Anda di halaman 1dari 9

Tempat Perkembangbiakan Nyamuk Aedes spp.

Di Pasar Wisata Pangandaran


Joni Hendri 1, Roy Nusa RES 1, Heni Prasetyowati 1

Abstract. An observation of Aedes spp. breeding places in water container was carried out located
at Pasar Wisata Pangandaran. The final results showed that larvae were found mostly in bucket
(28,21 %), container with plastic based goods (87,18 %) and container with blue colors
(33,33%). The House Index (HI) rate was 29,20 %, Container Index (CI) rate was 9,30 %,
Breteau Index (BI) rate was 40,6. The research to, showed the barrels or drum was been
most productive container with Pupae Index (PI) rate was 25,42.
Key Words : Dengue Hemorrhagic Fever (DHF), Breeding places, Aedes aegypti, Aedes al-
bopictus, Pasa Wisata pangandaran.

PENDAHULUAN sific yang kadang berbeda di masing-


masing wilayah. Nyamuk Aedes mempu-
Demam berdarah dengue (DBD) di nyai habitat pada tempat-tempat penam-
Kabupaten Ciamis cenderung mengalami pungan air seperti bak mandi, drum air,
peningkatan yang bermakna. Pada tahun tempayan, ember, kaleng bekas, vas bun-
2007 terdapat 412 kasus dengan ke- ga, botol bekas, potongan bambu,
matian 2 orang, meningkat menjadi 452 pangkal daun dan lubang-lubang batu
kasus dengan kematian sebanyak 4 orang yang berisi air jernih.5 Selain itu, ada be-
pada tahun 2008. Data tersebut dihimpun berapa faktor yang berpengaruh terhadap
berdasarkan laporan dari 28 Kecamatan peletakan telur nyamuk antara lain jenis
yang ada di Kabupaten Ciamis termasuk dan warna kontainer, air, suhu, kelemba-
di dalamnya Kecamatan Pangandaran.1 ban dan kondisi lingkungan setempat.6
Hasil penelitian di Kecamatan Panganda-
Penularan DBD terjadi melalui
ran menunjukkan bahwa habitat tempat
perantara nyamuk Aedes spp. terutama
perkembangbiakan utama Aedes di ru-
spesies Ae. aegypti dan Ae. albopictus(2).
mah tangga terdapat di bak mandi.7
Manifestasi atau gejala klinisnya, tidak
selalu terlihat jelas, bahkan bisa tanpa Penanggulangan dan pencegahan
gejala (silent infection).3 Sebuah penyakit tersebut diutamakan pada
penelitian sero-epidemologi di Jawa Bar- pemutusan rantai penularan melalui pen-
at menyimpulkan bahwa 18,9% anggota gendalian nyamuk Ae. aegypti dan Ae.
keluarga penderita DBD, menunjukkan albopictus.6 Dilakukan dengan cara
hasil laboratorium IgG/IgM (rapid test mencegah nyamuk agar tidak menjadi
metode) positif. Hal ini, merupakan ma- dewasa yaitu dengan membasmi nyamuk
salah laten yang potensial sebagai sum- stadium pradewasa (jentik dan pupa).
ber penularan virus dengue sehingga me- Strategi pengendalian yang dianggap pal-
merlukan pendekatan khusus dalam rang- ing tepat yang dapat dilakukan adalah
ka pencegahannya.4 melalui pembersihan sarang nyamuk
(PSN) yang menuntut peran serta
Karakteristik tempat perkembang-
masyarakat dalam pelaksanannya.3
biakan nyamuk Aedes bersifat local spe-
sific, berarti setiap daerah memiliki kara- Pangamdaran adalah tempat yang
kakeristik tempat perkembangbiakan spe- memiliki mobilitas penduduk yang cukup
tinggi. Fasilitas umum banyak tersedia
1. Loka Litbang P2B2 Ciamis sehingga memungkinkan pengunjung

23
Aspirator Vol. 2 No. 1 Tahun 2010 : 23-31

menetap dalam beberapa hari dan ber- jentik atau pupa tidak ada. Jentik yang
interaksi dengan pengunjung lain atau diambil ditempatkan dalam botol kecil/
penduduk lokal. vial bottle dan memberi label berdasar-
kan nomor bangunan yang disurvei dan
Pasar Wisata Pangandaran, merupa- nomor kontainer dalam formulir. Se-
kan salah satu fasilitas yang banyak dangkan pupa dihitung jumlahnya dan
dikunjungi pendatang, karena itu hanya dicatat di form pemeriksaan saja.
dimungkinkan terjadinya interaksi manu- Kemudian dicatat karakteristik dari kon-
sia yang kemungkinan di antaranya ter- tainer yang positif jentik baik warna, ba-
dapat penderita carier yang membawa han maupun jenis kontainernya.
virus dengue.
Jentik yang diperoleh di bawa ke
Untuk mengetahui potensi penu- laboratorium entomologi Loka Litbang
laran virus dengue oleh vektor setempat, P2B2 Ciamis untuk diidentifikasi spesi-
pada tahun 2009 telah dilakukan studi esnya. Jentik dimasukkan ke cawan petri
tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes lalu dimatikan dengan menggunakan air
spp. di kawasan Pasar Wisata Panganda- panas. Kemudian diletakkan pada obyek
ran. Tujuannya untuk memperoleh gam- glass dan diperiksa dibawah mikroskop
baran tempat perindukan potensial nya- dengan pembesaran 200 dan 400 kali.
muk Aedes spp. sebagai faktor risiko Spesies Aedes spp. ditentukan berdasar-
penularan BDB pada pengunjung atau kan kunci identifikasi larva Aedes spp.
penduduk lokal.
Alat yang digunakan dalam survai
jentik adalah cidukan jentik, net untuk
BAHAN DAN METODE
cidukan pupa, pipet, senter dan vial
Jenis penelitian adalah Obsevasion- botol. Alat yang digunakan untuk
al dengan menggunakan metode survai pemeriksaan jentik adalah : cawan petri,
melaui pendekatan studi Cross-Sectional, obyek glass, cover glass, pipet, stereo
dimana variabel penelitian dinilai hanya mikroskop dan Kunci identifikasi jentik
satu kali saja tanpa adanya tindak lanjut Aedes.
maupun pengulangan.8
Data yang diperoleh dari survai ter-
Populasi dalam penelitian ini adalah lebih dahulu di lakukan perhitungan un-
semua bangunan di Pasar Wisata Pangan- tuk memperoleh status entomologi vektor
daran yang terdiri dari 96 bangunan, DBD yaitu House Index (HI), Container
sampel adalah seluruh populasi. Index (CI), Breteau Index (BI) dan Pupa
Index (PI); dengan rumus :
Survai jentik dilakukan dengan
menggunakan single larva methods, yaitu
mengambil satu ekor larva pada setiap
kontainer yang ditemukan ada larva, de-
ngan cidukan atau gayung plastik atau
menggunakan pipet panjang sebagai
sampel, untuk pemeriksaan spesies jentik
(identifikasi).3 Semua tempat yang dapat
menjadi tempat perkembangbiakan nya-
muk diperiksa (dengan mata telanjang)
untuk mengetahui ada tidaknya jentik
atau pupa. Jika pada pandangan pertama
tidak ditemukan maka tunggu kira kira 1-
2 menit untuk memastikan bahwa benar

24
Tempat Perkembangbiakan ......(Joni Hendri, et al)

Tabel 1. Ukuran Kepadatan Larva Aedes menggunakan Larva Index (LI)

DENSITY HOUSE INDEX CONTAINER INDEX BRETEAU INDEX


FIGURE (DF) (HI) (CI) (BI)
1 1-3 1-2 1-4
2 4-7 3-5 5-9
3 8-17 6-9 10-19
4 18-29 10-14 20-34
5 20-37 15-20 35-49
6 38-49 21-27 50-74
7 50-59 28-31 75-99
8 60-76 32-40 100-199
9 ≥ 77 ≥ 41 ≥ 200
Sumber : Service MW. Mosquito Ecology Field Sampling Methods. Chapman and Hall; 1993.

Kepadatan populasi nyamuk Jenis Kontainer Positif Jentik


(Density Figure) diperoleh dengan meng-
gabungkan antara HI, CI dan BI sehingga Dari 39 kontainer positif, ditemukan
diperoleh risiko tingkat risiko penularan paling banyak pada ember yaitu sejumlah
sebagai berikut : < 1 adalah risiko penu- 28,21 %, selanjutnya 20,51 % pada bak
laran rendah, 1-5 adalah resiko penularan mandi, 12,82 % sama – sama ditemukan
sedang dan > 5 adalah risiko penularan pada jerigen dan tong, 7,69 % pada dis-
tinggi(9). penser dan gentong, serta 2,56 % masing
– masing ditemukan pada drum, kotak
kayu, kotak stereofom dan tempayan
HASIL (Tabel 3.)
Jumlah dan Jenis Kontainer Bahan Kontainer Positif Jenti
Telah ditemukan 421 kontainer da- Dari 39 kontainer positif yang
lam 96 bangunan yang disurvai. Dari ditemukan, 38,18 % terbuat dari bahan
jumlah tersebut, 57,24 % ditemukan em- plastik, kemudian 5,13 % terbuat dari
ber, 13.54 % ditemukan tempayan, 10,93 bahan semen dan 2,56 % masing – mas-
% ditemukan bak mandi, 4,51 % ing terbuat dari bahan besi, kayu dan ste-
ditemukan dispenser, 3,80 % ditemukan reofom (Tabel 4.).
baskom, 2,38 % ditemukan penampung
air lemari es, 1,43 % ditemukan jerigen, Warna Kontainer Positi Jentik
1,19 % ditemukan dalam tong, 0,48 %
Dari 39 kontainer positif yang
ditemukan panci dan tempat minum bu-
ditemukan 33,33 % kontainer berwarna
rung, dan 0,24 % masing – masing
Biru, 23,08 % kontainer berwarna Hitam,
ditemukan drum, kotak kayu, kotak ste-
10,26 % kontainer berwarna Abu – abu
reofom, ban bekas, botol minuman,
dan Putih, 7,69 % kontainer berwarna
kaleng bekas serta pot (Tabel 2.).
Kuning dan Merah, 5,13 % kontainer
berwarna Coklat dan 2,56 % kontainer
berwarna hijau (Tabel 5.)

25
Aspirator Vol. 2 No. 1 Tahun 2010 : 23-31

Tabel 2. Jenis dan Persentase Kontainer yang ditemukan di Pasar wisata Pangandaran

No. Jenis Kontainer Jumlah Persentase (%)


1 Ember 241 57,24
2 Tempayan 57 13,54
3 Bak Mandi 46 10,93
4 Dispenser 19 4,51
5 Baskom 16 3,80
6 Gentong 10 2,38
7 Penampung Air Lemari Es 10 2,38
8 Jerigen 6 1,43
9 Tong 5 1,19
10 Panci 2 0,48
11 Tempat Minum Burung 2 0,48
12 Drum 1 0,24
13 Kotak Kayu 1 0,24
14 Kotak Stereofom 1 0,24
15 Ban bekas 1 0,24
16 Botol Minuman 1 0,24
17 Kaleng Bekas 1 0,24
18 Pot 1 0,24
Jumlah 421 100

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kontainer Positif Jentik Terhadap Jenis Kontainer Yang
Ditemukan Di Pasar Wisata Pangandaran
No. Jenis Kontainer Frekuensi Persentase (%)
1 Ember 11 28,21
2 Bak Mandi 8 20,51
3 Jerigen 5 12,82
4 Tong 5 12,82
5 Dispenser 3 7,69
6 Gentong 3 7,69
7 Drum 1 2,56
8 Kotak Kayu 1 2,56
9 Kotak Streofom 1 2,56
10 Tempayan 1 2,56
Jumlah 39 100

Tabel 4. Distribusi Fekuensi Kontainer Positif Jentik Terhadap Bahan Kontainer Yang
Ditemukan Di Pasar Wisata Pangandaran
No. Bahan Kontainer Jumlah (+) Prosentase (%)
3 Plastik 34 87,18
4 Semen 2 5,13
1 Besi 1 2,56
2 Kayu 1 2,56
5 Stereofom 1 2,56
Jumlah 39 100

26
Tempat Perkembangbiakan ......(Joni Hendri, et al)

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Kontainer Positif Jentik Terhadap Bahan Kontainer Yang
Ditemukan Di Pasar Wisata Pangandaran
No. Warna Kontainer Jumlah (+) Persentase (%)
1 Biru 13 33,33
2 Hitam 9 23,08
3 Abu-abu 4 10,26
4 Putih 4 10,26
5 Kuning 3 7,69
6 Merah 3 7,69
7 Coklat 2 5,13
8 Hijau 1 2,56
Jumlah 39 100

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Jentik Yang Diperoleh Terhadap Spesies Aedes Di Pasar
Wisata Pangandaran

No Spesies Jumlah Persentase (%)


1 Aedes aegypti 39 100
2 Aedes albopictus 0 0
Jumlah 39 100

Tabel 7. Jumlah Rumah dan Kontainer YangDdiperiksa Serta Indeks jentik Di Pasar Wisata
Pangandaran

No Komponen Jumlah
1 Bangunan yang diperiksa 96
2 Bangunan Positif 28
3 House Index (HI) 29,20%
4 Kontainer yang diperiksa 421
5 Kontainer Positif 39
6 Container Index (CI) 9,30%
7 Breteau Index (BI) 40,6
Spesies yang terdapat pada 5 buah tong sebanyak
122 ekor dengan indeks pupa 127,08
Berdasarkan hasil pemeriksaan, dari (rata – rata 25,42); terdapat pada dua
39 kontainer positif jentik, diperoleh in- buah jerigen sebanyak 43 ekor dengan
formasi bahwa 100 % dari jentik yang indeks pupa 44,79 (rata – rata 22’40);
diperoleh teridentifikasi sebagai spesies terdapat pada tiga ember sebanyak 41
Ae. aegypti, dan tidak ditemukan spesies ekor dengan ideks pupa 42,71 (rata – rata
Ae. albopictus (Tabel 6.). 14.24); terdapat pada drum sebanyak 22
Index jentik dan Pupa ekor dengan indeks pupa 22,92 (rata –
rata 22,92); terdapat pada bak mandi 17
Diperoleh dalam beberapa indeks ekor dengan indeks pupa 17,71 (rata –
jentik yaitu : House Index (HI) 29,20 % ; rata 17,71) dan pada gentong sebanyak 8
Container Index (CI) 9,30 % ; Breteau ekor dengan indeks pupa 8,33 (rata – rata
Index (BI) 40.6 (Tabel 7.) Jumlah pupa 8,33). (Tabel 8.).

27
Aspirator Vol. 2 No. 1 Tahun 2010 : 23-31

Tabel 8. Jenis dan Jumlah Kontainer Positif Pupa Beserta Rata – rata Indeks Pupa Tiap
Kontainer Di Pasar Wisata Pangandaran

Jenis Kontain- Jumlah Kon- Jumlah Pupa Indeks Pupa Rata - rata
No.
er tainer (PI)
6 Tong 5 122 127,08 25,42
5 Jerigen 2 43 44,79 22,40
3 Ember 3 41 42,71 14,24
2 Drum 1 22 22,92 22,92
1 Bak mandi 1 17 17,71 17,71
4 Gentong 1 8 8,33 8,33

PEMBAHASAN drum, kotak kayu, kotak stereofom dan


tempayan.
Ember merupakan jenis kontainer
yang paling dominan di daerah survey, Angka tersebut di atas menunjukkan
yaitu sebanyak 57,24 % dari total kese- bahwa jenis wadah ember mempunyai
luruhan. Disusul oleh tempayan, bak persentase paling tinggi (28,21 %). Ini
mandi dan dispenser. Hal sama dikarenakan ember merupakan jenis kon-
ditemukan juga di Bantul yaitu banyak tainer yang paling banyak digunakan di
ditemukan kontainer dalam jenis ember lokasi penelitian. Kemudian bak mandi,
(34,49 %). Berbeda dengan penelitian ini disebabkan karena bak mandi bi-
yang dilakukan di Kecamatan Panganda- asanya mempunyai volume air yang be-
ran yang meyebutkan bahwa kontainer sar sehingga air bertahan lama.
yang paling dominan ditemukan adalah
Penelitian lain menyebutkan bahwa
bak mandi.7
di daerah yang sulit air atau persediaan
Pasar Wisata Pangandaran dibuat air tidak menentu masyarakat cenderung
tanpa adanya tempat penampungan air menyimpan air dalam jumlah yang ban-
sebab hanya diperuntukkan untuk berjua- yak. Keberhasilan perkembangbiakan
lan saja memaksa mereka untuk menye- nyamuk Aedes didukung oleh ukuran
diakan tempat penampungan air dan em- tempat penampungan air yang cukup be-
ber atau tempayan merupakan TPA yang sar dan air yang berada didalammya
praktis sehingga banyak digunakan. cukup lama.6 Kawasan Pasar Wisata Pan-
Adanya bak mandi di kawasan ini adalah gandaran merupakan daerah yang
merupakan bentuk pelanggaran dalam mempunyai sumber air yang terbatas se-
kontrak Hak Guna Bangunan, sehingga hingga penghuninya banyak
tidak semua bangunan mempunyai bak menggunakan ember dan wadah lainnya
mandi. sebagai tempat penampungan air karena
selain praktis juga ukurannya cukup be-
Kontainer yang diketahui mem- sar untuk menampung air.
perolehan jentik tertinggi terdapat pada
ember, kedua terdapat pada bak mandi Penelitian ini sejalan dengan
sebesar 20,51 %, sementara pada jerigen penelitian yang dilakukan di Kecamatan
dan tong sama – sama banyak yaitu Tikala Manado yang menyebutkan bah-
sebesar 12,82 %, dispenser dan gentong wa kontainer positif jentik yang paling
sebesar 7,69 % dan sisanya terdapat pada banyak ditemukan adalah ember
10
(40,7%). Berbeda bila dibandingkan
dengan hasil penelitian sebelumnya, di

28
Tempat Perkembangbiakan ......(Joni Hendri, et al)

Kecamatan Pangandaran jenis wadah perolehan jentik tertinggi pada bahan da-
yang paling tinggi ditemukan positif jen- sar semen (74,0 %).7
tik adalah pada bak mandi (89,7 %).7
Perbedaan hasil penentuan jenis wadah Daya tarik nyamuk betina meletak-
yang memfasilitasi jentik Aedes tertinggi kan telurnya dipengaruhi oleh warna wa-
pada lokasi penelitian dan pembanding, dah, suhu, kelembaban, cahaya dan kon-
diduga karena adanya perbedaan karak- disi lingkungannya. Selain itu, faktor –
teristik dari masing – masing lokasi yang faktor yang menentukan bahan cocok
diteliti. untuk bertelur nyamuk antara lain ke-
mampuannya menyerap air, tekstur dan
Bahan dasar kontainer yang warna bahan.14 Berdasarkan hasil survai
ditemukan positif jentik sebagian besar dapat diketahui bahwa persentase warna
ditemukan pada kontainer yang berbahan tertinggi dari kontainer yang positif jen-
dasar plastik, kemudian terdapat pada tik di lokasi penelitian terdapat pada
bahan dasar semen (5,13%) dan paling warna biru (33,33 %). Penelitian Ke-
sedikit ditemukan pada bahan dasar besi, lurahan Utan Kayu Utara Jakata Timur,
kayu dan stereofom (2,56 %). mernunjukan persentase terbanyak kon-
tainer yang positif jentik adalah yang
Banyak sedikit ditemukannya jentik warna dasarnya biru (41,7%)12, se-
nyamuk kemungkinan ada hubungannya dangkan di Buenos Aires, Argentina,
dengan makanan yang tersedia, se- menemukan bahwa kontainer dari bahan
dangkan banyak sedikitnya makanan plastik berwarna hitam hitam banyak
yang tersedia berkaitan dengan bahan mengandung jentik A. aegypti (82,1%).14
dasar dari kontainer(11). Bahan dasar Perbedaan hasil penelitian ini menun-
dengan permukaan kasar lebih banyak jukan nyamuk di masing- masing wila-
mengandung mikroorganisme yang men- yah tertentu mempunyai kesenangan
jadi makanan jentik nyamuk sehingga akan tempat penampungan air yang ber-
lebih banyak disukai. Sebuah penelitian beda – beda baik dalam jenis, bahan da-
di Thailand menyimpulkan bahwa bahan sar dan warna yang digunakan. Faktor
dasar seperti kayu, semen dan ban dikata- tersebut, diperkirakan mempengaruhi
gorikan sebagai bahan yang cocok untuk persentase perolehan larva di masing-
bertelur, sedangkan bahan seperti almu- masing wilayah.
nium, gelas, plastik dan keramik dikata-
gorikan sebagai bahan tidak kurang co- Berdasarkan hasil identifikasi dari
cok untuk bertelur.12 Berbeda dengan te- 39 jentik yang ditemukan seperti
ori tersebut, berdasarkan hasil survey, disajikan pada diperoleh informasi bah-
plastik merupakan bahan dasar yang pal- wa semua jentik yang diperiksa merupa-
ing dominan yang terdapat di lokasi kan spesies Ae. aegypti (100%).
penelitian (87,18 %) Sebagian besar Penelitian yang dilakukan di Kecamatan
penghuni kios menggunakan wadah Pangandaran juga didapatkan hasil yang
dengan bahan dasar plastik baik untuk sama dimana spesies nyamuk yang ber-
ember, tempayan, baskom bahkan bak hasil teridentifikasi semuanya Ae. ae-
mandi sehingga perolehan bahan dasar gypti.7
ini lebih tinggi daripada yang lainnya.
Nyamuk Ae. aegypti banyak ter-
Penelitian ini sejalan dengan yang dapat pada wadah buatan manusia, seper-
dilakukan di Utan Kayu Timur Jakarta ti pada kontainer air di tempat terbuka,
Utara yang mendapatkan kontainer posi- wadah – wadah bekas, pot bunga, ember
tif didominasi kontainer berbahan plastik dan barang barang pecah.15 Jika melihat
(55,6%)14, tapi berbeda dengan di Keca- karakteristik kontainer yang ditemukan
matan Pangandaran dimana persentasi di lokasi penelitian, dapat dipastikan san-

29
Aspirator Vol. 2 No. 1 Tahun 2010 : 23-31

gat cocok bagi tempat bertelur nyamuk mengetahui indeks pupa pada masing -
Ae. aegypti. masing kontainer, maka diprediksi peran-
an kontainer tertentu dalam menyumbang
House index merupakan salah satu adanya nyamuk dewasa di lokasi terten-
indikator yang digunakan untuk menghi- tu.16 Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui
tung risiko penyebaran penyakit. Indeks bahwa tong merupakan kontainer yang
ini memberikan petunjuk tentang persen- paling produktif dalam menambah
tase rumah yang positif untuk perkem- jumlah nyamuk dewasa pada populasi (PI
bangbiakan dan oleh karena itu menun- = 127,08).
jukkan populasi manusia yang berisiko
terkena DBD.16 Container index Perilaku hidup suatu masyarakat
mengungkapkan presentase kontainer sangat mempengaruhi terhadap tinggi
yang positif jentik Aedes. Daerah tertentu rendahnya risiko penularan dan berhub-
bisa saja mempunyai sedikit kontainer ungan dengan sanitasi suatu lokasi. Bila
yang positif jentik, tetapi mungkin pent- persediaan air terjamin dan sanitasinya
ing secara epidemologis karena lebih baik dengan demikian wadah yang
menghasilkan jentik dalam jumlah ban- positif jentik Aedes berkurang sehingga
yak. Dan sebaliknya, di daerah yang bisa mengurangi kepadatan nyamuk ter-
mempunyai banyak kontainer yang posi- sebut.18 Walaupun kepadatan larva tidak
tif tetapi hanya menghasilkan jumlah jen- dapat menggambarkan kepadatan nya-
tik yang sedikit sehingga secara epidemi- muk dewasa karena banyak faktor yang
ologis kurang berisiko terjadi outbreak. mempengaruhinya, namun diharapkan
dengan mengetahui keberadaan dan
Dari ketiga indeks jentik tersebut penyebaran larva bisa diprediksi
Breteau Index merupakan prioritas ter- kemungkinan adanya kasus dan cara pen-
baik yang digunakan untuk mem- gendaliannya sebelum terjadi wabah.13
perkirakan densitas karena sudah
mengkombinasikan keduanya baik rumah
maupun kontainer.17 Hasil pengamatan KESIMPULAN
tempat perindukan Aedes di Pasar Wisata
Dari 39 kontainer yang positif jen-
Pangandaran ditemukan 28 bangunan
tik, frekuensi terbanyak untuk jenis kon-
positif jentik Aedes dari 96 jumlah
tainer terdapat pada ember, untuk bahan
bangunan yang diperiksa (HI = 29,20 %).
dasar kontainer adalah Plastik dan
Dari 421 jumlah kontainer yang diperiksa
warna kontainer adalah warna biru. Jenis
ditemukan 39 kontainer positif jentik ( CI
kontainer yang paling produktif adalah
= 9,30 %) dan (BI = 40,6). Sedangkan
jenis tong. Hasil HI, CI dan BI menun-
79,50 % terdapat pupa dari 39 kontainer
jukkan risiko penularan tingkat sedang.
yang positif jentik ( PI = 32,3 ). Menurut
Spesies yang ditemukan dari hasil identi-
indikator Density Figure18, Indeks jentik
fikasi jentik yang diperoleh di dominasi
yang didapatkan dari hasil survey terma-
keseluruhan oleh nyamuk Ae. aegypti.
suk dalam kategori risiko penularan se-
dang karena berada pada skala 3 sampai
5 yaitu mempunyai ambang batas HI = UCAPAN TERIMAKASIH
29,20 %, CI = 9,30 %, dan BI = 40,6. Atas bantuan dan dukungannya ka-
Penambahan nyamuk dewasa yang mi ucapkan banyak terimakasih terutama
baru menetas pada populasi nyamuk de- kami sampaikan kepada Ibu Nurlina, Ibu
wasa sangat berbeda untuk setiap kon- Siti Novianti, Kepala Puskesmas Pangan-
tainer. Perkiraan munculnya nyamuk de- daran, Kepala Desa Pangandaran, Pengu-
wasa yang baru menetas dapat didasar- rus Pasar Wisata Pangandaran dan
kan pada jumlah pupa yang ada. Dengan penghuninya, kawan – kawan di Loka

30
Tempat Perkembangbiakan ......(Joni Hendri, et al)

Litbang P2B2 Ciamis dan semua Dasar Dasar Metodologi Klinis. Jakarta;
pihak yang telah membantu yang tid- 2002.
ak bisa kami sebutkna satu persatu. 9. Service MW. Mosquito Ecology Field
Sampling Methods. Chapman and Hall.
London. 1993.
DAFTAR PUSTAKA
10. Suwarja. Kondisi Sanitasi Lingkungan
1. Anonim. Situasi P2 DBD Kabupaten dan Vektor Demam Berdarah Dengue
Ciamis. In: Dinas Kesehatan Kabupaten Pada Kasus DBD Di Kecamatan Tikala
Ciamis. Ciamis. 2008. Kota Manado. UGM. Jogjakarta. 2007.
2. Anonim. Dengue : Guidelines For Diag- 11. Katyal. R BM, Sharma SK, Gill. K.S,
nosis, Tratment, Preventation and Con- and Kumar. Prevalence of Aedes aegyti
trol. France: WHO Library Catalog; in DHF Outbreaks Area in Panipat City
2009. India. Dengue Bulletin. Vol. 22. 1998.
3. Anonim. Pencegahan dan Pemberanta- 12. Wijana DP dan Ngurah, K. Beberapa
san Demam Berdarah Dengue di Indo- Karakteristik Aedes aegyti Sebagai
nesia. Jakarta: Departemen Kesehatan vektor Demam Dengue Berdarah. Cer-
RI, Ditjen P2M dan PL. Jakarta. 2005. min Dunia Kedokteran. Vol.27:38-49:38
-49. Jakarta. 1982.
4. Roy Nusa, Lukman H, Mara Ipa.
Laporan Penelitian : Epidemologi Virus 13. Novelina BA. Habitat dan Perilaku
Dengue Di Jawa Barat. In: Loka Lit- Nyamuk Aedes Serta Kaitannya Dengan
bang P2B2 Ciamis. Ciamis. 2008. Kasus Demam Berdarah di Kelurahan
Utan Kayu Utara Jakarta Timur, IPB.
5. Surtees, G. Breeding in the Kuching
Bogor: 2007.
areas, Serawak with special reference to
the Epidemiologi of Dengue fever. 7 14. Harwood RF,and James, M.T. Ento-
(2):275. 1970. mologi and Human and Animal Health.
Mac Milan Co. Inc. New York. 1979.
6. M. Hasyimi dan Soekirno M. Pengama-
tan Tempat Perindukan Aedes aegypti 15. Vezzani D dan Schweigmann , N. Suita-
Pada Tempat Penampungan Air Rumah bility of Container from Defferent
Tangga Pada Masyarakat Pengguna Air Sources as Breeding Site of Aedes ae-
Olahan. Ekologi Kesehatan. Vol 3 gypti (L) in Cemetery of Buenos Aires
no.1:37-142. Jakarta. 2004. City Argentina,. Bioline International.
Vol 6:789-92. 2002.
7. Mara Ipa, Doni Lasut, Yuneu Yuliasih.
Laporan Penelitian : Perilaku Masyara- 16. Christophers SSR. Aedes aegypti (L)
kat dan Index Jentik Vektor Demam The Yellow Fever Mosquito.Cambridge
Berdarah Dengue di Kecamatan Pan- At University Press. London:. 1960.
gandaran Kabupaten Ciamis. In: Loka
Litbang P2B2 Ciamis. Ciamis. 2006. 17. Anonim. Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Demam Dengue dan Demam
8. Ghazali MV, Sastromiharjo, S., Soedjae- Berdarah Dengue. WHO. 2003.
wo, S.R., Soelaryo, T., Pramulyo, H.

31

Anda mungkin juga menyukai