyarakat seringkali tidak
terhindarkan dari kejadian kontradiksi yang dapat memicu konflik.
Konflik inilah yang pada akhirnya dapat menimbulkan guncangan
dalam sistem.
Teori ini terlalu kaku terhadap perubahan terutama yang berasal dari
luar. Teori ini cenderung berfokus pada sistem beserta bagian
-bagiannya yang bersifat stabil. Faktanya, kehidupan masyarakat
bersifat dinamis sehingga sering harus menghadapi perubahan, baik ke
arah negatif, maupun positif.
Teori ini terlalu melebih-lebihkan harmonisasi dan meremehkan konflik
sosial. Penganut teori ini cenderung memaksakan segala peraturan
dalam masyarakat serta mempertahankannya, juga menerima perubahan
sebagai hal yang konstan, tanpa membutuhkan penjelasan. Perubahan
yang dianggap bermanfaat bagi sistem diterima, sementara perubahan
lain ditolak mentah -mentah.
7|Page
pasti pernah mengalami konflik-konflik atau ketegangan-ketegangan.
Kemudian teori konflik juga melihat adanya dominasi, koersi, dan kekuasaan
dalam masyarakat. Teori konflik juga membicarakan mengenai otoritas yang
berbeda-beda. Otoritas yang berbeda-beda ini menghasilkan superordinasi dan
subordinasi. Perbedaan antara superordinasi dan subordinasi dapat
menimbulkan konflik karena adanya perbedaan kepentingan.
8|Page
juga melihat dalam kadar tertentu, bahwa pertentangan ini sebagai
tujuan untuk memperoleh keuntungan ekonomi.
Kedua, adalah tipe konflik terkait gagasan dan cita-cita. Weber
mengungkapkan bahwa orang seringkali tertantang untuk mendominasi
pandangan dunia mereka, baik berupa doktrin keagamaan, filsafat sosial
ataupun konsepsi mengenai gaya hidup cultural yang terbaik.
9|Page
sosial masyarakat karena masing – masing hanya dapat menerangkan
sebagian kehidupan sosial saja. Padahal, diperlukan perspektif teoritis
yang mampu menerangkan konflik dan ketertiban sekaligus.
10 | P a g e
Teori ini hanya memfokuskan pada kehidupan manusia sehari-hari, dan
tidak melihat hal-hal yang membuat atau melatarbelakangi tindakan itu
terjadi, hingga akhirnya dilakukan.
11 | P a g e
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Secara etimologis, kata “sosiologi” berasal dari bahasa Latin, yaitu Socius yang
artinya kawan, dan Logos yang artinya ilmu pengetahuan. Sehingga kita dapat
mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu yang membahas mengenai kehidupan manusia sebagai
mahluk sosial.
Terdapat setidaknya tiga teori utama sosiologi yang dapat dijadikan sebagai perspektif
dalam memandang berbagai kajian sosial. Tiga teori utama sosiologi ini meliputi teori
fungsionalisme struktural, teori konflik, dan teori interaksi simbolik. Ketiga perspektif ini
dinilai cukup berpengaruh dalam berbagai kajian sosiologi dan sering digunakan untuk
mengkaji berbagai fenomena sosial. Sekalipun dinamika teori sosial terus mengalami
perkembangan sehingga memunculkan perspektif -perspektif baru mengenai sosiologi,
namun ketiga perspektif ini masih banyak digunakan dan dirasa masih relevan untuk
menganalisa fenomena sosial yang berlangsung masa kini.
12 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Bernard Raho, 2007, Teori Sosiologi Modern. Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta
George Ritzer dan Douglas J. Goodman. 2010. Teori Sosiologi Modern. Cet.IV. Jakarta:
Kencana.
Jones, P. 2016. Pengantar Teori-Teori Sosial dari Teori Fungsionalisme Hingga Post
Modernisme. Jakarta: Pustaka Obor.
13 | P a g e