PENDAHULUAN
Cedera pada trauma dapat terjadi akibat tenaga dari luar berupa benturan,
perlambatan (deselarasi), dan kompresi, baik oleh benda tajam, benda tumpul,
peluru, ledakan, panas, maupun zat kimia. Akibat cedera ini dapat berupa memar,
luka jaringan lunak, cedera musculoskletal, dan kerusakan organ.
Trauma dapat disebabkan oleh benda tajam, benda tumpul, atau peluru.
Luka tusuk dan luka tembak pada suatu rongga dapat dikelompokkan dalam
kategori luka tembus. Untuk mengetahui bagian tubuh yang terkena, organ apa
yang cedera, dan bagaimana derajat kerusakannya perlu diketahui biomekanik
trauma.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
Thorax adalah bagian atas batang tubuh yang terletak antara leher dan
jantung (cor), paru (pulmo), bagian distal trakea dan bagian besar
esofagus. Dinding thorax terdiri dari kulit, fasia, saraf, otot, dan tulang.
vertebrae untuk bersendi dengan tuberculum costae, kecuali pada dua atau
thoraxika (12) dan diskus intervertebralis, costa (12 pasang) dan cartilago
costalis, sternum.
a. Costae
berikut cartilago costalis-nya terpisah dari satu yang lain oleh spatium
dan ujung patahan dapat mencederai organ dalam (misalnya paru-paru dan
atau limpa).
b. Sternum
bagian ventral sangkar dada. Sternum terdiri dari tiga bagian : manubrim
dan lebih tipis dari manubrium sterni. Bagian ini terletak setinggi vertebra
variabel, berupa tulang rawan pada orang muda, tetapi pada usia lebih
dinding thorax (misalnya pada kecelakaan lalu lintas, jika dada pengemudi
c. Appertura thoracis
ini yang terletak miring, dilalui oleh struktur yang memasuki atau
berlalu ke dan dari kavitas torasis, dari dan ke kavitas abdominis melewati
aorta).
terdapat kaudal dari costa XII, disebut nervi subcostalis. Rami posteriores
subcostalis.
bawah lebih besar dari pada bagian atas dan pada bagian belakang lebih
panjang dari pada bagian depan. Di bawah setiap tulang rusuk terletak
saraf interkostal, arteri, dan vena yang memasok untuk suplai darah dan
yang mendasari rongga toraks (Graeber GM, 2007). Pada rongga toraks
Organ yang terletak dalam rongga dada yaitu; esophagus, paru, hati,
kerucut terdiri dari sternum, dua belas pasang kosta, sepuluh pasang kosta
yang berakhir dianterior dalam segmen tulang rawan dan dua pasang kosta
yang melayang.
2.2.1 Definisi
dan atau organ intra toraks, baik karena trauma tumpul maupun oleh
David, 2005).
rongga abdomen yang dibatasi oleh diafragma, dan batas atas dengan leher
dapat diraba insisura jugularis. Otot-otot yang melapisi dinding dada yaitu
skapula. Organ yang terletak didalam rongga toraks yaitu paru-paru dan
jalan nafas, esofagus, jantung, pembuluh darah besar, saraf dan sistem
toraks, fraktur tulang kosta, flail chest, fraktur sternum, trauma tumpul
2.2.2 Epidemiologi
dan Eropa rata-rata mortalitas trauma tumpul toraks dapat mencapai 60%.
2.2.3 Etiologi
Trauma pada toraks dapat dibagi 2 yaitu oleh karena trauma tumpul
trauma yang berbeda. Penyebab trauma toraks oleh karena trauma tajam
seperti pada senjata militer. Penyebab trauma toraks yang lain adalah
dan sternum, rongga pleura saluran nafas intra toraks dan parenkim paru.
2.2.4 Patofisiologi
Kerusakan anatomi yang ringan pada dinding toraks, berupa fraktur kosta
gangguan fungsi ventilasi, difusi gas, perfusi dan gangguan mekanik alat
gangguan faal jantung dan pembuluh darah (Kukuh, 2002; David, 2005).
2.3 Fraktur Kosta
sempit, sehingga gaya trauma dapat melalui sela iga. Fraktur iga sering
terjadi pada iga IV-X dan sering menyebabkan kerusakan pada organ intra
adalah patah tulang yang terjadi pada tulang iga. Flail chest secara khusus
didefinisikan dengan patah tulang pada 4 atau lebih patah tulang kosta
pada dua atau lebih lokasi yang menyebabkan adanya gerakan paradoksal
2.3.2 Epidemiologi
Patah tulang kosta pada remaja biasanya karena kegiatan olah raga
kecelakaan lalu lintas. Pada usia lanjut, penyebab utama terjadinya fraktur
kosta adalah jatuh dari ketinggian. Fraktur kosta juga bisa karena proses
payudara, kanker ginjal bisa muncul fraktur kosta. Kosta lebih tipis
tahun penyebab terbanyak karena menjadi korban kekerasan pada anak 82% dari
62 anak-anak dengan umur kurang dari 3 tahun menjadi korban kekerasan pada
dari trauma. Fraktur kosta di dunia lebih banyak terjadi karena kecelakaan
dengan derajat dari cedera yang didapat. Pada tahun 2004, lebih dari 300,000
orang dirawat dengan fraktur kosta di Amerika. Insiden fraktur kosta di Amerika
serikat banyak dilaporkan dengan lebih dari 2 juta trauma tumpul terjadi yang
toraks antara 67 dan 70%. Suatu studi pada pasien dengan fraktur kosta, angka
kematian mencapai 12%; dengan 94% berhubungan dengan trauma itu sendiri dan
Lebih dari setengah dari semua pasien memerlukan tindakan operasi atau
pada orang Jepang dengan rheumatoid arthritis yang diikuti selama lebih dari 5
tahun, 13.5% dilaporkan terjadi fraktur dengan fraktur kosta menjadi kasus
terbanyak pada laki-laki dan patah tulang belakang pada perempuan (Melendez S.
L, 2015).
Pada anak anak lebih banyak terjadi trauma pada bagian bawah toraksdan
bagian perut sehingga bila terjadi fraktur kosta dapat menjadi tanda adanya
kemungkinan cedera dengan tenaga yang lebih besar. Pada anak yang lebih muda
dari 2 tahun dengan fraktur tulang kosta mempunyai prevalensi karena kekerasan
pada anak sekitar 83%.Pada anak-anak jarang terjadi fraktur kosta karena tulang
kosta anak anak lebih elastis dibandingkan orang dewasa (Lafferty et al, 2011;
dengan tulang padat seperti tulang kosta, clavikula, sternum dan scapula. Pada
pernafasan normal dibutuhkan sebuah dinding toraks yang normal. Fraktur tulang
kosta mengganggu proses ventilasi dengan berbagai mekanisme. Nyeri dari patah
atelectasis dan pneumonia. Patah tulang kosta yang berdekatan seperti flail chest
penurunan ventilasi. Fragmen tulang dari tulang kosta yang patah dapat menusuk
2015).
Fraktur kosta merupakan cedera yang paling sering terjadi pada trauma
tumpul toraks lanjut usia. Posisi dari patahan fraktur kosta membantu untuk
pada kosta pertama dapat menjadi prediksi terjadinya cedera serius. Tulang kosta
pertama dilindungi dengan baik oleh bahu, otot leher bagian belakang dan
clavikula sehingga bila terjadi patah pada tulang ini, memerlukan energi lebih
dibandingkan dengan patah pada tulang kosta lainnya. Angka kematian sekitar
36% sudah dilaporkan pada fraktur tulang kosta pertama berhubungan dengan
cedera pada paru, aorta asenden, arteri subklavia dan plexus brachialis. Tulang
kosta biasanya mengalami patah pada bagian posterior karena secara struktural
bagian ini merupakan yang paling lemah. Tulang kosta ke 4 sampai 9 lebih sering
Pasien dengan patah tulang kosta biasanya dengan nyeri berat khususnya
saat inspirasi atau ketika bergerak. Tanda dan gejala lainnya termasuk tenderness
mengevaluasi pada kasus isolated rib fractures. Pemeriksaan urinalisis pada kasus
patah tulang kosta bagian bawah diindikasikan pada trauma ginjal. Tes fungsi
paru seperti analisa gas darah digunakan untuk mengetahui adanya kontusio paru
tetapi bukan pemeriksaan untuk patah tulang toraks itu sendiri (Melendez S.L,
2015).
Pemeriksaan pertama pada pasien dengan trauma toraks adalah foto polos
Deteksi dini adanya kontusio paru, hematoma, laserasi sangat penting untuk
et al, 2007).
pneumonia dan cedera pembuluh darah. Adanya patah tulang sternum dan
scapula dapat menjadi kecurigaan adanya patah tulang kosta. Cedera aorta tampak
ada pelebaran > 8 cm dari mediastinum pada bagian atas kanan dari hasil foto
2.4.3 Ultrasonography
callous formation juga dapat dideteksi dengan USG (Melendez S.L, 2015).
hasil sensitivitas lebih tinggi dibandingkan dengan radiografi (0.92 vs. 0.44) tetapi
hasil ini sangat tergantung pada operator alat dan alat yang digunakan (Hosseini et
al, 2015).
2.4.4 CT ScanToraks
fraktur tulang kosta. Jika dicurigai adanya komplikasi dari fraktur kosta pada
pemeriksaan foto polos toraks, CT scan toraks dapat dilakukan untuk mengetahui
cedera yang spesifik sehingga dapat membantu penanganan selanjutnya. Foto
polos toraks dapat menjadi tidak efektif pada beberapa kondisi sehingga
diperlukan CT scan toraks yang dapat mencegah dari kondisi yang serius (Elmali
et al, 2007; Taylor et al, 2013). Computed tomography (CT) sangat sensitive
membedakan area dari kontusio paru terjadi atelectasis atau aspirasi (Genie,
2013).
2.4.5 Angiography
cedera pembuluh darah maka dokter di unit gawat darurat dapat melakukan
neurovascular. Hal ini penting khususnya pada fraktur kosta tulang kedua dengan
kemungkinan hasil abnormal yang lebih tinggi ditemukan daripada patah tulang
posterior lateral meskipun MRI tidak digunakan untuk diagnose pertama pada
menstabilkan kondisi pasien trauma dan evaluasi dari multi trauma. Manajemen
dan kontrol nyeri mutlak pada penatalaksanaan fraktur tulang kosta. Untuk
nyeri dapat dimulai dengan pemberian analgetik NSAID bila tidak ada
dengan 3 atau lebih patah tulang kosta dan perawatan ICU untuk pasien lanjut
usia dengan 6 atau lebih patah tulang kosta karena ada hubungan yang signifikan
dari patah tulang tersebut dengan adanya cedera serius pada organ dalam seperti
pasien. Pasien dengan patah tulang kosta akan mengalami nyeri berat ketika
nyeri merupakan prioritas untuk menurunkan risiko paru dan efek sistemik dari
Belum ada publiksasi tentang keunggulan dari fiksasi patah tulang kosta tetapi ada
perbedaan dari teknik muscle sparing dan tradisional untuk penanganan toraks
dan pembedahan spinal (Taylor et al, 2013). Fiksasi patah tulang melalui
Nyeri pada dinding toraks karena patah tulang kosta meningkatkan kerja
dari pernafasan dan resiko terjadi kelemahan pada paru-paru. Kegagalan respirasi
dapat terjadi karena trauma pada dinding toraks dan lebih sering terjadi kontusio
2.6.2 Hipoksia
2.6.3 Atelektasis
Nyeri dari patah tulang kosta dapat disebabkan karena penekanan respirasi
2.6.4 Pneumonia
pada patah tulang kosta. Pneumonia dapat bervariasi tergantung pada patah tulang
kosta dan umur pasien.Insiden terjadinya pneumonia pada semua pasien yang
dirawat di rumah sakit dengan satu atau lebih patah tulang kosta sekitar 6 %
pada organ abdomen dibandingkan dengan parenkim paru. Fraktur pada bagian
bawah kiri berhubungan dengan trauma lien dan fraktur pada bagian bawah kanan
berhubungan trauma liver dengan fraktur pada kosta 11 dan 12 biasanya
2.6.6 Pneumotoraks
dapat dilihat pada pemeriksaan diagnostik foto polos toraks. Pneumotoraks adalah
suatu kondisi adanya udara yang terperangkap di rongga pleura akibat robeknya
pleura visceral, dapat terjadi spontan atau karena trauma, yang mengakibatkan
torak. Dapat pula terjadi karena robekan pleura viseral yang disebut dengan
2.6.7 Hemotoraks
toraks akibat trauma tumpul atau tembus pada toraks. Sumber perdarahan
umumnya berasal dari arteri interkostalis atau arteri mamaria interna. Perlu
terjadinya kegagalan sirkulasi, tanpa terlihat adanya perdarahan yang nyata oleh
karena perdarahan masif yang terjadi, yang terkumpul di dalam rongga toraks
sering terjadi dengan 10%-17% dari semua pasien yang masuk rumah sakit
dengan angka kematian 10% - 25% (Martin et al, 2009). Fraktur kosta selalu
Komisi Trauma IKABI. Advanced Trauma Life Support for Doctors: ATLS
Lafferty PM1, Anavian J, Will RE, Cole PA. 2011. Operative treatment of chest
wall injuries: indications, technique, and outcomes. J Bone Joint Surg Am.
Jan 5;93(1):97-110
Martin RS, Gayzik FS1, Gabler HC, Hoth JJ, Duma SM, Meredith JW, Stitzel JD.
Melendez SL. Rib Fracture. 2012. WebMD [Updated: September 24th, 2012.
http://emedicine.medscape.com/article/825981-overview.
Moore, KL & Agus AMR. 2002. Essential Clinical Anatomy: Anatomi Klinis
Sjamsuhidajat R, de Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2: Tindak Bedah Organ