PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pada era kompetitif, semua negara berusaha untuk meningkatkan kualitas
pendidikannya, karena kualitas pendidikan merupakan salah satu indikator tingkat
kesejahteraan masyarakat pada suatu negara. Melalui pendidikan yang berkualitas
akan menghasilkan sumber daya manusia yang lebih berkualitas yang mampu
mengelola sumber daya alam secara efektif dan efisien. Memiliki sumber daya
manusia yang berkualitas, produtivitas negara akan meningkat dan pada akhirnya
diharapkan mampu meningkatkan daya saing dan kesejahteraan masyarakat.
Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang
dilaksanakan secara dinamis dan berkesinambungan dalam rangka meningkatkan
kualitas pendidikan, faktor yang berkaitan dengan peningkatan kualitas
pendidikan, dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
Program peningkatan kualitas pendidikan adalah tercapainya tujuan pendidikan
nasional secara substantif, yang diwujudkan dalam kompetensi yang utuh pada
diri peserta didik, meliputi kompetensi akademik atau modal intelektual,
kompetensi sosial atau modal sosial dan kompetensi moral atau modal moral
(Zamroni, 2005: 1). Ketiga modal dasar tersebut merupakan kekuatan yang
diperlukan oleh setiap bangsa untuk mampu bersaing dalam era global.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan nasional, pemerintah
telah melakukan berbagai upaya seperti halnya pengembangan dan
penyempurnaan kurikulum, pengembangan materi pembelajaran, perbaikan sistem
evaluasi, pengadaan buku dana alat-alat pelajaran, perbaikan sarana prasarana
pendidikan, peningkatan kompetensi guru, serta peningkatan mutu pimpinan
sekolah (Depdiknas, 2006: 3).
Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi terutama teknologi
informasi, pemanfaatan internet dalam bidang pendidikan terus berkembang.
Pemanfaatan internet ini tidak hanya untuk pendidikan jarak jauh, akan tetapi
dikembangkan juga dalam sistem pendidikan konvensional. E-Learning
1
merupakan salah satu bentuk pendidikan yang menggabungkan motivasi,
komunikasi, efisiensi dan teknologi. Sering kali proses pembelajaran mengalami
keterbatasan seperti waktu dan jarak, tetapi tidak dengan e-learning yang bisa
diakses dimana saja dan kapan saja.
Madrasah Aliyah (MA) YAPIM merupakan sebuah sekolah swasta
setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kecamatan Penawangan, Kabupaten
Grobogan yang mengembangkan kualitas dan potensi yang ada pada setiap siswa.
Namun pemanfaatan teknologi internet pada MA YAPIM belum optimal.
Sehingga ditemukan proses belajar mengajar yang belum efektif dan efisien. Agar
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sebuah sekolah tentunya guru dan
siswa diharapkan dapat berinteraksi secara praktis dan efektif tanpa harus
terhalang atau terbatas hanya pada lingkungan sekolah maupun kelas.
E-Learning memungkinkan para siswa mendapatkan wawasan dan ilmu
pengetahuan tidak hanya dengan mengikuti proses belajar mengajar secara tatap
muka di sekolah tetapi dapat mengakses materi pelajaran melalui internet baik di
rumah atau dari tempat–tempat penyedia layanan internet. Apliklasi e-learning
mencakup beberapa fitur yang menjadi standar dalam proses belajar mengajar
seperti distribusi materi pelajaran, forum diskusi, dan pemberian tugas yang dapat
dilakukan oleh guru kepada siswa.
Berdasarkan uraian latar belakang, mendorong penulis untuk melakukan
penelitian dengan judul “Perancangan Aplikasi E-Learning Berbasis Web
pada Mata Pelajaran TIK di MA YAPIM Penawangan”
2
1.2.Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pembuatan aplikasi e-learning berfokus pada satu mata pelajaran, yaitu
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
2. Pembuatan aplikasi e-learning menggunakan WordPress sebagai CMS
yang digunakan untuk membuat halaman website dan Hosting sebagai
sumber daya dan database tempat menyimpan data.
3. Pengambilan data dalam penelitian ini bertempat pada Madrasah Aliah
YAPIM Penawangan, Kabupaten Grobogan.
1.4.Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu:
1. Bagi siswa, memberikan kemudahan untuk dapat belajar secara aktif,
mandiri, efektif dan efisien.
2. Bagi guru, sebagai media pembelajaran agar tercipta pembelajaran yang
efektif dan efisien.
3. Bagi peneliti lain, hasil dari penelitian dapat dijadikan sebagai bahan
rujukan untuk mengembangkan bahan ajar berupa aplikasi lain, dengan
tema yang sama atau berbeda.
4. Bagi kampus STIMIK HIMSYA, hasil dari penelitian dapat dijadikan
rujukan bagi civitas akademika yang akan melaksanakan penelitian serupa,
serta dapat meningkatkan eksistensi kampus di lingkungan luar kampus.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
4
Study Kasus SMP N 1 Arjosari. Penelitian tersebut bertujuan untuk menyediakan
aplikasi e-learning SMP N 1 Arjosari dan memudahkan siswa dalam
melaksanakan kegiatan belajar tanpa terbatas ruang dan waktu. Metode penelitian
yang digunakan adalah metode pustaka, observasi, wawancara, analisis,
perancangan proyek dan uji coba. Dengan adanya aplikasi e-learning tersebut
dihasilkan fasilitas pembelajaran pendamping diluar pembelajaran dengan metode
tatap muka.
Penelitian terdahulu yang sudah dijabarkan di atas, mendorong penulis
untuk melakukan penelitian sejenis dengan judul Perancangan Aplikasi E-
Learning Berbasis Web pada Mata Pelajaran TIK di MA YAPIM Penawangan
menggunakan WordPress sebagai CMS yang digunakan untuk membuat halaman
website dan Hosting sebagai sumber daya dan database tempat menyimpan data.
Sistem e-learning yang akan dibangun menyajikan desain yang sederhana
sehingga memudahkan pengguna dalam memahami fitur-fitur yang terdapat di
dalamnya.
5
sebagai penunjang aktifitas belajar-mengajar yang dilakukan secara tatap muka
dikelas. Sedangkan sistem e-Learning dapat digolongkan ke dalam e-Learning
yang bersifat dinamis apabila siswa mampu belajar dengan dalam lingkungan
yang tidak jauh berbeda dengan suasana kelas dimana di dalam sistem ini terdapat
kemungkinan untuk berinteraksi antara pembelajar dan tutornya baik melalui e-
mail, chatting maupun sarana komunikasi lainnya. (Suteja dan Harjoko, 2008).
Menurut Siahaan, terdapat tiga fungsi e-Learning terhadap proses
pembelajaran yang terjadi di dalam kelas yaitu suplementer, komplementer
maupun substitusi. (Abidin, 2010).
a. Suplementer.
Suatu sistem e-Learning dikatakan memiliki fungsi suplementer atau tambahan
apabila pembelajar memiliki kebebasan penuh untuk memutuskan apakah akan
menggunakan system e- Learning atau tidak.
b. Komplementer.
Sistem e-Learning dikatakan bersifat komplementer atau pelengkap apabila materi
dalam e-Learning diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang
telah diterima di dalam kelas.
c. Substitusi.
Pada beberapa lembaga pendidikan modern yang memberikan kebebasan mutlak
kepada peserta didiknya untuk memilih jenis pembelajaran yang diinginkan,
tujuannya adalah untuk untuk meningkatkan fleksibilitas pembelajaran yang dapat
disesuaikan dengan kegiatan lainnya.
Sebelum menerapkan E-Leaning pada organisasi perusahaan atau
pendidikan, perlu dipahami terlebih dahulu kelebihan dan kekurangan yang
dimiliki E-Learning itu sendiri agar penerapannya sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai. Menurut Effendi dan Zhuang (2005) keuntungan dan keterbatasan
E-Learning diantaranya :
1. Keuntungan E-Learning
E-Learning dapat diterima dan diadopsi dengan cepat karena pengguna
termotivasi dengan keuntungannya. Adapun kelebihan yang ditawarkan E-
Learning antara lain :
6
a. Biaya
Kelebihan pertama E-Learning adalah mampu mengurangi biaya pelatihan.
Organisasi perusahaan atau pendidikan dapat menghemat biaya karena tidak perlu
mengeluarkan dana untuk peralatan kelas seperti penyediaan papan tulis,
proyektor dan alat tulis.
b. Fleksibilitas Waktu
E-Learning membuat pelajar dapat menyesuaikan waktu belajar, karena dapat
mengakses pelajaran di Internet kapanpun sesuai dengan waktu yang diinginkan.
c. Fleksibilitas tempat
Adanya E-Learning membuat pelajar dapat mengakses materi pelajaran dimana
saja, selama komputer terhubung dengan jaringan Internet.
d. Fleksibilitas kecepatan pembelajaran
E-Learning dapat disesuaikan dengan kecepatan belajar masing-masing siswa.
e. Efektivitas pengajaran
E-Learning merupakan teknologi baru, oleh karena itu pelajar dapat tertarik untuk
mencobanya sehingga jumlah peserta dapat meningkat. E-Learning yang didesain
dengan instructional design mutahir membuat pelajar lebih mengerti isi pelajaran.
f. Ketersediaan On-demand
E-Learning dapat sewaktu-waktu diakses dari berbagai tempat yang terjangkau
Internet, maka dapat dianggap sebagai “buku saku” yang membantu
menyelesaikan tugas atau pekerjaan setiap saat.
2. Keterbatasan E-Learning
E-Learning menawarkan banyak keuntungan bagi organisasi, namun
praktik ini juga memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya:
a. Budaya
Pengguna E-Learning menunutut budaya self-learning, dimana seseorang
memotivasi diri sendiri agar mau belajar. Sebaliknya, pada sebagian besar
penduduk di Indonesia, motivasi belajar lebih banyak tergantung pada pengajar.
Pada E-Learning 100% energi dari pelajar, oleh karena itu, beberapa orang masih
merasa segan berpindah dari pelatihan di kelas ke pelatihan E-Learning.
7
b. Investasi
Walaupun E-Learning menghemat banyak biaya, tetapi suatu organisasi harus
mengeluarkan investasi awal cukup besar untuk mengimplementasikan E-
Learning. Investasi dapat berupa biaya desain dan pembuatan program learning
management system, paket pelajaran dan biaya lain, seperti promosi.
c. Teknologi
Karena teknologi yang digunakan beragam, ada kemungkinan teknologi tersebut
tidak sejalan dengan yang sudah ada dan terjadi konflik teknologi sehingga E-
Learning tidak berjalan baik.
d. Infrastruktur
Internet belum terjangkau semua kota di Indonesia. Akibatnya belum semua orang
atau wilayah dapat merasakan Elearning dengan Internet.
e. Materi
Walaupun E-Learning menawarkan berbagai fungsi, ada beberapa materi yang
tidak dapat diajarkan melalui ELearning. Pelatihan yang memerlukan banyak
kegiatan fisik, seperti praktek perakitan hardware, sulit disampaikan secara
sempurna.
8
c. Memberikan bantuan dan kemudahan bagi peserta didik untuk
mempelajari materi pembelajaran.
d. Memberikan bantuan dan kemudahan bagi peserta didik untuk
mengerjakan tugas-tugas dengan perintah dengan arahan yang jelas.
e. Materi pembelajaran disampaikan sesuai standar yang berlaku secara
umum, dan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.
f. Materi pelajaran disampaikan dengan sistematis dan mampu memberikan
motivasi belajar, serta pada bagian akhir setiap materi pembelajaran dibuat
rangkumannya.
g. Materi pelajaran disampaikan sesuai dengan kenyataan, sehingga mudah
dipahami, diserap dan dipraktekkan langsung oleh peserta didik.
h. Metode penjelasan yang efektif, jelas dan mudah dipahami oleh peserta
didik dengan disertai ilustrasi, contoh, demonstrasi, video dan sebagainya.
i. Sebagai alat untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran, peril dilakukan
evaluasi dengan meminta umpan balik (feedback) dari peserta didik.
(Munir, 2008).
Sistem e-learning dapat dikembangkan dengan menggunakan pendekatan
metode belajar kolaboratif (collaborative learning), maupun belajar dari proses
memecahkan problem yang disodorkan (problem based learning). (Sanaky,
2009).
Pengembangan pembelajaran e-learning menurut Kamarga (2001) yang
dikutip dalam Aunnurohman (2008) dapat dilihat dari pada gambar di bawah ini:
9
Proses pengembangan sampai penggunaan bahan belajar sesuai dengan alur pada
gambar di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pihak perguruan tinggi/sekolah bermaksud menawarkan suatu paket
belajar berupa modul atau menginformasikan suatu pengembangan bidang
keilmuan. Untuk itu diperlukan konten dan situs sebagai tempat
penampungan konten.
2. Pengembangan konten dilakukan oleh staff pengajar yang berkompeten di
bidangnya.
3. Setelah konten selesai dikembangkan, maka proses pemindahan konten
dilakukan oleh perancang situs (web designer) dan pengembang situs (web
developer).
4. Proses akhir yang dilakukan adalah memasukkan situs ke dalam jaringan
internet.
10
yang relevan. Dalam tatap muka, peserta didik dan pengajar lebih banyak diskusi
tentang temuan materi yang telah dipelajari melalui internet tersebut.
Web enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk menunjang
peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas. Fungsi internet adalah
untuk memberikan pengayaan dan komunikasi antara peserta didik dengan
pengajar, sesama peserta didik, anggota kelompok, atau peserta didik dengan nara
sumber lain. Oleh karena itu peran pengajar dalam hal ini dituntut untuk
menguasai teknik mencari informasi di internet, membimbing mahasiswa mencari
dan menemukan situs-situs yang relevan dengan bahan pembelajaran, menyajikan
materi melalui web yang menarik dan diminati, melayani bimbingan dan
komunikasi melalui internet, dan kecakapan lain yang diperlukan.
11
BAB III
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
12
MA YAPIM dengan jenjang akreditasi “Diakui” didirikan pada tahun
1992 dan mendapatkan akta notaries pada tahun 1992 di bawah naungan sebuah
Yayasan Pendidikan Miftahul Huda yang dibentuk sejak tahun 1948. Pendiri
yayasan tersebut ialah K.H. Ahmad Amin Fauzan (Alm). Sepeninggal beliau,
tampuk ketua yayasan telah beberapa kali mengalami pergantian. Mulai dari K.H.
Ahmad Thoha Yazid, Achmad Chamdani, Muhamad Safi’i, M.Pd hingga
sekarang ketua yayasan dipegang oleh Sodikin, M.Pd.
13
Gambar 3.3 Ruang Laboratorium Komputer MA YAPIM Penawangan
Pada mulanya, MA YAPIM hanya memiliki satu jurusan saja yaitu Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS). Namun seiring dengan berjalannya waktu dengan
meningkatnya jumlah siswa serta meningkatnya nilai akreditasi madrasah yang
sekarang menjadi “Baik”, MA YAPIM mulai membuka jurusan Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) pada tahun pelajaran 2014/2015.
Setiap satuan pendidikan tentu saja memiliki visi dan misi yang
menggambarkan tujuan dari satuan pendidikan tersebut. MA YAPIM Penawangan
memiliki visi dan misi sebagai berikut:
14
3.2.1. Visi MA YAPIM Penawangan
1. Kepala Sekolah
Kepala sekolah berperan sebagai Manager Educator, Administrator, Leader
motivator dan juga innovator.
15
2. Wakil Kepala Sekolah
Wakil kepala sekolah berperan membantu kepala sekolah dalam melakukan
berbagai kegiatan seperti menyusun rencana, pengarahan, pengorganisasian,
pengawasan, penilaian, pengembangan, menyusun laporan maupun
ketenagakerjaan.
3. Bagian Kurikulum
Bagian kurikulum berperan untuk menyusun kalender pendidikan, menyusun
pembagian tugas para guru maupun jadwal pelajaran, mengatur pelaksanaan
program pengayaan dan mengatur mutasi siswa maupun menyusun laporan.
4. Kesiswaan
Bagian kesiswaan berperan untuk mengatur pelaksanaan bimbingan
konseling, menyusun pelaksanan ekstrakurikuler, menyelenggarakan olah
raga serta menyeleksi calon penerima beasiswa.
5. Bagian sarana dan prasarana
Bagian sarana dan prasarana memiliki peran untuk merencanakan kebutuhan
prasarana penunjang kegiatan belajar, mengatur pemanfaatan sarana dan
prasarana, serta menyusun laporan.
6. Ketatausahaan
Ketatausahaan memiliki peran untuk menyusun laporan program kerja,
mengelola keuangan sekolah, mengurus administrasi perlengkapan,
pembinaan dan pengembangan karir pegawai tata usaha sekolah.
7. Guru
Guru berperan melaksanakan kegiatan pembelajaran, melaksanakan analisis
hasil ujian, melakukan kegiatan penialaian proses belajar, mengisi daftar nilai
siswa dan sebagainya.
8. Wali kelas
Wali kelas berperan penuh dalam mengelola kelas dan mengajar.
9. Guru pembimbing dan konseling
Guru BK berperan menyusun program pelaksanaan bimbingan dan konseling,
memberikan layanan bimbingan kepada para siswa, dan menyusun laporan.
16
Dengan dibuat struktur organisasi sekolah tersebut, maka tercipta sebuah
tatanan yang sesuai dengan peran dan kapasitas masing–masing komponen.
Struktur organisasi juga tidak lepas dengan wewenang dan tanggung jawab.
Dengan organisasi sekolah ini diharapkan terjadi pembidangan dan pembagian
kerja sebagai kegiatan pengendalian sehingga memungkinkan terjalinnya
kerjasama antara kepala sekolah dengan wakil kepala sekolah dan semua wali
kelas bahkan dengan guru, murid, dan sebagainya.
Kepala Sekolah
Tata Usaha
Wali Kelas Wali Kelas Wali Kelas Wali Kelas Wali Kelas Wali Kelas
SISWA
17
3.4. Data Flow Diagram (DFD)
DFD level 1 untuk guru pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.5
sebagai berikut:
Input data dan pasword verifikasi
Login
Guru Guru
upload simpan
Materi
Materi
TIK
TIK
upload simpan
Tugas Tugas dan
dan kuis Kuis TIK
TIK
download cari
Jawaban Jawaban
Tugas dan Tugas dan
Kuis TIK Kuis TIK
menerima data
18
Penjelasan dari gambar 3.5 di atas adalah sebagai berikut:
1. Identitas
Guru adalah pengguna sistem e-learning. Guru adalah pemberi sekaligus
penerima informasi.
2. Proses
a. Proses Login
Login adalah proses autentikasi untuk masuk ke sistem e-learning yang
menggunakan kode identitas dan password.
b. Proses Jadwal TIK
Proses jadwal TIK adalah proses pengiriman data jadwal mata pelajaran
TIK yang dimasukkan oleh Guru kedalam database.
c. Proses Materi TIK
Proses materi TIK adalah proses pengiriman data materi pelajaran TIK
yang dimasukkan oleh Guru kedalam database.
d. Proses Tugas dan Kuis TIK
Proses tugas dan kuis TIK adalah proses pengiriman data tugas dan kuis
mata pelajaran TIK yang dimasukkan oleh Guru kedalam database.
e. Proses Jawaban Tugas dan Kuis TIK
Proses jawaban tugas dan kuis TIK adalah proses pengunduhan data
jawaban tugas dan kuis yang dimasukkan oleh siswa kedalam database.
3. Tabel
a. Tabel Guru
Tabel guru adalah tempat untuk menyimpan data-data guru di database.
b. Tabel Jadwal TIK
Tabel jadwal TIK adalah tempat untuk menyimpan data jadwal mata
pelajaran TIK di database.
c. Tabel Materi TIK
Tabel materi TIK adalah tempat untuk menyimpan data materi mata
pelajaran TIK di database.
19
d. Tabel Tugas dan Kuis TIK
Tabel tugas dan kuis TIK adalah tempat untuk menyimpan data tugas dan
kuis mata pelajaran TIK di database.
e. Tabel Jawaban Tugas dan Kuis TIK
Tabel jawaban tugas dan kuis TIK adalah tempat untuk menyimpan data
dari jawaban tugas dan kuis TIK dari siswa di database.
Selain menggunakan DFD level 1 untuk guru, penelitian kali ini juga
menggunakan DFD level 1 untuk siswa. DFD level 1 untuk siswa dapat dilihat
pada gambar 3.6 sebagai berikut:
verifikasi
Input data dan pasword
Siswa Siswa
Login
menampilkan data siswa
download cari
Jadwal Jadwal
TIK TIK
menerima data jadwal TIK
download cari
Materi Materi
TIK TIK
menerima data materi TIK
download cari
Tugas Tugas dan
dan Kuis Kuis TIK
TIK
menerima
data tugas dan kuis TIK
20
Penjelasan dari gambar 3.6 adalah sebagai berikut:
1. Identitas
Siswa adalah pengguna sistem e-learning. Siswa adalah pemberi sekaligus
penerima informasi.
2. Proses
a. Proses Login
Login adalah proses autentikasi untuk masuk ke sistem e-learning yang
menggunakan kode identitas dan password siswa.
b. Proses Jadwal TIK
Proses jadwal TIK adalah proses pengunduhan data jadwal mata pelajaran
TIK yang dimasukkan oleh Guru kedalam database.
c. Proses Materi TIK
Proses materi TIK adalah proses pengunduhan data materi pelajaran TIK
yang dimasukkan oleh Guru kedalam database.
d. Proses Tugas dan Kuis TIK
Proses tugas dan kuis TIK adalah proses pengunduhan data tugas dan kuis
mata pelajaran TIK yang dimasukkan oleh Guru kedalam database.
e. Proses Jawaban Tugas dan Kuis TIK
Proses jawaban tugas dan kuis TIK adalah proses pengiriman data jawaban
tugas dan kuis yang dimasukkan oleh siswa kedalam database.
3. Tabel
a. Tabel Siswa
Tabel siswa adalah tempat untuk menyimpan data-data guru di database.
b. Tabel Jadwal TIK
Tabel jadwal TIK adalah tempat untuk menyimpan data jadwal mata
pelajaran TIK di database serta digunakan untuk mengakses dan mencari
data jadwal TIK.
21
c. Tabel Materi TIK
Tabel materi TIK adalah tempat untuk menyimpan data materi mata
pelajaran TIK di database serta digunakan untuk mengakses dan mencari
data materi pelajaran TIK.
d. Tabel Tugas dan Kuis TIK
Tabel tugas dan kuis TIK adalah tempat untuk menyimpan data tugas dan
kuis mata pelajaran TIK di database serta digunakan untuk mengakses dan
mencari data tugas dan kuis mata pelajaran TIK.
e. Tabel Jawaban Tugas dan Kuis TIK
Tabel jawaban tugas dan kuis TIK adalah tempat untuk menyimpan data
dari jawaban tugas dan kuis TIK dari siswa di database.
Pada penelitian kali ini, peneliti membuat dua flowchart sistem e-learning
dengan dua pengguna yang berbeda, yaitu sebagai Guru dan siswa.
22
3.5.1. Flowchart E-Learning untuk Pengguna Sebagai Guru
23
3.5.2. Flowchart Sistem E-Learning untuk Pengguna Sebagai Siswa
24
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil Penelitian
Penelitian yang penulis lakukan dilaksanakan di MA YAPIM Penawangan
dengan pokok penelitian tentang perancangan e-learning. Penelitian kali ini
dilaksanakan mulai bulan Juli 2018 dan berakhir pada bulan Agustus 2018.
Jadwal penelitian ditunjukkan dalam tabel 4.1 sebagai berikut:
1. Persiapan
Persiapan merupakan tahap awal dari kerja praktek yang dilakukan. Pada
tahap ini peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam
penelitian.
2. Pengambilan data
Tahap pengambilan data dimulai dengan melakukan analisis kebutuhan
untuk guru dan siswa. Instrumen pengambilan terlampir pada lampiran 1
dan lampiran 2.
25
3. Perancangan E-learning
Perancangan e-learning merupakan tahap perancangan aplikasi e-learning
yang akan digunakan dalam penelitian.
4. Pengujian
Pengujian dilaksanakan setelah semua komponen e-learning telah selesai
dikerjakan dan sudah melalui tahap uji coba.
5. Pembuatan laporan
Pembuatan laporan adalah tahapan terakhir dalam penelitian ini. Laporan
dibuat untuk mempertanggung jawabkan kerja praktek yang telah
dilaksanakan.
Gambar 4.1 Halaman Utama Sistem E-Learning untuk Login Siswa dan Guru
26
Gambar 4.1 menunjukkan tampilan ketika guru ataupun siswa akan masuk
ke dalam program e-learning. Kode identitas menunjukkan identitas user,
password digunakan untuk memverifikasi identitas pengguna kepada sistem
keamanan serta dapat memilih hak akses pengguna (sebagai guru atau siswa).
b. Halaman Utama
Halaman utama merupakan langkah awal menggunakan elearning yaitu
dengan memasukan hak akses yang dibedakan antara hak dosen dan hak
mahasiswa. Rancangan dari halaman utama dapat dilihat pada gambar 4.2 sebagai
berikut:
Halaman utama berisi menu yang berguna untuk menjelajahi website. Pengguna
bisa memilih menu sesuai kebutuhan, meliputi materi, kuis, serta jadwal.
c. Halaman Materi
Hal yang terpenting dalam e-learning adalah peranan guru dalam
mengupload materi pembelajaran. Materi pembelajaran yang dapat di upload
dapat berupa teks, file PDF, powerpoint maupun materi-materi lain yang dikemas
dalam bentuk multimedia.Tampilan halaman materi ditunjukkan pada gambar 4.3
sebagai berikut:
27
Mapel TIK
MATERI
PELAJARAN TIK
28
Guru dapat mengatur setting kuis sesuai dengan kebutuhan, mislanya
kapan kuis dapat diakses dan kapan kuis berakhir. Guru juga dapat menentukan
penyajian soal secara random atau urut. Guru dapat memilih metode penentuan
skor akhir apakah skor tertinggi, rerata, pertama, atau terakhir.
e. Halaman Logout
Logout adalah istilah dalam hal keamanan komputer, yakni proses keluar
guna memutus akses ke system komputer maupun layanan tertentu. Tampilan
halaman logout dapat dilihat pada gambar 4.5 sebagai berikut:
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil dari perancangan aplikasi E-Learning berbasis website
pada MA YAPIM Penawangan maka dihasilkan website seperti telah dilihat
tampilannya di sub bab hasil. Dengan website ini diharapkan dapat memberikan
beberapa kemudahan dalam pencarian, baik materi pelajaran maupun sedikit
informasi tentang kegiatan yang diadakan oleh pihak sekolah. Melalui forum
29
diskusi diharapkan dapat tercipta interaksi yang baik antar siswa dalam membahas
seputar materi pelajaran. Adapun aktifitas yang dapat dilakukan pada aplikasi e-
learning adalah:
30
BAB V
5.1.Kesimpulan
5.2.Saran
1. Aplikasi e-learning ini memerlukan update secara rutin agar aplikasi dapat
selalu mengikuti perkembangan kurikulum pembelajaran yang selalu
berubah-ubah. Seperti format pemberian nilai dan distribusi materi
pelajaran.
2. Aplikasi e-learning ini masih dapat ditambahkan dengan fitur-fitur
multimedia yang berhubungan dengan kebutuhan pembelajaran dan
sekolah.
31
3. Dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat, sistem keamanan
aplikasi e-learning harus selalu ditingkatkan agar kerahasiaan data-data
MA YAPIM Penawangan tetap terjaga.
32
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z.S., dan Zolo. 2010. Kebijakan Publik. Jakarta : Yayasan Pancur Siwah.
Effendi, E., dan Zhuang H. 2005. E-learning, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta
Andi Offset.
Jati, Handaru. 2006. Penerapan Web Dinamis Untuk Media Pembelajaran
Distance Learning. Jurnal Penelitian Saintek 11 (2), 151-169.
33
Suteja, B.R., dan Harjoko, A., 2008. User Interface Design for E-learning System.
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi, Yogyakarta, 21 Juni 2008.
34