Anda di halaman 1dari 16

PENTINGNYA ETIKA KOMUNIKASI DALAM MEDIA SOSIAL

OLEH :

RAHMAH ATIQA JA’FAR

MUSABAQAH KARYA TULIS ILMIAH AL-QUR’AN

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, dengan mengucapkan syukur kehadiran Allah SWT,


karena dengan ridho-Nya lah kami diberikan kesehatan jasmani maupun rohani
sehingga kita masih bisa menghirup atau bernafas diduna ini.

Shalawat serta salam selalu kita junjungkan kepada Nabi kita Nabi
Muhammad SAW, yang telah membawa kami dari zaman jahiliyah kepada zaman
modern ini, dari zaman kegelapan kezaman yang terang benderang seperti zaman
saat ini. Pada kesempatan kali ini saya akan membahas sebuah karya tulis ilmiah
Al-Qur’an dengan judul Pentingnya etika komunikasi dalam media sosial.

V
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………v

DAFTAR ISI…………………………………………………………………..vi

BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………..1

A. LATAR BELAKANG…………………………………………………1
B. RUMUSAN MASALAH………………………………………………2

BAB 2 PEMBAHASAN……………………………………………………….2

A. PENGERTIAN KOMUNIKASI DALAM MEDIA SOSIAL…………..2


B. SEJARAH & PERKEMBANGAN MEDA SOSIAL……………………4
C. DAMPAK KOMUNIKASI DALAM MEDIA SOSIAL………………..5
D. ETIKA KOMUNIKASI DIMEDIA SOSIAL DALAM SUDUT
PANDANG ISLAM……………………………………………………..7

BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………….14


PENTINGNYA ETIKA KOMUNIKASI DALAM MEDIA SOSIAL

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup tanpa manusia
lain. Oleh karena itu berkomunikasi adalah bagian tak terpisah dalam
kehidupan umat manusia. Sebelum kemudian seseorang berkomunikasi
secara interpersonal, kelompok, maupun massa, dia musti ( seharusnya )
sudah melakukan komunikasi secara intrapersonal, dengan dan dalam
dirinya sendiri, agar komunikasi yang dibangun lebih terarah dan berarti.
Sejalan dengan sejarah peradaban dan budaya kehidupan manusia cara
berkomunikasi telah mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat
signifikan. Demikian pula halnya dengan informasi atau pemberitaan.

Kemajuan teknologi yang ada sekarang, memang memberikan


dampak yang sangat besar dalam setiap individu. Diantara teknologi yang
dekat dengan kehidupan manusia adalah teknologi informasi.Manusia
pada zaman sekarang, dengan teknologi mampu menyerap berbagai
informasi dari berbagai belahan dunia dengan sekelip mata. Teknologi ini
juga dapat memudahkan manusia untuk melakukan komunikasi antara satu
dengan yang lainnya tanpa mengenal batas tempat. Walaupun dengan
jarak ribuan kilometer, kita yang berada di Indonesia dapat melakukan
pembicaraan secara langsung dengan kawan kita yang berada diluar
negeri. Bukan hanya komunikasi suara, bahkan komunikasi visuapun
dapat kita lakukan dengan melihat kawan kita secara langsung tanpa harus
melakukan perjalanan. Teknologi ini telah melahirkan model interaksi
sosial baru antara umat manusia. Tidak terkecuali bagi umat islam,
penggunaan teknologi dalam bersosialisasi inipun akan memberikan
implikasi hukum, karena setiap perbuatan yang dilakukan seorang muslim
akan dipertanggung jawabkan kelak dihari pembalasan.1

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah pengertian dari komunikasi dalam media sosial ?


2. Sebutkan dampak – dampak komunikasi dalam media sosial ?
3. Bagaimana etika komunikasi dimedia sosial dalam sudut pandangan
islam ?

1 Gontor, Media perekat umat, edisi 03, tahun XV Syawwal – Dzul qo’dah 1438/ Juli 2017, hlm 32 & 34
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KOMUNIKASI DALAM MEDIA SOSIAL

Komunikasi merupakan keterampilan paling penting dalam hidup kita.


Seperti hal nya bernafas, banyak orang beranggapan bahwa komunikasi
sebagai sesuatu yang otomatis terjadi, sehingga orang tidak tertantang untuk
belajar berkomunikasi secara efektif dan beretika. Hal yang paling penting
dalam komunikasi, bukan sekedar apa yang disamapaikan atau dikatakan,
tetapi pada karakter kita dan bagaimana kita mentransfer pesan serta
menerima pesan. Komunikasi harus dibangun dari diri kita yang paling dalam
sebagai fondasi integritas yang kuat.2

Media sosial adalah sebuah media online yang bisa memudahkan para
pengguna dalam berkomunikasi, berpastisipasi, menambah wawasan, dll.

Segala macam upaya yang dilakukan oleh manusia sudah tentu


(sejatinya ) dimaksudkan untuk menjadikan kehidupannya lebih nyaman dan
lebih menyenangkan. Termasuk upaya mengembangkan teknologi komunikasi
dan informasi, dengan ditemukannya berbagai macam media sosial. Namun
justru disinilah manusia sering dihadapkan pada kenyataan harus memilih
antara bertahan pada nilai-nilai idealis atau mengikuti dan memenuhi
keinginan-keinginan praktis. Di satu sisi hal itu merupakan sebuah keharusan
( keterpanggilan ) moralitas, disisi lain merupakan sebuah tuntutan kemajuan (
resiko perkembangan zaman ). Kenyataannya, dengan teknologi yang semakin
maju cara berkomunikasi pun menjadi semakin beragam. Apalagi dengan
semakin maraknya social media, seperti facebook, twitter, friendster, linkedin,
dan sebagainya. Resikonya, berbagai masalah dalam pergaulan, pertemanan,

2 Kismiyati, Filsafat dan etika, Bandung : widya padjajaran, 2010.


dan interaksi social lainnya pun bermunculan dengan beraneka bentuk dan
ragamnya.

Media sosial hanyalah sebuah media atau wasilah yang memiliki sisi
positif dan negatif, maka sebagai seorang muslim kita mesti bijak guideline
penggunaannya.

a. Pertama : sebagai seorang muslim hendaknya kita tahu bahwa


setiap apa yang kita lakukan memiliki konsekuensi hukum.
b. Kedua : kita mesti sadar bahwa dibumi mana saja kita berada, akan
senantiasa diawasi CCTV Allah SWT dan malaikat Raqb dan Atid
akan senantiasa mencatat setiap apa yang kita lakukan dan apa
yang kita niatkan.
c. Ketiga : karena medsos memiliki sisi positif dan negatif, maka kita
harus menggunakannya untuk hal-hal yang positif.
d. Keempat : tidak melalaikan kewajiban-kewajiban yang utama
dalam menjalin hubungan dengan Allah seperti ibadah sholat,
membaca Al- Qur’an, dll.
e. Kelima : berusaha untuk selalu menjaga kehormatan diri dengan
tidak menyebar luaskan aib pribadi ataupun orang lain.3

B. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MEDIA SOSIAL

Anderas Kaplain dan Michael Haen Lein mendefinisikan media sosial


sebagai kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun diatas dasar
ideology dan teknologi web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan dan
penukaran “user generated content”.4

3Gontor,media perekat umat, edisi 03, tahun XV Syawwal-dzul qo’dah 1438 / Juli 2017
4 Kaplan, Andreas M; Michael Haenlein. 2010. “ Users of the world, unite! The challenges and opportunities of social media”.

Business Horizons 53 : 59:68.


Asosiasi Penyelanggara Jaringan Internet Indonesia ( APJII )
menyebutkan, lebih dari setengah penduduk Indonesia atau 132,7 juta telah
terhubung kedunia maya karena internet.

Gadget yang terintegrasi dengan situs jejaring sosial seperti facebook,


tweeter, Whatsapp (WA), dan line, seolah membawa dunia lain ada dalam
genggaman manusia. Betapa tidak, hanya dengan menggerakkan jempolnya,
jutaan orang dari seluruh penjuru dunia bisa ada digenggaman. Dalam
hitungan detik pula manusia bisa mendapatkan segalanya lewat gadget dan
internet yang ada ditangannya. Peningkatan jumlah pengguna internet ini tak
disadari telah mempengaruhi tradisi komunikasi antar manusia zaman now.
Karena ini orang yang berada didekatnya seolah jauh disana. Tapi, sebaliknya
yang jauh disana baginya sedekat handphone dalam genggamannya. 5

Peradaban teknologi modern kadang-kadang memprioritaskan


industrialisasi yang dapat diharapkan mampu menciptakan full activity.
Industrialisasi pada akhirnya sedikit demi sedikit akan menyeret manusia
cenderung untuk meninggalkan suasana kehidupan yang wajar. Kebanyakan
anggota masyarakat harus menyisihkan sebagian besar waktunya berada
dipusat-pusat industri dan harus mengkonsentrasikan perhatiannya terhadap
proses industry itu sendiri. Hal ini berarti mereka memiliki serta memikul
tugas dan peranan sendiri-sendiri dengan sedikit mengurangi interdependensi.
Suasana serta aktivitas kerja yang lebih banyak menelan waktu dan pikiran
seperti ini, membawa akibat tersendiri sebab tanggung jawab individu hanya
atas dasar tugas yang membebaninya dan tergantung kepada peranan yang
dimilikinya. Sehingga setiap individu kehilangan eksistensinya sebagai
makhluk sosial yang harus tolong- menolong, bantu-menbantu dan saling
menggantungkan diri satu sama lain. Jika demikian keadaannya dengan tidak
disadari akan membuat sifat individualistis dan egois, dari kedua sifat inilah

5 Gontor, media perekat umat, edisi 6, tahun XVI, Muharram-Shafar 1440 / Oktober 2018, hlm 6.
akhirnya bisa timbul tuntutan “hidup bebas / liberalistis” dan gejolak
emansipasi yang tidak mengenal batas kewajaran. 6

Oleh karena itu, dalam menggali ajaran-ajaran Al-Qur’an terkait


kemajuan tehnologi dan perkembangan jaman tidak bisa dilakukan dengan
menemukan istilah-istilah kekinian itu didalam Al-Qur’an.

Menurut pengamatan Heinich (satgas definisi dan terminology AECT,


1977:115), aplikasi TP secara langsung berpengaruh terhadap pengambilan
keputusan berkaitan dengan proses pendidikan. Aplikasi itu membawa
dampak pada siapa yang memutuskan tentang isi yang diajarkan.

C. DAMPAK-DAMPAK MEDIA SOSIAL


Sebagai sebuah kelompok aplikasi berbasis internet, atau media online,
media sosial yang berkembang pada saat ini, seperti Youtube, facebook
instagram, line, dan sebagainnyakarena dapat diakses oleh siapa saja dan
kapan saja, bahkan dimana saja berdampak secara massive dalam dinamika
kehidupan social. Baik itu dampak positive maupun negative. Adapun hal-hal
yang bersifat negative sejatinya adalah akses dari kemajuan tersebut, sebagai
konsekwensi logis dari sebuah kemajuan dan perkembangan, dan sebagai
akibat dari ketidak siapan, untuk tidak mengatakan ketidak mampuan, manusia
dalam menghadapi gelombang kemajuan (tehnologi) tersebut.
Secara umum dampak positif maraknya media sosial yang dirasakan oleh
umat manusia adalah adanya berbagai macam kemudahan. Kemudahan dalam
berkomunikasi, kemudahan dalam mencari dan menemukan serta mengakses
berbagai macam informasi, dan kemudahan dalam mencari teman dan relasi.
Dan semua itu menjadi faktor penting dalam meraih berbagai macam
keberhasilan. Namun kemudahan-kemudahan itu pulalah yang kemudian
melengahkan manusia dan menina-bobokkan mereka sehingga tidak
memperhatikan, untuk tidak mengatakan melupakan, nila-nilai kejujuran dan
6 Drs. Rohadi Abdul Fatah, Drs. Sudarsono, S.H, Ilmu teknologi dalam Islam, PT Rineka Cipta, Jakarta, Desember 2005, hlm
112.
kesopanan dalam berkomunikasi. Nilai-nilai kebenaran dalam berbagi
informasi, dan nilai ketulusan dalam merajut pertemanan dan membangun
relasi. Lebih parah lagi, mereka kemudian terjangkit penyakit malas, lupa
kewajiban, bahkan terjerumus dalam sikap egois, dan tidak peduli pada
lingkungan. Sehingga apa yang terjadi adalah media social yang justru tidak
melahirkan rasa social.7

Pada prinsipnya “modernisasi teknologi” dan akselerasi kemajuannya


menjadi topik perlombaan, bahkan setiap individu maupun setiap bangsa
beradu cepat dalam mengangkat modernisasi teknologi menjadi sebuah kultur
global. Idealisme ini memang representative dan sehat, sebab kemajuan
teknologi pasti mampu membantu umat manusia untuk tidak mempersulit
kepentingan-kepentingannya baik serupa sarana komunikasi, alat-alat kerja,
bahkan hampir segala aspek kehidupan manusia dapat ditangani secara
mekanik. Kebanyakan di Negara-negara yang sedang membangun kedua
aspek modernisasi ini merambat secara berdampingan dan harmonis. Akan
tetapi dalam ritme perjalanan waktu keharmonisan tadi mulai membias dan
bergeser karena adanya kemelut nilai-nilai multi komplikasi baik politik,
ekonomi, sosial, budaya dan moral.
D. ETIKA KOMUNIKASI DIMEDIA SOSIAL DALAM SUDUT
PANDANGAN ISLAM

Dalam Islam muslim dianjurkan untuk saling menyapa, saling


memberi salam dan tak lupa juga memberi salam dan tak lupa juga memberi
senyuman. Namun, seluruh aktivitas ringan ini seolah menjadi aktivitas yang
berat dilakukan setelah adanya handphone. Daripada menyapa orang disekitar,
seseorang lebih memilih untuk focus pada dunia dalam genggamannya.
Kecenderungan ini juga mengakibatkan tidak sedikit sekarang orang yang
canggung dalam memecahkan suasana di lingkungan sosial yang baru. Dulu
orang akan bersikap ramah tamah agar dapat berbaur dengan lingkungan

7 Gontor, media perekat umat, edisi o3, tahun XV, Syawwal-Dzul qo’dah 1438 / Juli 2017, hlm 32.
sosialnya, namun sekali lagi, sekarang orang lebih memilih untuk focus pada
dunia keduanya yang ia ciptakan sendiri.

Dalam suatu hadist Rasulullah SAW bersabda yang artinya : “hak


seorang muslim atas muslim lainnya ada enam perkara : Apabila engkau
berjumpa dengannya, sampaikanlah salam, apabila ia mengundangmu, maka
penuhilah undangannya, apabila ia minta nasehat, berilah ia nasehat, apabila ia
bersin dan mengucapkan Alhamdulillah, maka jawablah dengan
Yarhamukallah, apabila ia sakit, maka jenguklah, dan apabila ia mati maka
antarkan jenazahnya.”8

Lain daripada itu, ada sesuatu yang paling penting dalam


berkomunikasi dimedia sosial, yaitu tidak menyakiti perasaan orang lain
dengan menjaga lisan kita .

Dalam bahasa arab lidah bararti lisan, sedangkan lisan dalam Al-
Qur’an diartikan bahasa. Keduanya memang tidak dapat dipisahkan. Karena
fungsinya yang sangat berarti, lidah harus benar-benar dijaga dan
dikendalikan. Orang mengatakan, lidah tidak bertulang. Tapi ia dapat
menjerumuskan manusia kedalam kebinasaan dan kehancuran.

Syekh salim bin ied Al-Hilali berkata, menjaga lisan berarti menjaga
keselamatan. Karena lisan adalah penerjamah hati, pengungkap dan
penguasaannya. Apa yang terlntas dalam hati itu akan nampak atas lisannya.
Manusia itu ditentukan oleh dua ashghar (benda kecil), yaitu hati dan lisan.

Begitu banyak dosa yang dilakukan melalui lisan, diantaranya berdusta,


bersaksi, atau bersumpah palsu, mencela, mengutuk, berkata-kata keji, memfitnah,
dan menggunjing. Fenomena saat ini, dosa lisan sudah banyak dituangkan dalam
bentuk tulisan, seperti buku, tabloid, majalah, surat kabar, dan tulisan diinternet.9

8 Hadist Riwayat Muslim


9 Gontor, Media perekat umat, edisi 10, tahun XIII, Rabiul Awal-Rajab 1437 / Februari 2016, hlm 36.
Bahkan bahasa tulisan lebih tajam dan lebih berbahaya daripada bahasa
lisan, karena dampaknya sangat buruk dan mudah tersebar luas ditengah
masyarakat. Dari abu musara berkata, “ wahai Rasulullah, islam apakah yang
paling utama?” Beliau menjawab, yaitu kaum Muslmn selamat dari lisan dan
tangannya.”10

Dalam masalah berkomunikasi dan melangsungkan kegiatan informasi


atau pemberitaan, setidaknya ada dua ayat (didalam dua surat yang berbeda) yang
harus dijadikan pedoman. Pertama ayat 36 surah Al isra’ (17), sebagaimana Allah
berfirman :

ِ ‫بِس ِْم هّللا ِ الرَّحْ َما ِن الر‬


‫ّحي ِْم‬

َ ِ‫ص َر َو ْالفُؤَا َد ُكلُّ ألئ‬


ً‫ك َكانَ َع ْنهُ َم ْسئُوْ ال‬ َ َ‫ك بِه ِع ْل ٌم إِ َّن ال َّس ْم َع َو ْالب‬ َ ‫َوالَتَ ْقفُ َمالَي‬
َ َ‫ْس ل‬

Yang artinya :

Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena
pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggung
jawabannya.

Dan yang kedua, ayat 6 surah Al Hujurat (49), sebagaimana Allah


berfirman :

ِ ‫بِس ِْم هّللا ِ الرَّحْ َما ِن الر‬


‫ّحي ِْم‬

ِ ُ‫وْ ا أَ ْن ت‬zzُ‫إ ٍ فَتَبَيَّن‬zَ‫ق بِنَب‬


ْ ُ‫ ٍة فَت‬zَ‫ ْيبُوْ اقَوْ ًما بِ َجهَال‬z‫ص‬
‫بِحُوا عَل َى‬z‫ص‬ ِ َ‫ ا َء ُك ْم ف‬z‫وْ إِ ْن َج‬zzُ‫ا الَّ ِذ ْينَ آ َمن‬zzَ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ أَيُّه‬
ٌ z‫اس‬
َ‫َمافَ َع ْلتُ ْم نَا ِد ِم ْين‬

Yang artinya :

10 Hadist Riwayat Bukhari


Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik
membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak
menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya
yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.

Ada berbagai bentuk nilai-nilai pergaulan yang sesuai sunnah, yang bisa
kita amalkan ketika menggunakan medsos, antara lain :

1. Menyampaikan informasi dengan benar, tidak merekayasa atau


memanipulasi fakta.
2. Bijaksana, memberi nasehat yang baik serta argumentasi yang jelas,
dengan menggunakan tata bahasa yang mudah dibaca dan dicerna, baik
dalam bentuk verbal maupun nonverbal.
3. Menyaring ( memfilter ) setiap informasi yang diterima dan akan
disebar luaskan dalam media sosial.
4. Tidak mengolok-olok atau mencaci maki, atau melakukan tindakan
penghinaan sehingga menumbuhkan kebencian.
5. Menghindari prasangka (suudzon) kepada orang lain.
6. Hindari berlebihan didalam menulis status, bercerita, mengeluh dan
berdoa dimedia sosial.
7. Menggunakan medsos secara strategis sebagai sarana dakwah ditengah
khazanah ilmu dan informasi yang seimbang tentang islam.
8. Menggunakan medsos sebagai penyambung tali silaturahmi dengan
kerabat, saudara dan teman.11

BAB 3

KESIMPULAN
11 Gontor, media perekat umat, edisi 03, tahun XV Syawwal-dzul qo’dah 1438 / Juli 2017
Dengan perkembangan zaman, teknologi dan cara orang mengembangkan ilmu
pengetahuan membuatnya yang jauh terasa dekat dan yang dekat dan yang dekat
terasa sangat jauh. Dalam berkomunikasi yang harus dijaga adalah lisan karena itu
dapat menyakiti hati orang lain.

SARAN

Media sosial mempunyai dampak postif dan negative alangkah baiknya jika kita
mengambil dari sisi positif dan meninggalkan sisi negative. Dan selalu
mengingatkan satu sama lain dan semoga semuanya bisa memanfaatkan teknologi
yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

Gontor, Media perekat umat, edisi 03, tahun XV Syawwal – Dzul qo’dah
1438/ Juli 2017, hlm 32 & 34

Kismiyati, Filsafat dan etika, Bandung : widya padjajaran, 2010.

Gontor,media perekat umat, edisi 03, tahun XV Syawwal-dzul qo’dah 1438 / Juli
2017
Kaplan, Andreas M; Michael Haenlein. 2010. “ Users of the world, unite!
The challenges and opportunities of social media”. Business Horizons 53 : 59:68.
Gontor, media perekat umat, edisi 6, tahun XVI, Muharram-Shafar 1440 /
Oktober 2018, hlm 6.
Drs. Rohadi Abdul Fatah, Drs. Sudarsono, S.H, Ilmu teknologi dalam
Islam, PT Rineka Cipta, Jakarta, Desember 2005, hlm 112.
Gontor, media perekat umat, edisi o3, tahun XV, Syawwal-Dzul qo’dah
1438 / Juli 2017, hlm 32.
Hadist Riwayat Muslim
Gontor, Media perekat umat, edisi 10, tahun XIII, Rabiul Awal-Rajab
1437 / Februari 2016, hlm 36.
Hadist Riwayat Bukhari
Gontor, media perekat umat, edisi 03, tahun XV Syawwal-dzul qo’dah 1438 / Juli
2017

Anda mungkin juga menyukai