Oleh:
KELOMPOK 13
UNIVERSITAS LAMPUNG
S1 AKUNTANSI
MARET 2020
A. HAKIKAT FILSAFAT
Filsafat bersal dari dua kata yunani phlio dan sophia, yang mana phlio berarti
berarti cinta dan sophia berarti bijaksana. Dengan demikian philosophia berarti cinta
kepada kebijaksanaan.(puad farid ismail dan abdul hamid mutawalli 2003).
Objek filsafat bersifat universal dan mencakup segala sesuatu yang dialami
manusia. Selanjutnya abdulkadir muhamad menjelaskan filsafat dengan melihat unsur-
unsur sebagai berikut :
B. HAKIKAT AGAMA
C. HAKIKAT ETIKA
Etika berasal dari kata yunani ethos (bentuk tunggal) yang berarti tempat
tinggal, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat watak persaaan, sikap dan cara
berfikir.
a. Etika secara etimologi dapat di artikan sebagai ilmu tentang apa yang biasa di
lakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan yang berkenaan dengan hidup yang
baika dan yang buruk (kanter 2001).
b. Menurut lawrence weber dan post (2005) etika adalah suatu konsepsi tentang
prilaku yang benar dan salah. Etika menjelaskan prilaku bermoral atau tidak
dan berkaitan dengan hubungan kemanusiaan yang fundamental.
Sehingga dapat di simpulkan bahwa :
a. Etika sebagai praktis sama dengan moral atau moralitas yang berarti adat isti
adat, kebiasaan, nilai-nilai, dan norma-norma yang berlaku dalam kelompok
atau masyarakat.
b. Etika sebagai suatu ilmu atau tata susila adalah pemikiran/penilain moral.
D. HAKIKAT NILAI
Nilai uang (harga) yang dibayar untuk memperoleh barang tersebut sering
disebut sebagai nilai ekonomis.
1. Doni Koesoema A. (2007) nilai sebagai kualitas suatu hal yang menjadikan hal
itu dapat disukai, diinginkan, berguna, dan dihargai sehingga dapat menjadi
semacam objek bagi kepentingan tertentu.
2. Fuad Farid Ismail dan Abdul Hamid Mutawalli (2003) nilai sebagai standar atas
ukuran (norma) yang kita gunakan untuk mengukur segala sesatu
3. Sorokin dalam Capra (2002) menggunakan tiga system nilai dasar yang
melandasi semua manifestasi suatu kebudayaan, yaitu: nilai indriawi,
ideasional, dan idealistis. System nilai indriawi menekankan bahwa nilai-nilai
indriawi (materi) merupakan realitas akhir (ultima), dan bahwa fenomena
spiritual hanyalah suatu manifestasi dari materi.
Dari penjelasan tentang nilai, sebenarnya dapat disimpulkan tiga hal, yaitu:
1. Hakikat Tuhan (God, Allah, Gustu Allah, Budha, Brahma, Kekuatan tak
terbatas, dan lain-lain)
2. Etika, tata susila
3. Ritual, tata cara beribadat
Tujuan semua agama adalah untuk merealisasikan nilai tertinggi, yaitu hidup kekal di
akhirat.
Konsep etika selama ini hanya dipahami sebatas hubungan antara manusia dengan
manusia lainnya, sedangkan konsep etika Nafis berdasarkan paradigm manusia utuh
yaitu masalah manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia lain dan
alam, serta manusia dengan Tuhan.
Pola hidup masyarakat modern dewasa ini dilandasi oleh paradigma hakikat
manusia yang tidak utuh. Manusia lebih berorientasi mengejar kekayaan materi,
kesenangan indriawi, dan kekuasan sehingga kurang atau lupa untuk
mengembangkan kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Manusia dalam
kehidupan mereka sehari-hari telah bertindak secara tidak etis. Sikap dan perilaku
tidak etis ini mengakibatkan terbentuknya karakter negative umat manusia sebagai
konsekuensinya.
Untuk mengatasi hal ini, perlu dikembangkan paradigm hakikat manusia
seutuhnya dengan mengembangkan sikap dan perilaku hidup etis dalam arti luas,
yaitu dengan memadukan dan menyeimbangkan kualitas kesehatan fisik, pengetahuan
intelektual, kematangan emosional dan kerukunan sosial.
Contoh Kasus
Artikel
Muslimah mantan karyawan Walt Disney mengaku dihina dan didiskriminasi
saat bekerja
SiraajRabu, 5 Jumadil Awwal 1434 H / 15 Agustus 2012 09:50
Pihak Disney Land mengklaim bahwa kerudung Boudlal tidak cocok dengan
kode berpakaian perusahaan. Padahal, Boudlal telah menawarkan untuk menggunakan
kerudung yang warnanya matching dengan seragam Disney atau terdapat logo Disney,
tetapi Disney tetap menolak ide Boudlal dan malahan meminta Boudlal bekerja di area
belakang yang jauh dari pandangan para pengunjung.
Disney memecat Boudlal pada tahun 2010 hanya karena ia menolak perintah
untuk memakai topi besar ala Disney di atas kerudungnya. Menurut pengacara Reem
Salahi, dikutip Presstv, bahwa pihak Disney Land sengaja menyuruh Boudlal memakai
topi besar supaya identitas keislamannya tidak terlihat, dan sebagai bentuk olok-olokan
terhadap agamanya.
Namun pihak Disney mengklaim, dalam sebuah pernyataan, bahwa “Walt
Disney parks and resorts memiliki sejarah panjang mengakomodasi permintaan
berbagai agama dari para cast member dari semua keyakinan.”
Meskipun Disney membela citra perusahaan dengan mengklaim “mentoleransi
berbagai agama” tetapi pengacara Richardson mengatakan bahwa kasus ini
menunjukkan bahwa Disney melakukan praktek diskriminasi. Sekarang Walt
Disney menghadapi tuduhan ganda, meliputi kegagalan mencegah diskriminasi dan
penghinaan serta pemecatan yang melanggar kebijakan publik.
http://www.arrahmah.com/read/2012/08/15/22424-muslimah-mantan-karyawan-walt-
disney-mengaku-dihina-dan-didiskriminasi-saat-bekerja.html#sthash.Z9one94w.dpuf
LATAR BELAKANG
1. Bila dipandang secara sosial empiris, di lingkungan sosial Amerika terjadi suatu
trauma yang mendalam. Khususnya seperti kejadian beberapa teror yang terjadi
di Amerika yang disinyalir pelakunya merupakan orang Muslim. Sehingga
terjadi sosial labelling kepada kaum Muslim yang berujung kepada
diskriminasi.
4. Stereotip. Stereotip erangka berpikir kognitif yang terdiri dari pengetahuan dan
keyakinan tentang kelompok social tertentu dan traits tertentu yang mungkin
dimiliki oleh orang yang menjadi anggota kelompok-kelompok ini.
5. Bila dilihat dari segi manajerial, hal ini dapat terjadi karena tidak adanya
pengawasan yang serius. Selain itu, dalam kasus ini memperlihatkan bahwa di
Disney tidak ada keterbukaan antara karyawan dengan karyawan dan karyawan
dengan manajer. Terlihat jelas bahwa tidak ada praktek komunikasi dua arah,
sehingga Boudlal terlihat kesulitan untuk menuturkan komplainnya ke Disney.
SOLUSI PREVENTIF
1. Manajer dan karyawan Disney perlu dilatih ulang atau dididik mengenai hukum
dan regulasi yang berada di negaranya; manajer dan karyawan yang sudah ada
dilatih ulang dan yang akan memasuki jajaran harus dididik terlebih dahulu
mengenai hukum dan regulasi.
6. Membuat kotak suara sehingga karyawan dapat mengajukan keluhan dan saran.
SOLUSI REPRESIF