Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Secara biologis sebenarnya rambut kepala tidak mempunyai fungsi penting bagi
manusia. Rambut kepala mencerminkan gambaran sosial yang merupakan mahkota keindahan
bagi wanita serta lambang kejantanan bagi pria. (Supardiman, Lily. 2010)
Rambut adalah struktur solid yang terdiri atas sel yang mengalami keratinisasi padat, berasal
dari folikel epidermal yang berbentuk seperti kantong yang tumbuh ke dalam dermis. Rambut
normal dan sehat, tampak berkilat, elastis, tidak mudah patah, serta dapat menyerap air.
Komposisi rambut terdiri atas karbon 50,60%, hidrogen 6,36%, nitrogen 17,14%, sulfur 5,0%,
dan oksigen 20,80% (Pusponegoro, Erdina H.D. 2002). Rambut juga merupakan salah satu
adneksa kulit yang terdapat pada seluruh tubuh kecuali telapak tangan, telapak kaki, kuku, dan
bibir (Soepardiman, Lily. 2010).

Alopecia areata menyebabkan bercak kebotakan tentang ukuran koin besar . Mereka
biasanya muncul pada kulit kepala tetapi bisa terjadi di mana saja pada tubuh . Hal ini dapat
terjadi pada semua usia, Alopecia areata merupakan penyakit yang disebabkan oleh kesalahan
autoimun. Sistem kekebalan tubuh membuat sel darah putih (limfosit) dan antibodi untuk
melindungi terhadap benda asing seperti bakteri, virus, dan kuman lainnya. Pada penyakit
autoimun, telah terjadi kesalahan sistem kekebalan tubuh  dimana  bagian tubuh dianggap
sebagai benda asing. Pada orang dengan alopecia areata, banyak sel darah putih berkumpul di
sekitar akar rambut yang terkena (folikel rambut), di sanalah telah terjadi kesalahan dari
autoimun. Hal ini menyebabkan beberapa peradangan ringan yang mengarah dalam beberapa
cara untuk rambut menjadi lemah dan jatuh menyebabkan kebotakan.
Alopesia areata paling banyak terjadi pada rambut di kepala meskipun pada lokasi lain
seperti wajah dan ekstremitas juga dapat terjadi. Alopesia areata ditandai dengan adanya
bercak kebotakan yang bulat atau lonjong dan berbatas tegas. Permukaan lesi tampak halus,
licin, serta tanpa tanda sikatriks, atrofi, maupun skuamasi yang disertai terasa gatal. Lesi
kebotakan dapat berjumlah satu atau multipel bahkan dapat menjadi totalis hingga universalis.
Rata-rata kulit kepala mengandung 100.000 helai rambut dan setiap harinya, rata-rata
sebanyak 100 helai rambut hilang dari kepala. Setiap helai rambut berumur 4,5 tahun, dengan

1
pertumbuhan sekitar 1 cm/bulan. Biasanya pada tahun ke 5 rambut akan rontok dan dalam
waktu 6 bulan akan diganti oleh rambut yang baru. Kebotakan yang diturunkan terjadi akibat
kegagalan tubuh untuk membentuk rambut yang baru, bukan karena kehilangan rambut yang
berlebihan.
Alopecia areata memiliki insiden 0,1-0,2 % dengan risiko seumur hidup sebesar 1,7 %
dengan laki-laki dan perempuan memiliki prevalensi yang sama (Safavi et al., 1995). Sharma et al
dalam studi prospektif satu dekade mereka mengamati insidensi sebesar 0,7 % di antara pasien
rawat jalan dermatologi baru (Sharma et al., 1996).

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mampu mengetahui dan memahami konsep dasar penyakit alopecia areta dan askep teoritis
pada penyakit alopecia areata.

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui dan memahami definisi alopecia areata
b. Mengetahui dan memahami anatomi fisiologi rambut
c. Mengetahui dan memahami etiologi alopecia areata
d. Mengetahui dan memahami klasifikasi alopecia areata
e. Mengetahui dan memahami manifestasi klinis alopecia areata
f. Mengetahui dan memahami komplikasi alopecia areata
g. Mengetahui dan memahami patofisiologi alopecia areata
h. Mengetahui dan memahami WOC alopecia areata
i. Mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang alopecia areata
j. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan alopecia areata

2
BAB II
KONSEP TEORITIS
A. DEFINISI
Kebotakan (alopesia) adalah hilangnya sebagian atau seluruh rambut. Alopecia (kebotakan)
merupakan salah satu bentuk dari kelainan pada rambut. Bentuk kelinan rambut lainnya adalah
efluvium (kerontokan rambut, kehilangan rambut ± 120 helai per hari) yang dapat berlanjut menjadi
alopecia, kelainan pada bentuk dan warna rambut, serta kelainan kelebatan rambut Penyebab
rambut rontok bisa dinilai dari waktu dan tahap-tahap kerontokannya. Misalnya, rambut yang
rontok secara tiba-tiba mungkin disebabkan oleh suatu penyakit, diet tertentu, atau karena sedang
menjalani suatu perawatan medis, seperti kemoterapi dan radiasi. Sedangkan kerontokan rambut
secara bertahap kemungkinan disebabkan oleh faktor keturunan dan kejadian normal dari proses
penuaan. Sejalan dengan pertambahan usia, pada pria dan wanita akan terjadi penurunan
kepadatan rambut. Pria memiliki pola kebotakan khusus yang berhubungan dengan hormon
testosteron.
Alopesia areata paling banyak terjadi pada rambut di kepala meskipun pada lokasi lain
seperti wajah dan ekstremitas juga dapat terjadi. Alopesia areata ditandai dengan adanya bercak
kebotakan yang bulat atau lonjong dan berbatas tegas. Permukaan lesi tampak halus, licin, serta
tanpa tanda sikatriks, atrofi, maupun skuamasi yang disertai terasa gatal. Lesi kebotakan dapat
berjumlah satu atau multipel bahkan dapat menjadi totalis hingga universalis.
Alopesia areata adalah kehilangan rambut yang cepat dan komplit sehingga terbentuk
bercak satu atau lebih, berupa bulatan atau oval, biasanya dikepala dan tempat berambut lain.
Alopesia areata merupakan penyakit yang ditandai dengan kerontokan rambut akibat proses
inflamasi kronis dan berulang yang terjadi pada rambut terminal. Penyakit ini dapat terjadi pada
semua kelompok umur dengan prevalensi yang sama antara pria dan wanita.
Alopesia areata adalah peradangan kronis, berulang dari rambut terminal, yang ditandai
oleh timbulnya satu atau lebih bercak kerontokan rambut pada scalp dan atau kulit berambut
terminal lainnya.

B. ANATOMI FISIOLOGI
1. Struktur Rambut
Rambut merupakan tambahan pada kulit kepala yang memberikan kehangatan, perlindungan
dan keindahan. Rambut juga terdapat diseluruh tubuh, kecuali telapak tangan, telapak kaki dan

3
bibir. Semua jenis rambut tumbuh dari akar rambut yang ada di dalam lapisan dermis dari kulit. Oleh
karena itu kulit kepala atau kulit bagian badan lainnya memiliki rambut.  Rambut yang tumbuh
keluar dari akar rambut itu ada 2 bagian menurut letaknya, yaitu bagian yang ada di dalam kulit dan
bagian yang ada di luar kulit. Rambut terbentuk dari sel-sel yang terletak ditepi kandung akar. Cupak
rambut atau kandung akar ialah, bagian yang terbenam dan menyerupai pipa serta mengelilingi akar
rambut. Jadi bila rambut itu dicabut dia akan tumbuh kembali, karena papil dan kadung akar akan
tetap tertinggal di sana. Anatomi rambut penting diketahui terutama bagi ahli kecantikan, supaya
tidak salah dalam memilih kosmetika rambut. Untuk lebih jelasnya, Basuki (1981:15) menjelaskan
tentang rambut itu sebagai berikut: 
 Helaian seperti benang tipis yang tumbuh dari bawah permukaan kulit. 
 Dibentuk oleh lapisan sel yang tertutup lapisan yang tersusun. Bentuknya seperti sisik ikan pada
lapisan luarnya. 
 Terdiri dari zat horney atau disebut juga dengan keratin. Agar lebih jelas perhatikanlah gambar
anatomi rambut.  Apabila kita lihat suatu penampang irisan kulit, maka akan terlihat susunan
struktur rambut sebagaimana yang ada pada gambar berikut :

Keterangan Gambar:

1. Folicle, ialah saluran untuk tumbuhnya rambut yang menentukan besar, kecil, lurus dan
keritingnya rambut. 
2. Dermis, ialah seluruh ruangan yang berada di bawah epidermis. 
3. Bulp, yaitu bongkol rambut yang memuat pigmen, pembuluh darah, papila dan folicle. 
4. Epidermis, ialah lapisan kulit yang berada paling luar. 

4
5. Arector muscle, ialah garis yang menghubungkan folicle dan kulit. 
6. Papila, menghasilkan sel-sel, membentuk rambut-rambut baru yang lebih kuat. Pada papila
setiap rambut mempunyai pembuluh darah yang berbeda, yang bertugas untuk membawa
makanan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan sel rambut dalam papil. 
7. Pigmen (warna rambut). 
8. Kelenjar minyak yang sangat dibutuhkan oleh rambut. 
9. Pembuluh darah. 
10. Akar rambut. 
11. Kelenjar keringat. 
12. Batang rambut. 
13. Penampang akar rambut. 

2. Susunan Rambut
Berdasarkan hal itu bagian-bagian rambut dikenal dengan rambut yang berada di dalam kulit
dan berada diluar kulit. Bagian-bagian rambut ini dapat dibagi atas:
a. Akar Rambut (Hair Folicle) 
Akar rambut adalah bagian rambut yang tertanam di dalam kulit. Seperti yang terlihat pada
gambar di atas maka akar rambut terbagi:
 Bulp yaitu bagian pangkal rambut yang membesar, seperti bentuk bola, gunanya untuk
melindungi papil rambut.
 Papil rambut adalah bagian yang terlindungi di dalam bulp atau terletak dibagian
terbawah dari folicle rambut. Papil rambut tidak ubahnya seperti piring kecil yang
tengahnya melengkung dan menonjol ke arah rambut, lengkungan inilah yang
menyebabkan ia disebut papil, berasal dari sel-sel kulit jangat (corium) serta kulit ari
(epidermis). Diantara sel-sel papil juga terdapat melanosit. Melanosit menghasilkan
pigmen (zat warna), yang akan disebarkan terutama ke dalam contek, kemudian ke
dalam medulla rambut. Di samping itu juga terdapat di dalam papil rambut yaitu
pembuluh darah dan getah bening, yang berfungsi memberi makanan kepada rambut
(memelihara kehidupan rambut), serta terdapat juga saraf yang mensarafi folicle rambut.
Itu sebabnya rambut tidak mempunyai saraf perasa. Oleh karenanya kita tidak merasa
sakit bila rambut digunting atau dipangkas.

5
 Folicle rambut ialah kandungan atau kantong rambut tempat tumbuhnya rambut.
Kantong rambut terdiri dari 2 lapis. Lapisan dalamnya berasal dari sel-sel epidermis,
sedangkan lapisan luarnya berasal dari sel-sel dermis. Rambut yang panjang dan tebal
mempunyai folicle berbentuk besar, folicle rambut ini bentuknya menyerupai silinder
pipa. Kalau folicle bentuknya lurus, rambut juga lurus dan bila melengkung rambut jadi
berombak. Tetapi kalau lengkungannya itu lebih lengkung lagi, maka rambutnya keriting.
Di dalam folicle ini bermuara kelenjar lemak (palit). 
 Otot penegak rambut ialah yang menyebabkan rambut halus bulu roma berdiri bila ada
sesuatu rangsangan dari luar dan dari dalam tubuh kita. Misalnya merasa seram,
kedinginan, kesakitan, kelaparan dan sebagainya. 
 Matrix, disebut juga dengan umbi/tombol atau lembaga rambut. Seperti dijelaskan di
depan, bahwa di dalam folicle terdapat rambut. Bagian yang berdekatan dengan papil
lebih subur daripada bagian yang lebih jauh di atasnya. Bagian yang subur itulah yang
disebut matrix atau umbi/tombol atau lembaga rambut. Mengapa pada bagian itu lebih
subur ?. Ini disebabkan karena kelompok sel yang terdapat dibagian itu selalu membelah
diri, membentuk bagian rambut baru. Diantara sel-sel umbi juga terdapat sel-sel
melanosit. Bagian paling dalam atau tengah umbi rambut, sel-selnya berwarna keputih-
putihan dan masih lembek (masih muda). Sel-sel ini masih mengandung parakeratin (sel
rambut yang warnanya sudah lebih mantap, sudah keras, mengandung keratin).
Parakeratin adalah zat pendahulu keratin. Sel-sel rambut yang masih muda ini  terdorong
ke atas oleh sel-sel yang terjadi kemudian. Makin ke atas makin mengalami proses
keratinisasi penandukan.
b. Lapisan Batang Rambut
Batang rambut ialah bagian rambut yang kelihatan di atas permukaan kulit. Seperti yang
dijelaskan oleh Yenes (1984:2) bahwa batang rambut ini terbagi pula atas 3 bagian, yakni:
 Cuticula (selaput kulit ari) yang berbentuk seperti sisik-sisik ikan dan sangat berfungsi
untuk melindungi lapisan rambut (berada paling luar yang merupakan pelindung). Di
samping itu ia juga berfungsi untuk menentukan besar kesilnya daya serap zat cair pada
rambut seperti air, shampo, conditioner, obat keriting, zat/cat pewarna rambut,
bleaching. Pada rambut yang kasar lapisan cuticula nya juga kasar. Sedang pada rambut
yang halus lapisan cuticula nya juga halus.

6
 Cortex atau kulit ari rambut, ialah bagian rambut yang terbesar dan merupakan lapisan
di bawah cuticula. Cortex berfungsi sebagai lapisan yang menentukan warna karena
pigmen (zat warna rambut dikandung oleh lapisan ini). Misalnya penyerapan zat cair,
obat keriting, cat rambut, dan lain-lain. Jadi cortex ini berhubungan dengan sifat
elastisitas rambut.
 Medulla atau sum-sum rambut. Medulla ini terdapat dibagian paling tengah. Rambut
yang halus sekali ada yang tidak terdapat medulla nya. Agar jelasnya perhatikanlah
Gambar di bawah ini, yang menunjukkan penampang dari batang rambut.

c. Batang Rambut
Berkaitan dengan struktur maka bentuk-bentuk rambut dapat dikelompokkan sebagai
berikut:
 Lurus, tidak bergelombang dan tidak keriting. Biasanya rambut yang lurus dapat
memberikan beberapa kemudahan kepada si pemakai misalnya dalam hal tatanan
rambut, baik yang dipotong maupun yang disanggul. Mengapa demikian? Karena
rambut lurus ini mempunyai folicle yang lurus dan penampangnya bulat.
 Berombak yaitu memperlihatkan gelembung yang besar pada rambut. Hal ini
disebabkan karena folicle nya melengkung dan penampangnya lonjong/oval. Rambut ini
juga termasuk mudah dalam hal penataan, baik yang disanggul atau disasak maupun
yang dipotong pendek.
 Keriting, biasanya rambut yang keriting berbentuk gelombang kecil-kecil atau sedang. Ini
adalah karena folicle nya amat melengkung sedangkan penampangnya gepeng.

d. Klasifikasi Rambut
Bila kita perhatikan, rambut pada kepala dan tubuh, akan nyata sekali terlihat bahwa ada 4
jenis rambut, yaitu:
 Rambut yang panjang dan agak kasar yakni rambut kepala.
 Rambut yang agak kasar tetapi pendek yang berupa alis.
 Rambut yang agak kasar tetapi tidak sepanjang rambut dikepala, contohnya rambut
ketiak.
 Rambut yang halus yang terdapat pada pipi, dahi, lengan, perut, punggung dan betis.

7
Hal ini bersamaan pula dengan yang dijelaskan oleh Hermawan (1982:66), bahwa rambut
dapat dibagi atas 3 (tiga) tipe sebagai berikut:

 Panjang sebagaimana terdapat pada kepala.


 Pendek dan gemuk misalnya alis dan bulu mata.
 Pendek halus dan tak berwarna terdapat diseluruh badan yang disebut juga dengan
lanugo.

e. Siklus Pertumbuhan Rambut


Rambut dapat tumbuh dan bertambah panjang. Hal ini disebabkan karena sel-sel daerah
matrix/umbi atau tombol rambut secara terus menerus membelah. Rambut mengalami
proses pertumbuhan menjadi dewasa dan bertambah panjang lalu rontok dan kemudian
terjadi pergantian rambut baru. Inilah yang dinamakan siklus pertumbuhan rambut.
Siklus pertumbuhan rambut telah dimulai saat janin berusia 4 bulan di dalam
kandungan. Pada usia ini bibit rambut sudah ada dan menyebar rata diseluruh permukaan
kulit. Diakhir bulan ke 6 atau awal bulan ke 7 usia kandungan, rambut pertama sudah mulai
tumbuh dipermukaan kulit, yaitu berupa rambut lanugo, atau rambut khusus bayi dalam
kandungan.
Kemudian menjelang bayi lahir atau tidak lama sesudah bayi lahir, rambut bayi ini akan
rontok, diganti dengan rambut terminal. Itulah sebabnya ketika bayi lahir, ada yang hanya
berambut halus dan ada juga yang sudah berambut kasar dan agak panjang, bahkan kadang-
kadang sudah mencapai panjangnya antara 2-3 centimeter. Kecepatan pertumbuhan
rambut sekitar 1/3 milimeter per hari atau sekitar 1 centimeter perbulan.
Dengan demikian kalau seorang bayi lahir dengan panjang rambut 2 centimeter, berarti
pada bulan ke 7 kehamilan, rambut lanugo bayi sudah diganti dengan rambut dewasa
terminal. Rambut tidak mengalami pertumbuhan secara terus menerus. Pada waktu-waktu
tertentu pertumbuhan rambut itu terhenti dan setela mengalami istirahat sebentar, rambut
akan rontok sampai ke umbi rambutnya. Sementara itu, papil rambut sudah membuat
persiapan rambut baru sebagai gantinya. Pertumbuhan rambut mengalami pergantian
melalui 3 fase: yaitu fase pertumbuhan (anagen), fase istirahat (katagen) dan fase
kerontokan (telogen), baru kemudian dimulai lagi dengan fase anagen yang baru.

8
Lama masing-masing fase pun berbeda-beda, fase anagen lamanya berkisar antara 2-5
tahun dan rata-rata 3 tahun atau 1000 hari. Walaupun kadang-kadang ada yang sampai
lebih dari 10 tahun, sehingga rambutnya bisa lebih dari 1 (satu) meter panjangnya. Itulah
sebabnya maka jangan heran kalau ada wanita yang rambutnya sampai sepanjang lutut atau
mata kaki. Fase katagen singkat saja hanya beberapa minggu. Sedangkan fase telogen rata-
rata berkisar 100 hari.
Bila kita inginkan agar rambut tidak tumbuh lagi secara permanen, maka papil harus
dibunuh secara elektrolisis. Biasanya dari proses pertumbuhan rambut ini akan terlihat
rambut yang berwarna hitam dan pirang muda. Bila rambut itu berwarna hitam akan lebih
besar dan tebal, tetapi bila rambut pirang/kemerah-merahan akan lebih halus.

3. Fisiologi Pertumbuhan Rambut


Secara anatomi folikel rambut matur dari atas ke bawah tersusun atas infundibulum,
isthmus, stem dan bulbus. Bulbus rambut terdiri atas sel epitel matriks yang tidak
berdiferensiasi namun aktivitas metabolisme tinggi dan melanosit. Sel epitel matriks menyusun
diri menjadi batang rambut di bagian dalam dan inner root sheath di bagian luar. Pada saat
rambut tumbuh ke atas, kedua bagian ini bersama-sama naik ke atas, sedangkan outer root
sheath tetap diam di dalam folikel rambut. Stem merupakan bagian terpanjang dari folikel
rambut. Stem terdiri dari luar ke dalam: outer root sheath, inner root sheat, dan batang rambut.

4. Fungsi Rambut
Sepanjang sejarah peradaban manusia, rambut selalu menempati kedudukan penting.
Kedudukan penting tersebut berkaitan langsung dengan berbagai fungsi rambut. Adapun fungsi
utama rambut adalah sebagai berikut:
1. Pelindung 
Ketika nenek moyang manusia masih hidup dihutan belukar dan tinggal di dalam gua-gua,
satu-satunya pelindung utama bagi kepala adalah rambutnya. Akibat berbagai benturan
dan gesekan dengan kekejaman alam sekitar diperkecil oleh rambut subur yang tumbuh
dikepala. Kandung rambut di dalam kulit berhubungan langsung dengan ujungujung saraf
perasa, dengan cepat mampu mengantar denyut-denyut .
2. Penghangat 
Selain sebagai penyangga benturan dan alat sensorik, rambut akan memberi kehangatan

9
kepada tubuh manusia. Manusia purba yang hidup dialam terbuka dengan segala
kekerasannya. Rambut kepala yang paling dominan pertumbuhan dan ketebalannya,
membentuk semacam insulator alami yang menjaga stabilitas suhu kulit kepala dari
pengaruh suhu udara disekitarnya. Dinginnya udara sekitar tidak dapat langsung mengenai
kulit kepala berhubung adanya insulator udara yang memperoleh pemanasan tetap dari
suhu badan kita.
3. Penambah Kecantikan 
Namun apabila ditinjau dari sisi estetika, rambut juga memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Pertanda status social
Berkembangnya suatu peradaban membawa serta terbentuknya strata sosial. Rambut
yang dapat ditata dalam berbagai bentuknya, kemudian dijadikan salah satu tanda
status sosial pemiliknya. Manusia primitif menghias rambutnya dengan tulang, manik-
manik dari kerang dan bulu burung besar dengan maksud menakut-nakuti musuhnya,
sekaligus menunjukkan status kepimpinan atas kaumnya.
b. Identitas profesi 
Rambut juga lazim digunakan sebagai identitas profesi yang bersangkutan. Di zaman
kekaisaran Romawi, ketika para penguasa dan para bangsawan sering membubuhi
rambutnya dengan serbuk emas atau perak sebagai pertanda kebangsawaannya.
c. Menunjang penampilan 
Terciptanya mode tata rambut diciptakan hanya untuk lingkungan istana dan kaum
bangsawan saja. Tujuan semula adalah untuk membedakan penampilan mereka
dengan kaum kebanyakan. Para penata rambut istana membuat beberapa desain tata
rambut untuk dipilih dan digunakan Ratu. Desain yang terpilih kemudian juga diikuti
istri para bangsawan.

C. ETIOLOGI
Alopesia areata dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti genetik, stres, hormon, agen
infeksi seperti cytomegalovirus (CMV), vaksinasi hepatitis B, estrogen, factor lingkungan, depresi,
cemas, gangguan mood, gangguan penyesuaian, dan agresi akibat terganggunya aktivitas
hypothalamic-pituitary adrenal (HPA). Pada wanita defisiensi besi ternyata dapat menurunkan
kemampuan proliferasi dari sel-sel matriks folikel rambut. Selain itu, penyakit-penyakit tertentu,
seperti gangguan tiroid, vitiligo, anemia pernisiosa, diabetes, lupus erythematosus, myasthenia

10
gravis, lichen planus, autoimmune polyendocrine syndrome type I, celiac disease, atopic dermatitis,
Down Syndrome, dan candida endocrinopathy syndrome juga dapat mengakibatkan terjadinya
alopesia areata.

D. KLASIFIKASI
1. Alopecia symtomatica
Pada alopecia symtomatica terjadi kerontokkan rambut secara mendadak dan merata setelah
mengalami penyakit sitemik yang disertai demam tinggi, karena penyakit-penyakit menahun,
setelah kehamilan, setelah mengalami rekasi alergi yang hebat, setelah mengalami goncangan
jiwa, dan pada keadaan gizi yang buruk. Kerontokkan rambut secara berlebihan demikian terjadi
karena kerusakan sementara papil rambut. Setelah papil rambut pulih keadaannya, maka
pertumbuhan rambut akan menjadi baik.

2. Alopecia areata
Pada kelainan ini terdapat daerah atau daerah-daerah kulit kepala yang pitak. Daerah yang tidak
berambut berbatas jelas, kulitnya tipis, bersih, mengkilat, tanpa ujung patahan rambut. Sebab
alopecia areata kadang-kadang jelas, tetapi kadang-kadang tidak diketahui. Ada kalanya
kelainan ini sembuh, tetapi dapat juga memburuk, menjadi alopecia totalis. Nama lain untuk
alopecia areata adalah pelade. Dikenal beberapa jenis alopecia areata:
 Alopecia liminaris atau alopecia marginalis: kegundulan di dahi dibelakang kepala karena
tekanan penggulung rambut logam, topi atau helm.
 Pressure alopecia: kegundulan yang terjadi karena tekanan. Pada bayi terjadi di aderah
belakang kepala dan leher karena tekanan bantal pada bagian tersebut.
 Ophiasis: suatu bentuk alopecia areata yang menjalar secara memanjang dengan melingkar-
lingkar seperti ular.
 Kegundulan menurut pola laki-laki: suatu keadaan yang diturun temurunkan, dan juga
dipengaruhi faktor endokrin. Jenis alopecia ini dijumpai pada laki-laki yang berusia lanjut.
Kerontokan rambut mulai menjelas umur 30 tahun di dahi dan puncak kepala, sehingga
batas rambut lambat laun mundur. Jika ada rambut yang tertinggal biasanya rambut ini
halus.

11
3. Alopedia totalis atau alopecia universalis atau alopecia areata maligna.
Pada kelainan ini terjadi kerontokan rambut yang menyeluruh, sehingga semua rambut di kulit
kepala, wajah dan tubuh hilang.

4. Alopecia seborrhoica
Terjadi sebagai akibat seborrhoe kulit kepala. Kerontokan rambut terjadi secara menahun dan
merata, mulai di daerah pelipis, lalu meliputi dahi dan puncak kepala, sehingga hanya di daerah
belakang kepala dan di atas telinga tersisa rambut. Kadang-kadang seluruh kepala menjadi
botak, namun ini hanya terjadi pada laki-laki. Pada perempuan alopecia seborrboica tidak
berakibat kebotakan, hanya berupa pengurangan lebatnya rambut. Kerontokan rambut pada
seborrhoe terjadi karena senyawa-senyawa tertentu (skualen) dalam palit. Senyawa-senyawa ini
berkhasiat depilatorik.

5. Bentuk Alopecia yang lain


Kerontokan rambut yang sempurna maupun sebagian, dapat bervariasi dan disebabkan oleh
banyak faktor.
 Alopecia Luminaris
Kerontokan rambut di sekeliling tepi kulit kepala yang berambut. Sering pada wanita negro
yang mengikat rambutnya erat-erat atau karena alat pengering rambut yang merusak
batang rambut.
 Trikotilomania

12
Merupakan alopesia neurosis. Rambut ditarik berulang kali sehingga putus. Sering pada
gadis yang mengalami depresi. Trikotilomania juga dijumpai pada anak-anak berumur 4-10
tahun, yang memiliki kebiasaan menarik-narik atau mencabut rambutnya hingga terbentuk
bercak botak berbatas tegas kadang-kadang difus. Anak ini biasanya dari golongan
terbelakang dan menderita tekanan emosional. Rambut pada lesi tersebut ada yang putus
dan ada yang tidak, dengan ukuran bervariasi.
 Alopesia Karena Faktor Fisis
Karena radiasi yang berlebihan (radiodermatitis kronik) atapun epilasi dengan menggunakan
sinar X pada pengobatan tinea kapitis; alopesia karena tekanan misalnya pada bayi yang
berbaring pada satu sikap.
 Alopecia Karena Tarikan (Alopesia Traksi)
Pada model rambut yang memerlukan tarikan atapun kebiasaan memilin-milin rambut
dengan jari. Alat pengeriting dan pita rambut dapat menimbulkan alopesia. Alopesia karena
traksi ini biasanya reversible pada keadaan dini, sedangkan jika berkepanjangan terjadi
kehilangan rambut permanen.
 Ofiasis
Bentuk alopecia areata yang berkonfluensi, kebotakan terjadi pada pelipis, oksipital dan
parietal.
 Alopecia Perinevi
Dinyatakan oleh QUIROGA dan PECORARO, alopesia areata di sekitar nervus pigmentosus di
kepala.
 Alopecia Sifilitika
Pada sifilis stadium II dapat terjadi kerontokan rambut. Disebut sebagai alopesia difusa,
bersifat difus dan tidak khas, terjadi pada sifilis stadium II dini. Bentuk yang lain ialah
alopecia areolaris yang terjadi pada sifilis stadium II lanjut. Kerontokan terjadi setempat,
tampak sebagai bercak-bercak yang ditumbuhi oleh rambut-rambut yang tipis. Penyebabnya
ialah adanya roseola atapun papul, akar rambut dirusak oleh traponema, yang dapat juga
terjadi pada alis mata lateral dan janggut. Guma dan ulkus pada sifilis stadium III
menimbulkan gejala alopesia sikatriks setempat, untuk itu kasus yang mencurigakan perlu
pemeriksaan serologi.
 Alopesia Seboroik

13
Terminology lama yang berarti kerontokan rambut disertai ketombe, kulit kepala yang
berminyak dan dermatitis seboroik. Pengobatan langsung terhadap dermatitis seboroik.
 Alopesia Musinosa
Terdapat pada kulit kepala dan daerah dagu karena perubahan musin sel epitel folikel
sebasea. Sering disertai limfoma.
 Alopesia Akibat Radang
Sering terjadi pada liken simpleks kronik, lupus eritematosus discoid,liken planus, dan
kerion.
 Tine Kapitis
Sering terjadi pada anak-anak, berupa bercak alopesia yang multiple. Rambut putus tepat
diatas kulit kepala. Infeksi M.canis dan M.audouini menimbulkan fluresensi pada lampu
Wood, sedang indeksi dengan T.tonsutans tidak.
 Alopesia Karena Kelainan Endokrin
Folikel rambut sangat responsive terhadap bermacam hormone, karena itu alopesia dapat
terjadi pada penyakit endokrin. Pada hipotiroid rambut menjadi kasar, kering dan jarang.
Pada hipertiroid rambut menjadi sangat halus dan jarang. Rambut rontok juga terjadi pada
hipoparatiroid dan DM. sering kerontokan rambut dihubungkan dengan pemakaian pil KB,
terdapat male pattern alopecia selama menggunakan pil dan effluvium tolagen setelah pil
dihentikan. Estrogen dapat merangsang pertumbuhan rambut, sebaliknya androgen
menghambat.
 Alopesia Karena Obat
Bentuk ini sering terjadi pada pasien dengan kemoterapi pada kanker, misalnya
antimetabolite (azatioprin, metotreksat), zat-zat alkil (siklofosfamid, klorambusil), dan obat
penghambat mitosis, juga bahan kimia yang lain seperti talium dan asam borat

E. MANIFESTASI KLINIS
Gambaran klinis AA yang khas adalah patch kebotakan total yang berbentuk oval atau bulat,
kulit tampak halus, meliputi daerah kepala atau daerah pertumbuhan rambut lain pada tubuh. Pada
bagian tepi lesi terdapat exclamatioon hair, yaitu rambut yang tampak pendek, terputus atau rusak
yang meruncing ke bagian proksimal. Banyak penderita yang asimtomatis, namun beberapa
mengeluhkan rasa gatal ringan sampai sedang, terbakar atau nyeri sebelum terjadi kebotakan.

14
Kerontokan rambut terjadi dalam waktu 3-6 minggu atau beberapa bulan kemudian dengan interval
waktu, luas dan pola bervariasi.
Alopesia areata lebih sering asimtomatis, tetapi dapat terjadi sensasi terbakar atau gatal di area
kebotakan pada sekitar 14% pasien. Pada pasien alopesia areata, 80% hanya memiliki satu lesi,
12,5% memiliki 2 lesi, dan 7,7% memiliki lebih dari 2 lesi. Alopesia areata paling banyak mengenai
kulit kepala (66,8-95%), akan tetapi dapat juga mengenai area berambut lainnya, seperti pada
wajah/jambang (28%, laki-laki), alis (3,8%), dan ekstremitas (1,3%). Penyakit ini dapat mengenai
lebih dari 2 area pada waktu bersamaan.
Permukaan lesi tampak halus, licin, serta tanpa tanda sikatriks, atrofi, maupun skuamasi. Pada
tepi lesi terkadang terdapat exclamation-mark hairs yang mudah dicabut. Exclamation-mark hairs
jika dilihat menggunakan kaca pembesar akan nampak bagian pangkal rambut yang lebih kecil dari
ujung rambut, yang terlihat seperti tanda seru (exclamation mark).
Pada awalnya gambaran klinis alopesia areata berupa bercak atipikal kemudian menjadi bercak
berbentuk bulat atau lonjong yang terbentuk karena rontoknya rambut, dengan onset yang cepat.
Kulit kepala tampak berwarna merah muda mengkilat, licin dan halus, tanpa tanda sikatriks, atrofi,
maupun skuamasi. Kadang dapat disertai dengan eritema ringan dan edema. Gejala lain yang
terlihat adalah perubahan kuku, misalnya pitting (burik), onikilosis (pelonggaran), splitting
(terbelah), garis Beau (cekungan-cekungan transversal), koilonikia (cekung), atau leukonikia (bercak
putih di bawah kuku). Perubahan kuku ini dapat menjadi indikator yang bagus untuk mendeteksi
adanya penyakit imun. Kuku juga mengandung protein keratin yang juga terdapat pada folikel
rambut.
Pada beberapa penderita, terjadi perubahan pigmentasi pada rambut di daerah yang akan
berkembang menjadi lesi, atau terjadi pertumbuhan rambut baru pada lesi atau pada rambut
terminal sekitar lesi. Hal ini disebabkan oleh kerusakan keratinosit pada korteks yang menimbulkan
perubahan pada rambut fase anagen III/IV dengan akibat kerusakan mekanisme pigmentasi pada
bulbus rambut.
Gambaran klinis spesifik lainnya adalah bentuk ophiasis yang biasanya terjadi pada anak, berupa
kerontokan rambut di bagian occipital yang dapat meluas ke anterior dan bilateral 1-2 inci di atas
telinga dan prognosisnya buruk. Gejala subyektif biasanya pasien mengeluh gatal, rasa terbakar atau
parastesi seiring timbulnya lesi.

15
F. KOMPLIKASI
Mempengaruhi secara psikologis (kecemasan) dan jarang monosymptomatic hypochondriasis.
Kulit kepala botak mudah terpapar sinar matahari (sinar ultraviolet), dan menimbulkan Multipel
Actinic Keratosis.

G. PATOFISIOLOGI
Pertumbuhan folikel rambut terjadi dalam siklus. Setiap siklus terdiri dari fase pertumbuhan
lama (anagen), fase transisi pendek (catagen) dan fase istirahat pendek (telogen). Pada akhir fase
istirahat, rambut akan rontok (eksogen) dan rambut baru mulai tumbuh dalam folikel yang memulai
siklus lagi. Ada variasi yang cukup besar dalam lamanya tiga fase tersebut, dengan durasi anagen
menentukan jenis rambut yang dihasilkan, terutama panjangnya. Biasanya sekitar 100 helai rambut
mencapai akhir fase istirahat mereka setiap hari dan akan rontok (Trueb 2010). Rambut rontok pada
alopecia non-scar, termasuk alopecia areata pada dasarnya merupakan gangguan siklus folikel
rambut (Paus, 1996).
Kelainan yang terjadi pada alopesia areata dimulai oleh adanya rangsangan yang menyebabkan
folikel rambut setempat memasuki fase telogen lebih awal sehingga terjadi pemendekan siklus
rambut. Proses ini meluas, sedangkan sebagian rambut menetap di dalam fase telogen. Rambut
yang melanjutkan siklus akan membentuk rambut anagen baru yang lebih pendek, lebih kurus,
terletak lebih superfisial pada middermis dan berkembang hanya sampai fase anagen lV. Selanjutnya
sisa folikel anagen yang hipoplastik ini akan membentuk jaringan sarung akar dalam, dan
mempunyai struktur keratin seperti rambut yang rudimenter. Beberapa ciri khas alopesia areata
dapat dijumpai, misalnya berupa batang rambut tidak berpigmen dengan diameter bervariasi, dan
kadang-kadang tumbuh lebih menonjol ke atas (rambut-rambut pendek yang bagian proksimalnya
lebih tipis dibanding bagian distal sehingga mudah dicabut), disebut exclamation-mark hairs atau
exclamation point hal ini merupakan tanda patognomonis pada alopesia areata. Bentuk lain berupa
rambut kurus, pendek dan berpigmen yang disebut black dot (Olgen, et al).
Lesi yang telah lama tidak mengakibatkan pengurangan jumlah folikel. Folikel anagen terdapat
di semua tempat walaupun terjadi perubahan rasio anagen : telogen. Folikel anagen akan mengecil
dengan sarung akar yang meruncing tetapi tetap terjadi diferensiasi korteks, walaupun tanpa tanda
keratinisasi. Rambut yang tumbuh lagi pada lesi biasanya didahului oleh rambut velus yang kurang
berpigmen (Olgen, et al).

16
H. WOC ( Dilampirkan )
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang tidak begitu diperlukan pada mayoritas kasus alopesia areata. Jika
gejala dan tanda klinis mengarah pada suatu penyakit autoimun (misalnya kerontokan pada
hipotiroidisme), maka pemeriksaan lanjutan dapat digunakan untuk menentukan penyebabnya. Jika
terdapat keraguan dalam menegakkan diagnosis, maka pemeriksaan penunjang yang dapat
dilakukan antara lain:
a. Darah lengkap: Peningkatan eosinofil atau sel mast
b. Pemeriksaan kulit kepala dan kultur
c. Pemeriksaan serologi untuk sifilis dan SLE
d. Biopsi kulit (histopatologi): Potongan horizontal lebih dipilih karena dapat menganalisa lebih
banyak folikel rambut di level berbeda. Biopsi pada tempat yang terserang menunjukkan
infiltrat limfosit peribulbar pada sekitar folikel anagen atau katagen yang terlihat seperti
gerombolan lebah. Infiltrat tersebar dan hanya terdapat pada beberapa rambut yang
berpenyakit. Penurunan jumlah rambut terminal yang signifikan berhubungan dengan
peningkatan jumlah rambut vellus dengan perbandingan 1,1:1 (normalnya 7:1).
Penampakan lainnya adalah terlihat inkontinensia pigmen di bulbus rambut dan folikel.
Perubahan juga terjadi pada rasio anagen-telogen. Pada keadaan normal, rasionya sekitar
90% anagen dan 10% telogen. Pada alopesia areata, ditemukan 73% rambut pada fase
anagen dan 27% pada fase telogen. Pada kasus yang sudah berlangsung lama persentase
rambut telogen dapat mencapai 100%. Perubahan degeneratif pada matriks rambut dapat
ditemukan tetapi jarang. Dapat ditemukan eosinofil pada jalur fibrosa
e. Analisis laboratorium dehydroepiandrosterone (DHEA)-sulfate dan testosteron perlu
dilakukan, hal tersebut dilakukan untuk mengetahui hubungan kelebihan hormon androgen
dengan alopesia androgenik.

J. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan secara medis :
 Preparat topikal minoksidil 2 % (Rogaine)
(Olsen, 1994 dalam Smeltzer & Bare, 2001 hal : 1908).
 Preparat tropikal tretinoin
 Transplantasi Rambut

17
 Punch grafting
 Sclep reduction atau pengurangan kulit kepala
( prof. Dr. Marwali Harahap,200 hal 165 )
 Isoprinosin berfungsi untuk menurunkan kadar autoantibodi yang sering didapatkan pada
penderita alopesia areata seperti nuclear antibody, smooth muscle antibody, striated muscle
antibody serta epidermal/gastric parietal cell antibody. Dosis yang digunakan adalah 50
mg/kgBB/hari, dengan dosis maksimal antara 3-5 gram per hari. Lama pemberian bervariasi,
berkisar antara 20 minggu sampai 6 bulan. Dosis yang diberikan tidak menetap, tetapi
diturunkan setelah minggu ketiga sampai minggu kedelapan.

18
BAB III
ASKEP TEORITIS
A. PENGKAJIAN
1. Biodata
Biasanya penyakit alopesia ini bisa terjadi pada semua usia dan pada jenis kelamin laki-laki
maupun perempuan.
(Bertolino, A.P. 2010)
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Utama
Biasanya terdapat bercak kebotakan pada kepala yang sudah lama.
(Madani, S. and Shapiro, J. 2011)
b. Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya ada disertai dengan penyakit lain seperti anemia pernisiosa, diabetes, lupus
eritematosus, miastenia gravis, QolitisQi QolitisQid, Qolitis ulseratif dan likhen planus.
(Madani, S. and Shapiro, J. 2011)
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien mengeluhkan terjadinya kerontokan yang tidak wajar sejak 3-6 minggu.
(Madani, S. and Shapiro, J. 2011)
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Biasanya jika keluarga ada yang mengalami alopesia bisa kemungkinan juga terjadi
penyakit yang sama pada klien.
(Madani, S. and Shapiro, J. 2011)
3. Pola persepsi dan penanganan kesehatan
Biasanya kurang pengetahuan tentang cara perawatan rambut sehingga menimbulkan
persepsi yang negatif terhadap dirinya dan kecenderungan untuk tidak merawat rambutnya
dengan baik. Jadi perawat perlu memberikan penyuluhan pada klien tentang cara
perawatan pada rambut dan menangani masalah kesehatan pada dirinya. Dan mengerti
bagaimana ekspresi hati dan perasaan klien, tingkah laku yang menonjol, suasana yang
membahagiakan klien, stressing yang membuat perasaan klien tidak nyaman.
(Madani, S. and Shapiro, J. 2011)
4. Pola nutrisi/Metabolisme
a. Pola Makan : biasanya tidak ada gangguan pada pola makan klien dengan alopesia ini

19
b. Pola Minum : biasanya tidak ada gangguan pada pola minum pada klien dengan alopesia
ini
(Madani, S. and Shapiro, J. 2011)
5. Pola Eliminasi
a. BAB : biasanya tidak ada gangguan pada BAB, tetap normal
b. BAK : biasanya juga tidak terdapat masalah pada BAK
(Madani, S. and Shapiro, J. 2011)
6. Pola Aktivitas/Latihan
a. Kemampuan Perawatan Diri : pada klien dengan alopesia terdapat permasalahan dalam
perawatan diri yaitu pada perawatan rambut, misalnya cara menyisir, memakai obat-
obatan yang dapat merusak rambut.
b. Kebersihan Diri (x/hari) : normal, mandi 2x sehari
c. Alat bantu : biasanya menggunakan perlengkapan pelindung
kepala agar dapat menutupi kepala yang terkena alopesia
d. Rekreasi dan aktivitas sehari-hari dalam keluhan : biasanya juga terganggu pada aktivitas
sehari-hari akibat malu dengan penyakit alopesia ini yang membuat permasalahan pada
penampilan seseorang.
e. Olahraga : biasanya tidak terganggu, kadang-kadang juga melakukan olahraga
f. Kekuatan otot : biasanya tidak terdapat permasalahan pada otot
7. Pola Istirahat Tidur : biasanya normal, dan tidak terganggu
8. Pola Kognitif – Persepsi :
Biasanya klien dengan alopesia mengalami kerontokan rambut pada tempat tertentu
Sehingga klien menjadi malu dengan penampilannya.
Sebelum sakit : status mental : sadar, bicara : normal
Sakit : tidak terganggu bicara dan pendengaran normal
9. Pola Peran Hubungan
Biasanya pada pasien dengan alopesia terdapat gangguan hubungan karena malu dengan
penampilannya, begitu juga dengan perannya.
10. Pola Seksualitas/reproduksi
Biasanya pada pasien dengan alopesia tidak terganggu pola seksualitas/reproduksinya.
11. Pola persepsi diri / konsep diri

20
Biasanya terganggu karena terjadi perubahan pada penampilannya terutama dibagian
kepala.
12. Pola Koping – Toleransi Stres
Dikarenakan penyakit alopesia ini mengganggu penampilan klien tersebut maka klien
menjadi mudah tersinggung jika menyangkut penampilannya.
13. Pola keyakinan nilai
Biasanya tidak ada perubahan pola keyakinan nilai dalam beribadah
14. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : keadaan umum tidak terganggu hanya saja pada penampilan yang
mengalami kebotakan yang tidak merata dan GCS juga normal
b. Kesadaran : Biasanya composmentis
c. Vital sign : biasanya TTV dalam batas normal
d. Kepala
 Inspeksi : wajah dan tengkorak simetris, perubahan warna pada kulit kepala,
rambut tidak tumbuh merata, rambut tipis
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan
e. Mata
 Inspeksi : Bola mata, kelopak mata, bulu mata, kulit, keluasan mata membuka,
konjungtiva dan sclera, warna dan ukuran iris, reaksi pupil terhadap cahaya, gerakan
mata, lapang pandang (visus) biasanya normal, tidak terganggu.
 Palpasi : biasanya normal, tidak ada nyeri tekan dan tidak menyebabkan TIO
f. Telinga
 Inspeksi : Telinga luar (bentuk, warna, masa) biasanya simetris kiri dan kanan,
tidak ada perubahan yang sebabkan oleh penyakit ini
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan
g. Hidung dan sinus-sinus
 Inspeksi : Bentuk hidung, keadaan kulit, kesimetrisan lubang hidung normal dan
simetris
 Palpasi : Bagian luar hidung, mobilitas septum, sinus maksilaris, sinus frontalis
biasanya tidak ada nyeri tekan
h. Mulut dan Faring

21
 Inspeksi : Bibir, gigi dan gusi, bau mulut atau kebersihan, lidah, selaput lendir
mulut, faring biasanya tidak terganggu.
 Palpasi : Pipi, palatum, dasar mulut, lidah buasanya juga tidak ada perubahan
i. Leher
 Inspeksi : Bentuk kulit, tiroid biasanya normal
 Palpasi : Kelenjar limfe, kelenjar tiroid, trakea juga normal dan tidak ada
perubahan
j. Dada dan Paru-Paru
 Inspeksi : Postur, bentuk, kesimetrisan ekspansi, keadaan kulit normal dan
biasanya simetris
 Palpasi : biasanya tidak ada nyeri tekan.
 Perkusi : Bunyi perkusi paru normal disebut sonor.
 Auskultasi : biasanya normal
k. Sistem Kardiovaskuler
 Inspeksi : biasanya simetris
 Palpasi : iktus cordis tidak teraba dan normal
 Perkusi : biasanya normal
 Auskultasi : Mendengar detak jantung, bunyi jantung dapat didiskripsikan dengan
“lup” “dup”dengan hasil biasa yaitu normal
l. Abdomen
 Inspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak ada perubahan warna kulit
 Palpasi : biasanya hepar tidak teraba
 Perkusi : biasanya bunyi timpani
 Auskultasi : bising usus normal
m. Pengkajian Alat Kelamin
 Alat Kelamin Pria
 Inspeksi : Rambut pubis, penyebarannya dan pola pertumbuhannya, kulit,
ukuran, biasanya simetris dan tidak ada perubahan
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
 Alat Kelamin Wanita 
 Inspeksi : tidak ada perubahan warna, biasanya normal
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan

22
n. Sistem Muskuloskeletal (Otot, Tulang dan Persendian)
 Otot
 Inspeksi : biasanya normal
 Palpasi : biasanya tidak ada nyeri tekan
 Tulang
 Inspeksi : biasanya tidak ada perubahan
 Palpasi : tidak ada edema dan nyeri tekan
o. Persendian
 Inspeksi : biasanya normal
 Palpasi : Nyeri tekan negatif dan normal

B. DIAGNOSA
1. Gangguan citra tubuh b.d penyakit (alopecia areata)
2. Resiko kerusakan integritas kulit b.d imunodefisiensi
3. Kurang pengetahuan b/d kurangnya keinginan untuk mengetahui informasi

C. INTERVENSI

No Diagnosa NOC NIC


Keperawatan

1. Gangguan citra Kriteria hasil: Peningkatan citra tubuh


tubuh b.d penyakit
 Gambaran internal diri  Temukan harapan citra
(alopecia areata)
(2/4) diri pasien didasarkan
 Deskripsi bagian tubuh pada tahap
yang terkena (2/4) perkembangan
 Kepuasan dengan  Tentukan jika terdapat
penampilan tubuh perasaan tidak suka
 Penyesuaian terhadap terh|adap karakteristik
perubahan tampilan fisik fisik khusus yang
(2/4) menciptakan disfungsi
 Penyesuaian terhadap paralisis sosial untuk

23
perubahan tubuh akibat remaja dan kelompok
pembedahan (2/4) dengan resiko tinggi
lain
 Bantu pasien untuk
mengidentifikasi
tindakan-tindakan
yang akan
meningkatkan
penampilan

2. Resiko kerusakan Kriteria hasil : Pengecekan kulit


integritas kulit b.d Status imunitas
 Gunakan alat
imunodefisiensi
 Integritas kulit (2/4) pengkajian untuk
 Reaksi uji kulit mengidentifikasi
terhadap paparan (2/4) pasien yang beresiko
Respon pengobatan mengalami kerusakan
 Perubahan gejala yang kulit
diharapkan (2/4)  Monitor kulit untuk
 Respon perilaku yang adanya ruang dan lecet
diharapkan (2/4)  Ajarkan anggota
Koontrol resiko : keluarga atau pemberi
 Mencari informasi asuhan tanda-tanda
terkait pengontrolan kerusakan kulit,
paparan sinar matahari dengan tepat
(2/4) Manajemen obat
 Berlindung di tempat  Tentukan obat apa
teduh ketika yang diperlukan, dan
beraktivitas diluar kelola menurut resep
ruangan (2/4) dan atau protokol
 Memakai topi untuk  Tentukan kemampuan
melindungi kepala (2/4) pasein untuk

24
mengobati dengan
cara yang tepat
 Monitor efek samping
obat
 Kaji ulang pasien dan
atau keluarga secara
berkala mengenai jenis
dan jumlah obat yang
dikonsumsi
 Ajarkan pasien dan
atau anggota keluarga
metode pemberian
obat yang sesuai
 Konsultasi dengan
profesional perawatan
yang lainnya untuk
meminimalkan jumlah
dan frekuensi obat
yang dibutuhkan agar
didaptkan efek
terapeutik
3 Kurang pengetahuan Knowledge : proses penyakit Teaching : disease process
b/d kurangnya Knowledge : health behavior
 Berikan penilaian
keinginan untuk Kriteria hasil :
tentang tingkat
mengetahui
informasi  Pasien dan keluarga pengetahuan pasien tentang
menyatakan proses penyakit yang

pemahaman tentang spesifik


penyakit, kondisi,  Jelaskan patofisiologi
prognosis dan program dari penyakit dan

pengobatan bagaimana hal ini


berhubungan dengan

25
 Pasien dan keluarga anatomi dan fisiologi,
mampu melaksanakan dengan cara yang tepat.
prosedur yang  Gambarkan tanda dan
dijelaskan secara benar gejala yang biasa muncul
 Pasien dan keluarga pada penyakit, dengan cara
mampu menjelaskan yang tepat
kembali apa yang  Gambarkan proses
dijelaskan perawat/tim penyakit, dengan cara yang
kesehatan lainnya tepat
 Identifikasi
kemungkinan penyebab,
dengna cara yang tepat
 Sediakan informasi
pada pasien tentang
kondisi, dengan cara yang
tepat
 Hindari harapan yang
kosong
 Sediakan bagi keluarga
informasi tentang kemajuan
pasien dengan cara yang
tepat
 Diskusikan perubahan
gaya hidup yang mungkin
diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang
akan datang dan atau
proses pengontrolan
penyakit
 Diskusikan pilihan
terapi atau penanganan

26
 Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second
opinion dengan cara yang
tepat atau diindikasikan
 Eksplorasi
kemungkinan sumber atau
dukungan, dengan cara
yang tepat
 Rujuk pasien pada grup
atau agensi di komunitas
lokal, dengan cara yang
tepat
 Instruksikan pasien
mengenai tanda dan gejala
untuk melaporkan pada
pemberi perawatan
kesehatan, dengan cara
yang tepat.

BAB IV

27
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Alopesia areata adalah kehilangan rambut yang cepat dan komplit sehingga terbentuk
bercak satu atau lebih, berupa bulatan atau oval, biasanya dikepala dan tempat berambut lain.
Alopesia areata merupakan penyakit yang ditandai dengan kerontokan rambut akibat proses
inflamasi kronis dan berulang yang terjadi pada rambut terminal. Penyakit ini dapat terjadi pada
semua kelompok umur dengan prevalensi yang sama antara pria dan wanita. Alopesia areata
dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti genetik, stres, hormon, agen infeksi seperti
cytomegalovirus (CMV), vaksinasi hepatitis B, estrogen, depresi, cemas, gangguan mood,
gangguan penyesuaian, dan agresi akibat terganggunya aktivitas hypothalamic-pituitary adrenal
(HPA).

B. SARAN
Kelompok menyadari adanya kekurangan dari makalah ini dan masih banyak yang perlu
ditambahkan, oleh sebab itu diharapkan kepada pembaca untuk memberikan kritikan dan saran
yang membangun sehingga kedepannya lebih baik lagi dalam pembuatan makalah.

DAFTAR PUSTAKA

28
Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, Editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 5. Cetakan 2. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI, 2007.
Kalish RS dan Gilhar A, The immunology of alopecia areata and potential application to novel therapy,
Dermathologic Therapy. 2001, 14: 322- 28.
Simpson NB, Alopecia areata, dalam Rook A and Dawber R. Diseases of the hair and scalp, 2 ed. Oxford,
Blacwell scientific publications, 1991: 296-330.
Siregar R. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi 2. Cetakan 1. Jakarta: EGC, 2005
Bertolino, A.P. 2010. Alopecia areata: a clinical overview. Postgraduate Medicine 107(7), 81-90

Madani, S. and Shapiro, J. 2011. Alopecia areata update. Journal of the American Academy of
Dermatology. 42(4), 549-66.

29

Anda mungkin juga menyukai