Anda di halaman 1dari 12

PENGUKURAN WATERPASS MEMANJANG DAN MELINTANG

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH

DOSEN PEMBIMBING

DR, KAMARUL F, ST, MT.

DISUSUN OLEH:

FACHRUL SYAMSUDIN (05455)

IMAM SUROTO (05416)

JUNITO DA SILVA XIMENES (05386)

NUR UBAIDILLAH (05560)

INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA

FAKULTAS TEKNIK SIPIL

2017/2018
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Praktikum `: PENGUKURAN WATERPASS MEMANJANG DAN


MELINTANG
2. Bidang Praktikum `: Pengukuran
3. Nama Anggota Penyusun `: - Imam Suroto (05416)
- Fachrul Syamsudin (05455)
- Junito Da Silva Ximenes (05386)
- Nur Ubaidillah (05560)
4. Guru Pembimbing
Nama Lengkap : Dr, Kamarul F, ST, MT. .
Jabatan : Dosen
NIP :

Diperiksa oleh Surabaya,


Asisten Laboratorium I Asisten Laboratorium II

M. Fikri Aldi Fahrezza Azhar Yusuf Ramadhan

Mengetahui, Surabaya,
Kepala Laboratoium Ilmu Ukur Tanah Pembimbing

Kurnia Hadi Putra, S.Pd, ST, MT. Dr, Kamarul F, ST, MT.
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdzulillah kami panjatkan kehadirat Allah tuhan yang maha esa, karena atas
rahmat dan petunjuk-Nya kami berhasil menyelesaikan laporan praktikum Ilmu Ukur Tanah
dengan lancar. Tak lupa rasa terima kasih kami berikan kepada dosen pembimbing kami bapak
Dr. Kamarul F, ST, MT yang telah membagi ilmunya sehingga makalah ini dapat disusun
secara baik dan benar.

Pada makalah ini berisi materi tentang penggunaan waterpass dan penggunaannya secara
langsung di lapangan, dimana kami mengukur penampang melintang dan memanjang. Melalui
perkembangan teknologi teknik sipil yang begitu pesat tentunya tak lepas dari ilmu dasar yang
kuat untuk dikembangkan. Dengan disusunnya makalah ini diharapkan dalam penerapan
langsung di lapangan dalam suatu proyek dapat digunakan secara tepat sehingga dapat
memberikan kepastian dan perhitungan yang tepat agar tidak terjadi kecelakaan.

Terlepas dari semua itu, kami sadar bahwa laporan praktikum yang kami susun masih jauh dari
kata “sempurna” dan terdapat banyak kekurangan. Dengan tak sempurnanya hal itu diharapkan
pembaca yang cerdas dan mawas dapat mengkritik, mengkoreksi, dan melakukan perbaikan
apabila dalam menyusun laporan praktikum ini ada kesalahan.

Akhir kata kami minta semoga makalah ilmiah tentang “Pengukuran waterpass memanjang
dan melintang” ini bisa memberi manfaat atau pun inspirasi kepada pembaca. Sekian dan
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Surabaya, 2 April 2018

Ketua tim penyusun makalah


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dengan semakin majunya teknologi, setiap orang dituntut untuk memiliki skill
atau keterampilan dalam dunia kerja. Tentunya menjadi mahasiswa ITATS merupakan
tahap untuk mendapatan ilmu dan mengasah skill sebelum terjun ke dunia kerja. Salah
satu hal yang kami pelajari adalah tentang pengguaan waterpass dalam pengukuran di
lapangan. Dengan menjalankan praktikum ilmu ukur tanah ini kami berharap
memperoleh manfaat untuk diri kami dan orang lain. Kesungguhan dalam
melaksanakan praktukum sudah merupakan kewajiban bagi mahasiswa agar tidak
terjadi kesalahan baik dalam konsep dan perhitungan yang dapat menyebabkan
kecelakaan kerja.

Maksud dari pengukuran waterpass memanjang dan melintang yang kami


lakukan adalah untuk mengumpulkan data yang dierlukan untuk membuat suatu
gambaran secara planimetris dan topografis. Yang dimaksud planimetris adalah
kedudukan bagunan-bangunan yang dibuat oleh manusia, sedangkan konfigurasi dari
keadaan tanah disebut sebagai topografi.

Peta yang menunjukkan gambaran planimetris dan topografis disebut


topografimap. Dimana dalam peta tersebut ditunjukkan sekaligus jarak-jarak horizontal
dan vertikal dari suatu dataran. Dalam mempersiapkan pembuata peta topografi,
diperlukan pengukuran dilapangan termasuk penentuan titik-ttik tetap, pekerjaan
hitungan dan penggambaran yang semua itu dapat dihitung menggunakan alat
waterpass.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara menggunakan alat waterpass dengan baik dan benar?

2. Apa sajakah langkah-langkah dalam praktikum menggunakan alat waterpass?


3. Bagaimana cara mengolah data yang didapat dari pengukuran di lapangan?

4. Bagaimana gambar muka tanah yang diperoleh dari hasil pengolahan data?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui cara menggunakan alat waterpass dengan baik dan benar?

2. Menganalisa langkah-langkah dalam praktikum menggunakan alat waterpass?

3. Menggetahui cara mengolah data yang didapat dari pengukuran di lapangan?

4. Dapat menggambar muka tanah yang diperoleh dari hasil pengolahan data?

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

1) Dapat digunakan sebagai sumber referensi tentang alat waterpass

2) Dapat digunakan sebagai sumber informasi tentang kontur tanah yang diteliti.

3) Sebagai sumber ilmu pengetahuan

4) Dapat digunakan sebagai pedoman dalam penelitian lain.

1.4.2 Manfaat Praktis

1) Dapat digunakan oleh berbagai pihak dalam pendidikan Teknik Sipil.

2) Dapat digunakan sebagai rujukan dalam memecahkan masalah muka tanah.

3) Dapat digunakan dalam mengelola proyek diatas tanah yang dikaji jika ada.
BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Praktikum Ilmu Ukur Tanah

Pengertian Praktikum adalah bagian dari pengajaran yang bertujuan agar siswa
mendapat kesempatan untuk menguji dan melaksanakan dalam keadaan nyata apa yang
diperoleh dalam teori; pelajaran praktik.

Ilmu ukur tanah adalah bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara-cara
pengukuran di permukaan bumi dan di bawah tanah untuk menentukan posisi relatif
atau absolut titik-titik pada permukaan tanah, di atasnya atau di bawahnya

Jadi Praktikum Ilmu Ukur tanah adalah pengajaran kepada siswa untuk menguji
dan melaksanakan pengukuran di permukaan bumi dan dibawah tanah.

2.2 Waterpass

2.2.1 Pengertian Waterpass

Waterpass adalah alat yang digunakan untuk mengukur atau


menentukan sebuah benda atau garis dalam posisi rata baik pengukuran secara
vertikal maupun horizontal.

2.2.2 Pengertian Nivo Kotak

Nivo Kotak yaitu nivo berisi air dan udara berbentuk lingkaran yang
digunakan untuk cek tingkat kedataran pada sumbu I vertikal.

2.2.3 Pengertian Sekrup Fokus Benang

Sekrup fokus benang adalah sekrup putar yang berfungsi untuk


mengatur ketajaman benang diafragma (benang silang).
2.2.4 Penegertian Sekrup Penggerak Horizontal
Sekrup panggerak horizontal adalah sekrup putar yang berfungsi untuk
menggerakkan pesawat ke arah horisontal secara halus setalah klem aldehide
horisontal dikunci agar kedudukan benang pada pesawat tepat pada obyek yang
dibidik.
2.2.5 Pengertian Sekrup Leveling
Sekrup Leveling adalah sekrup putar yang berfungsi untuk mengatur
kedataran pesawat (sumbu I vertikal).
2.2.6 Pengertian Sekrup Fokus Objek
Sekrup Fokus Objek adalah sekrup putar yang berfungsi untuk
memperjelas obyek yang dibidik.

2.3 Pemetaan

Peta adalah sarana guna memperoleh informasi ilmiah mengenai keadaan


permukaan bumi dengan cara menggambar berbagai tanda dan keterangan sehingga
mudah dibaca dan dimengerti.

Dalam Ilmu Ukur Tanah dikenal peta tranches yaitu peta yang dilengkapi
dengan garis kontur (garis tinggi) yang menunjukkan ketinggian suatu tempat.
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Desain Praktikum

Dalam menyusun laporan praktikum ilmu ukur tanah ini, kami menggunakan
metode diskriptif kualitatif yaitu berupa hasil pengukuran yang berbentuk angka.
Metode diskriptif kuanlitatif dipilih karena data-data yang diperoleh berupa angka-
angka yang dapat diolah kedalam bentuk tabel dengan rumusan yang sudah ada
sehingga didapatkan suatukesimpulan.

Dalam penghitungan hasil yang diperoleh, peneliti mengubah data angka dalam
bentuk satuan centi meter (cm) agar mudah dimengerti. Sebegai rumus yang digunakan
yaitu:

3.1.2 Pengukuran Waterpas Memanjang


Beda tinggi antara titik A dan B adalah :
ΔhP1P2 = BTP1 – BTP2
Adapun : ΔhP1P2 = beda tinggi antara titik P1 dan P2
BTP1 = bacaan benang tengah di titik P1
BTP2 = bacaan benang tengah di titik P2

Jarak antara A dengan P1 adalah :


do = 100 × (BAP1 – BBP1)
Adapun : dAP = jarak antara titik A dan P
BAA = bacaan benang atas di titik A
BBA = bacaan benang bawah di titik A
Dalam pengukuran waterpass memanjang, pesawat diletakkan di
tengah-tengah titik yang akan diukur. Hal ini untuk meniadakan kesalahan
akibat tidak sejajarnya kedudukan sumbu teropong dengan garis arah nivo.

3.1.2 Pengukuran Waterpass Melintang


Beda tinggi antara titik 1 dan 2 adalah :
Δh12 = BT1 – BT2
Adapun : Δh12 = beda tinggi antara titik 1 dan titik 2
BT1 = bacaan benang tengah di titik 1
BT2 = bacaan benang tengah di titik 2
Beda tinggi antara titik 1 dan titik P adalah :
Δh1P = BT1 – TP
Adapun : Δh1P = beda tinggi antara titik 1 dan titik P
BT1 = bacaan benang tengah di titik 1
TP = tinggi pesawat

3.2 Latar Praktikum

3.2.1 Tempat praktikum : - Laboratorium ilmu ukur tanah ITATS


- Jl. Arif Rahmad Hakim no.100 dari depan
kampus ITATS hingga depan SMA hendrikus
3.2.2 Waktu praktikum : Tanggal 2 April 2018. Pukul 13.00 – 17.30 WIB

3.3 Sumber Data Praktikum

Data-data penelitian diperoleh melalui buku, internet, kamus, dan observasi


langsung dilapangan serta penghitungan menggunakan alat waterpass.

3.4 Metode Dan Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data yaitu observasi


langsung di lapangan untuk menghitung secara langsung menggunakan alat waterpass
dan teknik yang digunakan yaitu teknik pengambilan data memanjang dan data
melintang waterpass untuk mengetahui beda tinggi dari permukaan tanah yang ada di
lapangan.
3.5 Alat-Alat Praktikum

1. Waterpass, berfungsi untuk mengukur beda tinggi.

2. Tripod (statip), berfungsi untuk menempatkan pesawat.

3. Bak ukur (rambu), berfungsi sebagai obyek oleh pesawat untuk mendapatkan
data-data bacaan benang.

4. Jalon, berfungsi sebagai alat bantu memegang baak ukur.

5. Patok, berfungsi untuk memberi tanda pada titik ukur atau pada titik bantu.

6. Rol meter, berfungsi untuk mengukur jarak langsung pada pengukuran


penyipat datar.

7. Meteran, berfungsi untuk mengukur tinggi pesawat.

8. Kompas, berfungsi untuk menunjukkan arah utara kompas.

9. Payung, berfungsi untuk melindungi pesawat dari sinar matahari langsung


maupun terpaan hujan.

10. Alat tulis, berfungsi untuk mencatat hasil pembacaan di lapangan.

3.5 Langkah-Langkah Praktikum

3.5.1 Pengukuran Waterpass Memanjang :


1. Menentukan titik awal pengukuran serta titik tetap (Banch Mark) yang
digunakan.
2. Memberi tanda pada titik awal tersebut dengan menggunakan paku dan
cat sebagai titik A.
3. Menentukan titik A yang berjarak 20 meter didepan titik B, dan titik C
yang berjarak 20 meter didepan titik B dan seterusnya dengan memberi
tanda dengan cat hingga titik terakhir, yaitu titik E sejauh 100 m dari
titik awal.
4. Mendirikan tripod tepat diatas titik BM dan meletakkan alat ukur
waterpass diatas tripod tersebut dengan menyekrup bagian bawahnya.
5. Memasang Unting-unting dan mengusahakan agar unting-unting
tersebut tepat menunjuk ke titik BM.
6. Mengatur sekrup pengungkit agar gelembung nivo terletak di tengah-
tengah tabung.
7. Setelah nivo dalam keadaan seimbang, bak diletakkan di titik BM
kemudian ditembak dari titik A tersebut (usahakan letak bak vertikal)
8. Kemudian benang horisontal dibaca oleh pengamat dan hasilnya dicatat
oleh pencatat secara teliti agar memenuhi dua rumus waterpass, yaitu :
d = 100 x (BA-BB) dan 2 x BT = BA + BB. Jika hasil pembacaan tidak
memenuhi rumus diatas, pembacaan rambu ukur diulang kembali.
9. Setelah titik BM diukur, waterpas dipindahkan ke titik A kemudian titik
A dan B ditembak/diukur. Setelah itu alat dipindahkan ke titik B untuk
penembakan/pengukuran ke titik A dan C,dan seterusnya hingga titik
terakhir yaitu titik E dan melakukan penembakan kembali ketitik awal
untuk bacaan pulang hingga titik A.
10. Melakukan penghitungan dan kesalahan yang diperbolehkan. Jika
selisih beda tinggi antara pengukuran pergi dengan pengukuran pulang
melampaui kesalahan ynag diijinkan, maka Pengukuran harus diulang
kembali.
3.5.2 Pengukuran Waterpass Melintang :
1. Pesawat didirikan tepat diatas dititik BM yang telah ditandai dengan cat.
2. Setelah unting-unting menunjuk tepat ke titik BM, sekrup pengukit
diatur sedemikian rupa hingga gelembung nivo tepat ditengah-tengah.
3. Menentukan titik-titik yang akan ditentukan ketinggiannya, lalu
mengukur jarak titik-titik tesebut dari pesawat. Titik-titik tersebut
adalah titik 1, 2, 3, dst.
4. Menyipat titik-titik yang telah ditentukan tersebut serta titik BM,
sementara pemegang rambu membetulkan posisi rambu ukur (baak)
spaya tegak betul.
5. Setelah letak rambu ukur vertikal, benang horisontal dibaca oleh
pengamat dan hasilnya dicatat oleh pencatat secara teliti agar memenuhi
dua rumus waterpass, yaitu : d = 100 x (BA-BB) dan 2 x BT = BA +
BB. Jika hasil pembacaan tidak memenuhi rumus diatas, pembacaan
rambu ukur diulang kembali.
6. Setelah titik-titik tersebut disipat, maka pesawat dipindahkan ke titik P2
yang telah diberi tanda cat, kemudian mengulang langkah-langkah no.2
s/d no.5. prosedur ini diulang untuk posisi pesawat di P3, P4, dan
seterusnya hingga titik terakhir, yaitu titik P11.
7. Melakukan penghitungan beda tinggi terhadap titik-titik tersebut.

3.5 Teknik Analisa Data

Dalam menganalisa data, pertama-tama kami memasukkan data mentah


kedalam tabel. Dalam menghitung waterpass memanjang kami megontrol apakah beda
tinggi antara pengujian pulang dan pergi memenuhu batas toleransi ±0,02 atau bukan.
Kemudian kami masukkan rumus sesuai dengan langkah-langkah menghitung
waterpass memanjang dan melintang. Adapun tabel untuk mengolah data sebagai
berikut:

Contoh tabel pengukuran waterpass melintang:

Tempat Tinggi Nomor Pembacaan benang Jarak Tinggi titik (m) Keterangan
alat Pesawat titik BA BT BB (m) ϪH= T=H±
TP - BT ϪH
D 1
2

Contoh tabel pengukuran waterpass memenjang

No Tinggi BT Belakang Muka D = jarak ϪH Tinggi Besar


titik alat (m) (m) titik sudut
Blk Mk BA BB BA BB D = (BA- BTbl – (m)
BB) x 100 BTm
BM
A

Anda mungkin juga menyukai