PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara tentang filsafat, pasti yang ada dalam benak kita adalah suatu
pelajaran yang mengharuskan pelajarnya berfikir secara kritis dan bijaksana
dalam segala aspek kehidupan. Ada beberapa macam filsafat yang salah
satunya adalah Filsafat Islam. Pasca keagungan Filsafat Yunani Kuno hingga
sampai pada Mistik Neo-Platonisme, seluruh ajaran filsafat dan kebudayaan
Yunani diambil alih oleh bangsa Mesir yang pada saat itu sedang dalam masa
kejayaannya di bawah pimpinan Ratu Cleopatra(69-30SM).
Keagungan Filsafat Yunani Kuno sampai pada Mistik Neo-Platonisme
dapat dikenal luas berkat peranan para filsuf Islam. Yang pada abad ke-9
sampai ke-12 sejarah telah mencatat bahwa Islam telah mengalami masa
keemasannya. Makalah ini akan membahas tentang bagaimana pertumbuhan
Filsafat Islam dan apa saja yang mempengaruhi pertumbuhannya.
B. Rumusan Penulisan
Rumusan masalah dari makalah ini antara lain:
PEMBAHASAN
Dalam rekam sejarah, cara terjadinya kontak antara umat Islam dan filsafat
Yunani (juga sains) melalui daerah Suria, Meso-Potamia, Persia, dan Mesir.
Filsafat Yunani datang ke daerah-daerah ini ketika penaklukan Alexander
Yang Agung ke Timur pada abad ke-4 (331) SM. Ia juga mempersatukan
orang-orang Yunani dan Persia dalam bentuk satu negara besar dengan cara
berikut.
1
Prof. Dr. H. Sirajuddin Zar, M.A., Filsafat Islam(Filsof dan Filsafatnya), Rajagrafindo
Persada, Depok: 2014, hal. 32-33.
2
Ibid, hal. 33
Dengan demikian, bercampurlah kebudayaan Yunani dan kebudayaan
Persia. Sebagai bukti dalam hal ini Kota Alexanderia di Mesir, yang dalam
bahasa Arab disebut al-Iskandaria, merupakan warisan dari usaha di atas.3
Pada sisi lain, seperti yang diungkapkan sejarah, telah terjadi pelenyapan
semua akademi filsafat Yunani dan para filosofnya oleh Kaisar Justinianus
dari Bizantium pada tahun 529 M. Pada umumnya para filosof Yunani lari ke
Jundisyapur dan diterima baik oleh Maharaja Persia. Kasus ini dapat diartikan
bahwa kegiatan filsafat (juga sains) sudah pindah dari Yunani (Barat) ke
Jundisyapur dan daerah-daerah lainnya di Timur. Pada kantong-kantong pusat
kebudayaan di atas pemikiran filsafat Yunani ditemukan ahli-ahli pikir Islam.
Akan tetapi, pada zaman Khalifah Rasyidin dan Umaiyah pengaruh filsafat
Yunani (juga sains) belum begitu kelihatan karena pada masa ini selain masa
penaklukan daerah sekitarnya, kegiatan juga lebih banyak mengacu pada
kebudayaan Arab.
Telah dipaparkan, dengan adanya era penerjemhan ini umat Islam telah
mampu menguasai intelektual dari tiga kebudayaan yang sudah tinggi ketika
itu, yakni Yunani, Persia, dan India. Para intelektual Islam tidak hanya mampu
menguasai filsafat dan sains, tetapi mereka juga mampu mengembangkan dan
menambahkan hasil observasi mereka ke dalam sains dan hasil pemikiran
mereka ke dalam lapangan filsafat.4
3
Ibid, hal.34.
4
Ibid, hal.34-37.