Anda di halaman 1dari 23

TUGAS MATA KULIAH

TRENN TECHNOLOGY

“Transmisi multi-pengguna yang dimulai oleh ap dalam wlan ieee 802.11ax”


Jurnal Ad Hoc Networks

Disusun untuk:
memperbaiki Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Tren Technology
Dosen pengampun Dr. Eng Wahyul Amien Syafie, M.T

Oleh:

FITRIANA MASRUROH (30000319410037)

SEKOLAH PASCASARJANA
MAGISTER SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
2019
DAFTAR ISI

Deskripsi Jurnal .................................................................................................. 2

1. Pendahuluan ........................................................................................................ 2

2. IEEE 802.11 ax: Transmisi MU dalam WLAN


2.1. Physical layer ............................................................................................ 3
2.2. MAC layer ................................................................................................. 4
2.3. Data Transmissions ................................................................................... 6
2.4. Informasi Channel dan Status Buffer ........................................................ 8

3. System Model ..................................................................................................... 8

4. Saturation Throughput model


4.1. Durasi transmission SU dan MU ............................................................... 11
4.2. Durasi Prosedur Channel Sounding .......................................................... 12
4.3. Probability transmisi Sukses dan Tabrakan............................................... 13
4.4. UL dan DL Throughput ............................................................................. 14

5. Hasil
5.1. Transmission MU dan Frame Aggregate untuk mengatasi ketidakefisiensian
WLAN ....................................................................................................... 15
5.2. Efek Negatif dari Permintaan CSI dan Tabrakan ...................................... 17
5.3. Dampak Maksimum ukuran A-MPDU, channel width, jumlah spatial stream pada
throughput ................................................................................................. 18
5.4. Peningkatan throughput ............................................................................. 19

6. Kesimpulan ......................................................................................................... 20

7. Daftar Pustaka ..................................................................................................... 21

1
Deskripsi Jurnal
Judul : AP-initiated multi-user transmissions in IEEE 802.11ax WLANs
Author : Bellalta, Boris. Kosek-Szott, Katarzyna
Jurnal : Ad Hoc Networks- Q1 Computer Networks and Communication
Publisher : Elsevier BV
ISSN : 15708705
Volume : 85
Tahun : 2019

1. Pendahuluan
Teknologi WLAN terus berkembang untuk mengimbangi peningkatan jumlah
pengguna, volume lalu lintas, skema baru dan kasus penggunaan. Dengan tujuan untuk
mengusulkan aggregate throughput multi- Gb/s dalam skema dengan kepadataan Akses
Point (AP) dan Stasiun Pengguna (STA), IEEE 802.11 menciptakan Kelompok Tugas
IEEE 802.11ax (TGax) untuk dikembangkan seperangkat spesifikasi layer fisik (PHY) dan
Media Access Control (MAC) yang baru. IEEE 802.11ax disebut WLAN efisiensi tinggi
(HE). saat ini masih dalam konsep, dan diharapkan akan dirilis pada 2019.
IEEE 802.11ax didasarkan pada IEEE 802.11ac- 2013. dengan memperluas
kemampuan komunikasi MultiUSer (MU) IEEE 802.11ac dengan memasukkan Uplink
MultiUser Multi Input, Multi Output (UL MU- MIMO) dan teknik Orthogonal Frequency
Division Multi-Access Access (OFDMA).
Dalam artikel ini focus pada analisis transmisi MU di WLAN IEEE 802.11ax dengan
tujuan memahami manfaat dan efek samping, dalam hal overhead pada layer link. Yang
akan dibawa transmisi MU ke WLAN. Mempertimbangkan kemampuan OFDMA dan MU
MIMO yang didefinisikan dalam IEEE 802.11ax, menggambarkan operasi WLAN
802.11ax dengan mempertimbangkan kasus, AP bertanggung jawab atas penjadwalan
transmisi DL (Downlink) dan UL (Uplink) MU.
Untuk memprediksi throughput saturation IEEE 802.11ax dapat dicapai, dengan
memperluas model analitik IEEE 802.11ax Bianchi dengan fitur baru WLAN IEEE
802.11ax ketika transmisi MU di pelopori AP yang digunakan. Dengan menggunakan
model analitik dapat memperoleh throughput DL dan UL, sehinggn memungkinkan untuk
menjelajahi berbagai kofigurasi WLAN untuk menyelidiki bagaimana cara meningkatkan
kinerja WLAN IEEE 802.11ax.

2
Struktur artikel adalah sebagai berikut:
1) bagian 2 memperkenalkan bagaimana IEEE 802.11ax menangani transmisi MU,
2) bagian 3 menyajikan system model yang mempertimbangkan dalam artikel ini,
3) bagian 4 menyajikan usulan analitic model IEEE 802.11ax,
4) bagian 5 menyajikan hasil dan evaluasi kinerja IEEE 802.11ax.

2. IEEE 802.11ax: Transmisi MU dalam WLAN


Pada bagian ini diperkenalkan bagaimana pengoperasian OFDMA dan transmisi MU
MIMO sebagaimana dijelaskan dalam konsep IEEE 802.11ax dengan perubahan PHY dan
MAC penting lainnya dengan perubahan IEEE 802.11ac-2013 (lihat table 1).

Tabel 1
Perbandingan feature utama dari IEEE 802.11ac dan 802.11ax

Feature IEEE 802.11ac IEEE 802.11ax


Supported channel width (MHz) 20, 40, 80, 80+80, 160 The same
Sub-Channelization (MHz) N/A 2.22, 5, 10
Frequency band (Ghz) 5 2.4 dan 5
Modulations BPSK, QPSK, 16=QAM, Adds1024-QAM
64-QAM, 256-QAM
OFDM symbol duration (µs) 3.6(GI=0.4), 4(GI=0.8)
13.6(GI=0.8), 14.4
(GI=1.6), 16 (GI=3.2)
Spatial streams (SS) Up to 8 SS at the AP, up The same
to 4 SS at user
MU Transmissions DL MU MIMO UL dan DL MU MIMO,
UL dan DL OFDMA
No of MU MIMO users 4 8
Max A-MPDU size 64 MPDUs 256 MPDUs
Low-density parity check (LDPC) Optional Mandatory

2.1.Layer PHY
Demikian juga dengan IEEE 802.11ac, lapisan PHY IEEE 80211ax didasarkan pada
OFDM namun berbeda dengan IEEE 802.11ac di mana masing masing saluran 20
MHz dibagi menjadi 64 subcarrirer, IEEE 802.11ax berdasarkan skema OFDMA 256
tone, peningkatan jumlahnya sub carrier sebanding dengan peningkatan durasi OFDM
(dari maksimum 4 µs digunakan dalam IEEE 802.11ac ke maksimum 16 µs digunakan
dalam IEEE 802.11ax) dan Grada Interval (GI) durasi (legacy 0.8 µs, dan 1.6 µs dan
3.2 µs baru didukung).

3
IEEE 802.11ax memiliki chanel yang sama dengan IEEE 802.11ac yaitu 20 MHz, 40
MHz, 80 Hz, 80+80, 160 MHz. namun 802. 11ax memperluas skema OFDM ke
multipleks beberapa pengguna secara bersama di domain frekuensi. Untuk artikel ini
memperkenalkan transmisi UL dan DL OFDMA dan mendukung tambahan sub
channel width 2.22 MHz, 5 MHz dan 10 MHz. OFDMA terdiri dari kelompok
subcarrier yang disebut Resource Unit (RU). Menyangkut perubahan IEEE 802.11ax
maksimal jumlah pengguna yang dapat multiplexing menggunakan 2.22 MHz sub
channel dalam channel 20 MHz adalah 9 dan channel 160 MHz adalah 74. Jumlah RU
untuk setiap channel width yang tersedia. Ditampilkan pada table 2.

Tabel 2
Jumlah RU untuk channel width yang berbeda
Channel width Jumlah subcarrier data per RU
(MHz) 24 48 102 234 468 980 2x980
20 9 4 2 1 - - -
40 18 8 4 2 1 - -
80 37 16 8 4 2 1 -
160 74 32 16 8 4 2 1

IEEE 802.11 ax mirip dengan IEEE 802.11ac memperkirakan jumlah maksimum


delapan antenna di AP dan 4 di stasiun pengguna. Namum IEEE 802.11ax nambah
jumlah maksimum transmisi MU-MIMO yang memberikan 4 hingga 8, baik di
downlink(DL) maupun Uplink (UL). Hingga 4 aliran spasial SU-MIMO per stasiun
pengguna.

Lapisan PHY IEEE 802.11 ax tambahan perbaikan dibandingkan dengan IEEE


802.11ac higher-order modulation (termasuk 1024 QAM yang membantu untuk
mencapai tingkat 1Gb/s per spatial stream). Dan Low Density parity check (LDPC)
kode (Gain hingga 1.5 – 2 db dibandingkan dengan kode konvolusional yang
digunakan secara tradisional).

2.2.Layer MAC
Mekanisme Enhanced Distributed Channe; Acess (EDCA) (diperkenlkan pada
perubahan IEEE 802.11e) digunakan dalam IEEE 802.11ax untuk perbedaan channel

4
AP dan stasiun pengguna. EDCA menyediakan di diferensasi traffic dengan
mempertimbangkan banyak access categories (ACs).

Untuk mendukung transmisi MU, IEEE 802.11ax memperkenalkan beberapa frame


dan prosedur control baru untuk operasi layer MAC: (i) Trigger based (TB) UL MU
Transmission (ii) prosedur MU Request to send/clear to send (MU-RTS/CTS) (iii)
prosedur multi station block Acknowledgment (MS-Back). dengan rincian Prosedur
adalah sebagai berikut:
(i) Transmisi UL MU Triger based (TB): meminta grup stasiun pengguna untuk
melakukan transmisi UL MU, AP mentransmisikan frame yang disebut trigger,
triger frame berisi informasi berikut: i) Daftar stasiun pengguna yang terlibat
didalam transmisi. ii)Infromasi spesifik pengguna (misalnya RU dan spatial
stream allocation, modulation, coding scheme). Stasiun pengguna, setelah
menerima frame, mulai menstransmisikan sumber daya yang ditunjuk.
(ii) Prosedur MU-RTS/CTS: untuk melindungi MU UL dan transmisi DL, AP
memulai transmisi MU yang mengirimkan triger frame MU RTS, yang
mencakup informasi tentang stasiun pengguna yang terlibat dalam transmisi
MU.
(iii) Prosedur MS-Back: untuk mengurangi biaya overhead yang besar diperlukan
secara individu menerima semua transmisi UL MU, sebagai pengganti transmisi
ACK bolk independen ke setiap stasiun, 1 frame MS-BACK menggabungkan
semua informasi yang diperlukan untuk stasiun pemancar dapat dikirim oleh AP.

5
Gambar. 1. Transmisi SU dan MU menggunakan OFDMA dan MU-MIMO.
Perhatikan bahwa frame kontrol seperti RTS, MU-RTS, Trigger, CTS, Block ACKs,
MS-BACKs dan NDPA yang ditransmisikan dalam mode legacy diduplikasi dalam
setiap sub-channel 20 MHz. single dan multi-pengguna A-MPDU data
ditransmisikan dalam mode HE menggunakan RU yang dialokasikan.

2.3. Data transmisi


IEEE 802.11ax mendukung transmisi Single User (SU) dan MU. Transmisi MU dapat
digunakan oleh AP di kedua arah UL dan DL.
2.3.1. SU transmissions
Transmisi SU dilakukan diseluruh channel width dan melibatkan semua spatial
stream yang tersedia di dalam mode SU – MIMO. Prosedur standar RTS/CTS
dapat digunakan untuk memperbaiki channel width yang diinginkan dan frame
aggregation dapat ditingkatkan untuk meningkatkan efisiensi transmisi (lihat
gambar 1(a)).

6
2.3.2. AP- Intiated MU Transmissions
AP dapat menjadwalkan (i) transmisi DL MU (gambar 1(b)) dan transmisi UL
MU (Gambar 1(c)). Untk transmisi DL MU, karena AP adalah pengerak
transmisi, pemilihan pengguna dan distribusi sumber daya antara stasiun yang
berbeda tidak memerlukan mekanisme pensinyalan lebih lanjut. Namun, untuk
transmisi UL MU, stasiun pengguna dijadwalkan oleh AP untuk memulai
transmisi secara simultan dengan menggunakan trigger frame.

3 jenis transmisi yang direkomendasikan dalam IEEE 802.11 ax: OFDMA, MU-
MIMO dan transmisi MU-MIMO dan OFDMA:
- MU MIMO
Menggunakan beberapa antenna di AP, beberapa balok dapat di buat ke arah DL
untuk mengirimkan data ke beberapa stasiun pengguna. Dalam arah UL, berbagai
sinyal yang diterima oleh antena digunakan untuk memisahkan data yang dikirim
oleh beberapa stasiun pengguna. Dalam kedua kasus UL dan DL, CSI diperlukan
di AP, termasuk channel Signature disetiap stasiun dikedua arah UL dan DL.

- MU OFDMA: Channel width dibagi menjadi beberapa sub channel yang berbeda,
yang disebut RU dan dialokasika ke stasiun pengguna yang berbeda.

- Gabungan MU MIMO and OFDMA: dalam RU yang lebih besar dari atau sama
dengan 106 subcarrier, transmisi MU-MIMO juga dapat dilakukan, memungkinkan
untuk multiplex beberapa stasiun pada saat yang sama melalui RU yang sama.

Gambar. 2. Pertukaran CSI untuk IEEE 802.11ax yang memanfaatkan transmisi UL


MU. Dalam gambar ini semua stasiun pengguna yang terkena dikelompokkan dalam
grup K, di mana stasiun pengguna di setiap grup mengirimkan laporan CSI secara
bersamaan ke AP

7
2.4.Informasi Channel dan buffer status
2.4.1. Channel State information acquisition
AP harus mengetahui CSI dari setiap stasiun pengguna termasuk dalam
transmisi MU untuk membuat beberapa balok di DL, dan untuk memisahkan
aliran yang diterima di UL. Mekasnisme Channel Sounding yang disajikan
dalam IEEE 802.11ax digambarkan pada gambar 2.

2.4.2. Buffer status information (BSI) acquisition


IEEE 802.11ax memperkenalkan dua mekanisme pelengkap stasiun untuk
mengirim buffer status report (BSRs) yaitu informasi tentang status buffer
setiap stasiun ke AP untuk membantu jadwal transmisi UL MU

- Solicited BSR: setiap stasiun memberikan secara eksplisit BSR nya


dimana saja frame dikirim ke AP sebagai respon terhadap BSR Poll
(BSRP) triger frame dikirim oleh AP
- Unsolicited BSR: Stasiun pengguna secara implisit melaporkan BSR
diQOs control field dan /atau BSR control field dari frame yang dikirim
ke AP
3. System Model
WLAN IEEE 802.11ax terdiri dari satu AP dan N stasiun pengguna (Gambar 3). Semua
stasiun berada dalam komunikasi jangkauan AP dan stasiun lainnya (yaitu tidak ada
stasiun pengguna yang tersembunyi), sehingga dapat mengirim dan menerima data
menggunakan modulasi dan skema coding yang sama dan memiliki kemampuan MU-
MIMO dan OFDMA yang sama. Dengan asumsi kondisi saluran PHY sempurna dan
sebagian besar berkonsentrasi dengan layer MAC. Table 3 merangkum notasi yang
digunakan dalam artikel ini.

Tabel 3
Notasi yang digunakan dalam analisis IEEE 802.11ax

Parameter Deskripsi
LD Ukuran frame dalam bit
Na Jumlah aggregated frame dalam A-MPDU

8
Parameter Deskripsi
N Jumlah stasiun IEEE 802.11ax
CWmin (BE) nilai minimum window untuk AC BE
CWmax (BE) Nilai maksimum window untuk AC BE
AIFS (BE) Panjang AIFS AC BE
AIFScsi Panjang AIFS untuk CSI AC prioritas tinggi
SIFS IFS pendek
𝜎 Symbol durasi OFDMA
Te Slot backoff kosong
Map Jumlah antenna di AP
Msta Jumlah antenna di stasiun pengguna
B Channel width
Nru Jumlah RU dala mtransmisi MU
Bru Channel width minimal (channel width OFDMA minimal)
Ym Modulasi yang digunakan alam bit/symbol
Yc Coding rate yang digunakan
Ysc (Bru) Jumlah sub operator data dalam Bru
r(Vs, Bru) Transmisi rate
Vu Jumlah pengguna yang termasuk dalam transmisi MU
Vb Jumlah sub channe; PFDMA yang digunakan dalam transmisi
MU
Vm Jumlah spatial stream MU MIMO di setiap RU
Vs Jumlah spatial stream SU MIMO perstasiun
Bru Bandwith RU (OFDMA sub channel)
α Fraction dari transmisi SU DL
Β Fraction transmisi MU DL

9
Gambar 3. Skenario yang dipertimbangkan. Ini menunjukkan contoh transmisi UL di
mana stasiun A dan D berbagi RU yang sama menggunakan MU-MIMO, sementara
stasiun B dan C dialokasikan untuk RU independen

Dalam hal ini kami memperbaiki ukuran RU minimum ke 234 sub-operator data, yang
sesuai dengan channel 20 MHz. dalam setiap RU Map steam MU- MIMO dapat
dialokasikan. Sehinga dengan B = 160 MHz dan antenna Map = 8, hingga 64 stasiun
tunggal dapat dialokasikan secara multipleks spatial streams tunggal per stasiun.

EDCA digunakan untuk mengakses saluran nirkabel, meskipun hanya Best Effort (BE)
Access Category (AC), dipertimbangkan untuk aktif, mengikuti operasi EDCA ketika
perhitungan mundur AP mencapai nol, memulai transmisi SU atau MU dengan
probabilitas α dan 1 −α, masing-masing. Selain itu, transmisi MU adalah DL dengan
probabilitas β dan UL dengan probabilitas 1 −β.

Setiap transmisi MU, Titik Akses memilih stasiun Vu ≤ N secara acak. Ketika N ≥ Map,
nilai Vu ditetapkan sebagai kelipatan nilai terbesar dari Map yang menghasilkan distribusi
yang merata dari semua sumber daya transmisi antara semua stasiun yang dipilih jumlah
stasiun yang sama dikalikan secara spasial dalam setiap RU, dan jumlah yang sama dari
aliran spasial SU ditugaskan untuk setiap stasiun). Kalau tidak, AP memilih semua stasiun
yang tersedia, mis., Vu = N.

10
AP secara berkala meminta CSI dari stasiun dengan laju λcsi request/detik. Prosedur CSI
memiliki durasi Tcsi detik. Untuk mencapai prioritas yang lebih tinggi daripada transmisi
lain untuk saluran yang terkena, AP menggunakan AC prioritas tinggi untuk kerangka
kontrol dan manajemen yang dikonfigurasi dengan nilai AIFS minimum yang layak dan
CW min = 0. nilai ini menjamin bahwa ketika AP memutuskan untuk memulai proses
channel sounding, yang akan mendapatkan akses ke channel setelah channel terdeteksi
idle, dan tanpa bertabrakan dengan transmisi UL.
untuk memberikan gambaran yang jelas tentang throughput saturasi link-layer IEEE
802.11ax untuk WLAN tunggal, kami mempertimbangkan channel yang ideal tanpa error.
Selain itu, tidak ada efek capture, dan dalam semua kasus, tabrakan mengakibatkan
hilangnya semua frame yang ditransmisikan.

4. Model Saturation throughput


Bagian ini diperkenalkan model analisis yang digunakan untuk menghitung keterlambatan
throughput saturation yang diharapkan berdasarkan asumsi pada bagian 3. Analisa
berdasarkan pada model binachi IEEE 802.11 DCF yang telah terbukti memuaskan analisa
kinerja WLAN namun diperluas hingga mencakup karakteristik IEEE 802.11ax:
perbedaan type dan panjang transmisi (bagian 4.1), memperkenalkan tambahan overhead
oleh prosedur channel sounding (bagian 4.2), perbedaan kemampuan tranmisi dan
tabrakan dari berbagai jenis transmisi SU dan MU (bagian 4.3) memisahkan metric kinerja
untuk transmisi UL dan DL (bagian 4.4).

4.1.Durasi transmisi SU dan MU


4.1.1. Transmisi sukses
Durasi waktu SU(Tsu) dan MU (downlink Tmu, d dan uplink Tmu, u)transmisi,
dipahami sebagai waktu masuk dimana channel terdeteksi sibuk oleh stasiun
non transmisi,

𝐷 (𝑉
𝑇𝑠𝑢 (𝑉𝑠 , 𝐵) = 𝑇𝑅𝑇𝑆 + 𝑇𝑆𝐼𝐹𝑆 + 𝑇𝐶𝑇𝑆 + 𝑇𝑆𝐼𝐹𝑆 + 𝑇𝑆𝑈 𝑠 , 𝐵) + 𝑇𝑆𝐼𝐹𝑆 + 𝑇𝐵𝐴𝐶𝐾 + 𝐴𝐼𝐹𝑆

𝐷 (𝑉
𝑇𝑚𝑢,𝑑 (𝑉𝑢 , 𝑉𝑠 , 𝐵𝑟𝑢 ) = 𝑇𝑀𝑈−𝑅𝑇𝑆 (𝑉𝑢 ) + 𝑇𝑆𝐼𝐹𝑆 + 𝑇𝐶𝑇𝑆 + 𝑇𝑆𝐼𝐹𝑆 + 𝑇𝑆𝑈 𝑠 , 𝐵𝑟𝑢 )

11
+ 𝑇𝑆𝐼𝐹𝑆 + 𝑇𝐵𝐴𝐶𝐾 + 𝐴𝐼𝐹𝑆

𝑇𝑚𝑢,𝑢 (𝑉𝑢 , 𝑉𝑠 , 𝐵𝑟𝑢 ) = 𝑇𝑀𝑈−𝑅𝑇𝑆 (𝑉𝑢 ) + 𝑇𝑆𝐼𝐹𝑆 + 𝑇𝐶𝑇𝑆 + 𝑇𝑆𝐼𝐹𝑆 + 𝑇𝑡𝑟𝑖𝑔𝑔𝑒𝑟 (𝑉𝑢 )

𝐷 (𝑉
+ 𝑇𝑆𝐼𝐹𝑆 + 𝑇𝑀𝑈 𝑠 , 𝐵𝑟𝑢 ) + 𝑇𝑆𝐼𝐹𝑆

+ 𝑇𝑀𝑆−𝐵𝐴𝐶𝐾 (𝑉𝑢 ) + 𝐴𝐼𝐹𝑆,

4.1.2. Tabrakan
Durasi tabrakan diberikan oleh transmisi terbesar yang terlibat didalamnya,
dalam hal ini harus mempertimbangkan dua kasus sebagai berikut:
1) Transmisi SU dari AP atau dari salah satu stasiun, bertabrakan dengan satu
atau lebih transmisi SU dari stasiun. Peristiwa tabrakan memiliki durasi.

𝑇𝑐,𝑠𝑢 = 𝑇𝑅𝑇𝑆 + 𝑇𝑆𝐼𝐹𝑆 + 𝑇𝐴𝐶𝐾−𝑡𝑖𝑚𝑒−𝑜𝑢𝑡

di mana ACK time-out adalah waktu di mana stasiun menunggu untuk


memulai kembali aktivitas normalnya.

2) Transmisi DL atau UL MU bertabrakan dengan satu atau lebih transmisi


SU dari stasiun. Dalam hal ini, durasi tabrakan diberikan :

𝑇𝑐,𝑚𝑢 (𝑉𝑢 ) = 𝑇𝑀𝑈−𝑅𝑇𝑆 (𝑉𝑢 ) + 𝑇𝑆𝐼𝐹𝑆 + 𝑇𝐴𝐶𝐾−𝑡𝑖𝑚𝑒−𝑜𝑢𝑡

Sebagai tambahan, bahwa dalam hal ini durasi tumbukan tergantung pada
jumlah stasiun yang termasuk dalam transmisi MU.
Nilai 𝑇𝐴𝐶𝐾−𝑡𝑖𝑚𝑒−𝑜𝑢𝑡 diatur ke 𝑇𝐴𝐶𝐾−𝑡𝑖𝑚𝑒−𝑜𝑢𝑡 = 𝑇𝐶𝑇𝑆 + 𝑇𝐴𝐼𝐹𝑆 untuk
menjamin semua node memulai ke perhitungan mundur pada saat yang
sama.

4.2.Durasi procedure channel sounding


Durasi prosedur CSI sounding, 𝑇𝑐𝑠𝑖 di IEEE 802.11ax mengikuti deskripsi yang
diberikan pada Gambar. 2, dan itu diperhitungkan dengan:

12
𝐵𝑅𝑃𝑂𝐿𝐿
𝑇𝑐𝑠𝑖 𝐶𝑆𝐼(𝑁, 𝐵) ≈ 𝑇𝑁𝐷𝑃𝐴 (𝑁) + 𝑇𝑆𝐼𝐹𝑆 + 𝑇𝑁𝐷𝑃 + 𝐾 (𝑇𝑆𝐼𝐹𝑆 + 𝑇𝑡𝑟𝑖𝑔𝑔𝑒𝑟 (𝑁𝑐𝑠𝑖 )

+ 𝑇𝑆𝐼𝐹𝑆 + 𝑇𝐵𝑅𝐸𝑃𝑂𝑅𝑇 (𝐵)) + 𝐴𝐼𝐹𝑆𝐶𝑆𝐼

di mana AIFS CSI adalah durasi 𝐴𝐼𝐹𝑆𝐶𝑆𝐼 dari AC prioritas tertinggi yang digunakan
𝑁
untuk channel sounding. 𝐾 = ⌈𝑁 ⌉ adalah jumlah kelompok di mana stasiun
𝑐𝑠𝑖

dialokasikan untuk mentransmisikan CSI secara bersamaan, seperti yang ditunjukkan


𝐵𝑅𝑃𝑂𝐿𝐿
pada Gambar. 2, dengan 𝑁𝑐𝑠𝑖 jumlah stasiun per kelompok. 𝑇𝑡𝑟𝑖𝑔𝑔𝑒𝑟 dan 𝑇𝐵𝑅𝐸𝑃𝑂𝑅𝑇
merupakan singkatan dari Beamforming Report Poll Trigger dan Beamforming
Report.

Durasi Null Data Packet Announcement (NDPA), Null Data Packet (NDP), dan
laporan CSI adalah sebagai berikut:

𝐿𝑆𝐹 + 𝐿𝑁𝐷𝑃𝐴 (𝑁)+ 𝐿𝑇𝐵


𝑇𝑁𝐷𝑃𝐴 = (𝑁) = 𝑇𝑃𝐻𝑌−𝑙𝑒𝑔𝑎𝑐𝑦 + [ ] 𝜎𝑙𝑒𝑔𝑎𝑐𝑦 ,
𝑟𝑙𝑒𝑔𝑎𝑐𝑦

𝑇𝑁𝐷𝑃 = 168 𝜇𝑠, 𝑎𝑛𝑑

𝐵𝑅𝑃𝑂𝐿𝐿 𝐿𝐵𝑅𝑃𝑂𝐿𝐿
𝑡𝑟𝑖𝑔𝑔𝑒𝑟 (𝑁𝑐𝑠𝑖 )
𝑇𝑡𝑟𝑖𝑔𝑔𝑒𝑟 (𝑁𝑐𝑠𝑖 ) = 𝑇𝑃𝐻𝑌−𝑙𝑒𝑔𝑎𝑐𝑦 + [ ] 𝜎𝑙𝑒𝑔𝑎𝑐𝑦 ,
𝑟𝑙𝑒𝑔𝑎𝑐𝑦

𝐿𝑆𝐹 + 𝐿𝑀𝐻 + 𝐿𝐵𝑅𝐸𝑃𝑂𝑅𝑇 (𝐵)


𝑇𝐵𝑅𝐸𝑃𝑂𝑅𝑇 (𝐵) = 𝑇𝑃𝐻𝑌−𝐻𝐸−𝑇𝐵 + [ ] 𝜎,
𝑟(1,𝐵𝑟𝑢 )

4.3.Probabilitas transmisi yang sukses dan tabrakan


Dalam kondisi ini, ada dua jenis node (AP dan stasiun pengguna) dan semua stasiun
pengguna beroperasi dengan cara yang sama, dan AP atau stasiun pengguna tunggal
kemungkinan mengtransmisikan slot secara acak.

1
𝜏𝑎𝑝 = , dan
𝐸[Φ(𝐶𝑊𝑚𝑖𝑛,𝑎𝑝 ,𝔪𝑎𝑝 ,𝑝𝑐,𝑎𝑝 ]+1

13
1
𝜏𝑠𝑡𝑎 = ,
𝐸[Φ(𝐶𝑊𝑚𝑖𝑛,𝑠𝑡𝑎 , 𝔪𝑠𝑡𝑎 , 𝑝𝑐,𝑠𝑡𝑎 ] + 1

IEEE 802.11ax memiliki empat jenis transmisi (transmisi DL dan ULSU dan transmisi
DL dan UL MU), untuk menghitung probabilitas transmisi yang sukses untuk setiap
jenis adalah sebagai berikut:
1. Probabilitas AP memulai tranmisi DL SU dan tidak ada stasiun pengguna yang
menstransmisikan :
𝑎1 = 𝛼𝜏𝑎𝑝 (1 − 𝜏𝑠𝑡𝑎 )𝑁
2. Probabilitas yang ditransmisikan oleh stasiun penggunan dan AP maupun stasiun
pengguna lainnya yang tidak ditransmisikan:
𝑎2 = 𝑁𝜏𝑠𝑡𝑎 (1 − 𝜏𝑎𝑝 )(1 − 𝜏𝑠𝑡𝑎 )𝑁−1
3. Probabilitas bahwa AP memulai transmisi DL MU, ada tidak ada stasiun pengguna
yang menstransmisikan.
𝑎3 = (1 − 𝛼) 𝛽𝜏𝑎𝑝 (1 − 𝜏𝑠𝑡𝑎 )𝑁
4. Probabilitas bahwa AP memulai transmisi UL MU, dan tidak ada stasiun pengguna
yang menstransmisikan:
𝑎4 = (1 − 𝛼) (1 − 𝛽)𝜏𝑎𝑝 (1 − 𝜏𝑠𝑡𝑎 )𝑁

Sama halnya dengan transmisi yang sukses, ketika lebih dari satu node memulai
transmisi dislot yang sama ada tabrakan, berikut empat situasi yang perlu
dipertimbangan.
1. Tabrakan antara AP ketika memulai transmisi SU dan satu atau lebih transmisi
yang dimulai oleh stasiun.
𝑐1 = 𝛼𝜏𝑎𝑝 (1 − (1 − 𝜏𝑠𝑡𝑎 )𝑁
2. Tabrakan antara transmisi DL MU yang dimulai oleh AP dan satu atau lebih
transmisi dimulai oleh stasiun.
𝑐2 = (1 − 𝛼)𝛽𝜏𝑎𝑝 (1 − (1 − 𝜏𝑠𝑡𝑎 )𝑁
3. Tabrakan antara transmisi UL MU yang dimulai AP dan satu atau lebih transmisi
yang dimulai oleh stasiun.
𝑐3 = (1 − 𝛼)(1 − 𝛽)𝜏𝑎𝑝 (1 − (1 − 𝜏𝑠𝑡𝑎 )𝑁

14
4. Tabrakan antara dua atau lebih transmisi yang dimulai oleh stasiun. 𝐶4 = 1 − 𝑎1 −
𝑎2 − 𝑎3 − 𝑎4 − 𝑏1 − 𝑐1 − 𝑐2 − 𝑐3 yang setara dengan jumlah probabilitas semua
kombinasi dimana dua atau lebih stasiun pengguna mentransmisikan dalam slot
yang sama.

4.4.UL dan DL throughput


Throughput dalam arah DL dan UL diberikan oleh :
𝑇𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑎1 𝑁𝑎 𝐿𝐷 + 𝑎3 𝑉𝑢 𝑁𝑎 𝐿𝐷
𝑆𝑑 = ( )
𝑇𝑐𝑠𝑖 + 𝑇𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑏1 𝑇𝑒 + ∑𝑖=1 𝑎𝑖 (𝑇𝑎𝑖 + 𝑇𝑒 ) + ∑4𝑖=1 𝑐𝑖 (𝑇𝑐1 + 𝑇𝑒 )
4

dan

𝑇𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑎2 𝑁𝑎 𝐿𝐷 + 𝑎4 𝑉𝑢 𝑁𝑎 𝐿𝐷
𝑆𝑢 = ( )
𝑇𝑐𝑠𝑖 + 𝑇𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑏1 𝑇𝑒 + ∑𝑖=1 𝑎𝑖 (𝑇𝑎𝑖 + 𝑇𝑒 ) + ∑4𝑖=1 𝑐𝑖 (𝑇𝑐1 + 𝑇𝑒 )
4

di mana 𝑇𝑎1 = 𝑇𝑠𝑢 (𝑉𝑠 , 𝐵) adalah durasi transmisi DL SU, 𝑇𝑎2 = 𝑇𝑠𝑢 (𝑉𝑠 , 𝐵) adalah waktu
transmisi UL SU, 𝑇𝑎3 = 𝑇𝑚𝑢,𝑑 (𝑉𝑢 , 𝑉𝑠 , 𝐵𝑟𝑢 )adalah waktu transmisi DL MU, 𝑇𝑎4 =
𝑇𝑚𝑢,𝑢 (𝑉𝑢 , 𝑉𝑠 , 𝐵𝑟𝑢 ) adalah durasi transmisi UL MU , 𝑇𝑐1 = 𝑇𝑐4 = 𝑇𝑐,𝑠𝑢 adalah waktu durasi
tumbukan untuk transmisi SU, dan 𝑇𝑐2 = 𝑇𝑐3 = 𝑇𝑐,𝑚𝑢 (𝑉𝑢 ) adalah waktu durasi tumbukan
untuk transmisi MU.

5. Hasil
Pada bagian ini menyelidiki throughput saturation IEEE 802.11ax WLAN dengan
menerapkan analisis yang dikembangkan pada bagian 4. Dengan memusatkan perhatian
dan pemahaman melalui keuntungan yang disediakan oleh transmisi MU dalam konsep
IEEE 80211ax. Selain itu juga menyelidiki tradeoff antara efisiensi dan overhead saat CSI
dikumpulkan dari banyak stasiun untuk melakukan transfer DL MU.

5.1.Transmisi MU dan aggregate frame untuk mengatasi ketidak efisiensi WLAN


Gambar 4 menunjukkan laju transmisi dan throughput untuk setiap IEEE 802.11ax
MCS dalam konfigurasi yang berbeda. Hasilnya menggambarkan ketidakefisiensinya
IEEE 802.11ax saat melakukan transmisi SU dan bagaimana ketidakefisiensi ini dapat

15
dikurangi dengan menggunakan aggregate frame dan transmisi MU. Membandingkan
sisi kiri (transmission rate) dengan sisi kanan (throughput) dari gambar 4(a)

(a) Transmission rates and SU DL throughput

(b) MU DL throughput

Gambar 4. Transmisi rate versus SU dan MU throughput dari transmisi DL ketika


hanya AP yang mentransmisikan (yaitu, AP adalah satu-satunya simpul dengan
frame yang ditransmisikan dalam WLAN) yang dihitung untuk masing-masing MCS
(lih. Tabel 2). mampu menurunkan backoff counter.

Bahwa transmission rate hingga 1Gb/s menghasilkan throughput efektif kurang


dari 25 Mb/s. throughput nilai rendah ini adalah hasil dari overhead tinggi yang
termasuk dalam setiap transmisi: waktu backoff, pertukaran RTS/CTS yang didasarkan
laju transmisi, ruang inter frame (AIFS dan SIFS), PHY dan Header MAC dan
prosedur acknowledgment.

16
Misalnya, untuk mengirimkan frame tunggal 120 0 0 bit, diperlukan waktu total
542,5 μs menggunakan MCS 9 (Ts (Vs, B) dari (1)), yang menghasilkan throughput
22,12. Mb/s ditunjukkan di sisi kanan Gambar 4 (a). Penggunaan transmisi MU dan
aggregate frame (lih. Gambar 4 (b)) memungkinkan untuk mengurangi
ketidakefisiensian yang tinggi tersebut, mencapai nilai throughput agregat hingga 6
Gb/s.

5.2.Efek negative dari tabrakan dan permintaan CSI


Gambar. 5 (a) menunjukkan throughput DL dan UL yang dicapai oleh WLAN
tunggal ketika mengimplementasikan IEEE 802.11ax baik (α = 0. 2 (Fraction dari
transmisi SU DL) dan β = 0. 8 (Fraction dari transmisi DL MU) atau IEEE 802.11ac
(α = 0... 2 dan β = 1, karena tidak ada transmisi UL MU yang diizinkan). Menggunakan
MCS yang sama, kapabilitas baru yang diperkenalkan IEEE 802.11ax, seperti
meningkatkan jumlah frame yang dapat digabungkan dalam A-MPDU tunggal (dari
64 menjadi 256 frame), dan dukungan untuk UL dan Transmisi DL MU yang
melibatkan banyak stasiun (dari 4, dan hanya di DL, ke lebih dari 64 stasiun pengguna
di kedua arah), menghasilkan throughput yang lebih tinggi untuk DL dan UL.

(a) DL dan UL IEEE 802.11ax dan IEEE 802.11ac agregat throughput sebagai
fungsi dari jumlah stasiun aktif (N) dalam WLAN.

17
(b) Dampak overhead CSI pada throughput untuk sejumlah variabel stasiun
(hanya IEEE 802.11ax).
Gambar. 5 (a) juga menunjukkan keuntungan kinerja menggunakan Mekanisme HE
channel sounding. Ini memungkinkan stasiun pengguna untuk mengirim ke AP
informasi CSI secara paralel, bukan berurutan, seperti yang dilakukan di IEEE
802.11ac, yang untuk sejumlah besar pengguna.
Dampak dari channel sounding rate dalam throughput dapat dicapai untuk WLAN
IEEE 802.11ax ditunjukkan pada Gambar. 5 (b). Pengurangan throughput ketika λcsi
meningkat tidak tergantung pada jumlah stasiun yang terkena, yang menerangkan
manfaat menggunakan transmisi UL MU untuk melaporkan informasi CSI.

Akhirnya, bahwa menggunakan parameter CW min dan CW max yang sama untuk AP
dan stasiun pengguna menghasilkan throughput UL yang lebih tinggi bahkan hanya
20% dari transmisi DL adalah SU (yaitu, α = 0. 2), dan 80% dari transmisi MU yang
dijadwalkan adalah DL (yaitu, β = 0. 8).

5.3.Dampak dari ukuran maksimum A-MPDU, channel width, dan jumlah spatial
stream pada throughput.

Gambar. 7 menunjukkan throughput WLAN ketika ukuran A-MPDU maksimum


meningkat untuk 8 dan 64 stasiun pengguna, dan B = 80 MHz. Sementara throughput
UL meningkat secara monotonik dengan ukuran maksimal A-MPDU, throughput DL
mulai menurun setelah nilai ukuran A-MPDU maksimum tertentu, berbeda untuk
setiap jumlah stasiun pengguna. Misalnya, untuk N = 64 stasiun pengguna, throughput
DL mencapai puncaknya untuk ukuran A-MPDU maksimum 32 frame, yang
meningkat menjadi 128 frame untuk N = 8 stasiun pengguna. Hasil ini dapat

18
dijelaskan dengan mempertimbangkan sejumlah besar stasiun pengguna mengurangi
peluang transmisi dari AP, jadi, dalam situasi itu AP lebih memilih transmisi pendek
(dengan jumlah frame agregat yang lebih sedikit) untuk menghindari peningkatan
lebih lanjut pada interval waktu di mana AP dalam mengakses channel.

Max A−MPDU size Max A−MPDU size

Gambar. 7. Pengaruh peningkatan ukuran A-MPDU maksimum pada


throughput UL dan DL untuk B = 80 MHz.

5.4.Peningkatan throughput UL
Tabrakan antara transmisi yang dipelopori oleh AP dan berasal dari stasiun pengguna
sangat merusak kinerja WLAN, yang paling penting adalah ketika paket pemicu yang
dikirim oleh AP untuk memulai transmisi UL MU bertabrakan dengan paket yang
ditransmisikan oleh salah satu stasiun yang dijadwalkan oleh AP. Untuk menghindari
situasi seperti ini mekanismnya adalah mengurangi transmisi stasiun pengguna
bertabrakan dengan transmisi AP. Dengan meningkat CWmin untuk stasiun pengguna
yang mendukung transmisi UL MU. mekanisme semacam ini diamati pada gambar 10
(a) dan 10 (b) dimana mengurangi tingkat transmisi stasiun pengguna yang
menghasilkan throughput uplink yang lebih tinggi.

19
(a) α = 0.2, and β = 0.8

(b) α = 0.2, and β = 0.2

Gambar 10. Efek meningkatkan min CW stasiun pada throughput DL dan UL.

6. Kesimpulan
Artikel ini mengkaji karakteristik PHY/MAC baru dari WLAN IEEE 802.11ax dengan
penekanan pada kemampuan transmisi MU. memperkenalkan operasi WLAN IEEE
802.11ax yang menggunakan teknik MU-MIMO dan OFDMA secara efisiesn. Dengan
hasil memberikan wawasan baru bagaimana kinerja WLAN IEEE 802.11ax untuk
konfigurasi yang berbeda, seperti efek tingkat Channel Sounding dan hubungan antara
maksimum ukuran A-MPDU, channel width dan jumlah antena di AP.
Selain itu juga menunjukkan ketidakefisien WLAN saat melakukan transmisi SU dan
bagaimana ketidakefisien dapat dikurangi dengan menggunakan aggregate frame dan
transmisi MU yang melibatkan banyak stasiun pengguna.

20
7. Daftar Pustaka

[1] IEEE , Proposed TGax draft specification. doc.: IEEE P802.11ax/D2.0, October
2017, Technical Report, IEEE, 2017 .
[2] IEEE Std P802.11ac, Part 11: Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and
Physical Layer (PHY) specifications: Enhancements for Very High Throughput for
Operation in Bands below 6 GHz., 2013.
[3] E. Khorov , A. Kiryanov , A. Lyakhov , IEEE 802.11ax: How to Build High
Efficiency WLANs, in: 2015 International Conference on Engineering and
Telecommunica- tion (EnT), IEEE, 2015, pp. 14–19 .
[4] B. Bellalta , IEEE 802.11ax: high-efficiency WLANs, IEEE Wireless Commun. 23
(1) (2016) 38–46 .
[5] B. Bellalta , L. Bononi , R. Bruno , A. Kassler , Next generation IEEE 802.11 wire-
less local area networks: current status, future directions and open challenges,
Comput. Commun. 75 (2016) 1–25 .
[6] M.S. Afaqui , E. Garcia-Villegas , E. Lopez-Aguilera , IEEE 802.11ax: challenges
and requirements for future high efficiency WiFi, IEEE Wireless Commun. 24 (3)
(2017) 130–137 .
[7] H.A. Omar , K. Abboud , N. Cheng , K.R. Malekshan , A.T. Gamage , W. Zhuang
, A survey on high efficiency wireless local area networks: next generation WiFi,
IEEE Commun. Surv. Tutorials 18 (4) (2016) 2315–2344 .
[8] R. Liao , B. Bellalta , M. Oliver , Z. Niu , MU-MIMO MAC protocols for wireless
local area networks: a survey, IEEE Commun. Surv. Tutorials 18 (1) (2016) 162–
183 .
[9] B. Li , Q. Qu , Z. Yan , M. Yang , Survey on OFDMA based MAC protocols for
the next generation WLAN, in: Wireless Communications and Networking Confer-
ence Workshops (WCNCW), 2015 IEEE, IEEE, 2015, pp. 131–135 .
[10] M.S. Afaqui , E. Garcia-Villegas , E. Lopez-Aguilera , G. Smith , D. Camps ,
Evalua- tion of dynamic sensitivity control algorithm for IEEE 802.11ax, in: 2015
IEEE Wireless Communications and Networking Conference (WCNC), IEEE,
2015, pp. 1060–1065 .
[11] I. Selinis , M. Filo , S. Vahid , J. Rodriguez , R. Tafazolli , Evaluation of the DSC
al- gorithm and the BSS color scheme in dense cellular-like IEEE 802.11ax deploy-
ments, 2016 IEEE 27th Annual International Symposium on Personal, Indoor, and
Mobile Radio Communications (PIMRC), IEEE, 2016 .
[12] O. Sharon , Y. Alpert , Single user MAC level throughput comparision: IEEE
802.11ax vs. IEEE 802.11ac, Wireless Sens. Netw. 9 (2017) 166–177 .
[13] M. Karaca , S. Bastani , B.E. Priyanto , M. Safavi , B. Landfeldt , Resource manage-
ment for OFDMA based next generation 802.11 WLANs, in: Wireless and Mo-
bile Networking Conference (WMNC), 2016 9th IFIP, IEEE, 2016, pp. 57–64 .
[14] O. Sharon , Y. Alpert , Scheduling strategies and throughput optimization for the
uplink for IEEE 802.11ax and IEEE 802.11ac based networks, Wireless Sens.
Netw. 9 (2017) 355–383 .
[15] B. Bellalta , A. Chello , A. Zolla , J. Barcelo , On the interactions between multiple
overlapping WLANs using channel bonding, IEEE Trans. Veh. Technol. 65 (2)
(2016) 796–812 .

21
[16] A. Faridi , B. Bellalta , A. Chello , Analysis of dynamic channel bonding in dense
networks of WLANs, IEEE Trans. Mob. Comput. 16 (8) (2017) 2118–2131 .
[17] S. Barrachina-Muñoz , F. Wilhelmi , B. Bellalta , Performance analysis of dynamic
channel bonding in spatially distributed high density wlans, arXiv preprint
arXiv:1801.00594 (2018) .
[18] E. Khorov , V. Loginov , A. Lyakhov , Several EDCA parameter sets for improving
channel access in IEEE 802.11ax networks, in: Wireless Communication Sys- tems
(ISWCS), 2016 International Symposium on, IEEE, 2016, pp. 419–423 .
[19] L. Sanabria-Russo , J. Barcelo , B. Bellalta , F. Gringoli , A high efficiency MAC
pro- tocol for WLANs: providing fairness in dense scenarios, IEEE/ACM Trans.
Netw. 25 (1) (2017) 492–505 .
[20] L. Sanabria-Russo , B. Bellalta , N. Fallhi , F. Gringoli , Collision-free operation
in high density WLAN deployments, arXiv preprint arXiv:1607.08138 (2016) .
[21] G. Bianchi , Performance analysis of the IEEE 802.11 distributed coordination
function, Selected Areas in Communications, IEEE Journal on 18 (3) (20 0 0) 535–
547 .
[22] CISCO , IEEE 802.11ax: the sixth generation of WiFi, Technical White paper
(2018) .
[23] M.X. Gong , B. Hart , S. Mao , Advanced wireless LAN technologies: IEEE
802.11ac and beyond, ACM SIGMOBILE Mobile Comput. Commun. Rev. 18 (4)
(2015) 48–52 .
[24] B. Bellalta , M. Oliver , M. Meo , M. Guerrero , A simple model of the IEEE 802.11
MAC protocol with heterogeneous traffic flows, in: Computer as a Tool, 20 05.
EUROCON 20 05. The International Conference on, 2, IEEE, 20 05, pp. 1830–
1833 .
[25] G. Breit , Coherence Time Measurement for TGac Channel Model, IEEE 802.11-
09/1173r1, Technical Report, IEEE, 2009 .

22

Anda mungkin juga menyukai