Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia mulai dari lahir hingga akhir kehidupannya akan melewati


tahap-tahap perkembangan. Di mulai dari bayi, anak-anak awal, anak-anak
petengahan dan anak-anak akhir, remaja, dewasa awal, dewasa pertengahan
hingga dewasa akhir (Santrock, 2011). Tahap perkembangan ini bukan hanya
melibatkan pertumbuhan pada fisik, tetapi juga kognitif dan sosioemosional.

Tahap perkembangan yang berbeda juga seharusnya diikuti dengan


cara mengajar yang berbeda karena cara mendidik atau mengajar yang baik
adalah yang sesuai dengan usia, perkembangan psikologis dan kebutuhan
spesifik anak. Namun pada kenyataannya masih banyak orang tua, wali atau
guru yang belum menyadari pentingnya cara mengajar sesuai perkembangan
anak ini dan menggunakan cara mengajar yang sama untuk semua anak.

Mengaplikasikan pengetahuan tentang perkembangan untuk membuat


keputusan yang tepat tentang program yang sesuai untuk anak belajar dan
mengembangkan diri dikenal dengan istilah Developmentally Appropriate
Practice atau Education (DAP/DAE) (Gestwicki, 2017). NAEYC
mendefenisikan DAE sebagai kerangka kerja yang dibuat untuk
mengoptimalkan pembelajaran dan perkembangan anak. DAE bukan
merupakan sebuah kurikulum dan aturan yang kaku untuk dilaksanakan tetapi
merupakan filosofi atau pendekatan yang dapat dilakukan.

Sekolah yang baik menurut Thomas Amstrong (2006) adalah sekolah


yang mengaplikasikan prinsip DAE dalam pengajarannya. Prestasi anak
bukan hanya dilihat dari keberhasilannya memiliki nilai akademik yang baik
di sekolah. Namun bagaimana anak merasa senang dan bahagia menjalani
kehidupannya di sekolah dan mampu mengaplikasikan ilmu yang
dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari.

Di Indonesia, sekolah yang menggunakan prinsip DAE tidaklah


banyak. Sekolah juga umumnya mematok harga yang tinggi karena banyak
sarana dan prasarana yang harus dilengkapi untuk membangun sekolah yang
ideal.

Pengaplikasian prinsip DAE dapat dilakukan di 4 level pendidikan.


Salah satunya di tingkat Sekolah dasar (SD). Pada usia SD, anak sudah bisa
untuk diajarkan penjumlahan atau pengurangan karena menurut Piaget pada
usia ini mereka sudah mampu berpikir operasional konkret (Armstrong,
2006). Jika operasi matematika tersebut diajarkan di TK tentunya tidak akan
efektif karena kemampuan kognitif anak di usia tersebut masih belum pada
tahap praoperasional (Papalia,dkk., 2007).

Salah satu SD yang ada di kota Medan adalah Sekolah Juara. Sekolah
ini merupakan SD gratis binaan dari Rumah Zakat. Sekolah ini memiliki visi
Menjadi Lembaga Pendidikan Terbaik di Dunia pada Tahun 2025. Dan misi
dari sekolah ini ada tiga yaitu mencetak generasi unggul dan juara, berperan
aktif dalam menghadirkan pendidikan berkualitas untuk semua dan
membangun sinergisitas dengan berbagai pihak.

Menyadari pentingnya prinsip DAE bagi anak, maka


kelompok akan melakukan evaluasi pada SD Juara untuk
mendapatkan informasi ada atau tidaknya pelaksanaan prinsip
DAE di sekolah ini dan jika ada seperti apa pelaksanaan prinsip
DAE di sekolah ini.
B. Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini:

1. Memberikan penjelasan mengenai prinsip yang sesuai dengan DAE dan


yang tidak.

2. Mengevaluasi prinsip-prinsip yang sesuai dan tidak sesuai DAE di SD


Juara

Anda mungkin juga menyukai