Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Masa nifas (Puerperium) disefinisikan sebagai periode selama dan
tepat setelah kelahiran. Namun secara popular, diketahui istilah tersebut
mencangkup enam minggu beriktnya terjadi involusi kehamilan norma
(hughes, 1972).
Pada uterus, ukurannya menyusut setiap harinya. Saat hamil uterus
bisa mencapai berat 1000 gram (dan ini tidak termasuk janin dan
plasenta!). Setelah masa nifas, uterus menyusut menjadi seberat 50-100
gram. Penyusutan ini terjadi karena sel citoplasma menjadi lebih kecil. Zat
pada dinding rahim juga dipecah lalu dibuang bersama dengan air kencing
ibu.Segera setelah persalinan, uterus akan mengeluarkan cairan darah
serupa menstruasi karena itulah ukuran vagin apun berkurang.
Darah ini merupakan bekas luka pada rahim, terutama dari luka
placenta. Darah yang keluar ini (disebut lochia serosa) berubah warna
dengan durasi yang berbeda-beda. Darah merah biasanya muncul selama
3-4 hari. Kemudian darah kecoklatan dan encer muncul dari hari ke-5
sampai hari ke-10. Selanjutnya berupa cairan putih selama 2-4 minggu.
Setiap wanita mengalami durasi yang berbeda. Ada yang
mengalami pendarahan yang meningkat pada hari ke-7. Adapula yang
berhenti masa nifasnya lebih dari 6 minggu, lebih dari masa normal.eriode
pascapartum ialah masa enam minggu setelah bayi lahir sampai organ-
organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil.
Periode ini kadang-kadang disebut puerpurium atau trimester
keempat kehamilan. Perubahan fisiologis yang terjadi sangat jelas,
walaupun dianggap normal, peraat harus memanfaatkan pengetahuannya
tentang anatomi dan fisiologi ibu pada periode pemulihan, karakteristik
fisik dan dan perilaku bayi baru lahir, dan respons keluarga terhadap
kelahiran seorang anak. Bab ini membahas perubahan anatomi dan
fisiologi wanita setelah melahirkan.
Perubahan Fisiologi Sistem Reproduksi Pada Masa Nifas Uterus
adalah organ yang mengalami banyak perubahan besar karena telah
mengalami perubahan besar selama masa kehamilan dan
persalinan.Pembesaran uterus tidak akan terjadi secara terus menerus,
sehingga adanya janin dalam uterus tidak akan terlalu lama. Bila adanya
janin tersebut melebihi waktu yang seharusnya, maka akan terjadi
kerusakan serabut otot jika tidak dikehendaki.
Proses katabolisme akan bermanfaat untuk mencegah terjadinya
masalah tersebut.Proses katabolisme sebagian besaar disebabkan oleh dua
faktor, yaitu :Ischhemia Myometrium Disebabkan oleh kontraksi dan
retraksi yang terus-menerus dari uterus setelah pengeluaran plasenta,
membuat uterus relatif anemi dan menyebabkan serat otot
atropi.Autolysis Merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi
di dalam otot uterus.
Enzim proteolitik dan makrofag akan memendekan jaringan otot
yang sempat mengendur hingga 10 kali panjangnya dari semula dan 5 kali
lebar dari semula selama kehamilanVagina dan Perineum Estrogen pasca
partum yang menurun berperan dalam penipisan mukosa vagina dan
hilangnya rugae. Vagina yang semula sangat teregang akan kembali secara
bertahap keukuran sebelum hamil, 6 sampai 8 minggu setelah bayi lahir.
Rugae akan kembali terlihat sekitar minggu ke empat, walaupun tidak
akan semenonjol pada wanita nulipara.
Pada umumnya rugae akan memipih secara permanen. Mukosa
tetap etrofik pada wanita menyusui sekurang-kurangnya sampai
menstruasi dimulai kembali. Penebalan mukosa vagina terjadi seiring
pemulihan fungsi ovarium. Kekurangan estrogen menyebabkan penurunan
jumlah pelumas vagina dan penipisan mukosa vagina. Kekeringan lokal
dan rasa tidak nyaman saat koitus (dispereunia) menetap sampai fungsi
ovarium kembali normal dan menstruasi dimulai lagi. Biasanya anita

I-2
dianjurkan menggunakan pelumas larut saat melakukan hubungan seksual
untuk mengurangi nyeri. Pada awalnya, introitus mengalami eritematosa
dan edematosa, terutama pada daerah episiotomi atau jahitan laserasi.

2. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud perubahan fisiologis pada ibu nifas
2. Apa saja perubahan fisiologi pada ibu nifas
3. Apa saja gangguan yang terjadi pada ibu nifas
4. Apa saja gangguan pada bagian reproduksi ibu nifas

3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian perubahan fisologis pada ibu nifas
2. Untuk mengetahui gangguan apa saja yang terjadi pada ibu nifas
3. Untuk memahami apa saja perubahan fisiologis yang terjadi pada ibu
nifas
4. Untuk gangguan pada bagian reproduksi ibu nifas
4. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Menambah pengetahuan pembaca tentang mengetahui pengertian
perubahan fisologis pada ibu nifas
2. Menambah wawasan penbaca tentang Pembaca gangguan apa saja
yang terjadi pada ibu nifas
3. Dapat mengetahui mengapa pentingnya mengetahui perubahan
fisiologis yang terjadi pada ibu nifas
4. Menambah wawasan pembaca tentang apa saja gangguan pada
reproduksi ibu nifas

I-3

Anda mungkin juga menyukai