Anda di halaman 1dari 12

ETIKA BISNIS DAN PROFESI

FILSAFAT, AGAMA, ETIKA, DAN HUKUM

Oleh:

KELOMPOK 13

BELLA FEBRIYANTI (1611031082)


RONA NABILA GUSRIMA (1611031098)
ANDWI NATASA (1611031106)
PASCHAL MOCHAMMAD (1651031012)

UNIVERSITAS LAMPUNG

FAKULTAS EKONOMI BISNIS

S1 AKUNTANSI

MARET 2020
A. HAKIKAT FILSAFAT

Filsafat bersal dari dua kata yunani phlio dan sophia, yang mana phlio berarti
berarti cinta dan sophia berarti bijaksana. Dengan demikian philosophia berarti cinta
kepada kebijaksanaan.(puad farid ismail dan abdul hamid mutawalli 2003).

Karaktereristik utama berpikir filsafat adalah sifatnya yang menyeluruh, sangat


mendasar, dan spekulatif.sifatnya yang menyeluruh artinya mempertanyakan hakikat
keberadaan dan kebenaran tentang keberadaan itu sendiri sebagai satu kesatuan secara
keseluruhan, bukan dariperspektif bidang perbidang, atau sepotong-sepotong. Sifatnya
yang mendasar bearti bahwa filsafat tidak begitu saja percaya bahwa ilmu adalah benar
.Sifat yang spekulatif karna filsafat selalu ingin mencari jawab bukan sja pada suatu
hal yang sudah di ketahui tetapi juga pada suatu hal yang belum di ketahui.

Objek filsafat bersifat universal dan mencakup segala sesuatu yang dialami
manusia. Selanjutnya abdulkadir muhamad menjelaskan filsafat dengan melihat unsur-
unsur sebagai berikut :

a. Kegiatan intelektual (pemikiran)


b. Mencari makna yang hakiki (interpretasi)
c. Segala fakta dengan gejala.(obek)
d. Dengan cara refleksi, metodis dan sistematis.
e. Untuk kebahagian manusia (tujuan)
Perbedaan filsafat dengan ilmu
No Aspek Filsafat Ilmu

1 Ontologis Segala sesuatu yang bersifat Segala sesuatu yang


fisik dan nonfisik, baik yang bersifat fisik dan yang
dapat di rekam melalui indra dapat di rekam melalui
maupun yang tidak indra.

2 Epistemologis Pendekatanyang bersifat Pendekatan ilmiah,


reflektif atau rasional- menggunakan pendekatan
dedukatif dedukatifdan indukatif
secara saling melengkapi.

3. Aksiologis Sangat abstrak bermanfaat Sangat konkret, langsung


tetapi tidaksecara langsung dapat dimanfaaatkan bagi
bagi umat manusia. kepentingan umat manusia.

B. HAKIKAT AGAMA

Rumusan pengertian agama berdasarkan unsur-unsur penting sebagai berikut :


1. Hubungan manusia dengan sesuatu yang tak terbatas, yang transdental Tuhan
Yang Maha Esa.
2. Berisi pedoman tingkah laku, nilai-nilai, dan norma-norma yang diwahyukan
oleh Tuhan melalui Nabi.
3. Untuk kebahagian hidup manusia di dunia dan hidup kekal di akhirat.
Dalam pengertian beragama mencakup unsur-unsur utama sebagai berikut :
1. Ada kitab suci .
2. Kitab yang di tulis oleh nabi berdasarkan wahyu langsung dari tuhan.
3. Ada suatu lembaga yang membina menuntun manusia, dan menafsirkan kitab
suci bagi kepentingan umatnya.
4. Setiap agama berisi ajaran dan pedoman tentang :
a. Taqwa, dogma, doktrin, atau filsafat tentang ketuhanan.
b. Susila, moral, atau etika.
c. Ritual upacara atau tata cara beribadat.
d. Tujuan agama.

C. HAKIKAT ETIKA
Etika berasal dari kata yunani ethos (bentuk tunggal) yang berarti tempat
tinggal, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat watak persaaan, sikap dan cara
berfikir.
a. Etika secara etimologi dapat di artikan sebagai ilmu tentang apa yang biasa di
lakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan yang berkenaan dengan hidup yang
baika dan yang buruk (kanter 2001).
b. Menurut lawrence weber dan post (2005) etika adalah suatu konsepsi tentang
prilaku yang benar dan salah. Etika menjelaskan prilaku bermoral atau tidak
dan berkaitan dengan hubungan kemanusiaan yang fundamental.
Sehingga dapat di simpulkan bahwa :
a. Etika sebagai praktis sama dengan moral atau moralitas yang berarti adat isti
adat, kebiasaan, nilai-nilai, dan norma-norma yang berlaku dalam kelompok
atau masyarakat.
b. Etika sebagai suatu ilmu atau tata susila adalah pemikiran/penilain moral.

D. HAKIKAT NILAI

Nilai uang (harga) yang dibayar untuk memperoleh barang tersebut sering
disebut sebagai nilai ekonomis.

1. Doni Koesoema A. (2007) nilai sebagai kualitas suatu hal yang menjadikan hal
itu dapat disukai, diinginkan, berguna, dan dihargai sehingga dapat menjadi
semacam objek bagi kepentingan tertentu.
2. Fuad Farid Ismail dan Abdul Hamid Mutawalli (2003) nilai sebagai standar atas
ukuran (norma) yang kita gunakan untuk mengukur segala sesatu
3. Sorokin dalam Capra (2002) menggunakan tiga system nilai dasar yang
melandasi semua manifestasi suatu kebudayaan, yaitu: nilai indriawi,
ideasional, dan idealistis. System nilai indriawi menekankan bahwa nilai-nilai
indriawi (materi) merupakan realitas akhir (ultima), dan bahwa fenomena
spiritual hanyalah suatu manifestasi dari materi.

Dari penjelasan tentang nilai, sebenarnya dapat disimpulkan tiga hal, yaitu:

a. Nilai selalu dikaitkan dengan sesuatu (benda, orang, hal)


b. Ada bermacam-macam (gugus) nilai selain nilai uang (ekonomis) yang sudah
cukup dikenal
c. Gugus-gugus nilai itu membentuk semacam hierarki dari yang terendah sampai
dengan yang tertinggi.

E. HUBUNGAN AGAMA, ETIKA DAN NILAI

Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang tertinggi berkat kelebihan


akal/pikiran yang diberikan Tuhan kepada manusia. Manusia mampu memperoleh
ilmu tentang hakikat beradaan melalui proses penalaran serta mampu menyadari
adanya kekuatan tak terbatas dari luar dirinya yang menciptakan dan mengatur
eksistensi alam raya.

Semua agama melalui kitab sucinya masing-masing mengajarkan tentang tiga


hal pokok, yaitu:

1. Hakikat Tuhan (God, Allah, Gustu Allah, Budha, Brahma, Kekuatan tak
terbatas, dan lain-lain)
2. Etika, tata susila
3. Ritual, tata cara beribadat
Tujuan semua agama adalah untuk merealisasikan nilai tertinggi, yaitu hidup kekal di
akhirat.

F. KARAKTER DAN KEPRIBADIAN

Karakter adalah sisi kepribadian yang didapat dari pengalaman, pendidikan,


dan lingkungan sehingga bisa dikatakan bahwa karakter adalah bagian dari
kepribadian.

a. Karakter adalah kompetensi yang harus dimiliki oleh seseorang


b. Karakter menentukan keberhasilan seseorang
c. Karakter dapat diubah, dibentuk, dipelajari melalui pendidikan dan pelatihan
tiada henti serta memalui pengalaman hiduo
d. Tingkat keberhasilan seseorang ditentukan oleh tingkat kecocokan karakter
yang dimilikinya dengan tuntutan kenyataan.

G. KECERDASAN, KARAKTER, DAN ETIKA

Etika dan Karakter

3 Golongan Etika Karakter Utama

1. Teo Etika 9. takwa


Saling ketergantungan
8. Ikhlas
Masalah aku dengan Tuhan
7. Tawakal

2. Sosio Etika 6.Silaturahmi


Ketergantungan
5.Amanah
Masalah aku dengan orang lain 4.Husnuzan

3. Psiko Etika 3.Tawaduk


Kemandirian
2.Syukur
Masalah aku dengan aku
1.Sabar

Konsep etika selama ini hanya dipahami sebatas hubungan antara manusia dengan
manusia lainnya, sedangkan konsep etika Nafis berdasarkan paradigm manusia utuh
yaitu masalah manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia lain dan
alam, serta manusia dengan Tuhan.

H. MODEL PEMBANGUNAN MANUSIA UTUH

Kecerdasan yang dikembangkan hanya IQ dan kesehatan fisik sehingga


praktis kurang atau bahkan lupa mengembangkan EQ dan SQ. karakter positif hanya
dapat dikembangkan melalui pengembangan hakikat manusia secara utuh. Dalam
pengembangan manusia utuh, perlu dikembangkan juga secara seimbang kecerdasan
emosional dan spiritual di samping kecerdasan intelektual dan kesehatan fisik.

Pola hidup masyarakat modern dewasa ini dilandasi oleh paradigma hakikat
manusia yang tidak utuh. Manusia lebih berorientasi mengejar kekayaan materi,
kesenangan indriawi, dan kekuasan sehingga kurang atau lupa untuk
mengembangkan kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Manusia dalam
kehidupan mereka sehari-hari telah bertindak secara tidak etis. Sikap dan perilaku
tidak etis ini mengakibatkan terbentuknya karakter negative umat manusia sebagai
konsekuensinya.
Untuk mengatasi hal ini, perlu dikembangkan paradigm hakikat manusia
seutuhnya dengan mengembangkan sikap dan perilaku hidup etis dalam arti luas,
yaitu dengan memadukan dan menyeimbangkan kualitas kesehatan fisik, pengetahuan
intelektual, kematangan emosional dan kerukunan sosial.
Contoh Kasus

 Artikel
Muslimah mantan karyawan Walt Disney mengaku dihina dan didiskriminasi
saat bekerja
SiraajRabu, 5 Jumadil Awwal 1434 H / 15 Agustus 2012 09:50

AMERIKA (Arrahmah.com) - Seorang Muslimah berdarah Maroko, mantan


karyawan perusahan Walt Disney telah mengajukan gugatan terhadap
perusahaan entertainement besar tersebut atas penghinaan dan diskriminasi saat
sedang bekerja hanya karena ia seorang Muslim, berdasarkan laporan Presstv,
(14/8/202).
Imane Boudlal (26) bekerja di Walt Disney di Storrytelle’s Cafer pada tahun 2008,
mengatakan bahwa dia telah menjadi target diskriminasi oleh perusahaan giant itu
karena keislamannya. The American Civil Liberties Union telah mengajukan gugatan
atas nama Boudlal. “Pelecehan dan diskriminasi dalam kasus ini belum pernah terjadi
sebelumnya, kata pengacara Anne Richardson.
Richardson menekankan bahwa Muslimah Maroko itu, yang telah menjadi
warga Amerika, sejak awal bekerja mendapatkan penghinaan karena keyakinannya,
“Dia menderita selama dua tahun atas komentar-komentar dipanggil ‘unta’, dipanggil
‘teroris’ dan dituduh membuat bom,” kata Richardson.

Pihak Disney Land mengklaim bahwa kerudung Boudlal tidak cocok dengan
kode berpakaian perusahaan. Padahal, Boudlal telah menawarkan untuk menggunakan
kerudung yang warnanya matching dengan seragam Disney atau terdapat logo Disney,
tetapi Disney tetap menolak ide Boudlal dan malahan meminta Boudlal bekerja di area
belakang yang jauh dari pandangan para pengunjung.

Disney memecat Boudlal pada tahun 2010 hanya karena ia menolak perintah
untuk memakai topi besar ala Disney di atas kerudungnya. Menurut pengacara Reem
Salahi, dikutip Presstv, bahwa pihak Disney Land sengaja menyuruh Boudlal memakai
topi besar supaya identitas keislamannya tidak terlihat, dan sebagai bentuk olok-olokan
terhadap agamanya.
Namun pihak Disney mengklaim, dalam sebuah pernyataan, bahwa “Walt
Disney parks and resorts memiliki sejarah panjang mengakomodasi permintaan
berbagai agama dari para cast member dari semua keyakinan.”
Meskipun Disney membela citra perusahaan dengan mengklaim “mentoleransi
berbagai agama” tetapi pengacara Richardson mengatakan bahwa kasus ini
menunjukkan bahwa Disney melakukan praktek diskriminasi. Sekarang Walt
Disney menghadapi tuduhan ganda, meliputi kegagalan mencegah diskriminasi dan
penghinaan serta pemecatan yang melanggar kebijakan publik.

http://www.arrahmah.com/read/2012/08/15/22424-muslimah-mantan-karyawan-walt-
disney-mengaku-dihina-dan-didiskriminasi-saat-bekerja.html#sthash.Z9one94w.dpuf

 LATAR BELAKANG

1. Bila dipandang secara sosial empiris, di lingkungan sosial Amerika terjadi suatu
trauma yang mendalam. Khususnya seperti kejadian beberapa teror yang terjadi
di Amerika yang disinyalir pelakunya merupakan orang Muslim. Sehingga
terjadi sosial labelling kepada kaum Muslim yang berujung kepada
diskriminasi.

2. Masyarakat Muslim merupakan masyarakat minoritas di Amerika. Masyarakat


mayoritas cenderung tidak menyukai kaum minoritas dikarenakan kaum
mayoritas cenderung jarang bergaul dengan minoritas sehingga kaum mayoritas
sulit untuk mengenal jati diri kaum minoritas

3. Realistic Conflict Theory mengatakan bahwa diskriminasi terjadi karena


kompetisi antar kelompok social untuk memperoleh kesempatan atau
komoditas yang berharga yang berkembang menjadi rasa kebencian, prasangka
dan dasar emosi.

4. Stereotip. Stereotip erangka berpikir kognitif yang terdiri dari pengetahuan dan
keyakinan tentang kelompok social tertentu dan traits tertentu yang mungkin
dimiliki oleh orang yang menjadi anggota kelompok-kelompok ini.

5. Bila dilihat dari segi manajerial, hal ini dapat terjadi karena tidak adanya
pengawasan yang serius. Selain itu, dalam kasus ini memperlihatkan bahwa di
Disney tidak ada keterbukaan antara karyawan dengan karyawan dan karyawan
dengan manajer. Terlihat jelas bahwa tidak ada praktek komunikasi dua arah,
sehingga Boudlal terlihat kesulitan untuk menuturkan komplainnya ke Disney.

6. Ketidakpahaman manajer Disney mengenai peraturan yang berada di Amerika


yang jelas-jelas melarang organisasi yang melarang penggunaan pakaian
keagamaan saat bekerja.

 SOLUSI PREVENTIF

1. Manajer dan karyawan Disney perlu dilatih ulang atau dididik mengenai hukum
dan regulasi yang berada di negaranya; manajer dan karyawan yang sudah ada
dilatih ulang dan yang akan memasuki jajaran harus dididik terlebih dahulu
mengenai hukum dan regulasi.

2. Melakukan pengawasan yang serius mengenai bagaimana karyawan


diperlakukan di organisasi

3. Membuka space untuk kounseling.

4. Membuka open forum seminggu sekali untuk memperbincangkan masalah dan


isu yang terjadi.

5. Melakukan pendekatan secara personal kepada tiap karyawan.

6. Membuat kotak suara sehingga karyawan dapat mengajukan keluhan dan saran.

7. Membuat tempelan berupa poster untuk mengingatkan para karyawan akan


diskriminasi dan peraturan lain.

8. Mengadakan seminar tentang kesetaraan.

9. Menjadikan peraturan ‘menghargai karyawan lain’ sebuah prioritas utama dan


dijadikan standar bekerja.

 SOLUSI REPRESIF

1. Secara otomatis perusahaan akan mendapatkan sangsi sosial yaitu nama


perusahaan menjadi jelek dan citra menurun. Hal ini wajar saja dan bahkan
harus terjadi agar menjadi cambuk bagi perusahaan.
2. Menghukum pengawas/manajer yang berwewenang menurut hukum yang
berlaku yang dilakukan oleh pihak yang berotoritas.

3. Karyawan yang mengolok sulit untuk disangkutpautkan dengan hukum karena


belum memasuki tahap kritis, tetapi bisa diberi sangsi oleh perusahaan seperti
skors.

Anda mungkin juga menyukai