MOJAKOE
MANAJEMEN INVESTASI
UAS MI 2012/2013
ACCOUNTING STUDY DIVISION
@spafeui
SPA FEUI
Final
Exam
MANAJEMEN
INVESTASI
2012/2013
Senin,
10
Juni
2013
Soal
1.
(10%)
Jelaskan
hubungan
antara
hipotesa
efisiensi
pasar
modal
dari
seorang
analis
investasi
dengan
analisis
investasi
yang
dilakukan
dan
strategi
investasi
dalam
saham
yang
disarankan
di
pasar
modal
itu!
Soal
2.
(10%)
Sebutkan
dan
jelaskan
3
metode
yang
biasa
dipakai
sebagai
kriteria
untuk
mengevaluasi
kinerja
portfolio
berdasarkan
risk-‐adjusted
performance!
Untuk
masing-‐masing
kriteria
itu,
apa
yang
dijadikan
sebagai
tolok
ukurnya
(benchmark)?
Soal
3.
(20%)
Diketahui
bahwa
PT
“A”
mempunyai
pendapatan
dari
penjualan
sebesar
Rp.220
miliar.
Kinerja
ini
diperkirakan
akan
meningkat
dengan
15%
pada
tahun
depan,
dan
naik
lagi
12%
pada
tahun
berikutnya.
Dalam
2
tahun
ke
depan,
perusahaan
diperkirakan
memperoleh
laba
bersih
sebesar
8%
tiap
tahun
dan
bermaksud
membagikan
dividen
sebesar
60%
dari
laba
yang
diperolehnya.
Jumlah
saham
PT
“A”
yang
beredar
adalah
30
juta
lembar.
Jika
investor
mengharapkan
saham
PT
“A”
diperdagangkan
dengan
P/E
ratio
14
pada
akhir
tahun
kedua
dan
mengharapkan
rate
of
return
sebesar
14%,
maka
berapakah
harga
saham
yang
wajar
pada
saat
ini?
Soal
4.
(20%)
Jika
anda
memiliki
investasi
dalam
suatu
obligasi
perusahaan
dengan
nilai
nominal
Rp.10.000.000.
Jangka
waktu
obligasi
itu
adalah
5
tahun
dengan
kupon
6%
per
tahun,
dibayar
2
kali
setahun.
Pada
saat
ini
yield
to
maturity
dari
obligasi
itu
adalah
5,6%
per
tahun.
Diminta:
a. Hitunglah
berapa
duration
dari
obligasi
tersebut?
Gunakan
format
tabel!
b. Hitunglah
berapa
estimasi
harga
obligasi
itu,
jika
tingkat
bunga
pasar
naik,
sehingga
yield
to
maturity
yang
diminta
untuk
obligasi
itu
naik
sebesar
25
basis
points?
c. Jelaskan
apa
prinsip
dasar
yang
melandasi
strategi
imunisasi
dalam
investasi
di
obligasi!
Soal
5.
(20%)
Saham
PT
“X”
Tbk
pada
saat
ini
diperdagangkan
di
bursa
dengan
harga
Rp.6.500
per
lembar.
Suatu
call
option
untuk
saham
itu
dengan
strike
price
Rp.6.500
dan
jangka
waktunya
90
hari
ditawarkan
dengan
harga
Rp.
325.
Misalkan
anda
sedang
mempertimbangkan
untuk
melakukan
investasi
dana
sebesar
Rp.1.300.000
dalam
saham
atau
dalam
call
option.
Diminta:
a. Bandingkan
keuntungan
atau
kerugian
antara
investasi
dalam
saham
“X”
dengan
investasi
dalam
call
option
untuk
90
hari,
jika
pada
saat
jatuh
tempo
option
itu
harga
saham
“X”
adalah:
Rp.
6.000,
Rp.
6.500,
dan
Rp.
7.000.
b. Apa
kesimpulan
yang
dapat
anda
tarik?
Jelaskan!
c. Buatlah
grafik
yang
menggambarkan
hubungan
antara
Payoff
(P
&
L)
dengan
harga
saham
per
lembar.
JAWABAN
Soal 1
Jika
analis
itu
mempunyai
hipotesis
bahwa
pasar
modal
itu
tidak
efisien,
maka
analisis
tersebut
bisa
mengandalkan
pada
analisis
teknikal,
yaitu
analisis
yang
menggunakan
data
perdagangan
saham
secara
historis.
Tetapi
apabila
dia
mempunyai
hipotesis
bahwa
pasar
modal
itu
efisien
(sekalipun
dalam
bentuk
yang
lemah
-‐
weak
form),
maka
dia
sudah
tidak
bisa
mengandalkan
pada
analisis
teknikal,
karena
informasi
historis
mengenai
perdagangan
saham
(volume
dan
harga)
sudah
terefleksi
dari
harga
pasar.
Oleh
karena
itu
dia
harus
menggunakan
analisis
fundamental,
yaitu
dengan
menggunakan
data
yang
tersedia
secara
publik
dan
privat.
Namun
jika
hipotesis
efisiensi
pasar
modal
itu
bentuknya
semi
strong,
maka
analisis
fundamental
yang
dilakukan
tidak
bisa
lagi
menggunakan
informasi
yang
tersedia
secara
publik,
karena
harga
yang
terbentuk
sudah
mencerminkan
informasi
tersebut.
Analisis
semacam
ini
tidak
bisa
menghasilkan
investasi
yang
menghasilkan
return
diatas
normal
dalam
jangka
panjang.
Oleh
karena
itu,
analisis
yang
dilakukan
harus
didasarkan
atas
informasi
yang
bersifat
private
(belum
diketahui
oleh
publik).
Selanjutnya
jika
hipotesis
efisiensi
pasar
modal
itu
bentuknya
strong,
maka
kepemilikan
informasi
privat
pun
tidak
bisa
memberikan
analisis
yang
bisa
menghasilkan
keputusan
investasi
yang
menghasilkan
keuntungan
diatas
normal
dalam
jangka
panjang,
karena
harga
yang
terbentuk
di
pasar
sudah
mencerminkan
seluruh
informasi
yang
relevan,
termasuk
informasi
yang
bersifat
privat.
Dalam
pasar
modal
yang
bentuknya
relatif
tidak
efisien
dan
cenderung
efisiensinya
lemah,
maka
strategi
investasi
aktif
bisa
digunakan
secara
efektif,
sedangkan
dalam
pasar
modal
yang
relatif
lebih
efisien
strategi
aktif
sulit
bisa
menghasilkan
kinerja
yang
mengalahkan
kinerja
indeks
pasar.
Oleh
karena
itu,
dalam
pasar
yang
relatif
efisien
akan
lebih
efektif
menggunakan
strategi
pasif
(buy
and
hold
untuk
jangka
panjang).
Soal 2
Soal
3
Tahun
0
Tahun
1
Tahun
2
Penjualan
Rp.
220.000.000
Growth
Rate
+
15%
+
12%
Penjualan
Rp.
253.000.000
Rp.
283.360.000
Laba
Bersih
(8%*Penjualan)
Rp.
20.240.000
Rp.
22.670.000
Jumlah
Saham
yang
Beredar
Rp.
30.000.000
Rp.
30.000.000
EPS
Rp.
675
Rp.
756
DPS
(60%*EPS)
Rp.
405
Rp.
454
Harga
saham
Tahun
2
=
EPS
Tahun
2
x
P/E
akhir
Tahun
2
P2
=
Rp.756
x
14
=
Rp.10.584
Harga
saham
Tahun
0
=
Present
value
D1
+
Present
value
D2
+
Present
value
P2
P0
=
[Rp.405/(1.14)]
+
[Rp.454/(1.14)2]
+
[Rp.10584/(1.14)2]
=
Rp.355
+
Rp.349
+
Rp.8.144
=
Rp.8.848
Soal
4
a. Perhitungan
Duration.
Tahun
Cash
Flow
PVF
PV
dari
CF
Proporsi
Rata-‐rata
Tertimbang
CF
Jangka
Waktu
CF
0,5
300.000
0.97276
291,829
0.029536
0.014
1
300.000
0.94627
283,880
0.028731
0.028
1,5
300.000
0.92049
276,148
0.027949
0.041
2
300.000
0.89542
268,626
0.027187
0.053
2,5
300.000
0.87103
261,310
0.026447
0.064
dengan
dampak
penurunan/kenaikan
harga
jual
dari
obligasi
itu
pada
akhir
jangka
waktu
investasi
(price
risk).
Jadi
dengan
strategi
ini,
maka
investasi
itu
imun
(kebal)
terhadap
risiko
perubahan
tingkat
bunga.
Soal 5
1. Jika
uang
sebesar
Rp.1.300.000
diinvestasikan
dalam
saham
semua,
maka
akan
diperoleh
200
lembar
Saham
“X”.
2. Jika
diinvestasikan
semua
dalam
bentuk
call
option,
maka
akan
diperoleh
call
untuk
4.000
lembar
saham
“X”.
• Jika
harga
saham
“X”
sebesar
Rp.6.000:
Investasi
dalam
saham
akan
mengalami
kerugian
sebesar:
200
X
(Rp6.500
–
Rp.6.000)
=
Rp.100.000.
Investasi
dalam
call
option,
dimana
ST
<
E
(out
of
the
money),
maka
call
option
tidak
dieksekusi,
karena
tindakan
eksekusi
akan
merugikan
call
holder,
sehingga
nilai
intrinsiknya
nol.
Kerugian
yang
dialami
sebesar
premi
yang
telah
dibayarkan,
yaitu:
4.000
X
Rp.325
=
Rp.1.300.000.
• Jika
harga
saham
“X”
sebesar
Rp.6.500:
Investasi
dalam
saham
akan
break-‐even.
Investasi
dalam
call
option,
dimana
ST
=
E
(at
the
money),
maka
call
option
tidak
akan
dieksekusi,
karena
tidak
memberikan
keuntungan.
Dengan
demikian
maka
kerugian
yg
dialami
adalah
sebesar
investasinya
dalam
bentuk
premi
seperti
di
atas:
4.000
X
Rp.325
=
Rp.1.300.000.
• Jika
harga
saham
“X”
sebesar
Rp.7.000.
Investasi
dalam
saham
akan
menghasilkan
keuntungan
sebesar:
(Rp.7.000
–
Rp.6.500)
X
200
=
Rp.100.000.
Jika
investasi
dalam
call
option,
dimana
ST
>
E
(in
the
money),
maka
call
option
akan
dieksekusi,
karena
memiliki
nilai
intrinsik
yang
positif,
sehingga
akan
memberikan
keuntungan
bagi
call
holder.
Dengan
demikian
maka
keuntungan
yang
diperoleh
adalah
sebesar:
Beli
Saham
Beli
Call
500
6.000
6.325
Harga
Saham
7.000
6.500
per
lembar
-‐325
-‐500