Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Pada era kompetitif, semua negara berusaha untuk meningkatkan kualitas
pendidikannya, karena kualitas pendidikan merupakan salah satu indikator tingkat
kesejahteraan masyarakat pada suatu negara. Melalui pendidikan yang berkualitas
akan menghasilkan sumber daya manusia yang lebih berkualitas yang mampu
mengelola sumber daya alam secara efektif dan efisien. Memiliki sumber daya
manusia yang berkualitas, produtivitas negara akan meningkat dan pada akhirnya
diharapkan mampu meningkatkan daya saing dan kesejahteraan masyarakat.
Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang
dilaksanakan secara dinamis dan berkesinambungan dalam rangka meningkatkan
kualitas pendidikan, faktor yang berkaitan dengan peningkatan kualitas
pendidikan, dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
Program peningkatan kualitas pendidikan adalah tercapainya tujuan pendidikan
nasional secara substantif, yang diwujudkan dalam kompetensi yang utuh pada
diri peserta didik, meliputi kompetensi akademik atau modal intelektual,
kompetensi sosial atau modal sosial dan kompetensi moral atau modal moral
(Zamroni, 2005: 1). Ketiga modal dasar tersebut merupakan kekuatan yang
diperlukan oleh setiap bangsa untuk mampu bersaing dalam era global.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan nasional, pemerintah
telah melakukan berbagai upaya seperti halnya pengembangan dan
penyempurnaan kurikulum, pengembangan materi pembelajaran, perbaikan sistem
evaluasi, pengadaan buku dana alat-alat pelajaran, perbaikan sarana prasarana
pendidikan, peningkatan kompetensi guru, serta peningkatan mutu pimpinan
sekolah (Depdiknas, 2006: 3).
Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi terutama teknologi
informasi, pemanfaatan internet dalam bidang pendidikan terus berkembang.
Pemanfaatan internet ini tidak hanya untuk pendidikan jarak jauh, akan tetapi
dikembangkan juga dalam sistem pendidikan konvensional. E-Learning

1
merupakan salah satu bentuk pendidikan yang menggabungkan motivasi,
komunikasi, efisiensi dan teknologi. Sering kali proses pembelajaran mengalami
keterbatasan seperti waktu dan jarak, tetapi tidak dengan e-learning yang bisa
diakses dimana saja dan kapan saja.
Madrasah Aliyah (MA) YAPIM merupakan sebuah sekolah swasta
setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kecamatan Penawangan, Kabupaten
Grobogan yang mengembangkan kualitas dan potensi yang ada pada setiap siswa.
Namun pemanfaatan teknologi internet pada MA YAPIM belum optimal.
Sehingga ditemukan proses belajar mengajar yang belum efektif dan efisien. Agar
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sebuah sekolah tentunya guru dan
siswa diharapkan dapat berinteraksi secara praktis dan efektif tanpa harus
terhalang atau terbatas hanya pada lingkungan sekolah maupun kelas.
E-Learning memungkinkan para siswa mendapatkan wawasan dan ilmu
pengetahuan tidak hanya dengan mengikuti proses belajar mengajar secara tatap
muka di sekolah tetapi dapat mengakses materi pelajaran melalui internet baik di
rumah atau dari tempat–tempat penyedia layanan internet. Apliklasi e-learning
mencakup beberapa fitur yang menjadi standar dalam proses belajar mengajar
seperti distribusi materi pelajaran, forum diskusi, dan pemberian tugas yang dapat
dilakukan oleh guru kepada siswa.
Berdasarkan uraian latar belakang, mendorong penulis untuk melakukan
penelitian dengan judul “Perancangan Aplikasi E-Learning Berbasis Web
pada Mata Pelajaran TIK di MA YAPIM Penawangan”

2
1.2.Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pembuatan aplikasi e-learning berfokus pada satu mata pelajaran, yaitu
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
2. Pembuatan aplikasi e-learning menggunakan WordPress sebagai CMS
yang digunakan untuk membuat halaman website dan Hosting sebagai
sumber daya dan database tempat menyimpan data.
3. Pengambilan data dalam penelitian ini bertempat pada Madrasah Aliah
YAPIM Penawangan, Kabupaten Grobogan.

1.3.Tujuan Kerja Praktek


Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menghasilkan rancangan aplikasi e-learning berbasis web pada mata
pelajaran TIK di MA YAPIM Penawangan untuk menciptakan
pembelajaran yang efektif dan efisien.
2. Meningkatkan pemahaman akan pentingnya e-learning dalam proses
pembelajaran.

1.4.Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu:
1. Bagi siswa, memberikan kemudahan untuk dapat belajar secara aktif,
mandiri, efektif dan efisien.
2. Bagi guru, sebagai media pembelajaran agar tercipta pembelajaran yang
efektif dan efisien.
3. Bagi peneliti lain, hasil dari penelitian dapat dijadikan sebagai bahan
rujukan untuk mengembangkan bahan ajar berupa aplikasi lain, dengan
tema yang sama atau berbeda.
4. Bagi kampus STIMIK HIMSYA, hasil dari penelitian dapat dijadikan
rujukan bagi civitas akademika yang akan melaksanakan penelitian serupa,
serta dapat meningkatkan eksistensi kampus di lingkungan luar kampus.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka


Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis juga menggunakan bahan acuan
kepustakaan yang bersumber pada penelitian–penelitan sebelumnya. Hal ini
berfungsi sebagai pembanding serta referensi bagi penulis.
Penelitian sejenis yang dilakukan oleh Handaru Jati (2006) dengan judul
Penerapan Web Dinamis untuk Media Pembelajaran Distance Learning,
didasarkan pada beberapa penelitian terdahulu yang mengemukakan bahwa faktor
kognitif seperti pembelajaran, kinerja dan prestasi dari pembelajaran dengan
menggunakan distance learning tidak kalah dibandingkan pembelajaran dengan
metode kelas sehingga dibangunlah distance learning berbasis web menggunakan
PHP sebagai script pemrograman server dan My SQL sebagai database-nya.
Hasil yang dicapai dari penelitian ini adalah dengan adanya aplikasi web yang
digunakan untuk pembelajaran berbasis web dinamis secara online dapat
memudahkan dosen dan mahasiswa dalam melakukan pembelajaran.
Penelitian lain dilakukan oleh Rofiqoh Dewi (2015) dengan judul
Perancangan Aplikasi E-Learning Berbasis Website Pada SMA/SMK Dharma
Bakti Medan. Tujuan utama yang terkandung dalam penelitian tersebut adalah
membuat aplikasi e-learning berbasis website pada SMA/SMK Dharma Bakti
Medan. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
perancangan konteks diagram, DFD, pembuatan rancangan basis data, dan
pembuatan rancangan layar. Hasil yang dicapai dalam penelitian tersebut adalah
ketersediaan aplikasi pendukung kegiatan belajar mengajar yang dapat diakses
secara online. Aplikasi e-learning berbasis website ini menambah fasilitas Guru
dan siswa dalam hal berkomunikasi, pemberian materi pelajaran, pemberian dan
pengumpulan tugas, serta menambah fasilitas dalam pemberian informasi nilai.
Penelitian lain yang menjadi rujukan dalam penelitian ini adalah penelitian
yang dilakukan oleh Kun Khamidah dan Ramadian Agus (2013) dengan judul
Pengembangan Aplikasi E-Learning Berbasis Web dengan PHP dan MySQL

4
Study Kasus SMP N 1 Arjosari. Penelitian tersebut bertujuan untuk menyediakan
aplikasi e-learning SMP N 1 Arjosari dan memudahkan siswa dalam
melaksanakan kegiatan belajar tanpa terbatas ruang dan waktu. Metode penelitian
yang digunakan adalah metode pustaka, observasi, wawancara, analisis,
perancangan proyek dan uji coba. Dengan adanya aplikasi e-learning tersebut
dihasilkan fasilitas pembelajaran pendamping diluar pembelajaran dengan metode
tatap muka.
Penelitian terdahulu yang sudah dijabarkan di atas, mendorong penulis
untuk melakukan penelitian sejenis dengan judul Perancangan Aplikasi E-
Learning Berbasis Web pada Mata Pelajaran TIK di MA YAPIM Penawangan
menggunakan WordPress sebagai CMS yang digunakan untuk membuat halaman
website dan Hosting sebagai sumber daya dan database tempat menyimpan data.
Sistem e-learning yang akan dibangun menyajikan desain yang sederhana
sehingga memudahkan pengguna dalam memahami fitur-fitur yang terdapat di
dalamnya.

2.2. Dasar Teori


2.2.1. E-Learning
E-Learning adalah kepanjangan dari elektronic learning yang merupakan
cara baru dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan media elektronik
khususnya internet sebagai sistem pembelajarannya. Terdapat banyak definisi
mengenai pengertian e-Learning, salah satunya dikemukakan oleh Martin Jenkins
and Janet Hanson yang mengemukakan bahwa e-Learning merupakan proses
pembelajaran mandiri yang difasilitasi dan didukung melalui pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi. (Suteja dan Harjoko, 2008).
Dari beberapa sistem e-Learning yang ada, secara umum dapat dibagi
berdasarkan sifat interaktivitasnya dan dapat dibedakan kedalam dua kelompok
yaitu e-Learning statis dan e-Learning dinamis. Sistem e-Learning dikatakan
bersifat statis jika antara pengguna sistem tidak dapat saling berinteraksi,
pembelajar hanya dapat men-download bahan-bahan yang diperlukan dan admin
hanya dapat meng-upload file-file materi. Sistem ini biasanya digunakan hanya

5
sebagai penunjang aktifitas belajar-mengajar yang dilakukan secara tatap muka
dikelas. Sedangkan sistem e-Learning dapat digolongkan ke dalam e-Learning
yang bersifat dinamis apabila siswa mampu belajar dengan dalam lingkungan
yang tidak jauh berbeda dengan suasana kelas dimana di dalam sistem ini terdapat
kemungkinan untuk berinteraksi antara pembelajar dan tutornya baik melalui e-
mail, chatting maupun sarana komunikasi lainnya. (Suteja dan Harjoko, 2008).
Menurut Siahaan, terdapat tiga fungsi e-Learning terhadap proses
pembelajaran yang terjadi di dalam kelas yaitu suplementer, komplementer
maupun substitusi. (Abidin, 2010).
a. Suplementer.
Suatu sistem e-Learning dikatakan memiliki fungsi suplementer atau tambahan
apabila pembelajar memiliki kebebasan penuh untuk memutuskan apakah akan
menggunakan system e- Learning atau tidak.
b. Komplementer.
Sistem e-Learning dikatakan bersifat komplementer atau pelengkap apabila materi
dalam e-Learning diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang
telah diterima di dalam kelas.
c. Substitusi.
Pada beberapa lembaga pendidikan modern yang memberikan kebebasan mutlak
kepada peserta didiknya untuk memilih jenis pembelajaran yang diinginkan,
tujuannya adalah untuk untuk meningkatkan fleksibilitas pembelajaran yang dapat
disesuaikan dengan kegiatan lainnya.
Sebelum menerapkan E-Leaning pada organisasi perusahaan atau
pendidikan, perlu dipahami terlebih dahulu kelebihan dan kekurangan yang
dimiliki E-Learning itu sendiri agar penerapannya sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai. Menurut Effendi dan Zhuang (2005) keuntungan dan keterbatasan
E-Learning diantaranya :
1. Keuntungan E-Learning
E-Learning dapat diterima dan diadopsi dengan cepat karena pengguna
termotivasi dengan keuntungannya. Adapun kelebihan yang ditawarkan E-
Learning antara lain :

6
a. Biaya
Kelebihan pertama E-Learning adalah mampu mengurangi biaya pelatihan.
Organisasi perusahaan atau pendidikan dapat menghemat biaya karena tidak perlu
mengeluarkan dana untuk peralatan kelas seperti penyediaan papan tulis,
proyektor dan alat tulis.
b. Fleksibilitas Waktu
E-Learning membuat pelajar dapat menyesuaikan waktu belajar, karena dapat
mengakses pelajaran di Internet kapanpun sesuai dengan waktu yang diinginkan.
c. Fleksibilitas tempat
Adanya E-Learning membuat pelajar dapat mengakses materi pelajaran dimana
saja, selama komputer terhubung dengan jaringan Internet.
d. Fleksibilitas kecepatan pembelajaran
E-Learning dapat disesuaikan dengan kecepatan belajar masing-masing siswa.
e. Efektivitas pengajaran
E-Learning merupakan teknologi baru, oleh karena itu pelajar dapat tertarik untuk
mencobanya sehingga jumlah peserta dapat meningkat. E-Learning yang didesain
dengan instructional design mutahir membuat pelajar lebih mengerti isi pelajaran.
f. Ketersediaan On-demand
E-Learning dapat sewaktu-waktu diakses dari berbagai tempat yang terjangkau
Internet, maka dapat dianggap sebagai “buku saku” yang membantu
menyelesaikan tugas atau pekerjaan setiap saat.
2. Keterbatasan E-Learning
E-Learning menawarkan banyak keuntungan bagi organisasi, namun
praktik ini juga memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya:
a. Budaya
Pengguna E-Learning menunutut budaya self-learning, dimana seseorang
memotivasi diri sendiri agar mau belajar. Sebaliknya, pada sebagian besar
penduduk di Indonesia, motivasi belajar lebih banyak tergantung pada pengajar.
Pada E-Learning 100% energi dari pelajar, oleh karena itu, beberapa orang masih
merasa segan berpindah dari pelatihan di kelas ke pelatihan E-Learning.

7
b. Investasi
Walaupun E-Learning menghemat banyak biaya, tetapi suatu organisasi harus
mengeluarkan investasi awal cukup besar untuk mengimplementasikan E-
Learning. Investasi dapat berupa biaya desain dan pembuatan program learning
management system, paket pelajaran dan biaya lain, seperti promosi.
c. Teknologi
Karena teknologi yang digunakan beragam, ada kemungkinan teknologi tersebut
tidak sejalan dengan yang sudah ada dan terjadi konflik teknologi sehingga E-
Learning tidak berjalan baik.
d. Infrastruktur
Internet belum terjangkau semua kota di Indonesia. Akibatnya belum semua orang
atau wilayah dapat merasakan Elearning dengan Internet.
e. Materi
Walaupun E-Learning menawarkan berbagai fungsi, ada beberapa materi yang
tidak dapat diajarkan melalui ELearning. Pelatihan yang memerlukan banyak
kegiatan fisik, seperti praktek perakitan hardware, sulit disampaikan secara
sempurna.

2.2.2. Pemanfaatan E-Learning Berbasis Web Dalam Pembelajaran


Penerapan e-learning melalui jaringan internet menempatkan materi pada
situs pembelajaran tertentu. Berbagai fasilitas situs pembelajaran pada internet
dapat diakses oleh peserta didik secara mandiri untuk keperluan pembelajaran
karena di dalamnya memuat tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode
pembelajaran, sumber daya web (melalui searching), perpustakaan digital,
pengajar, peserta didik, atau informasi lainnya seperti jadwal pelajaran atau ujian,
serta peta konsep pembelajaran yang dapat diakses kapan dan dimana saja.
Dalam membuat website e-learning ada beberapa prinsip yang harus
diperhatikan yaitu :
a. Merumuskan tujuan pembelajaran.
b. Mengenalkan materi pelajaran.

8
c. Memberikan bantuan dan kemudahan bagi peserta didik untuk
mempelajari materi pembelajaran.
d. Memberikan bantuan dan kemudahan bagi peserta didik untuk
mengerjakan tugas-tugas dengan perintah dengan arahan yang jelas.
e. Materi pembelajaran disampaikan sesuai standar yang berlaku secara
umum, dan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.
f. Materi pelajaran disampaikan dengan sistematis dan mampu memberikan
motivasi belajar, serta pada bagian akhir setiap materi pembelajaran dibuat
rangkumannya.
g. Materi pelajaran disampaikan sesuai dengan kenyataan, sehingga mudah
dipahami, diserap dan dipraktekkan langsung oleh peserta didik.
h. Metode penjelasan yang efektif, jelas dan mudah dipahami oleh peserta
didik dengan disertai ilustrasi, contoh, demonstrasi, video dan sebagainya.
i. Sebagai alat untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran, peril dilakukan
evaluasi dengan meminta umpan balik (feedback) dari peserta didik.
(Munir, 2008).
Sistem e-learning dapat dikembangkan dengan menggunakan pendekatan
metode belajar kolaboratif (collaborative learning), maupun belajar dari proses
memecahkan problem yang disodorkan (problem based learning). (Sanaky,
2009).
Pengembangan pembelajaran e-learning menurut Kamarga (2001) yang
dikutip dalam Aunnurohman (2008) dapat dilihat dari pada gambar di bawah ini:

Desain situs oleh


web designer
MODUL/
INFORMASI PROSES
PENGEMBANGAN PENGGUNA
UPLOAD
KEILMUAN Pengembangan
situs oleh web
developer

Gambar 2.1. Model dan E-Commerce yang Diterapkan dalam E-Learning

9
Proses pengembangan sampai penggunaan bahan belajar sesuai dengan alur pada
gambar di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pihak perguruan tinggi/sekolah bermaksud menawarkan suatu paket
belajar berupa modul atau menginformasikan suatu pengembangan bidang
keilmuan. Untuk itu diperlukan konten dan situs sebagai tempat
penampungan konten.
2. Pengembangan konten dilakukan oleh staff pengajar yang berkompeten di
bidangnya.
3. Setelah konten selesai dikembangkan, maka proses pemindahan konten
dilakukan oleh perancang situs (web designer) dan pengembang situs (web
developer).
4. Proses akhir yang dilakukan adalah memasukkan situs ke dalam jaringan
internet.

Pengembangan pembelajaran berbasis e-learning perlu dirancang secara


cermat sesuai tujuan yang diinginkan. Menutu pendapat Haughey (1998) dalam
Rusman (2008) perlu dipertimbangkan dalam pengembangan e-learning.
Menurutnya ada tiga kemungkinan dalam pengembangan sistem pembelajaran
berbasis internet, yaitu web course, web centric course, dan web enhanced
course”.
Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan pendidikan,
dimana peserta didik dan pengajar sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan
adanya tatap muka. Seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan,
ujian, dan kegiatan pembelajaran lainnya sepenuhnya disampaikan melalui
internet. Dengan kata lain model ini menggunakan sistem jarak jauh.
Web centric course adalah penggunaan internet yang memadukan antara
belajar tanpa tatap muka (jarak jauh) dan tatap muka (konvensional). Sebagian
materi disampaikan melalui internet, dan sebagian lagi melalui tatap muka.
Fungsinya saling melengkapi. Dalam model ini pengajar bisa memberikan
petunjuk pada siswa untuk mempelajari materi pelajaran melalui web yang telah
dibuatnya. Siswa juga diberikan arahan untuk mencari sumber lain dari situs-situs

10
yang relevan. Dalam tatap muka, peserta didik dan pengajar lebih banyak diskusi
tentang temuan materi yang telah dipelajari melalui internet tersebut.
Web enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk menunjang
peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas. Fungsi internet adalah
untuk memberikan pengayaan dan komunikasi antara peserta didik dengan
pengajar, sesama peserta didik, anggota kelompok, atau peserta didik dengan nara
sumber lain. Oleh karena itu peran pengajar dalam hal ini dituntut untuk
menguasai teknik mencari informasi di internet, membimbing mahasiswa mencari
dan menemukan situs-situs yang relevan dengan bahan pembelajaran, menyajikan
materi melalui web yang menarik dan diminati, melayani bimbingan dan
komunikasi melalui internet, dan kecakapan lain yang diperlukan.

11
BAB III
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

3.1. Profil Perusahaan


Madrasah Aliyah MA Yayasan Pendidikan Islam Miftahul Huda atau
lebih dikenal sebagai MA YAPIM merupakan sebuah sekolah swasta setingkat
Sekolah Menengah Atas (SMA) yang berada di Kecamatan Penawangan,
Kabupaten Grobogan. Sekolah berbasis madrasah berada di Desa Ngeluk
Kecamatan Penawangan. Berikut adalah gambar penampakan kondisi gedung MA
YAPIM Penawangan:

Gambar 3.1 Gedung MA YAPIM Penawangan Bagian Luar

Gambar 3.2 Gedung MA YAPIM Penawangan Bagian Dalam

12
MA YAPIM dengan jenjang akreditasi “Diakui” didirikan pada tahun
1992 dan mendapatkan akta notaries pada tahun 1992 di bawah naungan sebuah
Yayasan Pendidikan Miftahul Huda yang dibentuk sejak tahun 1948. Pendiri
yayasan tersebut ialah K.H. Ahmad Amin Fauzan (Alm). Sepeninggal beliau,
tampuk ketua yayasan telah beberapa kali mengalami pergantian. Mulai dari K.H.
Ahmad Thoha Yazid, Achmad Chamdani, Muhamad Safi’i, M.Pd hingga
sekarang ketua yayasan dipegang oleh Sodikin, M.Pd.

Setelah resmi didirikan pada tahun 1992, MA YAPIM mendapatkan


siswa sebanyak 18 siswa. Pada tahun 1995 ada wacana bahwa MA YAPIM akan
dibubarkan karena tidak adanya peminat atau pendaftar. Namun pihak pendiri
masih mempertahankan keberadaannya. Pada tahun 1996/1997, MA YAPIM
mendapatkan siswa 11 anak sampai lulus. Dan mulai tahun 1997 inilah MA
YAPIM mulai memperlihatkan perkembangan yang baik. Pada tahun ajaran
2011/2012 jumlah siswa MA YAPIM adalah 134 siswa dan terus berkembang
hingga sekarang yang mencapai 200 siswa.

Seiring dengan berjalannya waktu, MA YAPIM mulai berbenah dan


berinovasi demi meningkatkan kualitas dan kuantitas. Berbagai tawaran program
pengajaran dan pendidikan kreatif seperti kelas otomotif, komputer dan kelas
menjahit dilaksanakan. Selain itu, MA YAPIM juga mengunggulkan diri dalam
ekstrakurikuler pramuka dan intrakurikuler OSIS dan rebana. MA YAPIM
beberapa kali tercatat menjuarai kejuaraan pramuka tingkat regional. MA YAPIM
memiliki fasilitas sebagai penunjuang kegiatan-kegiatan pembelajaran,
diantaranya laboratorium computer, laboratorium IPA serta tempat praktek
menjahit. Berikut foto dari fasilitas laboratorium komputer yang dimiliki MA
YAPIM Penawangan:

13
Gambar 3.3 Ruang Laboratorium Komputer MA YAPIM Penawangan

Pada mulanya, MA YAPIM hanya memiliki satu jurusan saja yaitu Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS). Namun seiring dengan berjalannya waktu dengan
meningkatnya jumlah siswa serta meningkatnya nilai akreditasi madrasah yang
sekarang menjadi “Baik”, MA YAPIM mulai membuka jurusan Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) pada tahun pelajaran 2014/2015.

MA YAPIM terus berbenah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas


demi tercapainya visi misi yang menjadi cita – cita mulia yayasan. Dengan tetap
beradaptasi mengikuti perkembangan zaman yang semakin canggih.

3.2. Visi dan Misi Perusahaan

Setiap satuan pendidikan tentu saja memiliki visi dan misi yang
menggambarkan tujuan dari satuan pendidikan tersebut. MA YAPIM Penawangan
memiliki visi dan misi sebagai berikut:

14
3.2.1. Visi MA YAPIM Penawangan

“Terbentuknya generasi yang handal, religious, berakhlaqul karimah yang


strategis dan dinamis”.

3.2.2. Misi MA YAPIM Penawangan

1. Membentuk generasi unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi


(IPTEK).
2. Menguasai disiplin ilmu agama dan moralitas yang islami (IMTAQ).
3. Menumbuhkan dan membangkitkan generasi yang berkualitas.
4. Mempersiapkan generasi yang kreatif, inovatif dan produktif.

3.3. Struktur Organisasi Perusahaan

Organisasi merupakan sekelompok orang yang dipersatukan secara


formal dalam sebuah kerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang sudah
ditetapkan. Sementara pengertian dari pengorganisasian yaitu peran kedua di
dalam manajemen serta pengorganisasi yang didefinisikan sebagai sebuah proses
kegiatan penyusunam struktur organisasi berdasarkan sumber–sumber, tujuan dan
lingkungannya. Jadi hasil dari pengorganisaisan adalah sebuah struktur organisasi
(informasipendidikan.com, 2014).

Struktur organisasi adalah sebuah susunan komponen–komponen dalam


oragnisasi sekolah dan sturktur tersebut yang menunjukkan pembagian kerja dan
juga peranan ataupun kegiatan–kegiatan yang tidak sama tersebut di
koordiansikan.

Struktur organisasi sekolah dibagi menjadi beberapa komponen dengan


perannya masing–masing sebagai berikut :

1. Kepala Sekolah
Kepala sekolah berperan sebagai Manager Educator, Administrator, Leader
motivator dan juga innovator.

15
2. Wakil Kepala Sekolah
Wakil kepala sekolah berperan membantu kepala sekolah dalam melakukan
berbagai kegiatan seperti menyusun rencana, pengarahan, pengorganisasian,
pengawasan, penilaian, pengembangan, menyusun laporan maupun
ketenagakerjaan.
3. Bagian Kurikulum
Bagian kurikulum berperan untuk menyusun kalender pendidikan, menyusun
pembagian tugas para guru maupun jadwal pelajaran, mengatur pelaksanaan
program pengayaan dan mengatur mutasi siswa maupun menyusun laporan.
4. Kesiswaan
Bagian kesiswaan berperan untuk mengatur pelaksanaan bimbingan
konseling, menyusun pelaksanan ekstrakurikuler, menyelenggarakan olah
raga serta menyeleksi calon penerima beasiswa.
5. Bagian sarana dan prasarana
Bagian sarana dan prasarana memiliki peran untuk merencanakan kebutuhan
prasarana penunjang kegiatan belajar, mengatur pemanfaatan sarana dan
prasarana, serta menyusun laporan.
6. Ketatausahaan
Ketatausahaan memiliki peran untuk menyusun laporan program kerja,
mengelola keuangan sekolah, mengurus administrasi perlengkapan,
pembinaan dan pengembangan karir pegawai tata usaha sekolah.
7. Guru
Guru berperan melaksanakan kegiatan pembelajaran, melaksanakan analisis
hasil ujian, melakukan kegiatan penialaian proses belajar, mengisi daftar nilai
siswa dan sebagainya.
8. Wali kelas
Wali kelas berperan penuh dalam mengelola kelas dan mengajar.
9. Guru pembimbing dan konseling
Guru BK berperan menyusun program pelaksanaan bimbingan dan konseling,
memberikan layanan bimbingan kepada para siswa, dan menyusun laporan.

16
Dengan dibuat struktur organisasi sekolah tersebut, maka tercipta sebuah
tatanan yang sesuai dengan peran dan kapasitas masing–masing komponen.
Struktur organisasi juga tidak lepas dengan wewenang dan tanggung jawab.
Dengan organisasi sekolah ini diharapkan terjadi pembidangan dan pembagian
kerja sebagai kegiatan pengendalian sehingga memungkinkan terjalinnya
kerjasama antara kepala sekolah dengan wakil kepala sekolah dan semua wali
kelas bahkan dengan guru, murid, dan sebagainya.

Struktur oraganisasi dari MA YAPIM adalah sebagai berikut :

Kepala Sekolah

Tata Usaha

WAKA Kurikulum WAKA Kesiswaan WAKA BK WAKA SARPRAS


Hari

Wali Kelas Wali Kelas Wali Kelas Wali Kelas Wali Kelas Wali Kelas

X IPA X IPS XI IPA XI IPS XII IPA XII IPS

GURU GURU GURU GURU


MAPEL MAPEL MAPEL MAPEL

SISWA

Gambar 3.4 Struktur Organisasi MA YAPIM Penawangan

Gambar 3.4 di atas menunjukkan struktur organisasi dari MA YAPIM


Penawangan dimana setiap warga sekolah terkoneksi satu sama lain. Kepala
Sekolah saat ini dijabat oleh Drs. Masturi serta dibantu oleh pengajar dan staff
karyawan lain yang professional dalam bidangnya.

17
3.4. Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) digunakan untuk menggambarkan suatu


sistem yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan
lingkungan fisik dimana data itu mengalir atau dimana data itu tersimpan. DFD
merupakan alat yang digunakan pada metodologi pembangunan sistem yang
terstruktur dan dapat menggambarkan arus data di dalam sistem yang terstruktur.
Pada penelitian kali ini, penulis menggunakan DFD level 1 untuk Guru dan Siswa.

3.4.1. DFD Level 1 untuk Guru

DFD level 1 untuk guru pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.5
sebagai berikut:
Input data dan pasword verifikasi
Login
Guru Guru

menampilkan Data Guru

upload Jadwal simpan


Jadwal
TIK
TIK

upload simpan
Materi
Materi
TIK
TIK

upload simpan
Tugas Tugas dan
dan kuis Kuis TIK
TIK

download cari
Jawaban Jawaban
Tugas dan Tugas dan
Kuis TIK Kuis TIK
menerima data

Gambar 3.5. DFD Level 1 untuk Guru

18
Penjelasan dari gambar 3.5 di atas adalah sebagai berikut:

1. Identitas
Guru adalah pengguna sistem e-learning. Guru adalah pemberi sekaligus
penerima informasi.
2. Proses
a. Proses Login
Login adalah proses autentikasi untuk masuk ke sistem e-learning yang
menggunakan kode identitas dan password.
b. Proses Jadwal TIK
Proses jadwal TIK adalah proses pengiriman data jadwal mata pelajaran
TIK yang dimasukkan oleh Guru kedalam database.
c. Proses Materi TIK
Proses materi TIK adalah proses pengiriman data materi pelajaran TIK
yang dimasukkan oleh Guru kedalam database.
d. Proses Tugas dan Kuis TIK
Proses tugas dan kuis TIK adalah proses pengiriman data tugas dan kuis
mata pelajaran TIK yang dimasukkan oleh Guru kedalam database.
e. Proses Jawaban Tugas dan Kuis TIK
Proses jawaban tugas dan kuis TIK adalah proses pengunduhan data
jawaban tugas dan kuis yang dimasukkan oleh siswa kedalam database.
3. Tabel
a. Tabel Guru
Tabel guru adalah tempat untuk menyimpan data-data guru di database.
b. Tabel Jadwal TIK
Tabel jadwal TIK adalah tempat untuk menyimpan data jadwal mata
pelajaran TIK di database.
c. Tabel Materi TIK
Tabel materi TIK adalah tempat untuk menyimpan data materi mata
pelajaran TIK di database.

19
d. Tabel Tugas dan Kuis TIK
Tabel tugas dan kuis TIK adalah tempat untuk menyimpan data tugas dan
kuis mata pelajaran TIK di database.
e. Tabel Jawaban Tugas dan Kuis TIK
Tabel jawaban tugas dan kuis TIK adalah tempat untuk menyimpan data
dari jawaban tugas dan kuis TIK dari siswa di database.

3.4.2. DFD Level 1 untuk Siswa

Selain menggunakan DFD level 1 untuk guru, penelitian kali ini juga
menggunakan DFD level 1 untuk siswa. DFD level 1 untuk siswa dapat dilihat
pada gambar 3.6 sebagai berikut:
verifikasi
Input data dan pasword

Siswa Siswa
Login
menampilkan data siswa

download cari
Jadwal Jadwal
TIK TIK
menerima data jadwal TIK

download cari
Materi Materi
TIK TIK
menerima data materi TIK

download cari
Tugas Tugas dan
dan Kuis Kuis TIK
TIK
menerima
data tugas dan kuis TIK

upload jawaban tugas dan kuis Jawaban simpan Jawaban


Tugas dan Tugas dan
Kuis TIK Kuis TIK

Gambar 3.6. DFD Level 1 untuk Siswa

20
Penjelasan dari gambar 3.6 adalah sebagai berikut:

1. Identitas
Siswa adalah pengguna sistem e-learning. Siswa adalah pemberi sekaligus
penerima informasi.
2. Proses
a. Proses Login
Login adalah proses autentikasi untuk masuk ke sistem e-learning yang
menggunakan kode identitas dan password siswa.
b. Proses Jadwal TIK
Proses jadwal TIK adalah proses pengunduhan data jadwal mata pelajaran
TIK yang dimasukkan oleh Guru kedalam database.
c. Proses Materi TIK
Proses materi TIK adalah proses pengunduhan data materi pelajaran TIK
yang dimasukkan oleh Guru kedalam database.
d. Proses Tugas dan Kuis TIK
Proses tugas dan kuis TIK adalah proses pengunduhan data tugas dan kuis
mata pelajaran TIK yang dimasukkan oleh Guru kedalam database.
e. Proses Jawaban Tugas dan Kuis TIK
Proses jawaban tugas dan kuis TIK adalah proses pengiriman data jawaban
tugas dan kuis yang dimasukkan oleh siswa kedalam database.
3. Tabel
a. Tabel Siswa
Tabel siswa adalah tempat untuk menyimpan data-data guru di database.
b. Tabel Jadwal TIK
Tabel jadwal TIK adalah tempat untuk menyimpan data jadwal mata
pelajaran TIK di database serta digunakan untuk mengakses dan mencari
data jadwal TIK.

21
c. Tabel Materi TIK
Tabel materi TIK adalah tempat untuk menyimpan data materi mata
pelajaran TIK di database serta digunakan untuk mengakses dan mencari
data materi pelajaran TIK.
d. Tabel Tugas dan Kuis TIK
Tabel tugas dan kuis TIK adalah tempat untuk menyimpan data tugas dan
kuis mata pelajaran TIK di database serta digunakan untuk mengakses dan
mencari data tugas dan kuis mata pelajaran TIK.
e. Tabel Jawaban Tugas dan Kuis TIK
Tabel jawaban tugas dan kuis TIK adalah tempat untuk menyimpan data
dari jawaban tugas dan kuis TIK dari siswa di database.

3.5. Diagram Alir Data (Flowchart)

Selain menggunakan DFD level 1, pada penelitian ini penulis juga


menggunakan diagram alir data atau yang biasa disebut flowchart.
Flowchart merupakan suatu bagan dengan simbol-simbol tertentu yang
menggambarkan urutan proses secara mendetail dan hubungan antara suatu proses
(instruksi) dengan proses lainnya dalam suatu program.

Perbedaan DFD dan flowchart adalah sebagai berikut:

1. DFD menunjukkan alur data di suatu sistem sedangkan flowchart sistem


menjelaskan alur kerja atau prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem.
2. DFD prosesnya dapat dilakukan serentak atau pararel sedangkan flowchart
alur datanya harus urut.
3. DFD tidak ada looping sedangkan flowchart ada looping.
4. DFD tidak ada proses perhitungan sedangkan flowchart ada proses
perhitungan.

Pada penelitian kali ini, peneliti membuat dua flowchart sistem e-learning
dengan dua pengguna yang berbeda, yaitu sebagai Guru dan siswa.

22
3.5.1. Flowchart E-Learning untuk Pengguna Sebagai Guru

Gambar 3.7. Flowchart Sistem E-Learning untuk Pengguna Guru

Penjelasan dari gambar 3.7 adalah sebagai berikut:

Guru melakukan login. Setelah melakukan login dan terverifikasi, guru


mempunyai hak akses untuk mengelola agenda kelas, materi pelajaran, dan kuis.
Setelah itu data yang dikelola guru akan masuk ke dalam database dan akhirnya
menjadi sebuah konten yang dapat diakses oleh siswa.

23
3.5.2. Flowchart Sistem E-Learning untuk Pengguna Sebagai Siswa

Gambar 3.8. Flowchart Sistem E-Learning untuk Pengguna Siswa

Penjelasan dari gambar 3.8. adalah sebagai berikut:

Siswa terlebih dahulu melakukan login. Setelah melakukan login dan


terverifikasi, siswa mempunyai hak untuk mendownload materi pelajaran,
mengirimkan tugas, ataupun kuis sesuai dengan perintah dari guru.

24
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Hasil Penelitian
Penelitian yang penulis lakukan dilaksanakan di MA YAPIM Penawangan
dengan pokok penelitian tentang perancangan e-learning. Penelitian kali ini
dilaksanakan mulai bulan Juli 2018 dan berakhir pada bulan Agustus 2018.
Jadwal penelitian ditunjukkan dalam tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Kerja Praktek

No. Kegiatan Kerja Juli Agustus


Praktek Minggu ke - Minggu ke -
I II III IV I II III IV
1. Persiapan
2. Pengambilan Data
3. Perancangan E-Learning
4. Pengujian
5. Pembuatan Laporan

Tahap-tahap pelaksanaan kerja praktek direncanakan sebagai berikut :

1. Persiapan
Persiapan merupakan tahap awal dari kerja praktek yang dilakukan. Pada
tahap ini peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam
penelitian.
2. Pengambilan data
Tahap pengambilan data dimulai dengan melakukan analisis kebutuhan
untuk guru dan siswa. Instrumen pengambilan terlampir pada lampiran 1
dan lampiran 2.

25
3. Perancangan E-learning
Perancangan e-learning merupakan tahap perancangan aplikasi e-learning
yang akan digunakan dalam penelitian.
4. Pengujian
Pengujian dilaksanakan setelah semua komponen e-learning telah selesai
dikerjakan dan sudah melalui tahap uji coba.
5. Pembuatan laporan
Pembuatan laporan adalah tahapan terakhir dalam penelitian ini. Laporan
dibuat untuk mempertanggung jawabkan kerja praktek yang telah
dilaksanakan.

Penelitian yang telah dilaksanakan menghasilkan rancangan e-learning


yang diharapkan mampu membantu guru dan siswa dalam melaksanakan
pembelajaran yang lebih efektif dan efisian kapan saja dan dimana saja. Hasil
yang didapatkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Halaman Login
Halaman Login berguna untuk menyaring user yang telah terdaftar saja
untuk dapat mengakses website. Tampilan halaman Login ditunjukkan dalam
gambar 4.1 sebagai berikut:

Gambar 4.1 Halaman Utama Sistem E-Learning untuk Login Siswa dan Guru

26
Gambar 4.1 menunjukkan tampilan ketika guru ataupun siswa akan masuk
ke dalam program e-learning. Kode identitas menunjukkan identitas user,
password digunakan untuk memverifikasi identitas pengguna kepada sistem
keamanan serta dapat memilih hak akses pengguna (sebagai guru atau siswa).
b. Halaman Utama
Halaman utama merupakan langkah awal menggunakan elearning yaitu
dengan memasukan hak akses yang dibedakan antara hak dosen dan hak
mahasiswa. Rancangan dari halaman utama dapat dilihat pada gambar 4.2 sebagai
berikut:

Materi Kuis Jadwal

TIK TIK TIK

Gambar 4.2 Halaman Utama Sistem E-Learning untuk Siswa

Halaman utama berisi menu yang berguna untuk menjelajahi website. Pengguna
bisa memilih menu sesuai kebutuhan, meliputi materi, kuis, serta jadwal.
c. Halaman Materi
Hal yang terpenting dalam e-learning adalah peranan guru dalam
mengupload materi pembelajaran. Materi pembelajaran yang dapat di upload
dapat berupa teks, file PDF, powerpoint maupun materi-materi lain yang dikemas
dalam bentuk multimedia.Tampilan halaman materi ditunjukkan pada gambar 4.3
sebagai berikut:

27
Mapel TIK

MATERI

PELAJARAN TIK

Gambar 4.3 Halaman Sistem E-Learning Bagian Materi Pelajaran

Halaman materi berisikan kumpulan materi pelajaran yang dapat diakses


oleh siswa yang sudah login terlebih dahulu. Siswa dapat memilih bab mana saja
yang ingin dipelajari sesuai dengan kebutuhan dan petunjuk guru.
d. Halaman Kuis
Salah satu syarat terjadinya pembelajaran yang efektif adalah adanya
umpan balik dari siswa. Umpan balik tersebut dapat berupa kuis atau evaluasi.
Tampilan halaman kuis dapat dilihat pada gambar 4.4 sebagai berikut:

Gambar 4.4 Tampilan Sistem E-Learning Bagian Kuis

28
Guru dapat mengatur setting kuis sesuai dengan kebutuhan, mislanya
kapan kuis dapat diakses dan kapan kuis berakhir. Guru juga dapat menentukan
penyajian soal secara random atau urut. Guru dapat memilih metode penentuan
skor akhir apakah skor tertinggi, rerata, pertama, atau terakhir.
e. Halaman Logout
Logout adalah istilah dalam hal keamanan komputer, yakni proses keluar
guna memutus akses ke system komputer maupun layanan tertentu. Tampilan
halaman logout dapat dilihat pada gambar 4.5 sebagai berikut:

Gambar 4.5 Tampilan Log Out

Sebelum melakukan logout akan muncul pop up yang berisikan konfirmasi


apakah pengguna ingin benar-benar logout atau tidak. Logout bertujuan untuk
menjaga keamanan sebuah akun agar tidak digunakan oleh orang lain, setelah
sebelumnya melakukan login pada sebuah akun.

4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil dari perancangan aplikasi E-Learning berbasis website
pada MA YAPIM Penawangan maka dihasilkan website seperti telah dilihat
tampilannya di sub bab hasil. Dengan website ini diharapkan dapat memberikan
beberapa kemudahan dalam pencarian, baik materi pelajaran maupun sedikit
informasi tentang kegiatan yang diadakan oleh pihak sekolah. Melalui forum

29
diskusi diharapkan dapat tercipta interaksi yang baik antar siswa dalam membahas
seputar materi pelajaran. Adapun aktifitas yang dapat dilakukan pada aplikasi e-
learning adalah:

1. Siswa dapat mengakses materi pelajaran kapanpun dan dimanapun tanpa


mengenal batas waktu.
2. Penyajian data informasi umum, baik mengenai siswa maupun guru.
3. Dapat melakukan diskusi pada forum yang berbentuk komentar dapat
digunakan sebagai media dalam tanya jawab seputar masalah pelajaran.
4. Materi dapat di download sehingga mengurangi biaya pengaksesan
internet. Disediakan juga artikel yang dapat dibaca langsung secara online.

30
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Berdasarkan anlisis dan pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini,


dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dihasilkan rancangan aplikasi e-learning pada MA YAPIM Penawangan


yang berguna bagi guru dalam memberikan materi pelajaran pada siswa
dalam bentuk digital yang dapat diakses secara online.
2. Dihasilkan rancangan aplikasi e-learning pada MA YAPIM Penawangan
yang berguna bagi siswa untuk membantu proses belajar dalam bentuk
digital yang dapat diakses secara online.
3. Aplikasi e-learning pada MA YAPIM Penawangan dapat menjadi wadah
untuk menampung informasi yang diberikan guru secara efisien dengan
memanfaatkan perangkat komputer dan akses internet.

5.2.Saran

Aplikasi e-learning pada MA YAPIM Penawangan masih dapat


dikembangkan lagi. Berikut adalah beberapa saran untuk pengembangan aplikasi
e-learning MA YAPIM Penawangan :

1. Aplikasi e-learning ini memerlukan update secara rutin agar aplikasi dapat
selalu mengikuti perkembangan kurikulum pembelajaran yang selalu
berubah-ubah. Seperti format pemberian nilai dan distribusi materi
pelajaran.
2. Aplikasi e-learning ini masih dapat ditambahkan dengan fitur-fitur
multimedia yang berhubungan dengan kebutuhan pembelajaran dan
sekolah.

31
3. Dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat, sistem keamanan
aplikasi e-learning harus selalu ditingkatkan agar kerahasiaan data-data
MA YAPIM Penawangan tetap terjaga.

32
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z.S., dan Zolo. 2010. Kebijakan Publik. Jakarta : Yayasan Pancur Siwah.

Aunnurahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : CV. Alfabet.

Dewi, Rofiqoh. 2015. Perancangan Aplikasi E-Learning Berbasis Website Pada


SMA/SMK Dharma Bakti Medan. Konferensi Nasional Sistem dan
Informatika, Oktober 2015.

Effendi, E., dan Zhuang H. 2005. E-learning, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta
Andi Offset.
Jati, Handaru. 2006. Penerapan Web Dinamis Untuk Media Pembelajaran
Distance Learning. Jurnal Penelitian Saintek 11 (2), 151-169.

Khamidah, Kun dan Triyono, Agus. 2013. Pengembangan Aplikasi E-Learning


Berbasis Web dengan PHP dan MySQL Study Kasus SMP N 1 Arjosari.
IJNS 2 (2), 2302-5700.

Munir. 2008. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.


Bandung: SPS Universitas Pendidikan Indonesia.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan


Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementrian
Pendidikan Nasional.

Roger, s. Pressman, Ph.D. 2012. Rekayasa perangkat Lunak (Pendekatan


Praktisi) Edisi :7 Buku I. Yogyakarta: Andi.

Rusman. 2008. Manajemen Kurikulum. Bandung: Program Studi Pengembangan


Kurikulum Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Sanaky A.H., Hujair (2009). Media Pembelajaran. Bandung : Sinar Baru


Algesindo Bandung.

33
Suteja, B.R., dan Harjoko, A., 2008. User Interface Design for E-learning System.
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi, Yogyakarta, 21 Juni 2008.

Tim Penulis. 2014. Struktur Organisasi Sekolah. Website : http://informasi-


pendidikan.com/2014/07/struktur-organisasi-sekolah.html, diakses pada :
25 mei 2018.

Zamroni. 2005. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Erlangga.

34

Anda mungkin juga menyukai