SKRIPSI
Oleh:
141314007
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
Oleh:
141314007
YOGYAKARTA
2018
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
1. Kedua orangtuaku “Bapak Rosikin dan Ibu Sartini” serta adikku “Rolista
setulus hati.
3. Ibu Dra. Theresia Sumini, M. Pd dan bapak Hendra Kurniawan, M. Pd. Selaku
dan memotivasiku.
skripsi ini.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat dan
rahmat-Nya yang senantiasa dilimpahkan, sehingga penulis dapat ,menyelesaikan
skipsi yang berjudul “ Pembelajaran Sejarah Indonesia yang Memanfaatkan
Literasi di SMA Negeri 1 Ngaglik “. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana (S1) pada Program Studi Pendidikan Sejarah,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini banyak sekali hambatan dan rintangan yang
penulis hadapi. Namun, semua itu dapat penulis hadapi dan lalui berkat bantuan,
bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan kali ini
penulis juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S. Pd., M.Si. , selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Ig. Bondan Suratno, S. Pd., M. Si., selaku ketua Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ibu Dra. Theresia Sumini, M. Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, dan sekaligus menjadi Dosen Pembimbing I yang dengan sabar
dan ikhlas membimbing, menyemangati, memotivasi, dan mengarahkan
penulis dalam proses penyusunan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan
dengan baik.
4. Bapak Hendra Kurniawan, M. Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta, dan sekaligus menjadi Dosen Pembimbing II
yang dengan sabar dan ikhlas membimbing, menyemangati, memotivasi, dan
mengarahkan penulis dalam proses penyusunan skripsi ini sehingga dapat
terselesaikan dengan baik.
5. Bapak Drs. A. Kardiyat Wiharyanto, M. M. selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang senantiasa memberikan motivasi, semangat, dan bimbingan
pada penulis dengan sabar dan ikhlas.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Hlm
HALAMAN JUDUL ……………………………………………….......... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………….. ii
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………… iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………… iv
HALAMAN MOTTO …………………………………………………… v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………………… vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
vii
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS …………………….
ABSTRAK ……………………………………………………………….. viii
ABSTRACT ……………………………………………………………… ix
KATA PENGANTAR …………………………………………………… x
DAFTAR ISI ……………………………………………………………... xii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………….. xiv
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………….......... xv
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………….......... xvi
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Hlm
Tabel 1. Pelaksanaan Komponen Literasi ………………………………… 14
Tabel 2. Ekosistem Sekolah yang Literat …………………………………. 23
Tabel 3. Fokus Kegiatan dan Tahapan Literasi Sekolah …………….......... 27
Tabel 4. Jadwal Pelaksanaan Penelitian …………………………………... 47
Tabel 5. Kisi-Kisi Kuesioner ……………………………………………… 53
Tabel 6. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Penelitian ………………………. 54
Tabel 7. Data Hasil Penilaian Kognitif …………………………………… 86
Tabel 8. Data Minat Belajar Peserta Didik Melalui
Pembelajaran Literasi……………………………………………. 88
Tabel 9. Kriteria Penilaian Keterampilan Peserta Didik …………….......... 89
Tabel 10. Data nilai Aspek Psikomotorik ………………………………… 90
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Hlm
Gambar I. Kerangka Pikir ………………………………………………… 46
Gambar II. Model Interaktif Miles dan Huberman ………………….......... 60
Gambar III. Papan Slogan Visi dan Misi SMA Negeri 1 Ngaglik ………... 66
Gambar IV. Papan Kebijakan Mutu Sekolah SMA Negeri 1 Ngaglik ……. 68
Gambar V. Wawancara Guru Sejarah Indonesia …………………….......... 69
Gambar VI. Kegiatan Diskusi dan Mengumpulkan Informasi untuk
Membuat Teks Naratif…………………….............................. 80
Gambar VII. Kegiatan Wawancara Peserta Didik ……………………........ 83
Gambar VIII. Kegiatan Wawancara Peserta Didik ………………….......... 85
Gambar IX. Diagram Hasil Minat Belajar Sejarah ……………………...... 88
Gambar X. Kegiatan Diskusi Kelompok ……………………...................... 98
Gambar XI. Penampilan Hasil Produk Literasi Kelompok ……………….. 99
Gambar XII. Produk Literasi ……………………........................................ 110
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Hlm
Lampiran 1. Instrumen Observasi……………………………………......... 121
Lampiran 2. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Peserta Didik…………......... 123
Lampiran 3. Daftar Pertanyaan Wawancara Peserta Didik………………... 124
Lampiran 4. Daftar Pertanyaan Wawancara Guru………………………… 125
Lampiran 5. Daftar Narasumber…………………………………………… 126
Lampiran 6. Catatan Lapangan 1………………………………………….. 127
Lampiran 7. Catatan Lapangan 2………………………………………….. 129
Lampiran 8. Catatan Lapangan 3………………………………………….. 132
Lampiran 9. Catatan Lapangan 4………………………………………….. 134
Lampiran 10. Catatan Lapangan 5……………………………………........ 136
Lampiran 11. Catatan Lapangan 6……………………………………........ 138
Lampiran 12. Catatan Lapangan 7……………………………………........ 140
Lampiran 13. Catatan Lapangan 8……………………………………........ 142
Lampiran 14. Catatan Lapangan 9……………………………………........ 144
Lampiran 15. Catatan Lapangan 10……………………………………….. 146
Lampiran 16. Catatan Lapangan 11……………………………………….. 148
Lampiran 17. Silabus Mata Pelajaran Sejarah Indonesia Kelas X………… 150
Lampiran 18. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)………………… 157
Lampiran 19. Kisi-Kisi Soal Tes Kognitif………………………………… 187
Lampiran 20. Soal Tes Kognitif…………………………………………… 190
Lampiran 21. Data Nilai Kognitif Peserta Didik Kelas X IPS 1…………... 195
Lampiran 22. Kisi-Kisi Instrumen Kuesioner……………………………... 196
Lampiran 23. Lembar Kuesioner………………………………………….. 197
Lampiran 24. Data Minat Belajar Sejarah Peserta Didik………………….. 200
Lampiran 25. Instrumen Penilaian Keterampilan…………………………. 202
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah proses pengubahan sikap
dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
dan keterampilan. Hal ini dikemas berdasarkan pada kurikulum terbaru yang
diharapkan dapat menghasilkan generasi muda bangsa yang bukan hanya unggul
dan berkarakter dalam tataran dalam negeri melainkan mampu memainkan peran
1
Suryosubroto, Beberapa Aspek Dasar-Dasar Kependidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2015, hlm.2.
2
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima, Aplikasi luring resmi Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
3
Yunus Abidin, Pembelajaran Multiliterasi: Sebuah Jawaban atas Tantangan Pendidikan Abad
ke-21 dalam Konteks Keindonesiaan, Bandung: PT.Refika Aditama, 2015, hlm. 13.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
merupakan suatu daya dan upaya untuk memajukan budi pekerti (karakter,
kekuatan bathin), pikiran (intellect), dan jasmani anak-anak yang sesuai dengan
manusia muda atau pengangkatan manusia muda ke taraf insani. Jadi dapat
kehidupan, khususnya bagi kaum muda untuk membenahi diri supaya lebih
permasalahan yang jelas terlihat dalam dunia pendidikan di Indonesia saat ini
adalah rendahnya minat baca peserta didik. Rendahnya minat baca peserta didik
Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun
minat bacanya.5 Padahal pada tahun 2014 Yogyakarta memiliki indeks baca
4
Suryosubroto, op.cit.,hlm. 294.
5
https://jogja.antaranews.com/berita/342002/minat-baca-pelajar-diy-cukup-tinggi (di akses pada
tanggal 8 Februari 2018, pukul 16.25)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tertinggi di Indonesia.6 Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa minat baca
strategi yang khusus ditujukan untuk meningkatkan minat baca peserta didik.
sesuai dengan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 yang salah satu tujuannya
adalah untuk menumbuhkan budi pekerti pada diri peserta didik. Pembudayaan
Budi Pekerti (PBP) adalah kegiatan pembiasaan sikap dan perilaku positif di
sekolah yang dimulai dari jenjang Sekolah Dasar (SD), SMP, dan SMA/SMK.
terbatas pada pemahaman nilai dalam tataran konseptual, belum sampai mewujud
didik gemar membaca dan mengembangkan minat baca sesuai dengan potensi dan
dirinya sendiri.7
6
http://jogja.tribunnews.com/2014/12/21/minat-baca-warga-diy-masih-rendah (di akses pada
tanggal 8 Februari 2018, pukul 17.15)
7
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2015
tentang Penumbuhan Budi Pekerti, hlm. 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2015, penumbuhan budi pekerti menjadi pokok yang utama dan Gerakan Literasi
Sekolah (GLS) ini sebagai salah satu penguatnya. Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
ini merupakan sebuah gerakan sosial yang mendapat dukungan kolaboratif dari
berbagai elemen. Gerakan Literasi Sekolah (GLS) adalah upaya menyeluruh yang
melibatkan semua warga sekolah (guru, peserta didik, orang tua/ wali, dan
(GLS) ini bertujuan untuk membiasakan dan memotivasi peserta didik supaya
gemar membaca dan menulis untuk menumbuhkan budi pekerti dalam diri peserta
dengan alokasi waktu 15 menit setelah bel tanda masuk berbunyi dan sebelum
pelajaran dimulai. Setelah pada tahap pembiasaan membaca ini sudah terbentuk,
selanjutnya akan diarahkan pada tahap pengembangan dan pembelajaran. Hal ini
karena pada Gerakan Literasi Sekolah (GLS) terdapat tiga tahap didalamnya yaitu
2013. Dengan terbentuknya tahap pembiasaan membaca pada peserta didik, hal
ini tentunya akan membuat peserta didik untuk semakin banyak mengetahui
membosankan padahal sebenarnya pelajaran sejarah ini sangat kaya akan sumber.
Kebanyakan guru mata pelajaran sejarah hanya terfokus pada buku mata pelajaran
akan semakin lebih baik jika gaya mengajar maupun pendekatan pembelajaran
berkaitan dengan tahapan dalam Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yaitu pada tahap
peserta didik memiliki semangat dan minat baca yang tinggi. Di samping itu,
kemampuan pada diri peserta didik untuk lebih mampu memaknai peristiwa-
peristiwa sejarah dalam kehidupan peserta didik. Dalam tahap pembelajaran ini
salah satu yang dapat dilakukan adalah menggunakan lingkungan fisik, sosial dan
afektif, serta akademik disertai dengan beragam bacaan (cetak, visual, auditori,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan digital) yang kaya literasi di luar buku teks pelajaran untuk memperkaya
Sekolah (GLS) salah satunya di SMA Negeri 1 Ngaglik. SMA Negeri 1 Ngaglik
merupakan salah satu SMA Negeri yang ada di Yogykarta. SMA Negeri 1
Meskipun berada cukup jauh dari pusat kota, namun SMA Negeri 1 Ngaglik
prestasi yang dapat dilihat dan dibuktikan melaui piala-piala yang berjajar rapi di
Loby SMA Negeri 1 Ngaglik. Prestasi-prestasi yang berhasil diraih oleh SMA
Negeri 1 Ngaglik sangat beragam baik dari akademik maupun non akademik.
(GLS) yang sudah mulai diterapkan pada Tahun ajaran baru 2017. Gerakan
Literasi Sekolah (GLS) yang dijalankan di SMA Negeri 1 Ngaglik sudah berjalan
8
Dirjendikdamen, Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Atas, Jakarta:
Kemendikbud, 2016, hlm. 22.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pada tahap pertama yaitu tahap pembiasaan. Pada tahap pembiasaan telah
pembelajaran dimulai. Kegiatan yang dilakukan adalah membaca buku non teks
pelajaran, dan khusus setiap hari kamis diadakan literasi agama yaitu membaca
singkat dari buku yang dibaca oleh masing-masing peserta didik. Buku kemajuan
literasi kemudian diletakkan di setiap kelas. Pada tahap pengembangan ini juga
disediakannya lemari buku di setiap kelas yang nantinya akan digunakan sebagai
pojok bacaan.Pada tahap ketiga yaitu tahap pembelajaran, guru mata pelajaran
Untuk itu peneliti memilih SMA Negeri 1 Ngaglik sebagai tempat penelitian
penerapan Gerakan Literasi Sekolah pada tahap ke tiga yaitu tahap pembelajaran
Negeri 1 Ngaglik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Negeri 1 Ngaglik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Manfaat Penelitian
2. Bagi Peneliti
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi pegangan ketika kelak telah menjadi
sehingga dapat menjadi suatu media baru bagi peneliti saat mengajar.
Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi acuan peneliti untuk menjadi guru
yang professional.
3. Bagi Sekolah
4. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru khususnya
10
menumbuhkan budi pekerti dalam diri peserta didik dan juga dapat
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
a. Literasi
Secara umum, literasi adalah kemampuan individu mengolah dan
kemempuan membaca dan menulis.9 Jadi dapat disimpulkan bahwa literasi adalah
kemampuan membaca dan menulis yang dimiliki individu dalam hal ini adalah
bermakna praktik dan hubungan sosial yang terkait dengan pengetahuan, bahasa,
9
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima, Aplikasi luring resmi Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
syarat untuk berpartisipasi dalam masyarakat informasi, dan itu bagian dari hak
b. Komponen Literasi
digital, dan auditori. Pada abad ke-21 ini, kemampuan-kemampuan yang demikian
komponen literasi informasi terdiri atas literasi dini, literasi dasar, literasi
10
Dirjendikdasmen, Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah, Jakarta: Kemendikbud, 2016,hlm. 7.
11
Ibid., hlm. 54.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
(3) Literasi Perpustakaan (Library Literacy), tujuannya antara lain adalah untuk
berbagai bentuk media yang berbeda, seperti media cetak, media elektronik
(media radio, media televisi), media digital (media internet). Selain untuk
(6) Literasi Visual (Visual Literacy), merupakan pemahaman tingkat lanjut antara
14
pelaksanaan komponen literasi ini akan menjadi lebih baik dan menjadi lebih
terarah lagi. Adapun pihak yang berperan aktif dalam pelaksanaan komponen
Literasi yang komprehensif dan saling terkait ini nantinya akan menjadikan
perannya sebagai warga Negara global (global citizen). Peran aktif para pemangku
12
Ibid., hlm. 10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
untuk mendukung dan mengarahkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) agar dapat
terlaksana dengan baik. Ada enam prinsip dalam Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
diprediksi
yang ada. Tahap pengembangan anak dalam belajar membaca dan menulis saling
sekolah untuk memilih strategi pembiasaan dan pembelajaran literasi yang tepat
tiap peserta didik memiliki kebutuhan yang berbeda. Oleh sebab itu, strategi
13
Ibid., hlm. 10.
14
Ibid., hlm. 11-12.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
membaca dan jenis teks yang dibaca perlu divariasikan dan disesuaikan dengan
jenjang pendidikan dan kebutuhan dari peserta didik yang berbeda-beda tersebut.
bagi semua guru di semua mata pelajaran. Hal ini karena pembelajaran dalam
diberikan kepada guru semua mata pelajaran termasuk guru mata pelajaran sejarah
Indonesia.
kapanpun dan dimanapun. Misalnya dalam „menulis surat kepada presiden‟ atau
Contoh kegiatan-kegiatan tersebut dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja
diskusi ini dapat membuka kemungkinan untuk terjadi perbedaan pendapat agar
kemampuan berpikir kritis dapat diasah. Peserta didik perlu belajar untuk
17
agama, suku, maupun budaya. Warga sekolah dapat belajar menghargai perbedaan
melalui kegiatan literasi di sekolah. Bahan bacaan untuk peserta didik perlu
(GLS)
yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik. Berdasarkan buku
1) Landasan Filosofi
keberadaan ratusan bahasa daerah yang memiliki hak hidup dan peluang
nasional.
15
Ibid., hlm. 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
b) Konvensi PBB tentang Hak Anak pada tahun 1989 tentang pentingnya
ibu saat mereka memasuki pendidikan dasar kelas rendah (kelas I, II, III).
c) Konvensi PBB di Praha tahun 2003 tentang kecakapan literasi dasar dan
yang esensial dari literasi informasi itu adalah basic literacy, library literacy,
2) Landasan Hukum
landasan hukum yang menjadi dasarnya. Landasan hukum dalam Gerakan Literasi
16
Ibid., hlm. 4-5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
g) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 40 Tahun 2007 tentang Pedoman bagi
Kepala Daerah dalam Pelestarian dan Pengembangan Bahasa Negara dan
Bahasa Daerah.
h) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar
Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI),
Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/
Madrasah Aliyah (SMA/MA).
i) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.
j) Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2015-2019.
Dalam tujuan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) ini terdapat tujuan umum dan
a) Tujuan Umum
b) Tujuan Khusus
17
Ibid., hlm. 5.
18
Ibid., hlm. 5.
19
Ibid., hlm. 3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
b) Lingkungan sosial dan afektif (dukungan dan partisipasi aktif semua warga
penelitian ini yang menjadi sasaran dari Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang
ekosistem yang ada di SMA Negeri 1 Ngaglik dapat menjadi warga sekolah yang
literat.
berpikir tingkat tinggi (Higher Order Tinking Skill/ HOTS), pemanfaatan literasi,
20
Ibid., hlm. 3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
literat, yang dapat menumbuhkan budi pekerti peserta didik. Ciri-ciri ekosistem
untuk menciptakan budaya literasi yang positif di sekolah. Strategi ini akan
mendukung budaya literasi dapat terlaksana dengan baik, sehingga nantinya akan
21
Hendra Kurniawan, 2018, “Pembelajaran Literasi dalam Mata Pelajaran Sejarah”, Historia
Vitae, Vol 32, No. 1, Universitas Sanata Dharma, hlm. 2.
22
Ibid., hlm. 2.
23
Dirjendikdasmen, op.cit., hlm. 34.
24
Ibid., hlm. 12.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Lingkungan fisik adalah hal pertama yang dilihat dan dirasakan warga
sekolah. Oleh karena itu, lingkungan fisik perlu terlihat ramah dan kondusif
literasi sebaiknya memajang karya peserta didik di seluruh area sekolah, termasuk
memberikan kesempatan kepada semua peserta didik. Selain itu, peserta didik
dapat mengakses buku dan bahan bacaan lain di sudut baca di semua kelas,
kantor, dan area lain di sekolah. Ruang pimpinan dengan pajangan karya peserta
dapat dilakukan saat upacara bendera setiap minggu untuk menghargai kemajuan
peserta didik di semua aspek. Prestasi yang dihargai bukan hanya akademik, tetapi
juga sikap dan upaya peserta didik. Dengan demikian, setiap peserta didik
sepanjang tahun pelajaran. Ini dapat diwujudkan dalam bentuk festival buku,
lomba poster, mendongeng, karnaval tokoh buku cerita, dan sebagainya. Pimpinan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
masing. Peran orang tua dalam gerakan literasi juga akan semakin memperkuat
membaca dalam hati dan guru membacakan buku dengan nyaring selama 15
dan staf, mereka perlu diberikan kesempatan untuk mengikuti program pelatihan
24
25
dan prasarana literasi), kesiapan warga sekolah, dan kesiapan pendukung lainnya
diri warga sekolah. Penumbuhan minat baca merupakan hal fundamental bagi
untuk membaca buku pelajaran dan juga diminta untuk mencari sumber lain.
Kegiatan ini dilakukan ketika akan memasuki materi baru atau ketika akan
ulangan.
25
Ibid., hlm 28-30.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
2013 yang mensyaratkan peserta didik membaca buku nonteks pelajaran yang
dapat berupa buku tentang pengetahuan umum, kegemaran, minat khusus, atau
teks multimodal, dan juga dapat dikaitkan dengan mata pelajaran tertentu
sebanyak 6 buku bagi siswa SD, 12 buku bagi siswa SMP, dan 18 buku bagi
ini disediakan oleh wali kelas. Dalam pembelajaran sejarah literasi dapat
keterampilan dalam diri peserta didik yaitu membaca, menyimak, menulis, dan
berbicara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Pada tabel berikut ini akan dipaparkan tahap dan kegiatan literasi sekolah.
28
informasi lain di luar buku pelajaran. Guru diharapkan bersikap kreatif dan
proaktif mencari referensi pembelajaran yang relevan.26 Khusus pada tahap ketiga
26
Ibid., hlm. 30.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
2. Pembelajaran Sejarah
a) Pembelajaran
Pembelajaran berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang
imbuhan awalan “pe” dan akhiran “an” yang kemudian menjadi Pembelajaran.
Pembelajaran memiliki arti sebagai sebuah proses, cara, dan perbuatan mengajar
pada peserta didik yang dilakukan oleh pendidik supaya peserta didik mau belajar.
proses, cara, serta perbuatan yang menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.28
27
Hendra Kurniawan, op. cit., hlm. 1.
28
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima, Aplikasi luring resmi Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
29
www.dosenpendidikan.com/22-pengertian-pembelajaran-menurut-para-ahli-terlengkap, diakses
pada Rabu, 11 Maret 2018, pukul 15.22 WIB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
Pembelajaran ini menjadi sangat penting karena dalam kegiatan ini terdapat
proses interaksi antara guru sebagai sebagai pembawa informasi dan peserta didik
bahwa pembelajaran merupakan proses yang tidak bisa dianggap remeh dalam
(1) perhatian ditujukan pada stimulus, (2) pengodean stimulus, (3) penyimpanan
selanjutnya hal yang esensial dari pembelajaran yang dapat dilakukan adalah33:
30
Sigit Mangun Wardoyo, Pembelajaran Konstruktivisme: Teori dan Aplikasi Pembelajaran
dalam Pembentukan Karakter, 2013, Bandung: Alfabeta. hlm. 90.
31
Ibid., hlm. 56.
32
Karwono dan Heni Mularsih, Belajar dan pembelajaran: Serta Pemanfaatan Sumber Belajar,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2017, hlm. 150.
33
Ibid., hlm. 153-156.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
(b) mengenali secara awal stimulus dengan kode-kode tertentu. Hal penting agar
2) Memperlancar Mengode
kembali diwaktu kemudian. Ada dua rancangan yang berbeda yang dapat
pemnculan kembali apa yang telah disimpan dalam ingatan (retrival process)
dipakai dalam penelusuran informasi dalam ingatan adalah: bahwa ingatan terdiri
secara hierarkis, dari informasi yang paling umum dan inklusif ke informasi yang
32
sebagai sebuah proses yang di dalamnya terjadi interaksi antara peserta didik,
pendidik, dan sumber belajar. Tujuan dari pembelajaran ini adalah membuat
b) Sejarah
Sejarah berasal dari kata Syajaratun (bahasa Arab) yang berarti pohon.
Sejarah dalam bahasa Inggris adalah history (Bahasa Latin dan yunani Historio).35
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sejarah mengandung tiga makna
yaitu36: (1) kesusasteraan lama (silsilah, asal-usul), (2) kejadian dan peristiwa
yang benar-benar terjadi pada masa lalu, dan (3) ilmu, pengetahuan, cerita,
pelajaran tentang kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa
kita, (2) cerita tentang perubahan-perubahan itu dan lain sebagainya, dan (3) ilmu
yang bertugas menyelidiki tentang perubahan dan sebagainya. Definisi sejarah Ali
34
Heri Susanto, Seputar pembelajaran Sejarah: Isu, Gagasan, dan Strategi Pembelajaran,
Yogyakarta: Aswaja Presindo, 2014, hlm. 43.
35
Kunto Wijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 1995, hlm. 1.
36
Abd. Rahman Hamid dan Muhammad Saleh Madjid, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta:
Ombak, 2011. hlm. 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
menunjuk pada tiga hal pokok yakni: peristiwa dan perubahan, cerita, dan ilmu
rekonstruksi sejarah adalah apa saja yang sudah dipikirkan, dikatakan, dikerjakan,
dirasakan, dan dialami manusia. Pada umumnya orang memakai istilah sejarah
semuanya itu sebenarnya adalah sejarah dalam arti subjektif. Sejarah dalam arti
subjektif ini merupakan suatu konstruk, yang merupakan bangunan yang disusun
oleh penulis sebagai satu uraian atau cerita. Sejarah dalam arti objektif menunjuk
pada kejadian atau peristiwa itu sendiri, yaitu peristiwa sejarah dalam
kenyataannya. Kejadian itu sekali terjadi tidak dapat diulang atau terulang lagi. 38
sejarah sebelum menelaah strategi dan teknik yang dapat digunakan guru untuk
membantu peserta didik dalam belajar.39 Sampai saat ini sebagian besar
menghafal fakta-fakta sejarah. Untuk itu sebagai sorang calon guru, sebaiknya
jangan hanya menerapkan sistem menghafal yang dapat membuat bosan peserta
37
Ibid., hlm. 7.
38
Aman, Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2011, hlm. 13-15.
39
Brian Garvei dan Mary Krug, Model-model Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta: Penerbit
Ombak, 2015, hlm. 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
didik, tetapi juga harus mencari dan menerapkan inovasi-inovasi baru dengan
menggunakan strategi, model, dan metode yang tepat dalam proses pembelajaran.
bukan hanya sebagai proses transfer ide, akan tetapi juga proses pendewasaan
pada diri peserta didik untuk memahami identitas, jati diri, dan kepribadian
kehidupan masa lalu, bukan berarti sejarah tidak bisa diajarkan secara
kontekstual. Banyak nilai dan fakta sejarah yang bila disampaikan dengan
benar dan sesuai dengan alam pikiran peserta didik akan mampu
akan tetapi juga tidak kalah penting adalah bagaimana mengupas fakta-fakta
pembelajar akan menjadi lebih mawas diri sebagai akibat dari pemahaman
nilai tersebut.
40
Heri Susanto, Seputar Pembelajaran Sejarah:isu, gagasan, dan strategi pembelajaran,
Yogyakarta: Aswaja Pressido, 2014. hlm. 56-57.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
dan memaksa peserta didik hanya untuk menghafal fakta dalam buku teks.
utama yang dihadapi guru dalam mengajarkan sejarah dan peserta didik dalam
belajar sejarah.
berikut41:
Pembelajaran sejarah yang baik dapat menolong peserta didik untuk berpikir
kritis. Berpikir kritis inilah yang sebenarnya dapat menunutun peserta didik untuk
memahami makna sejarah, baik sejarah nasional maupun sejarah umum. Untuk
agar peserta didik lebih mudah untuk memahaminya dan peserta didik menjadi
lebih tertarik untuk belajar sejarah. Salah satu model pembelajaran yang dapat
41
Ibid., hlm. 57.
42
Aman, op.cit., Hlm. 110.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
satu metode yang menerapkan prinsip bahwa peserta didik diminta untuk bekerja
didik belajar secara berkelompok dan berdiskusi guna menemukan dan memahami
memupuk rasa kerja sama dalam kelompok, menyelesaikan tugas dengan baik,
43
https://portal-ilmu.com/metode-pembelajaran-stad/, diakses pada hari Selasa, 13 Juni 2018,
pukul 11.05 WIB.
44
Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013, Bandung: PT
Refika Aditama, 2014, hlm. 248.
45
Aman, op.cit., Hlm. 114.
46
Hendra Kurniawan, op. cit., hlm. 6-7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
3. Konstruktivisme
diterapkan untuk ilmu-ilmu eksakta seperti matematika, fisika, kimia, dan lain-
agar seorang pendidik atau guru mampu menciptakan pembelajaran yang menarik.
Tujuannya adalah untuk melibatkan peserta didik secara aktif dalam mencari dan
kelas.
47
Sutarjo Adisusilo, Pembelajaran Nilai-Karakter: Konstruktivisme dan VCT sebagai Inovasi
Pendekatan Afektif, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014, hlm. 161.
48
Ibid., hlm. 161.
49
Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, Yogyakarta: Kanisius, 1997, hlm. 85.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
sangat didukung oleh terciptanya interaksi antara peserta didik dan guru, dan
Yang sangat penting dalam konstruktivisme ini adalah bahwa dalam proses
pembelajaran, peserta didiklah yang harus berperan aktif. Peserta didik harus aktif
peserta didik dalam pembelajaran akan membantu peserta didik untuk lebih
ini, peran guru adalah sebagai fasilitator selama proses pembelajaran sementara
peserta didik melakukan dialog kritis dalam pembelajaran dan menggali informasi
50
Ibid., hlm. 79.
51
Sigit Mangun Wardoyo, op. cit., hlm. 25-26.
52
Suparno Paul, op. cit., hlm. 81.
53
Aman, op.cit., Hlm. 109.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
peserta didik dapat mengaitkan antara pengalaman masa lalu atau materi dengan
4. Kurikulum 2013
yang telah disusun secara ilmiah, baik yang terjadi di dalam kelas, di halaman
sekolah, maupun di luar sekolah atas tanggung jawab sekolah untuk mencapai
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran
mengajar.56
keunggulan masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu dan teknologi seperti yang
pendidikan pada masa ini, terutama dalam memasuki era globalisasi yang penuh
54
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima, Aplikasi luring resmi Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
55
Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2011, hlm. 4
56
Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004, hlm. 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
57
Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2013, hlm. 163.
58
Ibid., hlm. 81-82.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
tingkat dasar yang akan menjadi fondasi bagi tingkat berikutnya. Pendidikan
karakter dalam kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan
hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia
peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan standar
individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar
diintegrasikan dalam seluruh pembelajaran pada setiap bidang studi yang terdapat
dalam kurikulum. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-
59
Ibid., hlm. 7.
60
Yunus Abidin, 2014, hlm. 22.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
di sekolah dapat diketahui dari berbagai perilaku sehari-hari yang tampak dalam
setiap aktivitas peserta didik dan warga sekolah lainnya. Perilaku tersebut antara
komitmen.62
penelitian yang dilakukan oleh Eko Nudiyanti dan Edi Suryanto yaitu
Sekolah Dasar. Dari hasil penelitian tersebut terlihat bahwa hasil penelitian
Bahasa Indonesia Siswa kelas V SD, pemahaman terhadap bacaan pun menjadi
cukup baik. Sementara pada keterampilan menulis juga menunjukkan hasil yang
memuaskan.
61
Mulyasa, op.cit., hlm. 7.
62
Ibid., hlm. 11.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
ketuntasan nilai yang telah dicapai peserta didik. Dalam pembelajaran literasi ada
empat keterampilan yang harus dikembangkan pada diri peserta didik diantaranya
mata pelajaran Bahasa Indonesia yang diterapkan pada siswa kelas V SD juga
terlihat dari banyaknya hasil tulisan peserta didik dalam majalah dinding sekolah
(mading).63
Penelitian lain yang juga senada dengan penelitian ini adalah penelitian
yang dilakukan oleh Aditya Rakhmawan, Agus Setiabudi, dan Ahmad Mudzakir.
keberhasilan.
keaktifan peserta didik. Dalam penelitian tersebut disebutkan bahwa peserta didik
menjadi lebih aktif dalam bertanya dan mengkonfirmasi pemahaman selama kegiatan
laboratorium berlangsung. Pembelajaran sains berbasis inkuiri ini juga terbukti dapat
serupa tetapi pada jenjang dan mata pelajaran yang berbeda. Jika pada penelitian
63
Eko Nurdiyanti dan Edi Suryanto, Pembelajaran Literasi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar, Universitas Sebelas Maret, 2010.
64
Aditya Rakhmawan, dkk., Perancangan Pembelajaran Literasi Sains Berbasis Inkuiri Pada
Kegiatan Laboratorium, Universitas Pendidikan Indonesia, 2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
yang pertama pembelajaran literasi diterapkan pada peserta didik Sekolah Dasar
pembelajaran literasi diterapkan pada siswa SMA dalam mata pelajaran Sains,
maka penelitian ini akan tertuju pada peserta didik Sekolah Menengah Atas
C. Kerangka Pikir
rendahnya minat baca yang dimiliki oleh peserta didik. Melihat permasalahan
literasi.
terlaksana dengan baik pada tahun 2017 seperti di SMA Negeri 1 Ngaglik.
45
Melalui empat aktivitas dalam pembelajaran literasi guru sejarah juga dapat
bacaan (cetak, visual, auditori, digital) yang kaya akan informasi dan dapat
pelajaran sejarah.
pengetahuan yang didapat peserta didik meliputi tiga aspek diantaranya kognitif,
oleh peserta didik semakin bertambah. Sementara pada aspek afektif, peserta didik
aspek psikomotorik, empat keterampilan dalam diri peserta didik yaitu membaca,
Dari uraian diatas, maka dapat digambarkan skema kerangka pikir sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
MEMBACA
MENYIMAK
LITERASI
MENULIS
BERBICARA
GURU PEMBELAJARAN
SEJARAH
S
PESERTA
DIDIK
KOGNITIF
HASIL
BELAJAR AFEKTIF
PSIKOMOTORIK
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
B. Pendekatan Penelitian
dan budaya, sehingga dapat dijadikan suatu kebijakan untuk demi kesejahteraan
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, untuk mengetahui makna
itu berdimensi jamak, interaktif, dan suatu pertukaran pengalaman sosial yang
Penelitian studi kasus adalah salah satu jenis penelitian kualitatif deskriptif
yaitu penelitian yang dilakukan terfokus pada satu kasus tertentu untuk diamati
dan dianalisis secara cermat sampai tuntas. Kasus yang dimaksud dapat berupa
kasus tunggal atau jamak, misalnya berupa individu atau kelompok. Di sini perlu
dilakukan analisis secara tajam terhadap berbagai faktor yang terkait dengan kasus
jenis kasus yang diselidiki. Subjek penelitian dalam studi kasus bisa bersifat
65
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori & Praktik, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013,
hlm. 80.
66
Hamid Darmadi, Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial: Teori Konsep Dasar dan
Implementasi, Bandung: Alfabeta, 2014, hlm. 287.
67
Imam Gunawan., op.cit., hlm. 83.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
individu, kelompok, lembaga, atau golongan masyarakat tertentu. Data studi kasus
dapat diperoleh dari semua pihak yang bersangkutan, dengan kata lain data dalam
C. Sumber Data
data seperti wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observsi yang
telah dituangkan dalam catatan lapangan. Bentuk lain dari data kualitatif adalah
penelitian ini sumber data yang digunakan adalah peserta didik dan guru sebagai
1. Observasi
(tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan
68
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014,
hlm. 157.
69
Hamid Darmadi., op. cit. hlm. 36.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
membantu mengerti perilaku manusia, atau kejadian, dan untuk evaluasi yaitu
2. Kuesioner
Kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak
dijawab oleh peserta didik. Dalam penelitian ini kuesioner merupakan alat yang
Tujuan penyebaran kuesioner ini adalah untuk mencari informasi yang lengkap
3. Wawancara
tertentu yang merupakan proses tanya jawab lisan di mana ada dua orang atau
lebih berhadapan secara fisik. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data atau
70
Ibid., hlm. 291.
71
Sudaryono, Metode Penelitian pendidikan, Jakarta: Prenadamedia Group, 2016, hlm. 77.
72
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima, Aplikasi luring resmi Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara
dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan
kehidupan sosial yang relatif lama. Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan
memanfaatkan literasi.
sebagai sumber data banyak dimanfaatkan oleh para peneliti, terutama untuk
Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk
dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat, catatan
harian, cenderamata, laporan, artefak, foto, dan sebagainya. Sifat utama data ini
tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti
73
Imam Gunawan, op.cit., hlm. 160.
74
Hamid Darmadi., op.cit., hlm. 292.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
sendiri atau oleh orang lain tentang subjek. Studi dokumentasi merupakan salah
satu cara yang dapat dilakukan peneliti kualitatif untuk mendapatkan gambaran
dari sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang
ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan.75 Dalam penelitian
ini dokumen digunakan untuk mengetahui kesiapan, pelaksanaan, dan hasil dari
Dokumen yang digunakan berupa RPP, bahan ajar, daftar nilai setelah
pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS), dan hasil karya atau produk literasi
berlangsung.
1. Instrumen Observasi
menggunakan lembar observasi yang berupa check list dengan option “Ya” dan
“Tidak” untuk setiap pernyataan yang telah disiapkan. Check list merupakan
pedoman observasi yang berisi daftar aspek yang diamati dalam hal ini adalah
2. Instrumen Kuesioner
75
Ibid., hlm. 176-181.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
likert yang terdiri dari lima kategori, yaitu: pada pernyataan positif, pilihan
jawaban “Sangat Setuju” (SS) diberi skor 5, “Setuju” (S) diberi skor 4, “Kurang
Setuju” (KS) diberi skor 3, “Tidak Setuju” (TS) diberi skor 2, dan “Sangat Tidak
“Sangat Setuju” (SS) diberi skor 1, “Setuju” (S) diberi skor 2, “Kurang Setuju”
(KS) diberi skor 3, “Tidak Setuju” (TS) diberi skor 4, dan “Sangat Tidak Setuju”
(STS) diberi skor 5.76 Berikut ini merupakan kisi-kisi dari kuesioner yang akan
diberikan:
3. Instrumen Wawancara
76
Sugiyono, Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2012, Hlm. 93.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Dalam hal ini peneliti mempelajari dokumen resmi yang dikeluarkan oleh
Pekerti dalam konteks Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Peneliti juga mempelajari
perangkat pembelajaran dan penilaian yang dibuat oleh guru berupa RPP, daftar
nilai, bahan ajar, dan produk literasi. Selain itu peneliti juga melakukan
55
F. Teknik Sampling
sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling
77
yang digunakan. pada dasarnya teknik sampling dibedakan menjadi dua yaitu
adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang sama bagi setiap
unsur (anggota) untuk dipilih menjadi anggota sampel. Non- probability sampling
adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/ kesempatan sama
yang dipilih tersebut adalah yang dianggap paling tahu tentang informasi apa yang
kita harapkan untuk memudahkan peneliti menjelajahi obyek/ situasi sosial yang
diteliti.
sampling sumber yang dipilih oleh peneliti adalah 9 orang peserta didik dan guru
mata pelajaran sejarah Indonesia. Peserta didik yang dipilih untuk diwawancarai
diambil dari data hasil kuesioner yang disebarkan, keaktifan peserta didik ketika
77
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2014, Hlm. 52.
78
Sugiyono, 2012, op. cit., hlm. 84.
79
Ibid., hlm. 85.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
G. Validitas Data
Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek
penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data
yang valid adalah data yang tidak berbeda antar data yang dilaporkan oleh peneliti
dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. Dalam penelitian
kualitatif, untuk menguji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil
1) Triangulasi
validitas) dan konsentrasi (reliabilitas) data, serta bermanfaat juga sebagai alat
a) Triangulasi teori
Triangulasi teori adalah memanfaatkan dua atau lebih teori untuk diadu dan
dipadu. Triangulasi teori ini berdasarkan pada anggapan bahwa fakta tertentu
tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori. Untuk
itu, diperluka rancangan penelitian, pengumpulan data, dan analisis data yang
80
Sugiyono., op.cit, hlm. 267.
81
Imam Gunawan., op. cit, hlm. 218.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
lengkap, dengan demikian maka akan dapat memberikan hasil yang lebih
asalkan peneliti mampu menggali pengetahuan teoritik secara mendalam atas hasil
analisis data yang telah diperoleh. Dalam penelitian ini teori yang digunakan
b) Triangulasi sumber
melalui berbagai sumber dalam memperoleh data. Dalam triangulasi sumber, yang
(mencek ulang) informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda. Dalam
penelitian ini yang menjadi sumber penelitian adalah guru dan peserta didik.
c) Triangulasi teknik
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.82 Dalam
d) Triangulasi waktu
dengan teknik wawancara diwaktu yang tepat akan memberikan data yang lebih
82
Sugiyono, 2012, op. cit., hlm. 274.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
valid sehingga lebih kredibel.83 Dalam penelitian ini, waktu yang dipilih oleh
peneliti dalam melakukan wawancara adalah ketika istirahat jam pertama yaitu
sekitar pukul 10.15-10.30 WIB. Waktu ini dipilih karena peserta didik belum
2) Meningkatkan Ketekunan
peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan
itu salah atau tidak. Demikian juga dengan meningkatkan ketekunan maka peneliti
dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang
pembelajaran.
Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil
83
Ibid., hlm. 274.
84
Sugiyono., op.cit, Hlm. 272.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
sama tentang apa yang sedang diteliti, sehingga bersama mereka peneliti dapat
me- review persepsi, pandangan, dan analisis yang sedang dilakukan. Dalam
juga melakukan penelitian yang sama seperti peneliti. Selain dengan teman-teman
H. Analisis Data
menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,
serta membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun
orang lain.85
interaktif menurut Miles dan Huberman. Berikut ini adalah proses analisis data
model interaktif menurut Miles dan Huberman dalam buku Haris Herdiansyah
(2012) 86:
85
Ibid., hlm. 244.
86
Haris Herdiansyah, Metode Penelitian Kualitatif: Untuk Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta: Salemba
Humanika, 2012, hlm. 164.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Pengumpulan data
Kesimpulan/
Verifikasi
penelitian, pada saat penelitian, dan bahkan di akhir penelitian. Idealnya, proses
pengumpulan data sudah dilakukan ketika penelitian masih berupa konsep atau
data dapat dilakukan.87 Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dari
dokumentasi. Hasil yang peneliti dapatkan dari tahap pengumpulan data ini
87
Haris Herdiansyah, Metode Penelitian Kualitatif: Untuk Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta: Salemba
Humanika, 2012, hlm. 164.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
segala bentuk data yang diperoleh menjadi satu bentuk tulisan yang yang akan
memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian,
dta yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan
tahap reduksi data ini tujuan sebenarnya adalah untuk membuang hal-hal yang
tabel, grafik, dan sejenisnya. Melalui penyajian tersebut, maka data dapat
analisis data. Pada tahap ini peneliti mengungkapkan kesimpulan dari data-data
88
Ibid., hlm. 165.
89
Sugiyono., op.cit. hlm. 92.
90
Ibid., hlm. 95.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
yang telah diperoleh. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mencari makna
I. Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian ini dimuat dalam lima bab yang akan dipaparkan
sebagai berikut:
latar belakang penelitian ini. Pada bab ini isinya mencakup latar belakang,
2013. Kemudian penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir juga berada
instrument pengumpulan data, teknik cuplikan, validitas data, analisis data, dan
sistematika penulisan.
BAB IV Hasil Penelitian, pada BAB ini berisi tentang deskripsi mengenai
latar tempat penelitian, deskripsi dari hasil penelitian, dan kemudian dilanjutkan
dalam pembahasan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
resmi dibuka terhitung mulai tanggal 2 Februari 1968 dengan nama SMA Negeri
Donoharjo Filial SMA Negeri Sleman. Pada saat itu jabatan kepala sekolah
dijabat oleh Bapak R. Sukar berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan
Juli 1974, SMA Negeri Donoharjo Filial SMA Negeri Sleman berubah menjadi
2.4.1.0020 Kep 1976, tanggal 13 Januari 1976 secara resmi diangkat sebagai
Kepala Sekolah Bapak Suratno. Dari periode 2009 sampai dengan 2010 Kepala
Sekolah dijabat oleh Bapak Drs. Suharno, pada saat ini jabatan kepala sekolah
dijabat oleh Bapak Drs. Subagyo. Guru yang bekerja di SMA N 1 Ngaglik terdiri
dari 43 orang dengan kualifikasi guru PNS yang telah sertifikasi terdapat 31 orang
91
Dokumen sekolah, diperoleh dari bagian Tata Usaha.
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
guru, 5 orang guru PNS belum sertifikasi, dan 8 orang guru bukan PNS belum
sertifikasi.92
penelitian. Kelas X IPS 1 letaknya berada di tengah sekolah bagian ujung barat.
Kelas X IPS 1 letaknya berjajar dengan kelas X IPS 2. Tepat di belakang gedung
ujung, suasana kelas menjadi agak sedikit lebih gelap karena terlindung oleh
bangunan di depannya. Di dalam kelas X IPS 1 terdapat sepasang meja dan kursi
guru, papan tulis white board, meja dan kursi peserta didik yang digunakan untuk
30 peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Selain meja dan kursi
peserta didik dan juga guru serta papan tulis, di kelas ini juga terdapat lemari buku
literasi, struktur organisasi kelas, jadwal pelajaran, tata tertib sekolah dan tulisan-
Secara umum kondisi kelas X IPS 1 terlihat rapi. Ruangan kelas juga terlihat
bersih karena setiap pagi peserta didik di kelas X IPS 1 melaksanakan tugas piket
sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Di kelas X IPS 1 terdapat proyektor
92
Dokumen sekolah, diperoleh dari bagian Tata Usaha.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
93
Dokumen sekolah, diperoleh dari bagian Tata Usaha.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Visi, Misi, dan Slogan SMA Negeri 1 Ngaglik dapat dilihat dalam papan
Slogan Visi dan Misi yang di pajang di Loby sekolah seperti gambar berikut ini:
Gambar III. Papan Slogan Visi dan Misi SMA Negeri 1 Ngaglik
(Sumber: Dokumentasi pribadi)
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Secara
94
Dokumen sekolah, diperoleh dari bagian Tata Usaha.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Tangguh). Kebijakan Mutu sekolah ini dapat terlihat dari papan poster yang
68
No. 3 tahun 2015 tentang penumbuhan budi pekerti, maka di SMA Negeri 1
69
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) sangat banyak sekali manfaatnya terutama untuk
(GLS) biasanya diambil pada pagi hari sebelum KBM dimulai. Perkembangan
dipantau melalui bukti-bukti fisik yang ada seperti presensi dan buku kemajuan
GLS di kelas.95 Informasi ini di dapat berdasarkan wawancara dengan guru mata
95
CL2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
peserta didik. Gerakan Literasi Sekolah (GLS) ini sesuai dengan Permendikbud
Nomor 23 Tahun 2015 yang salah satu tujuannya adalah untuk menumbuhkan
budi pekerti pada diri peserta didik. Ada tiga tahapan dalam gerakan literasi
Sekolah (GLS) pada tahap pertama yaitu pengembangan yang juga dilanjutkan
lain, dan selanjutnya membuat soal tes serta instrument penilaian keterampilan.
kelas X IPS 1. Hal pertama yang dilakukan oleh guru adalah menyusun Rencana
71
3.8 dan 4.8. Kompetensi Dasar (KD) 3.8 berisi, menganalisis perkembangan
(KD) 4.8 berisi, menyajikan hasil penalaran dalam bentuk tulisan tentang nilai-
nilai dan unsur budaya yang berkembang pada masa kerajaan Islam dan masih
96
Dokumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
(KD) ini guru menggunakan model cooperative learning tipe Student Teams
Achievement Division (STAD) karena guru melihat latar belakang peserta didik
secara individu.
merupakan salah satu metode yang menerapkan prinsip bahwa peserta didik
dilakukan tersebut adalah dalam hal belajar dan bertanggung jawab terhadap
73
Student Teams Achievement Division (STAD) ini sangat efektif untuk membantu
membaca, menyimak, menulis dan berbicara. Dalam kerja sama kelompok ini
akan ada peserta didik yang menjadi penanggung jawab dalam jalannya diskusi
meminta peserta didik untuk bekerja sama dalam kelompok untuk membuat
sebuah produk berupa teks naratif berdasarkan pada teks narasi yang telah
jawab terhadap hasil belajarnya tersebut. Kreativitas dan keaktifan peserta didik
dalam pembelajaran akan membantu peserta didik untuk lebih mandiri dalam
99
Paul Suparno, op. cit., hlm. 81.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
guru kemudian berencana untuk menampilkan video lagi yang tujuannya adalah
kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada kegiatan pendahuluan waktu yang
dialokasikan oleh guru adalah selama 10 menit. Guru akan melakukan beberapa
kegiatan yang tujuannya adalah untuk membangun karakter peserta didik dengan
cara mengajak peserta didik untuk berdoa sesuai dengan kepercayaan masing-
masing. Setelah itu, guru akan memberi salam pada peserta didik sebagai
pembuka pembelajaran. guru juga akan memberikan stimulus pada peserta didik
oleh guru adalah kegiatan inti. Waktu yang akan dialokasikan untuk kegiatan inti
ini adalah selama 70 menit. Dalam kegiatan inti ini guru akan menjelaskan sedikit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
peserta didik akan membentuk kelompok dan berdiskusi kelompok. Pada kegiatan
inti, yang akan dilakukan meliputi beberapa kegiatan diantaranya adalah kegiatan
mengamati. Dalam kegiatan mengamati ini, guru akan membagikan teks narasi
mengumpulkan informasi. Dalam hal ini peserta didiklah yang memiliki peran
memperdalam materi yang didapat oleh kelompok yang dapat dilakukan melalui
mengasosiasi. Pada kegiatan mengasosiasi ini guru meminta peserta didik untuk
berdiskusi dalam kelompok dan saling bertukar pendapat terkait dengan materi
yang telah diberikan oleh guru. Dalam kegiatan ini akan muncul keterampilan
dalam diri peserta didik yaitu membaca, menyimak, dan menulis. Peserta didik
akan membaca teks narasi yang dibagikan oleh guru pada setiap kelompok.
Selanjutnya peserta didik juga akan menulis konsep produk teks naratif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Pada pertemuan pertama, kegiatan yang dilakukan peserta didik baru sampai
pada peserta didik. Guru juga meminta peserta didik untuk menyelesaikan dan
membuat semenarik mungkin tugas teks naratif tersebut dirumah. Untuk kegiatan
kedua.
dibuat oleh guru adalah meliputi kegiatan Pendahuluan, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup. Pada dasarnya semua kegiatan yang dilakukan pada pertemuan
kedua ini sama seperti pada pertemuan pertama. Hanya saja pada pertemuan
kedua pada kegiatan inti yang dilakukan adalah kegiatan mengkomunikasikan teks
oleh guru adalah selama 5 menit. Guru akan melakukan beberapa kegiatan yang
tujuannya adalah untuk membangun karakter peserta didik dengan cara mengajak
peserta didik untuk berdoa sesuai dengan kepercayaan masing-masing. Setelah itu,
guru akan memberi salam pada peserta didik sebagai pembuka pembelajaran. guru
juga akan memberikan stimulus pada peserta didik untuk mengantarkan pada
inti. Pada kegiatan inti, waktu yang di alokasikan oleh guru adalah selama 50
menit. Kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan inti ini adalah masing-masing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
kelompok menampilkan teks naratif yang telah dibuat di depan kelas. Masing-
masing kelompok diberi waktu selama 5 menit untuk penampilan teks naratif.
Saat penampilan teks naratif tentunya guru akan memberikan penilaian terhadap
Setelah semua kegiatan pada kegiatan inti sudah terlaksana, guru kemudian
dialokasikan adalah 35 menit. Pada kegiatan penutup ini guru akan memberikan
soal tes pada peserta didik. Sembari peserta didik mengerjakan soal tes, guru juga
guru dalam 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 25
April 2018 jam ke 1 dan 2 yaitu pada pukul 07.15 sampai 08.45. Pelajaran dimulai
pada pukul 07.15 karena pada pukul 07.00-07.15 diadakan kegiatan rutin literasi
sekolah pada tahap pembiasaan. Ketika diadakan literasi sekolah, guru berada di
dalam kelas dan mengawasi jalannya literasi sembari guru juga mengikuti literasi.
bel tanda selesai literasi di bunyikan, peserta didik beserta guru kemudian berdiri
78
selesai berdoa guru memberikan salam pada peserta didik tanda bahwa
terlebih dahulu pada peserta didik sebagai pengantar untuk menuju materi yang
akan dipelajari dihari itu yaitu mengenai kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam di
Nusantara.
Penjelasan materi dilakukan guru dengan menggunakan media power point yang
telah disiapkan guru dan juga menayangkan cuplikan video yang berkaitan dengan
video, guru kemudian meminta peserta didik untuk membentuk kelompok yang
terdiri dari 4-5 orang dan bersifat heterogen. Tujuan dibentuknya kelompok ini
adalah untuk membangun kerjasama dalam diri peserta didik karena dalam
berkumpul dengan anggota kelompoknya yang lain. Dalam setiap kelompok guru
didik akan berdiskusi mengenai teks narasi yang didapatkan oleh kelompoknya
79
Pada kegiatan diskusi ini akan muncul empat keterampilan dalam diri
membaca teks narasi yang dibagikan oleh guru yang dapat menjadi sumber dalam
membuat teks naratif. Selain itu kelompok juga dapat mencari sumber lain seperti
yang dilakukan peserta didik dalam kelompok adalah dengan menyimak tayangan
video yang ditampilkan oleh guru yang berkaitan dengan materi tentang Kerajaan-
80
Pada pertemuan hari rabu, tanggal 25 April 2018, progress yang terjadi baru
sampai pada kegiatan membaca teks narasi yang dibagikan oleh guru dan mencari
referensi sumber lain, menyimak bacaan yang dibacakan oleh teman kelompok
atau diri sendiri, dan menulis konsep untuk penampilan teks naratif bersama
untuk mendongeng, bercerita, dan ada satu kelompok yang menggunakan media
gambar yang digambar secara manual oleh kelompok. Dari penampilan teks
naratif ini dapat terlihat juga keberanian dan keterampilan berbicara peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
kelompoknya.
peserta didik dapat mencerna dan mengaitkan antara materi yang dipelajari
dengan keadaan sehari-hari.selain itu dari video refleksi yang ditampilkan peserta
didik dapat memahami arti keharmonisan dan toleransi dalam kehidupan sehari-
hari. Selanjutnya, guru meminta peserta didik untuk kembali ketempat duduk
masing-masing dan membagikan soal tes. Pemberian soal tes ini tujuannya adalah
kerajaan Islam di Nusantara yang disampaikan oleh guru dan teman-teman dalam
Indonesia yang memanfaatkan literasi telah terlaksana dengan baik. Guru telah
dan kegiatan penutup telah terlaksana secara runtut sesuai dengan Rencana
Indonesia yang memanfaatkan literasi juga memiliki dampak yang positif bagi
peserta didik.
Pembelajaran ini dapat menjadi penyegaran bagi peserta didik dalam belajar
sejarah yang selalu terkenal dengan pelajaran menghafal dan selalu terkesan
membosankan. Hal tersebut didukung oleh hasil wawancara dengan peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
memanfaatkan literasi lebih mudah diterima dan diserap oleh peserta didik karena
didik juga mengatakan bahwa belajar sejarah dengan memanfaatkan literasi lebih
gaya, animasi serta media sehingga lebih mudah memahaminya.102 Berikut ini
Ngaglik:
100
CL3, CL4, dan CL8
101
CL6.
102
CL7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Ada pula peserta didik yang merasa melalui pembelajaran sejarah dengan
memanfaatkan literasi peserta didik bisa lebih rajin membaca, menambah kosa
kata dan pemahaman istilah-istilah baru, menambah wawasan dan informasi baru,
serta dapat meningkatkan fokus dan konsentrasi peserta didik.103 Ada sebagian
mereka hadapi rata-rata adalah jika menemukan kosa kata dan istilah-istilah baru
dengan searching di internet, bertanya kepada teman, atau bertanya pada guru dan
103
CL9.
104
CL4, CL5, CL9, dan CL10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
didik menjadi lebih kreatif dan mandiri.105 Ada pula peserta didik yang
mengatakan tidak mengalami kesulitan karena mereka hobi dan terbiasa membaca
bahkan mereka mengatakan jika ditambah video justru sangat bagus karena
menjadi lebih cepat memahaminya.106 Peserta didik lain juga mengatakan bahwa
literasi sudah sangat tepat dan sangat mengasyikkan sehingga mudah memahami
materi.107
pembelajaran sejarah adalah sangat baik. Peserta didik mengatakan bahwa sangat
senang belajar sejarah dengan memanfaatkan literasi karena lebih asyik dan lebih
diteruskan karena sangat membantu kita dalam belajar, karena menurut saya
105
CL3.
106
CL8 dan CL11
107
CL6.
108
CL3, CL4, CL5, CL6, CL7, CL8, CL9, CL10, dan CL11.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
literasi.109 Berikut ini gambar kegiatan wawancara yang dilakukan peneliti untuk
bertujuan untuk mengembangkan empat keterampilan pada diri peserta didik yaitu
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) pada tahap pembelajaran ini tujuan utamanya
adalah sebagai perantara dalam mengatasi rendahnya minat baca peserta didik
109
CL7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
terutama dalam pelajaran sejarah Indonesia yang dianggap peserta didik identik
muncul pada peserta didik tersebut diantaranya adalah aspek kognitif, aspek
a. Aspek Kognitif
Dalam aspek kognitif, yang dilihat adalah kemampuan peserta didik dalam
memahami dan mengingat kembali materi. Dalam hal ini guru melakukan tes pada
peserta didik. Sebelumnya, guru membuat kisi-kisi soal tes dan kemudian dari
kisi-kisi tersebut guru membuat soal tes tentang materi kerajaan-kerajaan Islam di
kemudian diberikan kepada peserta didik. Dari tes yang diberikan guru, nilai yang
diperoleh peserta didik sangat baik. Hal ini dapat terlihat dari tabel dibawah ini:
87
yang sudah mencapai bahkan melebihi KKM yang ditetapkan di SMA Negeri 1
Ngaglik yaitu 75 dengan prosentase sebesar 92,86%. Namun, ada juga peserta
didik yang memperoleh nilai belum mencapai KKM tetapi tidak pula jauh dari
b. Aspek Afektif
Aspek afektif merupakan aspek yang berkaitan dengan sikap dan nilai dalam
peserta didik. Aspek afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
sikap, emosi, dan nilai. Dalam hal ini peneliti memberikan angket yang tujuannya
adalah untuk mengetahui minat peserta didik dalam pembelajaran sejarah yang
memanfaatkan literasi. Dari angket yang dibagikan hasil yang didapatkan akan
89
Dari tabel dan diagram di atas, dapat terlihat bahwa minat belajar peserta
tinggi. Hal ini bisa dilihat dari prosentase dalam tabel dan diagram di atas yang
literasi.
c. Aspek Psikomotorik
atau skill serta kemampuan dalam bertindak setelah peserta didik melakukan
peserta didik dalam menyelesikan tugas teks naratif. Keterampilan peserta didik
ini dapat dilihat dari penilaian tugas teks naratif yang dilakukan guru. Adapun
No. Kriteria
1 Konsep/Gagasan
2 Isi Cerita
3 Penyampaian Cerita
4 Teknik dan Gaya Bercerita
5 Kreatifitas
Dalam penilaian teks naratif yang ditampilkan peserta didik, kriteria yang
bentuk teks naratif yang akan ditampilkan. Konsep/ gagasannya haruslah jelas
supaya penampilan akan menjadi lebih menarik. Kriteria yang kedua adalah Isi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
cerita. Tentunya isi juga sangat berpengaruh dalam penampilan teks naratif.
Kejelasan isi dan kelengkapan isi menjadi faktor utama dalam penilaian
Tentunya jika penyampaiannya jelas, tekniknya tepat, dan gayanya sesuai maka
informasi yang didapat juga akan menjadi lebih jelas lagi. Kemudian kreatifitas
dalam penampilan teks naratif juga perlu diperhatikan. Dalam hal ini kreatifitas
Dalam penelitian ini, hasil dari penilaian psikomotorik peserta didik dapat
dilihat tabel daftar nilai penampilan teks naratif peserta didik. Adapun tabel daftar
nilai penampilan teks naratif peserta didik kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Ngaglik
teks naratif. Berdasarkan pada tabel 10. di atas, terlihat bahwa peserta didik
mendapat nilai yang sudah mencapai KKM. Dalam penugasan dan penampilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
teks naratif tersebut peserta didik sudah memenuhi kriteria-kriteria yang sudah
penilaian yang dibuat oleh guru. Konsep teks naratif telah dibuat dengan baik dan
isi dari teks naratif juga sudah jelas dan lengkap. Namun, ketika menampilkan
teks naratif di depan kelas, kelompok masih terlalu terpaku dengan teks sehingga
pertama, teks naratif yang dibuat sudah memenuhi kriteria yang telah ditentukan
oleh guru. Konsep dan isi teks naratif juga dibuat dengan menarik dan juga jelas.
Dalam menampikan teks naratif di depan kelas, kelompok sudah tidak terpaku
Kelompok ketiga mendapat tema Kerajaan Aceh. Teks naratif yang dibuat
oleh kelompok ini pada dasarnya sama seperti dua kelompok sebelumnya yaitu
menampilkan teks naratif di depan kelas kelompok masih kurang serius dan masih
kelompok ini telah membuat teks naratif sesuai dengan kriteria yang telah
ditentukan. Kelengkapan isi dalam teks naratif juga sudah sangat baik dan jelas.
92
masih sering tertawa sehingga mengganggu penyampian materi pada teman yang
lain.
tentang kerajaan Pajang ini dibuat sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
Pada dasarnya isi dari teks naratif tersebut sudah sangat baik karena sudah
terlalu terpaku dengan teks dan seolah-olah hanya membaca untuk dirinya sendiri.
Mataram Islam. Dari beberapa kelompok yang telah maju, kelompok Mataram
Islam ini terlihat sedikit menonjol. Isi teks naratif dibuat sesuai dengan kriteria
yang telah ditentukan oleh guru. Dalam hal ini kelompok Mataram Islam
mengambil tema khusus dalam teks naratifnya sehingga terlihat lebih bervariasi
namun tetap tersampaikan dan tetap sesuai dengan materi pokok hari itu. Dalam
penyampaiannya, kelompok juga sudah tidak terpaku dengan teks, hanya saja
kelompok ketujuh. Kelompok membuat teks naratif sesuai dengan kriteria yang
telah ditentukan. Dalam menyampaikan materi pada teman-teman yang lain juga
sudah baik tetapi masih terpaku pada teks. Sementara yang terakhir adalah
kelompok delapan yang mendapat tema kerajaan Gowa dan Tallo. Pada umumnya
kelompok telah membuat dan menyelesaikan tugas yang diberikan dengan baik
93
materi kelompok ini kurang fokus karena ada beberapa teman yang mengganggu
Dari penjelasan di atas, terlihat bahwa setiap kelompok telah membuat hasil
karya teks naratif dengan baik dan jelas. Keterampilan pada peserta didik juga
sudah terlihat dari teks naratif yang dihasilkan. Tidak hanya keterampilan
materi di depan kelas. Namun masih ada hambatan-hambatan yang terlihat yaitu
peserta didik kurang fokus dan serius serta masih terlalu terpaku pada teks. Tetapi
mengembangkan tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik, maka dalam
diri peserta ddik juga akan tumbuh karakter positif. Keingintahuan dalam diri
sejarah yang memanfaatkan literasi. Selain itu, dalam diri peserta didik akan
muncul dalam diri peserta didik sangat baik untuk kehidupan sehari-hari
khususnya untuk kelas X IPS 1 yang sifatnya heterogen dari segi agama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
C. Pembahasan
informasi saat membaca atau menulis. Dalam literasi sebenarnya tidak hanya
keterampilan membaca atau menulis saja yang dikembangkan tetapi juga melatih
keterampilan menyimak dan berbicara. Hal ini karena dalam literasi yang
dalam hal ini adalah peserta didik yaitu keterampilan membaca, menyimak,
terobosan baru yang gunanya adalah untuk mengatasi masalah rendahnya minat
baca peserta didik yaitu Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Gerakan Literasi
2015 tentang penumbuhan budi pekerti. Dalam Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
terdapat tiga tahapan yaitu tahap pembiasan, tahap pengembangan, dan tahap
abad ke 21.110
110
Hendra Kurniawan., op. cit., hlm. 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
berpikir tingkat tinggi (Higher Order Tinking Skill/ HOTS), pemanfaatan literasi,
untuk mata pelajaran sejarah Indonesia. Seperti kita ketahui bahwa mata pelajaran
sejarah Indonesia memiliki begitu banyak sumber sehingga sangat cocok bila
pembelajaran sejarah indonesia ini sesuai dengan tahapan dalam Gerakan Literasi
sejarah Indonesia maka akan membuat peserta didik dapat berpikir tingkat tinggi
(Higher Order Tinking Skill/ HOTS). Hal ini karena peserta didik harus mengelola
Dalam tahap ketiga atau tahap pembelajaran ini, seluruh kegiatan yang
dilakukan sebagai upaya tindak lanjut dari tahap kedua atau tahap pembiasaan.
Dalam tahap ketiga atau tahap pembelajaran ini seluruh kegiatan yang dilakukan
oleh peserta didik akan dinilai secara akademik. Ini sesuai dengan tagihan yang
terdapat dalam kurikulum 2013 yang sifatnya akademis. Dalam tahap ketiga ini
111
Hendra Kurniawan., op. cit., hlm 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
berkomunikasi secara kreatif. Hal-hal ini dapat diperoleh oleh peserta didik
lainnya.
tentunya guru harus sudah mempunyai perencanaan yang matang. Yang pertama-
Dalam penelitian ini RPP yang dibuat oleh guru adalah berdasarkan pada KD 3.8
dan 4.8. Dari KD 3.8 dan 4.8 kemudian guru mengembangkannya menjadi
112
Dokumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
tanggung jawab dalam diri peserta didik. Selain itu peserta didik juga menjadi
lebih aktif dalam memahami materi dan diskusi kelompok. Jika dihubungkan
Kelompok yang dibuat harus bersifat heterogen, baik dari segi agama, suku,
gender, dan juga prestasi. Semua ini dimaksudkan untuk memupuk rasa kerja
peserta didik untuk membuat sebuah karya berupa teks naratif. Untuk membantu
berkaitan dengan materi yang diajarkan atau dibahas ketika itu. Penayangan video
113
Yunus Abidin, 2014, op. cit., hlm. 248.
114
Aman., op.cit., hlm. 114.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
informasi yang nantinya akan membantu dalam pembuatan teks naratif. Peserta
didik dalam kelompok juga diminta untuk mencari sumber-sumber lain baik dari
buku maupun internet untuk memperdalam materi yang didapat. Dalam hal ini,
teks naratif yang dibuat peserta didik merupakan produk yang dihasilkan dalam
membantu peserta didik untuk lebih aktif dan mandiri lagi dalam mencari maupun
memahami materi. Selanjutnya, teks naratif yang dihasilkan oleh setiap kelompok
99
kelompok yang mendapat giliran tampil kepada kelompok lainnya dan begitu
seterusnya. Dengan begitu maka keterampilan berbicara peserta didik juga akan
100
ini, keterampilan membaca, menyimak, menulis, dan berbicara pada diri peserta
didik akan muncul dengan baik. Peserta didik juga akan menjadi lebih aktif dan
lebih mandiri dalam mempelajari materi yang sedang ditempuh. Selain itu,
karakter dalam diri peserta didik juga akan muncul dalam diri peserta didik
melalui proses pembelajaran sejarah yang memanfaatkan literasi. Hal ini karena
101
untuk menjadi penguat dalam usaha tersebut. Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
tahap pertama adalah tahap pembiasaan, tahap kedua adalah tahap pengembangan,
Ngaglik sudah terlaksana dengan baik pada tahap pembiasaan dan sedang
sebagai produk dari literasi berupa teks naratif. Sebagian besar peserta didik
115
Hendra Kurniawan., op. cit., hlm. 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
didik dapat menjadi lebih mandiri dan kreatif dalam mencari dan mengembangkan
materi pembelajaran.
literasi guru harus memiliki persiapan-persiapan yang matang. Hal-hal yang perlu
dipersiapkan oleh guru adalah seperti alat atau bahan-bahan ajar yang dapat
ini. Semua ini dipersiapkan guru tentunya untuk mempermudah peserta didik
literasi.
116
Ibid., hlm. 6-7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Pada awalnya peserta didik mengira bahwa literasi selalu berkaitan dan
menyenangkan. Tak banyak yang mengetahui bahwa literasi tidak hanya terkait
dengan membaca buku. Kegiatan literasi bisa dilakukan baik dengan literasi
Ada peserta didik yang mengatakan bahwa pembelajaran sejarah Indonesia yang
dimanfaatkan media lain seperti video sehingga materi pelajaran lebih mudah
untuk dicerna dan dipahami. Ada pula peserta didik yang mengatakan bahwa
memang peserta didik dituntut untuk lebih kreatif dan mandiri. Mandiri dalam hal
ini adalah peserta didik harus mencari materi tambahan dari berbagai sumber
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
dalam proses pembelajaran. sementara kreatif peserta didik harus bisa merancang
sebuah karya yang menarik mengenai materi pembelajaran yang kemudian akan
disampaikan di depan kelas. Hal ini sejalan dengan pengertian pendidikan yang
didefinisikan UU Nomor 20 Tahun 2013 sebagai usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
peserta didik yang merasa bahwa mereka menjadi lebih rajin membaca,
pemahaman terhadap kosa kata dan istilah-istilah baru juga semakin meningkat.
literasi, wawasan peserta didik semakin bertambah. Fokus dan konsentrasi peserta
didik juga semakin meningkat. Namun, dalam pelaksanaannya peserta didik juga
ada yang mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran sejarah Indonesia yang
yang dihadapi adalah ketika menemui kosa kata atau istilah-istilah baru mereka
internet, bertanya pada teman yang lebih tahu, atau bertanya pada guru atau orang
117
Yunus Abidin., op. cit., 2014, hlm. 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
yang lebih paham. Ini menandakan bahwa kemandirian pada diri peserta didik
memang memiliki hobby dalam membaca atau literasi. Peserta didik tersebut juga
seperti media lain maka tentunya akan membuat materi yang disampaikan akan
menjadi lebih mudah untuk dipahami. Dari situ dapat terlihat bahwa pemanfaatan-
mengikuti pembelajaran.
terhadap materi pelajaran sejarah Indonesia semakin meningkat. Dalam hal ini
literasi ini sangat berhasil untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan
dilakukan oleh guru peserta didk menjadi lebih mengerti tentang keharmonisan
yang harus dijaga. Dari video yang ditayangkan peserta didik dapat belajar saling
toleransi terhadap sesama manusia. Tentunya hal itu sangat positif dalam
keberagaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
dikehendaki Kurikulum 2013 akan berdampak bagi guru dalam hal memilih dan
ke dalam proses pembelajaran sejarah, maka hal tersebut akan membantu peserta
menulis, dan berbicara pada diri peserta didik. Tentunya hal tersebut sesuai
Tahun 2015.
Selain empat keterampilan yang akan muncul dalam diri peserta didik, akan
dilihat pula aspek-aspek yang ada pada diri peserta didik. Aspek-aspek tersebut
mengembangkan aspek kognitif dalam diri peserta didik. Hal yang dilihat dalam
aspek kognitif dalam diri peserta didik ini adalah kemampuan peserta didik dalam
memahami dan mengingat kembali materi yang telah disampaikan. Cara untuk
melihat perekambangan kognitif peserta didik ini adalah melalui tes. Dari tes yang
diberkan maka akan dapat diketahui seberapa jauh tingkat pemahaman dan daya
118
Yunus Abidin., op. cit., hlm. 36.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
ingat peserta didik terhadap materi pelajaran sejarah Indonesia yang disampaikan
sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, peserta didik menjadi lebih mudah
hilang begitu saja. Hasilnya adapat diketahui melalui tes yang diberikan oleh
guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai peserta didik dalam pembelajaran
baik. Sebagian besar peserta didik memperoleh nilai yang sudah mencapai bahkan
melebihi KKM.
menumbuhkan rasa ingin tahu dan cinta pengetahuan pada peserta didik. Hal ini
karena dalam proses pembelajaran ini, peserta didik dilibatkan secara aktif
sehingga apapun materi yang didapat peserta didik akan mudah diingat. Selain itu
ini dimana dalam pembelajaran ini peserta didik menghasilkan sebuah produk
berupa teks naratif dan kemudian akan ditampilkan di sepan kelas untuk
menyampaikannya pada peserta didik lainnya. Dalam hal ini akan terjadi
pertukaran dan penambahan informasi baru dalam diri peserta didik sehingga
108
Tentunya hal ini juga akan mempengaruhi pemahaman peserta didik. Akan
banyak materi yang terekam dan diingat peserta didik jika peserta didik tersebut
makan bukan hal yang mustahil jika peserta didik memperoleh hasil yang
Selain aspek kognitif, aspek afektif dalam diri peserta didik juga mengalami
literasi. Dalam aspek afektif ini, yang dilihat adalah sikap dan nilai dalam diri
peserta didik. Cakupan dalam aspek afektif ini meliputi watak perilaku seperti
perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Melalui pembelajaran literasi ini, empati,
kepedulian,dan sikap saling menghargai akan muncul dalam diri peserta didik
Perkembangan afektif peserta didik ini dapat pula dilihat dari partisipasi
emosi, dan nilai peserta didik terhadap proses pembelajaran. Untuk melihat aspek
afektif yang berkembang dalam diri peserta didik, maka dalam hal ini peneliti
119
Yunus Abidin., op. cit., hlm. 102.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
senang. Peserta didik mengatakan bahwa mereka lebih mudah menerima materi
ini sangat berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh peserta didik. Dari perasaan
senang yang muncul dalam diri peserta didik, maka kemudian nantinya akan
Indonesia.
mereka lebih mudah untuk memahami materi yang disampaikan. Hal ini karena
didik dalam belajar. Peserta didik justru lebih berminat untuk belajar sejarah
Di samping aspek afektif, aspek lain yang berkembang dalam diri peserta
didik akan dimunculkan diantaraya keterampilan menulis pada diri peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Keterampilan menulis ini akan muncul ketika peserta didik mengerjakan sebuah
dalam diri peserta didik sudah terlihat muncul dengan baik. Hal ini terlihat dari
hasil kerja peserta didik dalam menghasilkan teks naratif bersama kelompoknya.
Peserta didik sangat kreatif dalam membuat teks naratif yang ditugaskan oleh
guru. Dari cara penyajian juga demikian, peserta didik memiliki cara yang
penampilan tersebut maka keterampilan berbicara pada diri peserta didik juga
akan muncul. Selain itu kemampuan peserta didik dalam menyimak materi yang
disampaikan oleh teman mereka juga akan muncul. Berikut ini adalah gambar
111
perkembangan dalam diri peserta didik juga akan terlihat baik dari segi
112
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.120
120
Sigit Mangun Wardoyo., op.cit., hlm. 90.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
A. Kesimpulan
SMA Negeri 1 Ngaglik sudah baik. Hal tersebut nampak dari semua
perencanaan yang dibuat oleh guru mulai dari menyusun Rencana Pelaksanaan
serta bahan-bahan berupa laptop, speaker, video, dan materi dalam bentuk
power point untuk mendukung kegiatan pembelajaran. selain itu guru juga
sudah terlaksana dengan sangat baik. Hal ini ditunjukkan dengan sudah
(RPP) yang dibuat oleh guru. Dimulai dengan kegiatan pendahuluan, pada
pembelajaran literasi agar kegiatan dapat berjalan dengan sesuai rencana. Pada
kegiatan ini guru juga mengajak peserta didik untuk berdoa sesuai dengan
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
peserta didik untuk berdiskusi untuk menghasilkan sebuah karya berupa teks
naratif sebagai produk dari literasi. Setelah kegiatan inti, kegiatan selanjutnya
adalah kegiatan penutup. Pada kegiatan ini guru beserta peserta didik secara
menjadi semakin bertambah. Hal ini terbukti dari hasil tes yang diberikan pada
pesera didik dengan rata-rata 84,64. Sementara itu, 92,86% peserta didik telah
mencapai nilai KKM yaitu 75. Selanjutnya dalam aspek afektif, peserta didik
115
literasi. Hal ini dapat diketahui melalui kuesioner yang dibagikan yang
ini terlihat dari proses peserta didik dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan guru yaitu membuat karya berupa teks naratif. Nilai yang diperoleh
dalam diri peserta didik juga semakin terlihat yaitu keterampilan membaca,
B. Saran
literasi. Selain itu juga karena pembelajaran literasi ini merupakan tahapan
pembelajaran literasi.
116
sejarah yang memanfaatkan literasi. Maka akan lebih baik lagi jika literasi
didik.
3. Bagi Peserta Didik, diharapkan untuk lebih aktif lagi dalam mengikuti
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rahman Hamid dan Muhammad Saleh Madjid. 2011 .Pengantar Ilmu
Sejarah. Yogyakarta: Ombak.
Hamid Darmadi. 2014. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial: Teori Konsep
Dasar dan Implementasi. Bandung: Alfabeta.
Heri Susanto. 2014. Seputar pembelajaran Sejarah: Isu, Gagasan, dan Strategi
Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Presindo.
Imam Gunawan. 2013. Metode Penelitian Kualitatif: Teori & Praktik. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima. Aplikasi luring resmi Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia.
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
119
Jurnal:
Eko Nurdiyanti dan Edi Suryanto. 2010. Pembelajaran Literasi Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Surakarta:
Universitas Sebelas Maret.
Sumber Internet:
https://jogja.antaranews.com/berita/342002/minat-baca-pelajar-diy-cukup-tinggi
(di akses pada tanggal 8 Februari 2018, pukul 16.25)
http://jogja.tribunnews.com/2014/12/21/minat-baca-warga-diy-masih-rendah
(di akses pada tanggal 8 Februari 2018, pukul 17.15)
www.dosenpendidikan.com/22-pengertian-pembelajaran-menurut-para-ahli-
terlengkap, diakses pada Rabu, 11 Maret 2018, pukul 15.22 WIB.
120
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Lampiran 1
INSTRUMEN OBSERVASI
AKTIVITAS GURU DI KELAS SECARA UMUM
Sekolah : SMA Negeri 1 Ngaglik
Kelas : X IPS 1
Jam ke : 1-2
Mata pelajaran : Sejarah Indonesia
Peneliti : Ropita Dewi Sartika
Hari, tanggal : 25 April dan 9 Mei 2018
PETUNJUK:
1. Amati kegiatan pembelajaran di kelas dalam melaksanakan pembelajaran
literasi!
2. Tuliskan tanda cek (√) pada kolom YA atau TIDAK sesuai keadaan yang Anda
amati!
122
123
Lampiran 2
Fokus
Indikator Butir-butir Pertanyaan NO
Penelitian
Kelebihan proses 1
pembelajaran sejarah dengan
memanfaatkan pembelajaran
literasi
Kesulitan yang dihadapi dalam 2
proses pembelajan sejarah
Pelaksanaan dengan memanfaatkan
Pembelajaran pembelajaran pembelajaran literasi
sejarah yang sejarah yang Cara mengatasi kesulitan yang
memanfaatkan memanfaatkan dihadapi 3
literasi literasi Pemahaman yang didapatkan
dalam pelajaran sejarah
dengan memanfaatkan 4
pembelajaran literasi
Kesan peserta didik dalam
proses pembelajaran sejarah
yang memanfaatkan literasi
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Lampiran 3
125
Lampiran 4
126
Lampiran 5
DAFTAR NARASUMBER
127
Lampiran 6
CATATAN LAPANGAN 1
HASIL OBSERVASI
AKTIVITAS GURU DI KELAS SECARA UMUM
Sekolah : SMA Negeri 1 Ngaglik
Kelas : X IPS 1
Jam ke : 1-2
Mata pelajaran : Sejarah Indonesia
Peneliti : Ropita Dewi Sartika
Hari, tanggal : 25 April dan 9 Mei 2018
PETUNJUK:
3. Amati kegiatan pembelajaran di kelas dalam melaksanakan pembelajaran
literasi!
4. Tuliskan tanda cek (√) pada kolom YA atau TIDAK sesuai keadaan yang Anda
amati!
128
129
Lampiran 7
CATATAN LAPANGAN 2
WAWANCARA GURU MATA PELAJARAN SEJARAH INDONESIA
130
dengan bukti-bukti fisik yang ada seperti presensi dan buku kemajuan GLS di
kelas.
P. Bagaimana pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah ( GLS) di SMA Negeri 1
Ngaglik ?
I. GLS ini sifatnya fluktuatif. Artinya jika KBM normal maka GLS berjalan
dengan baik. Namun jika ada kegiatan-kegiatan di sekolah atau seperti
sekarang yang sedang Ulangan Kenaikan Kelas itu GLS tidak berjalan dengan
baik. Tetapi jika KBM berjalan normal maka kegiatan GLS ini berjalan
dengan baik.
P. Bagaimana antusias atau tanggapan peserta didik menegenai Gerakan Literasi
Sekolah (GLS) yang dilaksanakan 15 menit sebelum proses pembelajaran
dimulai ?
I. Tanggapannya sangat beragam. Ada yang benar-benar berambisi dan serius,
ada yang karena takut sama guru, ada yang karena hanya sekedar memenuhi
kewajiban rutin, tetapi pada umumnya GLS ini berjalan sudah sangat bagus di
sekolah ini.
P. Bagaimana yang guru ketahui mengenai Gerakan Literasi Sekolah (GLS) pada
tahap pembelajaran ?
I. Pada umumnya GLS ini memang untuk mendukung dan memperkuat kegiatan
pembelajaran. Namun yang menjadi masalah disini adalah terkait dengan
evaluasi. Tugas guru kan tidak hanya satu tetapi banyak, tetapi sesekali ketika
rapat atau pertemuan guru hal itu dibahas sambil membawa dan melihat bukti-
bukti yang ada seperti buku kemajuan GLS di kelas.
P. Apakah guru pernah mencoba penerapan literasi dalam pembelajaran?
I. Pernah. Biasanya beberapa hari sebelum ulangan harian peserta didik diminta
untuk membaca buku-buku. Buku-buku yang dibaca tentunya bukan novel
atau cerita-cerita fiksi tetapi buku-buku yang ada kaitannya dengan materi.
P. Apakah guru pernah mencoba menerapkan literasi ( media) pada pembelajaran
sejarah ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
I. Kalau untuk literasi media belum pernah. Tetapi untuk pelaksanaan seperti
peserta didik saya minta untuk membaca buku dan saya beri waktu sekitar 10
menit lalu kemudian saya akan meminta peserta didik untuk maju satu persatu
kedepan kelas dan menyampaikan tentang apa yang dibaca dan dipahami tapi
tidak pakai media.
P. Apakah guru pernah memberikan tugas terkait dengan literasi ?
I. Sering sekali memberikan tugas terkait literasi ini biasanya pada minggu
berikutnya ketika pelajaran sejarah Indonesia saya akan meminta peserta didik
untuk menampilkannya. Biasanya tugas itu berupa softfile, kertas folio, atau
membuat cerita-cerita yang terkait dengan sejarah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Lampiran 8
CATATAN LAPANGAN 3
WAWANCARA PESERTA DIDIK
133
menggunakan literasi. Pengalaman saya juga lebih banyak, karena disini saya
banyak mencari sendiri informasi-informasi seputar materi.
P. Apa kesan anda dalam proses pembelajaran sejarah yang memanfaatkan
literasi?
I. Kesan saya ya sangat kreatif. Jadi jangan hanya guru saja yang menjelaskan
materi tetapi kita juga harus bisa menjelaskan tentang apa yang kita ketahui
pada teman-teman juga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Lampiran 9
CATATAN LAPANGAN 4
WAWANCARA PESERTA DIDIK
135
I. Dari pembelajaran sejarah yang memanfaatkan literasi ini saya pribadi dapat
menjadi lebih paham daripada hanya terus-menerus mendengarkan penjelasan
dari guru. Banyak hal yang saya dapatkan dari belajar sejarah melalui literasi
ini baik dari membaca buku maupun menonton video. Jadi yang saya rasakan
setelah belajar sejarah dengan literasi pemehaman saya semakin meningkat
P. Apa kesan anda dalam proses pembelajaran sejarah yang memanfaatkan
literasi?
I. Kesan saya, saya sangat senang belajar sejarah dengan literasi. Saya juga
sangat setuju jika literasi diterapkan dan terus dilanjutkan dalam pelajaran
sejarah. Alasannya karena sejarah itu kan memerlukan sumber-sumber lain
untuk memperkuat pemahaman mengenai sejarah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Lampiran 10
CATATAN LAPANGAN 5
WAWANCARA PESERTA DIDIK
137
138
Lampiran 11
CATATAN LAPANGAN 6
WAWANCARA PESERTA DIDIK
139
140
Lampiran 12
CATATAN LAPANGAN 7
WAWANCARA PESERTA DIDIK
141
142
Lampiran 13
CATATAN LAPANGAN 8
WAWANCARA PESERTA DIDIK
143
144
Lampiran 14
CATATAN LAPANGAN 9
WAWANCARA PESERTA DIDIK
145
146
Lampiran 15
CATATAN LAPANGAN 10
WAWANCARA PESERTA DIDIK
147
bertanya pada guru atau orang yang lebih memahami supaya tidak terjadi
kekeliruan dalam mengartikan sesuatu.
P. Menurut anda, apa pemahaman yang anda dapatkan dalam proses
pembelajaran sejarah yang memanfatkan literasi ?
I. Pemahaman saya setelah pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan literasi
semakin meningkat. Tetapi saya juga masih harus terus belajar karena
terkadang saya juga sedikit sulit untuk memahami materi pembelajaran.
P. Apa kesan anda dalam proses pembelajaran sejarah yang memanfaatkan
literasi?
I. Saya sangat senang belajar sejarah dengan memanfaatkan literasi. Saya juga
sangat setuju jika pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan literasi
diteruskan kedepannya karena menurut saya dampaknya sangat positif
misalnya kita dilatih untuk lebih mandiri dan melatih kita untuk semakin
berani dalam berbicara dan bertanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Lampiran 16
CATATAN LAPANGAN 11
WAWANCARA PESERTA DIDIK
149
Lampiran 17
3.1 Memahami konsep berpikir Cara Berpikir Sejarah Membaca buku teks dan/melihat tayangan film
kronologis, diakronik, sinkronik, Cara berpikir kronologis pendek tentang aktivitas manusia sehari-hari
ruang, dan waktu dalam sejarah dalam mempelajari sejarah Membuat dan mengajukan pertanyaan/tanya
Cara berpikir diakronik dalam jawab/berdiskusi tentang informasi tambahan
mempelajari sejarah yang belum dipahami/ingin diketahui sebagai
4.1 Menyajikan hasil penerapan konsep Cara berpikir sinkronik dalam klarifikasi tentang konsep berpikir kronologis,
berpikir kronologis, diakronik, mempelajari sejarah diakronik, sinkronik, ruang, dan waktu dalam
sinkronik, ruang, dan waktu dalam sejarah
peristiwa sejarah dalam bentuk Mengumpulkan informasi terkait dengan
tulisan atau bentuk lain konsep berpikir kronologis, diakronik,
sinkronik, ruang, dan waktu dalam sejarah dari
sumber tertulis, sumber lainnya dan/atau
internet.
Menganalisis hasil informasi mendapatkan
kesimpulan tentang konsep berpikir kronologis,
diakronik, sinkronik, ruang, dan waktu dalam
sejarah
Menyajikan secara tertulis kesimpulan tentang
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.3 Menganalisis kehidupan manusia Indonesia Zaman Praaksara: Awal Membaca buku teks dan/atau melihat gambar-
purba dan asal-usul nenek moyang Kehidupan Manusia Indonesia gambar tentang aktifitas kehidupan masyarakat
bangsa Indonesia (Melanesoid, Proto, Manusia purba zaman praaksara, peta persebaran asal-usul
dan Deutero Melayu) Asal-usul nenek moyang nenek moyang bangsa Indonesia dan
bangsa Indonesia peninggalan hasil kebudayaan pada zaman
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.5 Menganalisis berbagai teori tentang Indonesia Zaman Hindu dan Membaca buku teks dan/atau melihat gambar-
proses masuknya agama dan Buddha: Silang Budaya Lokal dan gambar peninggalan zaman Hindu dan Buddha
kebudayaan Hindu dan Buddha ke Global Tahap Awal di Indonesia
Indonesia Teori-teori masuknya agama Membuat dan mengajukan pertanyaan/tanya
dan kebudayaan Hindu dan jawab/berdiskusi tentang informasi tambahan
3.6 Menganalisis perkembangan Buddha yang belum dipahami/ingin diketahui sebagai
kehidupan masyarakat, Kerajaan-kerajaan Hindu dan klarifikasi tentang teori masuknya agama dan
pemerintahan, dan budaya pada Buddha kebudayaan Hindu dan Buddha, perkembangan
masa kerajaan-kerajaan Hindu dan Bukti-bukti kehidupan masyarakat, pemerintahan dan budaya kerajaan-
Buddha di Indonesia serta pengaruh Hindu dan Buddha kerajaan Hindu dan Buddha, serta bukti-bukti
menunjukkan contoh bukti-bukti yang masih ada sampai masa pengaruh Hindu dan Buddha yang masih
yang masih berlaku pada kehidupan kini berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia
masyarakat Indonesia masa kini masa kini.
Mengumpulkan informasi terkait dengan
4.5. Mengolah informasi tentang proses pertanyaan mengenai teori masuknya agama
masuknya agama dan kebudayaan dan kebudayaan Hindu dan Buddha,
Hindu dan Buddha ke Indonesia perkembangan masyarakat, pemerintahan dan
serta pengaruhnya pada kehidupan budaya kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha,
masyarakat Indonesia masa kini serta serta bukti-bukti pengaruh Hindu dan Buddha
mengemukakannya dalam bentuk yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat
tulisan Indonesia masa kini melalui bacaan,
pengamatan terhadap sumber-sumber zaman
4.6. Menyajikan hasil penalaran dalam Hindu dan Budha yang ada di museum atau
bentuk tulisan tentang nilai-nilai dan peninggalan-peninggalan yang ada di
unsur budaya yang berkembang pada
153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 18
(RPP)
A. Kompetensi Inti :
Kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan kompetensi sikap sosial yaitu, “Memiliki
sikap jujur, disiplin, kerjasama, responsif, dan proaktif dalam mencari solusi
permasalahan, sehingga dapat menyadari dirinya sebagai mahluk ciptaan yang
Maha Kuasa serta menjalankan kewajibannya sesuai dengan agama yang
dianutnya”.
158
Pengetahuan Keterampilan
No Uraian No Uraian
3.8 Menganalisis 4.8 Menyajikan hasil penalaran
perkembangan kehidupan dalam bentuk tulisan tentang
masyarakat, pemerintahan nilai-nilai dan unsur budaya
dan budaya pada masa yang berkembang pada masa
kerajaan-kerajaan Islam di kerajaan Islam dan masih
Indonesia serta berkelanjutan dalam kehidupan
menunjukkan contoh bangsa Indonesia pada masa kini
bukti-bukti yang masih
berlaku pada kehidupan
masyarakat Indonesia
masa kini
159
160
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran Cooperative Learning tipe Student Teams
Achievement Division (STAD) yang berbasis literasi, peserta didik diharapkan
dapat menganalisis perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintahan dan
budaya pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia serta menunjukkan
contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia
masa kini sekaligus mampu menyajikan hasil penalaran dalam bentuk tulisan
tentang nilai-nilai dan unsur budaya yang berkembang pada masa kerajaan Islam
dan masih berkelanjutan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini.
Selain itu dengan menggunakan pembelajaran aktif dan bermakna yang berbasis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
literasi, peserta didik juga dapat memiliki minat yang tinggi dalam pembelajaran
sejarah.
D. Materi Pembelajaran
1. Fakta : Bukti awal agama dan kebudayaan Islam di Indonesia
2. Konsep : Islam Nusantara
3. Prosedur : Perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
4. Meta Kognitif : Keterkaitan antara perkembangan Islam di Indonesia
dengan kemunculan kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam di Indonesia
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan pembelajaran : Student Center Learning
2. Model Pembelajaran : Cooperative Learning tipe Student Teams
Achievement Division (STAD).
3. Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya jawab, diskusi, dan penugasan.
G. Sumber Belajar
1. Sumber Belajar:
Hapsari, Ratna. 2012. Sejarah Indonesia untuk SMA/ MA Kelas X:
Kelompok Wajib. Jakarta: Erlangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
3. Lingkungan:
Hasil kebudayaan Islam di D. I. Yogyakarta, misalnya Keraton
Kesultanan Ngayogyokarto Hadiningrat
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I (2 JP) 2 x 45 Menit
IPK 3.8.1, 3.8.2, 3.8.3.
URAIAN KEGIATAN ALOKASI
KEGIATAN
Kegiatan Peserta Didik WAKTU
163
164
165
166
167
Bentuk Penilaian
1. Penilaian Sikap : kuesioner
2. Penilaian Pengetahuan : soal pilihan ganda
3. Penilaian Keterampilan : rubrik teks naratif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
Mengetahui
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Ngaglik Guru Mata Pelajaran Sejarah
169
MATERI
170
1. Berita Arab
Diketahui melalui para pedagang Arab yang melakukan aktivitas
perdagangan dengan bangsa Indonesia. Para pedagang Arab telah datang ke
Indonesia sejak masa Kerajaan Sriwijaya (abad ke-7 M) yang menguasai jalur
pelayaran dan perdagangan di wilayah Indonesia bagian barat termasuk Selat
Malaka. Hubungan para pedagang Arab dengan Kerajaan Sriwijaya terbukti
dengan adanya sebuah sebutan para pedagang Arab untuk Kerajaan Sriwijaya,
yaitu Zabaq, Zabay, atau Sribusa.
2. Berita Eropa
Berasal dari Marcopolo dan Tome Pires. Marcopolo adalah orang Eropa
yang pertama kali menginjakkan kakinya di Indonesia, ketika ia kembali dari Cina
menuju Eropa melalui jalur laut. Ia mendapatkan tugas dari kaisar Cina untuk
mengantarkan putrinya yang dipersembahkan kepada kaisar Romawi. Dalam
perjalanannya ia singgah di Pulau Jawa bagian utara. Di daerah tersebut ia
menemukan adanya kerajaan Islam yaitu Kerajaan Samudera dengan ibukotanya
di Pasai. Tome Pires dalam bukunya Suma Orientalmenyebutkan bahwa pada
awal abad ke-16 daerah bagian pesisir timur Sumatra dari Aceh sampai
Palembang, telah banyak masyarakat yang beragama Islam. Namun, di daerah
pedalaman masyarakat setempat pada umumnya masih menganut keyakinan lama.
Proses Islamisasi ke daerah pedalaman Aceh dan Sumatra Barat terjadi sejak Aceh
melakukan ekspansi politik ke daerah pedalaman pada abad ke-16 sampai 17.
3. Berita India
Disebutkan bahwa para pedagang India dari Gujarat memiliki peranan
penting dalam penyebaran agama dan kebudayaan Islam di Indonesia. Di samping
berdagang mereka juga aktif mengajarkan agama dan kebudayaan Islam kepada
masyarakat Indonesia, terutama masyarakat yang berada di daerah pesisir pantai.
4. Berita Cina
Diketahui melalui catatan dari Ma-Huan, seorang penulis yang mengikuti
perjalanan Laksamana Cheng-Ho. Dalam tulisannya, ia menyatakan bahwa sejak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
sekitar tahun 1400 M telah ada saudagar-saudagar Islam yang bertempat tinggal di
pantai utara Pulau Jawa.
B. Islam Nusantara
Sejarah telah mencatat bahwa sejak awal Masehi, pedagang-pedagang dari
India & Tiongkok sudah mempunyai hubungan dengan bangsa
Indonesia/penduduk Indonesia. Tetapi, kapan tepatnya Islam datang ke
Nusantara? Telah menimbulkan berbagai teori. Walaupun ada beberapa pendapat
tentang kedatangan agama Islam ke Indonesia, banyak ahli sejarah cenderung
percaya bahwa masuknya Islam ke Indonesia pada abad ke-7 berdasarkan berita
Tiongkok zaman Dinasti Tang. Berita tersebut telah mencatat bahwa awad ke-7,
ada permukiman pedagang muslim dari Arab di Desa Baros, yakni daerah pantai
barat Sumatera Utara. Kemudian pada abad ke-13 Masehi lebih menunjuk pada
perkembangan Islam bersamaan dengan mulai tumbuhnya kerajaan-kerajaan
Islam di Nusantara. Dari pendapat ini, berdasarkan catatan perjalanan yang
pernah dilakukan Marco Polo yang menerangkan bahwa ia pernah singgah di
Perlak pada 1292 & berjumpa dengan orang-orang yang sudah menganut agama
Islam. Bukti lain yang memperkuat pendapat tersebut ialah ditemukannya nisan
makam Raja Samudera Pasai, Sultan Malik Al-Saleh yang berangka tahun 1297.
Agama Islam masuk & berkembang di Nusantara dibawa oleh para
pedagang dari Gujarat, Arab, & Persia. Agama Islam yang dibawa oleh para
pedagang itu untuk pertama kalinya melewati Selat Malaka & daerah yang
terpengaruh Islam adalah Barus & Perlak. Kemudian setelah itu muncul kerajaan
Samudera Pasai, yang mempercepat tersebarnya agama Islam ke pedalaman Pulau
Sumatera, serta menyebar ke arah selatan melewati Siak & Palembang. Dari Pulau
Sumatera, agama Islam selanjutnya menyebar ke wilayah Jawa, yakni kerajaan
Demak yang berperan dalam proses menyebarkan agama Islam ke Banten,
Cirebon, Gresik, & daerah-daerah di pesisir utara Pulau Jawa. Kerajaan Demak
mengembangkan Islam ke Kalimantan Selatan (Banjar), Sulawesi Selatan (Gowa-
Tallo) & Maluku (Ternate-Tidore). Kerajaan Gowa-Tallo (Makassar) di Sulawesi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
b. Bidang Politik
Setelah resmi menjadi kerajaan Islam (kerajaan bercorak Islam pertama di
Indonesia), Samudera Pasai berkembang pesat menjadi pusat perdagangan dan
pusat studi Islam yang ramai. Pedagang dari India, Benggala, Gujarat, Arab, Cina
serta daerah di sekitarnya banyak berdatangan di Samudera Pasai. Samudera Pasai
setelah pertahanannya kuat segera meluaskan kekuasaan ke daerah pedalaman,
meliputi Tamiang, Balek Bimba, Samerlangga, Beruana, Simpag, Buloh Telang,
Benua, Samudera, Perlak, Hambu Aer, Rama Candhi, Tukas, Pekan, dan Pasai.
Dalam rangka islamisasi, Sultan Malik al Saleh menikah dengan putri Raja
Perlak.
173
174
- Perdagangan
- Pelayaran/ Nelayan
175
176
Jika sultan mangkat sebelum ada pengganti oleh karena beberapa sebab
lain, Panglima Sagi XXII Mukim yang menjadi wakil raja. Ia bertugas
menjalankan pemerintahan dan menerima hasil yang didapat dari Aceh sendiri
dan daerah taklukkan. Jika sudah ada yang patut diangkat menjadi sultan,
perbendaharaan itu pun dengan sendirinya berpindah kepada yang berhak. Dalam
menjalankan kekuasaan, sultan mendapat pengawasan dari alim ulama, kadi, dan
Dewan Kehakiman. Mereka terutama bertugas memberi peringatan kepada sultan
terhadap pelanggaran adat dan syara’ yang dilakukan. Sultan Iskandar Muda
berhasil menanamkan jiwa keagamaan pada masyarakat Aceh yang mengandung
jiwa merdeka, semangat membangun, rasa persatuan dan kesatuan, serta semangat
berjuang antipenjajahan yang tinggi. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan jika
Aceh mendapat sebutan Serambi Mekah. Itulah sebabnya, bangsa-bangsa Barat
tidak mampu menembus pertahanan Aceh.
Bidang perdagangan yang maju menjadikan Aceh makin makmur. Setelah
Sultan Ibrahim dapat menaklukkan Pedir yang kaya akan lada putih, Aceh makin
bertambah makmur. Dengan kekayaan melimpah, Aceh mampu membangun
angkatan bersenjata yang kuat. Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda,
Aceh mencapai puncak kejayaan. Dari daerah yang ditaklukkan didatangkan lada
dan emas sehingga Aceh merupakan sumber komoditas lada dan emas. Pada masa
pemerintahan Iskandar Muda muncul ahli tasawuf yang terkenal, yaitu Hamzah
Fansyuri dan muridnya Syamsudin as Sumatrani. Sultan Iskandar Muda mangkat
pada tahun 1636 dan digantikan oleh menantunya, Iskandar Thani (1636–1641).
Masa pemerintahan Sultan Iskandar Thani tidak lama karena ia tidak memiliki
kepribadian dan kecakapan yang kuat seperti Sultan Iskandar Muda. Pengawasan
kepada para panglima yang mengurusi perdagangan mengendur sehingga mereka
dapat berbuat semaunya. Daerah-daerah yang jauh dari pemerintah pusat mulai
kurang loyal terhadap sultan. Terlebih lagi setelah Nur ar Din al Raniri (Nurrudin
ar Raniri) ahli tasawuf yang beraliran ortodoks dari Gujarat datang ke Aceh. Sejak
Sultan Iskandar Muda mangkat, Aceh terus-menerus mengalami kemunduran dan
akhirnya pada permulaan abad ke-20 (1935) dapat dikuasai oleh Belanda
walaupun dengan susah payah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
178
5. Kerajaan Pajang
a. Letak dan Sumber Sejarah Kerajaan Pajang
Kesultanan Pajang pada awal terbentuknya dipimpin oleh Jaka Tingkir.
Sebelum menjadi Kesultanan Islam Utama di kawasan Jawa Tengah dan Jawa
Timur, Pajang menjadi daerah kekuasaan Kerajaan Majapahit dan Kesulatanan
Demak. Pada masa Kerajaan Majapahit, Pajang lebih dikenal dengan nama
Pengging. Pengging pada saat itu tidak memiliki andil besar dalam kekuasaan
Majapahit. Hayam Wuruk pernah melewati daerah Pengging hanya satu kali
dalam setahun untuk menuju Sungai Bengawan Solo. Pengging pada massa
Majapahit dipimpin oleh seorang adipati bernama Jayadiningrat. Ketika awal
berdirinya Kesultanan Demak, Pengging masih menganut agam Budha yang
dianut Kerajaan Majapahit. Ketika keturunan Adipati Jayadiningrat memimpin
daerah Pengging, maka Pengging memeluk agama Islam.
Pada masa Kesultanan Demak, pemimpin daerah Pengging, yaitu Ki Kebo
Kenanga melakukan tindakan tidak menyenangkan terhadap Kesultanan Demak.
Pengging tidak memberi Demak upeti tahunan. Sultan Demak melihat hal itu
mengambil kesimpulan bahwa Pengging akan melakukan pemberontakan. Maka
Sultan Demak mengutus Sunan Kudus untuk menemui pemimpin Pengging.
Pemimpin Pengging menolak untuk menghadap ke Demak, maka Sunan Kudus
dan Pemimpin Pengging mengadu ilmu. Dalam pertarungan tersebut Ki Kebo
Kenanga terbunuh oleh Sunan Kudus, kemudian Pengging tunduk menjadi daerah
kekuasaan Demak. Setelah kejadian tersebut daerah Pengging lebih dikenal
dengan nama Pajang. Pajang baru memiliki andil yang cukup berpengaruh dalam
kekuasaan Demak. Daerah Pajang memiliki daerah yang subur, beras merupakan
komoditas utama yang diperjual belikan. Batu bata merah juga komoditas yang
penting dalam membangun ekonomi Pajang, karena terdapat pusat pembuatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
batu bata merah. Sebagian besar rumah penduduk Pajang dibangun menggunakan
batu bata merah. Keraton Pajang hampir seluruh bangunannya terdiri dari batu
bata merah. Hal ini membantu ekonomi Kesultanan Demak dalam hal pangan dan
pembangunan. Hal tersebut semakin maju pada masa kepepimpinan Jaka Tingkir.
b. Bidang ekonomi, sosial, dan Budaya Kerajaan Pajang
Kerajaan Pajang ini bisa dikatakan sebagai kerajaan bekas dari Demak.
Hal ini karena sejarah berdirinya Kerajaan Pajang tidak bisa dipisahkan dari
Kerajaan Demak. Pendiri Kerajaan Pajang adalah Joko Tingkir yang kala itu
berhasil menumpas Aryo Penangsang. Aryo Penangsang sendiri adalah raja di
Demak yang tidak diinginkan oleh peihak keluarga besar Demak. Dari sini
kemudian keluarga meminta bantuan Joko Tingkir untuk menyingkirkan Aryo
Penangsang. Setelah berjalannya waktu, Kerajaan Demak runtuh maka Joko
Tingkir kemudian menggeser pusat pemerintahan di Demak ke Pajang yang
sekaligus menjadi penanda berdirinya Kerajaan Islam Pajang. Kehidupan politik
Kerajaan Pajang ini sebenarnya mulai mapan dan stabil. Namun disayangkan
perjalanan Kerajaan Islam Pajang tidak cukup lama karena beberapa konflik yang
terjadi. Kerajaan Pajang sendiri berpusat di Jawa Tengah bekas Kerajaan Demak
lebih tepatnya yaitu di daerah Kartasura dekat Surakarta atau Solo. Kerajaan
Pajang ini sebenarnya meski muncul belakangan, pernah juga disebut oleh Hayam
Wuruk dalam kitab Negarakertagama. Pada masa kejayaan Kerajaan Majapahit,
kerajaan Pajang dan kerajaan Demak sudah disinggung di dalam kitab tersebut.
Meski merupakan kerajaan baru jika dibanding dengan Kerajaan Demak,
namun secara ekonomi Kerajaan Pajang sangatlah baik. Kesejahteraan rakyatnya
cukup terjamin dengan berbagai hasil bumi yang dihasilkan. Ketika Kerajaan
Demak masih berkuasa, bahkan Kerajaan Pajang ini sudah berhasil mengekspor
beras ke beberapa daerah melalui perniagaan dengan memanfaatkan Bengawan
Solo sebagai jalur transportasi. Pada umumnya, masyarakat Pajang mengandalkan
hasil kebun dan pertanian untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Bahkan Pajang
berhasil menjadi lumbung beras pada sekitar abad ke 16 dan ke 17. Hal ini karena
irigasi di daerah Pajang sangat bagus dengan adanya Bengawan Solo sehingga
irigasi lancar yang kemudian membuat hasil pertanian melimpah. Kelemahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
181
182
183
184
sangat terikat dengan norma adat yang mereka anggap sakral. Norma kehidupan
masyarakat Makasar diatur berdasarkan adat dan agama Islam yang disebut
PANGADAKKANG. Dan masyarakat Makasar sangat percaya terhadap norma-
norma tersebut.
Di samping norma tersebut, masyarakat Makasar juga mengenal pelapisan
sosial yang terdiri dari lapisan atas yang merupakan golongan bangsawan dan
keluarganya disebut dengan “Anakarung/Karaeng”, sedangkan rakyat kebanyakan
disebut “to Maradeka” dan masyarakat lapisan bawah yaitu para hamba-sahaya
disebut dengan golongan “Ata”. Dari segi kebudayaan, maka masyarakat Makasar
banyak menghasilkan benda-benda budaya yang berkaitan dengan dunia
pelayaran. Mereka terkenal sebagai pembuat kapal. Jenis kapal yang dibuat oleh
orang Makasar dikenal dengan nama Pinisi dan Lombo. Kapal Pinisi dan Lombo
merupakan kebanggaan rakyat Makasar dan terkenal sampai mancanegara.
185
186
Mengetahui
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Ngaglik Guru Mata Pelajaran Sejarah
Lampiran 19
1 2 3 4 5 6 7 8
187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 20
2. Pertama kali para pedagang Islam datang di Nusantara adalah pada zaman
kerajaan….
A. Samudra Pasai
B. Majapahit
C. Sriwijaya
D. Demak
E. Aceh
3.
Faktor - faktor pendukung utama perkembangan Kerajaan Samudera Pasai di
dunia maritim adalah….
A. Letaknya strategis yaitu di jalur perdagangan
B. Armada lautnya yang kuat
C. Bandar-bandar dagang yang aman
D. Terdapat sumber-sumber perdagangan
E. Tidak pernah terjadi perebutan kekuasaan
190
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
5. Berikut ini pernyataan yang tepat dari Kerajaan Samudra Pasai adalah….
A. Zainal Abidin merupakan raja pertama dari Kerajaan Samudra Pasai
B. Sultan Ahmad merupakan raja pertama dari Kerajaan Samudra Pasai
C. Malik Al Tahir merupakan raja pertama dari Kerajaan Samudra Pasai
D. Malik Al Saleh merupakan raja pertama dari Kerajaan Samudra
Pasai
E. Al Kamil merupakan raja pertama dari Kerajaan Samudra Pasai
8. Penyebab raja Ternate tertarik untuk mengikuti ajaran agama Islam yaitu ....
A. Ada seseorang dari jawa yang namanya Maulana Husayu yang
menunjukkan kemahirannya dalam menulis dan membaca huruf
arab dalam Al-Qur’an sehingga raja Ternate tertarik untuk
mempelajarinya
B. Karena Islam tidak membedakan kedudukan dalam masyarakat
C. Berbagai upacara dalam islam dilakukan secara sederhana
D. Ajaran Islam berupaya untuk dapat menciptakan kesejahteraan masyarakat
dengan adanya kewajiban zakat
E. Islam dilakukan dengan damai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
10. Berikut ini tokoh yang menjadi peletak dasar Kerajaan Demak adalah….
A. Pati Unus
B. Abdul Mufakir
C. Maulana Yusuf
D. Sultan Haji
E. Raden Patah
11. Pernyataan di bawah ini yang paling tepat mengenai Raden Patah adalah ….
A. Raden Patah merupakan pendiri dari kerajaan Pajang
B. Raden Patah merupakan pendiri dari kerajaan Aceh
C. Raden Patah merupakan pendiri dari kerajaan malaka
D. Raden Patah merupakan pendiri dari kerajaan Mataram
E. Raden Patah merupakan pendiri dari kerajaan Demak
12. Berikut ini perubahan besar yang dilakukan oleh Sultan Hadiwijaya adalah….
A. Membangun Masjid Demak
B. Kerajaan Mataram Islam terpecah menjadi dua
C. Pemindahan ibu kota kesultanan dari Demak ke Pajang
D. Peletak dasar kerajaan Demak
E. Menyejahterakan kehidupan rakyatnya
193
Dari data tersebut hal mana sajakah yang telah dilakukan Sultan Agung pada
masa Pemerintahannya di Mataram?
A. (1), (2), (3)
B. (1), (2), (4)
C. (2), (3), (4)
D. (2), (3), (5)
E. (3), (4), (5)
15. Pada masa pemerintahan Amangkurat II, wilayah Kerajaan Mataram semakin
sempit karena sebagian besar dikuasai oleh Belanda. Hal ini dibuktikan
dengan adanya perjanjian pada 1755 M, yaitu….
A. Perjanjian Giyanti.
B. Perjanjian Tuntang.
C. Perjanjian Bongaya.
D. Perjanjian Salatiga.
E. Perjanjian Saragosa
194
19.
Keempat tiang ini merupakan salah satu kekhasan yang ada di masjid Demak.
Tiang ini dibuat sebagai penopang masjid yang terinspirasi dari konstruksi
tiang kapal jung Tiongkok. Salah satu tiang yang dibuat dari potongan-
potongan kayu yaitu….
A. Saka Bledeg yang dibuat oleh Sunan Gunung Jati
B. Saka Guru yang dibuat oleh Sunan Kalijaga
C. Saka Serambi yang dibuat oleh Sunan Ampel
D. Saka Tiang yang dibuat oleh Sunan Bonang
E. Saka tatal yang dibuat oleh Sunan Kalijaga
Nilai = X 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
Lampiran 21
Lampiran 22
196
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
Lampiran 23
KUESIONER
PENERAPAN PEMBELAJARAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN
SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI 1 NGAGLIK TAHUN AJARAN
2017/2018
A. Pengantar
Kuesioner ini bertujuan sebagai alat pengumpul data peneliti. Dalam
kuesioner ini anda diminta untuk dapat memberikan jawaban secara jujur dan
benar sesuai dengan apa yang dialami dan telah Anda lakukan dengan
sebenarnya. Adapun jawaban Anda tidak akan berpengaruh terhadap nilai
apapun dan kerahasiaannya terjamin.
Kesediaan Anda dalam mengisi kuesioner ini merupakan jasa yang sangat
berharga bagi penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Atas
ketersediaanya penulis mengucapkan terima kasih.
B. Petunjuk Pengisian
1. Tulislah data identitas Anda secara lengkap.
2. Bacalah semua pernyataan dan pilih salah satu jawaban sesuai dengan
penilaian Anda sendiri.
3. Berilah tanda check list (√) pada butir-butir pernyataan berikut ini sesuai
dengan kriteria sebagai berikut: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang
Setuju (KS), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).
4. Sebelum Anda kembalikan kepada peneliti, periksalah kembali kuesioner
Anda apakah semua pertanyaan telah dijawab.
5. Tidak ada jawaban yang benar atau salah, jawaban yang jujur sangat
diharapkan.
C. Data Responden
1. Nama :
2. Kelas :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
NO PERNYATAAN SKOR
SS S KS TS STS
Saya senang belajar sejarah dengan
1
pembelajaran literasi
Minat belajar sejarah saya meningkat
2
setelah menggunakan pembelajaran literasi
Pembelajaran literasi pada mata pelajaran
3
sejarah sangat membosankan
Saya mudah memahami materi sejarah
4
dengan menggunakan pembelajaran literasi
Saya dapat memaknai sejarah melalui
5
pembelajaran literasi
Pembelajaran literasi memudahkan saya
6 untuk mendapatkan informasi dalam
pelajaran sejarah
Pembelajaran literasi dapat menumbuhkan
7 empat keterampilan membaca, menyimak,
menulis, dan berbicara pada diri saya
Saya lebih senang belajar sejarah tanpa
8
menggunakan pembelajaran literasi
Pembelajaran literasi tidak cocok
9 digunakan dalam proses pembelajaran
sejarah
Saya sangat tertarik belajar sejarah dengan
10
menggunakan pembelajaran literasi
Dalam menerapkan empat aktivitas yang
11 ada dalam literasi, Saya menjadi lebih aktif
dalam proses pembelajaran sejarah
Melalui pembelajaran literasi saya mudah
12 mengingat dan berpikir kritis tentang
materi sejarah
Pembelajaran literasi dapat
13 mengembangkan pengetahuan dalam diri
saya
Pembelajaran literasi membuat saya
14
terbiasa untuk membaca buku
Pembelajaran literasi membuat saya
15
semangat dalam belajar sejarah
saya sangat nyaman belajar sejarah dengan
16
menerapkan pembelajaran literasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
Lampiran 24
200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 25
Keterangan:
4 = sangat baik,
3 = baik,
2 = cukup baik,
1 = kurang baik
Nilai= X100
202
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
Lampiran 26