Abstract. An observation of Aedes spp. breeding places in water container was carried out located
at Pasar Wisata Pangandaran. The final results showed that larvae were found mostly in bucket
(28,21 %), container with plastic based goods (87,18 %) and container with blue colors
(33,33%). The House Index (HI) rate was 29,20 %, Container Index (CI) rate was 9,30 %,
Breteau Index (BI) rate was 40,6. The research to, showed the barrels or drum was been
most productive container with Pupae Index (PI) rate was 25,42.
Key Words : Dengue Hemorrhagic Fever (DHF), Breeding places, Aedes aegypti, Aedes al-
bopictus, Pasa Wisata pangandaran.
23
Aspirator Vol. 2 No. 1 Tahun 2010 : 23-31
menetap dalam beberapa hari dan ber- jentik atau pupa tidak ada. Jentik yang
interaksi dengan pengunjung lain atau diambil ditempatkan dalam botol kecil/
penduduk lokal. vial bottle dan memberi label berdasar-
kan nomor bangunan yang disurvei dan
Pasar Wisata Pangandaran, merupa- nomor kontainer dalam formulir. Se-
kan salah satu fasilitas yang banyak dangkan pupa dihitung jumlahnya dan
dikunjungi pendatang, karena itu hanya dicatat di form pemeriksaan saja.
dimungkinkan terjadinya interaksi manu- Kemudian dicatat karakteristik dari kon-
sia yang kemungkinan di antaranya ter- tainer yang positif jentik baik warna, ba-
dapat penderita carier yang membawa han maupun jenis kontainernya.
virus dengue.
Jentik yang diperoleh di bawa ke
Untuk mengetahui potensi penu- laboratorium entomologi Loka Litbang
laran virus dengue oleh vektor setempat, P2B2 Ciamis untuk diidentifikasi spesi-
pada tahun 2009 telah dilakukan studi esnya. Jentik dimasukkan ke cawan petri
tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes lalu dimatikan dengan menggunakan air
spp. di kawasan Pasar Wisata Panganda- panas. Kemudian diletakkan pada obyek
ran. Tujuannya untuk memperoleh gam- glass dan diperiksa dibawah mikroskop
baran tempat perindukan potensial nya- dengan pembesaran 200 dan 400 kali.
muk Aedes spp. sebagai faktor risiko Spesies Aedes spp. ditentukan berdasar-
penularan BDB pada pengunjung atau kan kunci identifikasi larva Aedes spp.
penduduk lokal.
Alat yang digunakan dalam survai
jentik adalah cidukan jentik, net untuk
BAHAN DAN METODE
cidukan pupa, pipet, senter dan vial
Jenis penelitian adalah Obsevasion- botol. Alat yang digunakan untuk
al dengan menggunakan metode survai pemeriksaan jentik adalah : cawan petri,
melaui pendekatan studi Cross-Sectional, obyek glass, cover glass, pipet, stereo
dimana variabel penelitian dinilai hanya mikroskop dan Kunci identifikasi jentik
satu kali saja tanpa adanya tindak lanjut Aedes.
maupun pengulangan.8
Data yang diperoleh dari survai ter-
Populasi dalam penelitian ini adalah lebih dahulu di lakukan perhitungan un-
semua bangunan di Pasar Wisata Pangan- tuk memperoleh status entomologi vektor
daran yang terdiri dari 96 bangunan, DBD yaitu House Index (HI), Container
sampel adalah seluruh populasi. Index (CI), Breteau Index (BI) dan Pupa
Index (PI); dengan rumus :
Survai jentik dilakukan dengan
menggunakan single larva methods, yaitu
mengambil satu ekor larva pada setiap
kontainer yang ditemukan ada larva, de-
ngan cidukan atau gayung plastik atau
menggunakan pipet panjang sebagai
sampel, untuk pemeriksaan spesies jentik
(identifikasi).3 Semua tempat yang dapat
menjadi tempat perkembangbiakan nya-
muk diperiksa (dengan mata telanjang)
untuk mengetahui ada tidaknya jentik
atau pupa. Jika pada pandangan pertama
tidak ditemukan maka tunggu kira kira 1-
2 menit untuk memastikan bahwa benar
24
Tempat Perkembangbiakan ......(Joni Hendri, et al)
25
Aspirator Vol. 2 No. 1 Tahun 2010 : 23-31
Tabel 2. Jenis dan Persentase Kontainer yang ditemukan di Pasar wisata Pangandaran
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kontainer Positif Jentik Terhadap Jenis Kontainer Yang
Ditemukan Di Pasar Wisata Pangandaran
No. Jenis Kontainer Frekuensi Persentase (%)
1 Ember 11 28,21
2 Bak Mandi 8 20,51
3 Jerigen 5 12,82
4 Tong 5 12,82
5 Dispenser 3 7,69
6 Gentong 3 7,69
7 Drum 1 2,56
8 Kotak Kayu 1 2,56
9 Kotak Streofom 1 2,56
10 Tempayan 1 2,56
Jumlah 39 100
Tabel 4. Distribusi Fekuensi Kontainer Positif Jentik Terhadap Bahan Kontainer Yang
Ditemukan Di Pasar Wisata Pangandaran
No. Bahan Kontainer Jumlah (+) Prosentase (%)
3 Plastik 34 87,18
4 Semen 2 5,13
1 Besi 1 2,56
2 Kayu 1 2,56
5 Stereofom 1 2,56
Jumlah 39 100
26
Tempat Perkembangbiakan ......(Joni Hendri, et al)
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Kontainer Positif Jentik Terhadap Bahan Kontainer Yang
Ditemukan Di Pasar Wisata Pangandaran
No. Warna Kontainer Jumlah (+) Persentase (%)
1 Biru 13 33,33
2 Hitam 9 23,08
3 Abu-abu 4 10,26
4 Putih 4 10,26
5 Kuning 3 7,69
6 Merah 3 7,69
7 Coklat 2 5,13
8 Hijau 1 2,56
Jumlah 39 100
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Jentik Yang Diperoleh Terhadap Spesies Aedes Di Pasar
Wisata Pangandaran
Tabel 7. Jumlah Rumah dan Kontainer YangDdiperiksa Serta Indeks jentik Di Pasar Wisata
Pangandaran
No Komponen Jumlah
1 Bangunan yang diperiksa 96
2 Bangunan Positif 28
3 House Index (HI) 29,20%
4 Kontainer yang diperiksa 421
5 Kontainer Positif 39
6 Container Index (CI) 9,30%
7 Breteau Index (BI) 40,6
Spesies yang terdapat pada 5 buah tong sebanyak
122 ekor dengan indeks pupa 127,08
Berdasarkan hasil pemeriksaan, dari (rata – rata 25,42); terdapat pada dua
39 kontainer positif jentik, diperoleh in- buah jerigen sebanyak 43 ekor dengan
formasi bahwa 100 % dari jentik yang indeks pupa 44,79 (rata – rata 22’40);
diperoleh teridentifikasi sebagai spesies terdapat pada tiga ember sebanyak 41
Ae. aegypti, dan tidak ditemukan spesies ekor dengan ideks pupa 42,71 (rata – rata
Ae. albopictus (Tabel 6.). 14.24); terdapat pada drum sebanyak 22
Index jentik dan Pupa ekor dengan indeks pupa 22,92 (rata –
rata 22,92); terdapat pada bak mandi 17
Diperoleh dalam beberapa indeks ekor dengan indeks pupa 17,71 (rata –
jentik yaitu : House Index (HI) 29,20 % ; rata 17,71) dan pada gentong sebanyak 8
Container Index (CI) 9,30 % ; Breteau ekor dengan indeks pupa 8,33 (rata – rata
Index (BI) 40.6 (Tabel 7.) Jumlah pupa 8,33). (Tabel 8.).
27
Aspirator Vol. 2 No. 1 Tahun 2010 : 23-31
Tabel 8. Jenis dan Jumlah Kontainer Positif Pupa Beserta Rata – rata Indeks Pupa Tiap
Kontainer Di Pasar Wisata Pangandaran
Jenis Kontain- Jumlah Kon- Jumlah Pupa Indeks Pupa Rata - rata
No.
er tainer (PI)
6 Tong 5 122 127,08 25,42
5 Jerigen 2 43 44,79 22,40
3 Ember 3 41 42,71 14,24
2 Drum 1 22 22,92 22,92
1 Bak mandi 1 17 17,71 17,71
4 Gentong 1 8 8,33 8,33
28
Tempat Perkembangbiakan ......(Joni Hendri, et al)
Kecamatan Pangandaran jenis wadah perolehan jentik tertinggi pada bahan da-
yang paling tinggi ditemukan positif jen- sar semen (74,0 %).7
tik adalah pada bak mandi (89,7 %).7
Perbedaan hasil penentuan jenis wadah Daya tarik nyamuk betina meletak-
yang memfasilitasi jentik Aedes tertinggi kan telurnya dipengaruhi oleh warna wa-
pada lokasi penelitian dan pembanding, dah, suhu, kelembaban, cahaya dan kon-
diduga karena adanya perbedaan karak- disi lingkungannya. Selain itu, faktor –
teristik dari masing – masing lokasi yang faktor yang menentukan bahan cocok
diteliti. untuk bertelur nyamuk antara lain ke-
mampuannya menyerap air, tekstur dan
Bahan dasar kontainer yang warna bahan.14 Berdasarkan hasil survai
ditemukan positif jentik sebagian besar dapat diketahui bahwa persentase warna
ditemukan pada kontainer yang berbahan tertinggi dari kontainer yang positif jen-
dasar plastik, kemudian terdapat pada tik di lokasi penelitian terdapat pada
bahan dasar semen (5,13%) dan paling warna biru (33,33 %). Penelitian Ke-
sedikit ditemukan pada bahan dasar besi, lurahan Utan Kayu Utara Jakata Timur,
kayu dan stereofom (2,56 %). mernunjukan persentase terbanyak kon-
tainer yang positif jentik adalah yang
Banyak sedikit ditemukannya jentik warna dasarnya biru (41,7%)12, se-
nyamuk kemungkinan ada hubungannya dangkan di Buenos Aires, Argentina,
dengan makanan yang tersedia, se- menemukan bahwa kontainer dari bahan
dangkan banyak sedikitnya makanan plastik berwarna hitam hitam banyak
yang tersedia berkaitan dengan bahan mengandung jentik A. aegypti (82,1%).14
dasar dari kontainer(11). Bahan dasar Perbedaan hasil penelitian ini menun-
dengan permukaan kasar lebih banyak jukan nyamuk di masing- masing wila-
mengandung mikroorganisme yang men- yah tertentu mempunyai kesenangan
jadi makanan jentik nyamuk sehingga akan tempat penampungan air yang ber-
lebih banyak disukai. Sebuah penelitian beda – beda baik dalam jenis, bahan da-
di Thailand menyimpulkan bahwa bahan sar dan warna yang digunakan. Faktor
dasar seperti kayu, semen dan ban dikata- tersebut, diperkirakan mempengaruhi
gorikan sebagai bahan yang cocok untuk persentase perolehan larva di masing-
bertelur, sedangkan bahan seperti almu- masing wilayah.
nium, gelas, plastik dan keramik dikata-
gorikan sebagai bahan tidak kurang co- Berdasarkan hasil identifikasi dari
cok untuk bertelur.12 Berbeda dengan te- 39 jentik yang ditemukan seperti
ori tersebut, berdasarkan hasil survey, disajikan pada diperoleh informasi bah-
plastik merupakan bahan dasar yang pal- wa semua jentik yang diperiksa merupa-
ing dominan yang terdapat di lokasi kan spesies Ae. aegypti (100%).
penelitian (87,18 %) Sebagian besar Penelitian yang dilakukan di Kecamatan
penghuni kios menggunakan wadah Pangandaran juga didapatkan hasil yang
dengan bahan dasar plastik baik untuk sama dimana spesies nyamuk yang ber-
ember, tempayan, baskom bahkan bak hasil teridentifikasi semuanya Ae. ae-
mandi sehingga perolehan bahan dasar gypti.7
ini lebih tinggi daripada yang lainnya.
Nyamuk Ae. aegypti banyak ter-
Penelitian ini sejalan dengan yang dapat pada wadah buatan manusia, seper-
dilakukan di Utan Kayu Timur Jakarta ti pada kontainer air di tempat terbuka,
Utara yang mendapatkan kontainer posi- wadah – wadah bekas, pot bunga, ember
tif didominasi kontainer berbahan plastik dan barang barang pecah.15 Jika melihat
(55,6%)14, tapi berbeda dengan di Keca- karakteristik kontainer yang ditemukan
matan Pangandaran dimana persentasi di lokasi penelitian, dapat dipastikan san-
29
Aspirator Vol. 2 No. 1 Tahun 2010 : 23-31
gat cocok bagi tempat bertelur nyamuk mengetahui indeks pupa pada masing -
Ae. aegypti. masing kontainer, maka diprediksi peran-
an kontainer tertentu dalam menyumbang
House index merupakan salah satu adanya nyamuk dewasa di lokasi terten-
indikator yang digunakan untuk menghi- tu.16 Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui
tung risiko penyebaran penyakit. Indeks bahwa tong merupakan kontainer yang
ini memberikan petunjuk tentang persen- paling produktif dalam menambah
tase rumah yang positif untuk perkem- jumlah nyamuk dewasa pada populasi (PI
bangbiakan dan oleh karena itu menun- = 127,08).
jukkan populasi manusia yang berisiko
terkena DBD.16 Container index Perilaku hidup suatu masyarakat
mengungkapkan presentase kontainer sangat mempengaruhi terhadap tinggi
yang positif jentik Aedes. Daerah tertentu rendahnya risiko penularan dan berhub-
bisa saja mempunyai sedikit kontainer ungan dengan sanitasi suatu lokasi. Bila
yang positif jentik, tetapi mungkin pent- persediaan air terjamin dan sanitasinya
ing secara epidemologis karena lebih baik dengan demikian wadah yang
menghasilkan jentik dalam jumlah ban- positif jentik Aedes berkurang sehingga
yak. Dan sebaliknya, di daerah yang bisa mengurangi kepadatan nyamuk ter-
mempunyai banyak kontainer yang posi- sebut.18 Walaupun kepadatan larva tidak
tif tetapi hanya menghasilkan jumlah jen- dapat menggambarkan kepadatan nya-
tik yang sedikit sehingga secara epidemi- muk dewasa karena banyak faktor yang
ologis kurang berisiko terjadi outbreak. mempengaruhinya, namun diharapkan
dengan mengetahui keberadaan dan
Dari ketiga indeks jentik tersebut penyebaran larva bisa diprediksi
Breteau Index merupakan prioritas ter- kemungkinan adanya kasus dan cara pen-
baik yang digunakan untuk mem- gendaliannya sebelum terjadi wabah.13
perkirakan densitas karena sudah
mengkombinasikan keduanya baik rumah
maupun kontainer.17 Hasil pengamatan KESIMPULAN
tempat perindukan Aedes di Pasar Wisata
Dari 39 kontainer yang positif jen-
Pangandaran ditemukan 28 bangunan
tik, frekuensi terbanyak untuk jenis kon-
positif jentik Aedes dari 96 jumlah
tainer terdapat pada ember, untuk bahan
bangunan yang diperiksa (HI = 29,20 %).
dasar kontainer adalah Plastik dan
Dari 421 jumlah kontainer yang diperiksa
warna kontainer adalah warna biru. Jenis
ditemukan 39 kontainer positif jentik ( CI
kontainer yang paling produktif adalah
= 9,30 %) dan (BI = 40,6). Sedangkan
jenis tong. Hasil HI, CI dan BI menun-
79,50 % terdapat pupa dari 39 kontainer
jukkan risiko penularan tingkat sedang.
yang positif jentik ( PI = 32,3 ). Menurut
Spesies yang ditemukan dari hasil identi-
indikator Density Figure18, Indeks jentik
fikasi jentik yang diperoleh di dominasi
yang didapatkan dari hasil survey terma-
keseluruhan oleh nyamuk Ae. aegypti.
suk dalam kategori risiko penularan se-
dang karena berada pada skala 3 sampai
5 yaitu mempunyai ambang batas HI = UCAPAN TERIMAKASIH
29,20 %, CI = 9,30 %, dan BI = 40,6. Atas bantuan dan dukungannya ka-
Penambahan nyamuk dewasa yang mi ucapkan banyak terimakasih terutama
baru menetas pada populasi nyamuk de- kami sampaikan kepada Ibu Nurlina, Ibu
wasa sangat berbeda untuk setiap kon- Siti Novianti, Kepala Puskesmas Pangan-
tainer. Perkiraan munculnya nyamuk de- daran, Kepala Desa Pangandaran, Pengu-
wasa yang baru menetas dapat didasar- rus Pasar Wisata Pangandaran dan
kan pada jumlah pupa yang ada. Dengan penghuninya, kawan – kawan di Loka
30
Tempat Perkembangbiakan ......(Joni Hendri, et al)
Litbang P2B2 Ciamis dan semua Dasar Dasar Metodologi Klinis. Jakarta;
pihak yang telah membantu yang tid- 2002.
ak bisa kami sebutkna satu persatu. 9. Service MW. Mosquito Ecology Field
Sampling Methods. Chapman and Hall.
London. 1993.
DAFTAR PUSTAKA
10. Suwarja. Kondisi Sanitasi Lingkungan
1. Anonim. Situasi P2 DBD Kabupaten dan Vektor Demam Berdarah Dengue
Ciamis. In: Dinas Kesehatan Kabupaten Pada Kasus DBD Di Kecamatan Tikala
Ciamis. Ciamis. 2008. Kota Manado. UGM. Jogjakarta. 2007.
2. Anonim. Dengue : Guidelines For Diag- 11. Katyal. R BM, Sharma SK, Gill. K.S,
nosis, Tratment, Preventation and Con- and Kumar. Prevalence of Aedes aegyti
trol. France: WHO Library Catalog; in DHF Outbreaks Area in Panipat City
2009. India. Dengue Bulletin. Vol. 22. 1998.
3. Anonim. Pencegahan dan Pemberanta- 12. Wijana DP dan Ngurah, K. Beberapa
san Demam Berdarah Dengue di Indo- Karakteristik Aedes aegyti Sebagai
nesia. Jakarta: Departemen Kesehatan vektor Demam Dengue Berdarah. Cer-
RI, Ditjen P2M dan PL. Jakarta. 2005. min Dunia Kedokteran. Vol.27:38-49:38
-49. Jakarta. 1982.
4. Roy Nusa, Lukman H, Mara Ipa.
Laporan Penelitian : Epidemologi Virus 13. Novelina BA. Habitat dan Perilaku
Dengue Di Jawa Barat. In: Loka Lit- Nyamuk Aedes Serta Kaitannya Dengan
bang P2B2 Ciamis. Ciamis. 2008. Kasus Demam Berdarah di Kelurahan
Utan Kayu Utara Jakarta Timur, IPB.
5. Surtees, G. Breeding in the Kuching
Bogor: 2007.
areas, Serawak with special reference to
the Epidemiologi of Dengue fever. 7 14. Harwood RF,and James, M.T. Ento-
(2):275. 1970. mologi and Human and Animal Health.
Mac Milan Co. Inc. New York. 1979.
6. M. Hasyimi dan Soekirno M. Pengama-
tan Tempat Perindukan Aedes aegypti 15. Vezzani D dan Schweigmann , N. Suita-
Pada Tempat Penampungan Air Rumah bility of Container from Defferent
Tangga Pada Masyarakat Pengguna Air Sources as Breeding Site of Aedes ae-
Olahan. Ekologi Kesehatan. Vol 3 gypti (L) in Cemetery of Buenos Aires
no.1:37-142. Jakarta. 2004. City Argentina,. Bioline International.
Vol 6:789-92. 2002.
7. Mara Ipa, Doni Lasut, Yuneu Yuliasih.
Laporan Penelitian : Perilaku Masyara- 16. Christophers SSR. Aedes aegypti (L)
kat dan Index Jentik Vektor Demam The Yellow Fever Mosquito.Cambridge
Berdarah Dengue di Kecamatan Pan- At University Press. London:. 1960.
gandaran Kabupaten Ciamis. In: Loka
Litbang P2B2 Ciamis. Ciamis. 2006. 17. Anonim. Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Demam Dengue dan Demam
8. Ghazali MV, Sastromiharjo, S., Soedjae- Berdarah Dengue. WHO. 2003.
wo, S.R., Soelaryo, T., Pramulyo, H.
31