Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

EVOLUSI VERTEBRATA DAN INVERTEBRATA

DOSEN PENGAMPUH
Prof. Dr. Andi Iqbal Burhanuddin, ST, M.Fish.Sc

DISUSUN OLEH

TOMY PETRUS
(L011191074)

DEPARTEMEN ILMU KELAUTAN


FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga makalah ini

dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terima kasih atas

bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan baik materi maupun

pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi

para pembaca, Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah

agar dapat menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami, kami yakin masih banyak

kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik

yang membangun pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar,18 Februari

2020

Tomy Petrus

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………1

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..2

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….3

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………4

 A. Latar Belakang

 B. Rumusan Masalah

 C. Tujuan Penulisan

 D. Manfaat Penulisan

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………5

 A. Evolusi Hewan Avertebrata

 B. Evolusi Hewan Vertebrata

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………10

 A. Kesimpulan

 B. Saran-Saran

BAB IV DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..11

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Evolusi didefinisikan secara sempit dapat diartikan sebagai perubahan komposisi


genetik suatu populasi dari generasi ke generasi (Campbell, 2008)
Evolusi didorong oleh dua mekanisme utama, yaitu seleksi alam dan hanyutan
genetik. Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris
yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih
umum dalam suatu populasi - dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih
berkurang. Hal ini terjadi karena individu dengan sifat-sifat yang menguntungkan
lebih berpeluang besar bereproduksi, sehingga lebih banyak individu pada generasi
selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan ini. Setelah beberapa
generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi perubahan kecil sifat yang terjadi secara
terus menerus dan acak ini dengan seleksi alam. Sementara itu, hanyutan genetik
(Bahasa Inggris: Genetic Drift) merupakan sebuah proses bebas yang menghasilkan
perubahan acak pada frekuensi sifat suatu populasi. Hanyutan genetik dihasilkan oleh
probabilitas apakah suatu sifat akan diwariskan ketika suatu individu bertahan hidup
dan bereproduksi.
Walaupun perubahan yang dihasilkan oleh hanyutan dan seleksi alam kecil,
perubahan ini akan berakumulasi dan menyebabkan perubahan yang substansial pada
organisme. Proses ini mencapai puncaknya dengan menghasilkan spesies yang baru.
Dan sebenarnya, kemiripan antara organisme yang satu dengan organisme yang lain
mensugestikan bahwa semua spesies yang kita kenal berasal dari nenek moyang yang
sama melalui proses divergen yang terjadi secara perlahan ini.
Dokumentasi fakta-fakta terjadinya evolusi dilakukan oleh cabang biologi
yang dinamakan biologi evolusioner. Cabang ini juga mengembangkan dan
menguji teori-teori yang menjelaskan penyebab evolusi. Kajian catatan

4
fosil dan keanekaragaman hayati organisme-organisme hidup telah meyakinkan para
ilmuwan pada pertengahan abad ke-19 bahwa spesies berubah dari waktu ke waktu.
Namun, mekanisme yang mendorong perubahan ini tetap tidaklah jelas sampai pada
publikasi tahun 1859 oleh Charles Darwin, On the Origin of Species yang
menjelaskan dengan detail teori evolusi melalui seleksi alam. Karya Darwin dengan
segera diikuti oleh penerimaan teori evolusi dalam komunitas ilmiah. Pada tahun
1930, teori seleksi alam Darwin digabungkan dengan teori pewarisan Mendel,
membentuk sintesis evolusi modern, yang menghubungkan satuan evolusi (gen)
dengan mekanisme evolusi (seleksi alam). Kekuatan penjelasan dan prediksi teori ini
mendorong riset yang secara terus menerus menimbulkan pertanyaan baru, di mana
hal ini telah menjadi prinsip pusat biologi modern yang memberikan penjelasan
secara lebih menyeluruh tentang keanekaragaman hayati di bumi.
Teori evolusi yang dikemukakan oleh para ahli evolusi tidak terlepas dari
peranan berkembangnya zaman, tiap-tiap perubahan suatu teori dimunculkan dari
beberapa teori yang sebelumnya dapat dibantah oleh para ahli yang telah melakukan
penelitian terkait dengan evolusi yang dengan perubahan yang terjadi di alam semesta
ini. salah satu contoh yaitu terbantahnya teori Darwin oleh teorinya Harun yahya,
Darwin menyatakan bahwa makhluk hidup yang ada dimuka bumu ini beserta isinya
ada dengan sendirinya, teori ini dapat dibantah oleh Harun yahya dengan
membuktikan bahwa alam semesta beserta isinya tidak terjadi dengan sendirinya
namun ada yang menciptakan.
B. Tujuan
Mengetahui evolusi yang terjadi di hewan vertebrata dan invertebrate
C. Rumusan Masalah
Bagaimanakah evolusi yang terjadi pada hewan vertebrata dan invertebrata
D. Manfaat Penulisan
Untuk memahami kepada pembaca agar bisa mengetahui evolusi vertebrata dan
avertebrata

5
BAB II
PEMBAHASAN

Evolusi yang terjadi pada hewan vertebrata dan hewan invertebrate terjadi melalui
proses yang sangat panjang dan membutuhkan waktu yang lama, perubahan dari struktur
tubuh baik bentuk anatomi dan morfologi sangat berpengaruh sebagai bentuk evolusi yang di
hasilkan. Salah satu bentuk evolusi yang terjadi yaitu yang diduga hewan yang berkembang
di laut, kemudian menurunkan jenis-jenis hewan dan tumbuhan air yang hidup dan
berkembang biak di dalam air. Karena adanya  kompetisi, organisme itu ada yang mencoba
hidup ke darat. Setelah hidup di darat terjadi kompetisi dalam memperebutkan makanan dan
tempat hidup. Beberapa spesies diduga berusaha kembali ke air. Dalam upaya kembali ke air
itu ada yang behasil, ada pula yang tidak berhasil. Contohnya yang berhasil adalah lumba-
lumba, paus, yang sepenuhnya hidup di air. Sedangkan yang tidak berhasil misalkan buaya
Cara evolusi ini merupakan sebuah kompetisi yang dihasilkan dari masing-masing
spesies yang hidup saat dalam kondisi yang tidak memungkinkannya untuk tetap tinggal pada
daerah tersebut sehingga menyebabkan perpindahan tempat untuk menghadapi seleksi alam
dan terseleksi oleh alam.
Evolusi yang terjadi pada hewan avertebrata dan vertebrata, yaitu :
A. Evolusi hewan Avertebrata
Dalam sistematika awal, binatang mencakup banyak organisme bersel tunggal yang
dikelompokkan sebagai Protozoa karena sifat heterotrof dan bergerak aktif (motil).
Pengelompokan ini terus dianut hingga pertengahan abad ke-20 dan hingga sekarang masih
dipakai untuk kepentingan praktis. Ketika orang mulai menganggap bahwa organisme bersel
satu tidak memiliki organisasi jaringan, dibentuklah kelompok protista yang menghimpun
semua organisme sederhana yang berperilaku mirip binatang (bergerak, heterotrof).
Perkembangan biologi sejak separuh akhir abad ke-20 telah menunjukkan bahwa
banyak organisme bersel satu tidak dapat lagi dipertahankan sebagai binatang. Ke dalam
"binatang" dimasukkan semua organisme bersel banyak yang sel spermanya memiliki
kesamaan struktur dengan koanosit, suatu sel generatif primitif. Selain itu, penerapan konsep
evolusi dan kladistik telah mengubah banyak organisasi sistematika hewan. Proses
reklasifikasi ini sampai sekarang masih terus berjalan.
Menurut para ahli, terbentuknya hewan-hewan di muka bumi ini dimulai dari zigot
bersel satu yang mengalami pembelahan sel dan sel tersebut akan bertambah banyak yang
terbentuk menyerupai bola. Bentuk seperti bola tersebut akan mengalami perkembangan,
yaitu akan melekuk ke dalam sehingga akan terbentuk dua lapisan, yaitu ektoderm (lapisan
luar) dan endoderm (lapisan dalam). Ektoderm dalam masa perkembangannya membentuk
bagian-bagian tubuh tertentu, yaitu epidermis, kulit, dan sistem saraf, sedangkan lapisan
endoderm akan berkembang menjadi sistem pencernaan dan kelenjarnya. Ada beberapa

6
hewan yang berkembang pada tingkat kedua lapisan ini yang dinamakan diplobastik. Adapun
yang termasuk golongan hewan ini adalah Porifera dan Coelenterata. Di antara kedua lapisan,
yaitu ektoderm dan endoderm akan berkembang dan terbentuk lapisan mesoderm. Lapisan
mesoderm akan berkembang membentuk bagian tubuh yang menjadi otot, sistem reproduksi,
sistem sirkulasi, dan sistem ekskresi. Golongan hewan yang berkembang pada ketiga tingkat
lapisan ini dinamakan  triplobastik. Golongan hewan ini adalah Platyhelminthes dan
Nemathelminthes.
Dari hasil penelitian diketahui pada Platyhelminthes belum mempunyai rongga tubuh,
yaitu terlihat tubuhnya padat, tanpa rongga antara usus dan tubuh terluar sehingga
digolongkan sebagai triplobastik aselomata (selom = rongga tubuh). Adapun pada
Nemathelminthes mempunyai rongga tubuh semu, yaitu mesoderm belum membentuk rongga
yang sesungguhnya karena tampak pada mesoderm belum terbagi menjadi lapisan dalam dan
lapisan luar, yang dinamakan dengan triplobastik pseudoselomata dan yang mempunyai
rongga tubuh dinamakan triplobastik selomata karena mesodermnya sudah dipisahkan oleh
rongga tubuh yang terbentuk menjadi dua lapisan, yaitu dalam dan luar. Termasuk golongan
hewan ini adalah Annelida sampai Chordata.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa terbentuknya hewan dimulai dari Protozoa
kemudian Porifera, Coelenterata, sampai pada tingkat Mamalia. Jadi, hewan tersebut
mengalami perkembangan dari satu sel menjadi banyak sel hingga terbentuk triplobastik
aselomata, pseudoselomata, sampai selomata. Hewan yang digolongkan dalam kelompok
Avertebrata memiliki persamaan ciri, yaitu tidak mempunyai ruas-ruas tulang belakang
(vertebrae). Jika kita amati, golongan hewan ini memiliki pola organisasi tubuh yang agak
sederhana, dibandingkan dengan kelompok hewan Vertebrata. Dengan dasar inilah hewan-
hewan ini dianggap primitif atau merupakan bentuk-bentuk paling awal dari kehidupan yang
telah mengalami sedikit perubahan. (Wikipedia, 2012)
Pertumbuhan dan perkembangan hewan dimulai sejak terbentuknya zigot. Satu sel
zigot akan tumbuh dan berkembang dengan tahap "zigot-morula-blastula-gastrula" hingga
terbentuk embrio. Embrio akan berdiferensi sehingga terbentuk berbagai macam jaringan dan
organ. Organ-organ akan menyatu dan bergabung menjadi organisme. Kemudian, organisme
tumbuh dan berkembang menjadi organisme dewasa. Pada siklus hidup hewan tertentu,
terjadi perubahan bentuk tubuh dari embrio sampai dewasa. Perubahan bentuk ini disebut
metamorfosis. Metamorfosis dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu metamorfosis sempurna
dan tidak sempurna.
Metamorfosis sempurna dicirikan dengan adanya bentuk tubuh yang berbeda di setiap
fase metamorfosis, misalnya adalah kupu-kupu dan katak. Metamorfosis tidak sempurna
ditandai dengan adanya bentuk tubuh yang sama, tetapi ukurannya berbeda pada salah satu
fase metamorfosis, misalnya adalah belalang dan kecoa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan hewan dapat
dibagi menjadi dua, yaitu: faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi gen dan
hormon. Gen merupakan faktor keturunan yang diwariskan dari orang tua (induk) kepada
keturunannua, sedangkan hormon merupakan senyawa organik yang mengatur pertumbuhan
dan perkembangan hewan. Faktor eksternal meliputi air, nutrisi, cahaya, aktivitas, dan
lingkungan.( Anshori,2009)
B. Evolusi Hewan Vertebrata
Bentuk evolusi pada hewan vertebrata seperti yang telah disebutkan sebelumnya, salah
satu filum yang muncul tiba-tiba pada jaman Kambrium adalah Chordata, makhluk yang

7
memiliki sistem saraf pusat yang terlindung dalam suatu tengkorak dan notochord atau tulang
belakang. Vertebrata adalah satu bagian dari chordata. Vertebrata dibagi lagi menjadi
beberapa kelas dasar seperti ikan, amfibia, reptilia, burung, dan mamalia. Mereka mungkin
adalah makluk yang paling dominan dalam dunia hewan.
Hingga tahun 1999, pertanyaan apakah vertebrata (hewan bertulang belakang) ada di
Zaman Kambrium terbatas pada debat tentang Pikaia. Tetapi, di tahun itu, sebuah penemuan
mengejutkan memperdalam kebuntuan evolusi mengenai Ledakan Kambrium: para ahli
paleontologi Cina di fauna Chengjiang menemukan fosil dari dua spesies ikan yang berumur
sekitar 530 juta tahun, zaman yang disebut Kambrium Awal. Dengan demikian, jelaslah
bahwa bersama-sama dengan filum lain, subfilum vertebrata juga ada pada Zaman
Kambrium, tanpa moyang evolusi apa pun.
Karena ahli paleontologi evolusi mencoba melihat setiap filum sebagai kelanjutan
evolusi dari filum yang lain, mereka menyatakan bahwa filum Chordata berevolusi dari
phylum yang lain, yaitu invertebrata. Tetapi, kenyataannya adalah, seperti semua filum,
anggota Chordata yang muncul di jaman Kambrium menyangkal pernyataan ini sejak awal.
Anggota tertua filum Chordata yang dapat dikenali dari jaman Kambrium adalah makhluk
laut yang disebut Pikaia, yang tubuh panjangnya, pada pandangan pertama, mengingatkan
kita pada cacing. Pikaia muncul pada saat yang bersamaan dengan spesies lain dalam filum
tersebut yang diajukan sebagai nenek moyang mereka, dan tanpa bentuk peralihan di antara
mereka. Profesor Mustafa Kuru, seorang ahli biologi evolusi Turki, mengatakan dalam
bukunya Vertebrata.
Tidak ada keraguan bahwa chordata telah berevolusi dari invertebrata. Akan tetapi,
ketiadaan bentuk peralihan antara invertebrata dan chordata mengakibatkan orang
mengajukan berbagai dugaan.
Jika tidak ada bentuk peralihan antara choradata dan invbertebrata, lalu mengapa
seseorang bisa berkata "tidak ada keraguan bahwa chordata telah berevolusi dari
invertebrata?" Menerima anggapan tanpa bukti yang mendukungnya, tanpa terbersit keragu-
raguan, jelaslah bukan sebuah pendekatan ilmiah, tetapi sebuah dogma. Setelah pernyataan
ini, Profesor Kuru mengkaji dugaan kaum evolusionis berkenaan dengan asal usul vertebrata,
dan sekali lagi mengakui bahwa rekaman fosil chordata hanya terdiri atas celah-celah.
Pandangan yang disebutkan di atas tentang asal usul chordata dan evolusi selalu ditanggapi
dengan prasangka, karena tidak berlandaskan pada rekaman fosil. 
Ahli biologi evolusi terkadang menyatakan bahwa alasan mengapa tidak ada rekaman
fosil berkenaan dengan asal usul vertebrata adalah karena invertebrata memiliki jaringan
lunak dan karenanya tidak meninggalkan jejak fosil. Akan tetapi penjelasan ini sungguh tidak
realistis, karena terdapat banyak sekali fosil invertebrata. Hampir semua organisme dalam
Kala Kambrium adalah invertebrata, dan puluhan ribu contoh fosil dari spesies-spesies ini
telah dikumpulkan. Sebagai contoh, terdapat banyak fosil hewan berjaringan lunak di
lapisan Burgess Shale Kanada. (Para ilmuwan berpikir bahwa invertebrata menjadi fosil, dan
jaringan lunak mereka tetap utuh pada daerah semacam Burgess Shale, karena secara tiba-
tiba tertutupi oleh lumpur dengan kandungan oksigen sangat rendah.
Teori evolusi beranggapan bahwa Chordata pertama, seperti Pikaia, berevolusi
menjadi ikan. Akan tetapi, sama halnya dengan yang dianggap sebagai evolusi Chordata,
teori evolusi ikan juga kekurangan bukti fosil yang mendukungnya. Sebaliknya, semua kelas
yang berbeda dari ikan muncul dalam rekaman fosil secara tiba-tiba dan dalam bentuk
sempurna. Terdapat jutaan fosil invertebrata dan jutaan fosil ikan; namun tidak satu fosil pun

8
yang merupakan peralihan antara mereka.   Robert Carroll mengakui kebuntuan evolusionis
pada asal usul beberapa kelompok di antara vertebrata-vertebrata awal.
Kita masih belum memiliki bukti atas terjadinya peralihan
antara cephalochordata dan craniata. Makhluk paling awal yang dikenali sebagai vertebrata
telah memiliki semua ciri-ciri pasti dari craniata yang bisa kita harapkan tertinggal dalam
fosil. Tidak diketahui fosil yang menunjukkan asal usul vertebrata berahang.
Seorang ahli paleontologi lainnya, Gerald T. Todd, mengakui kenyataan yang serupa
dalam sebuah artikel yang berjudul "Evolusi Paru-paru dan Asal Usul Ikan Bertulang".
Ketiga sub divisi dari ikan bertulang muncul pertama kali dalam rekaman fosil kira-
kira pada waktu yang sama. Mereka telah sangat berbeda dalam bentuk, dan telah
sepenuhnya berkerangka.

9
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Bentuk evolusi dari hewan Vertebrata dan hewan Avertebrata terjadi melalui proses
yang sangat panjang, proses perubahan yang terjadi dari segi morfologi dan anatomi serta
tingkah laku dimulai dari sebuah kompetisi, sehingga dalam berevolusi tidak terlepas dari
peran lingkungannya. Dengan dibantu oleh lingkungan, maka tiap sel akan terus mengalami
perkembangan hingga pada tahapan terbentuknya  sebuah individu baru.
B.     Saran-saran
Untuk mendapatkan data yang valid terkait dengan evolusi Vertebrata dan
Avertebrta  maka perlu adanya sebuah penelitian yang lebih lanjut guna mengetahui
bagaimana kedua jenis hewan tersebut berevolusi meskipun pada hakikatnya membutuhkan
waktu yang sangat lama untul mendapatkan hasil penelitian tersebut.

10
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A., Jane B.R., Lawrence G.M. 2008. Teori Evolusi Darwin. Jakarta:
Erlangga
Wikipedia bahasa Indonesia,2012, Evolusi Hewan, diakses pada tanggal 18 Februari
2020 pada situs http://www.wikipedia.org/wiki/Hewan/html.
Anshori Moch, Martono Djoko,2009. Buku sekolah elektronik Biologi 1 : Untuk
Sekolah Menengah Atas (SMA)-Madrasah Aliyah (MA) Kelas X. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Yahya Harun,2006. Darwinisme Terbantahkan, diakses pada tanggal 18 Februari
2020 pada situs http://www.harunyahya.com//

11

Anda mungkin juga menyukai