PENDAHULUAN
Tujuan upaya kesehatan mata di Indonesia antara lain adalah menurunkan angka
kebutaan, kesakitan mata dan gangguan penglihatan. Salah satu ancaman dan
kesakitan mata disebabkan oleh penyakit tumor mata. Angka kejadian tumor mata
penyakit keganasan lainnya. Namun dampak yang ditimbulkan oleh tumor mata
Tumor orbita adalah tumor yang menyerang orbita. Sehingga merusak jaringan
lunak mata, seperti otot mata, syaraf mata, dan kelenjar air mata. Rongga orbita di
batasi sebelah medial oleh tulang yang membentuk dinding luar, sinus ethmoid,
dan sphenoid. Sebelah superior oleh dasar fossa anterior, dan sebelah lateral oleh
zigoma, tulang frontal, dan sayap sphenoid besar. Sebelah inferior oleh atas sinus
maksilaris2.
Tumor orbita dapat berupa tumor primer maupun tumor sekunder dan dapat
bersifat jinak maupun ganas. Semua jaringan pada orbita dapat mengalami
namun proptosis tidak selalu menjadi keluhan utama. Keluhan utama pasien dapat
pula berupa gangguan tajam penglihatan, diplopia, kelopak mata sulit dibuka, atau
pemeriksaan tajam penglihatan, lapang pandang, respon pupil, gerakan bola mata
dan inspeksi permukaan bola mata, kelopak mata dan jaringan sekitarnya.
Proptosis merupakan tanda tersering tumor orbita, yang terjadi pada 90% tumor
orbita primer. Moeloek mendapatkan model diagnostik tumor orbita dengan gejala
klinis, usia, penurunan visus, penglihatan ganda, pelebaran fisura, proptosis dan
arteriografi). Saat ini CT scan adalah teknik terbaik untuk deteksi dan lokalisasi
lesi orbita. Pemeriksaan satandar baku untuk penentuan jenis tumor orbita adalah
orbita yang berbeda-beda. Jenis tumor orbita berbagai ragamnya dan pada
tindakan perlu diketahui ketepatan diagnosis, minimal mengetahui sifat jinak atau
ganas dari hasil pemeriksaan patologi anatomi. Sebagai ilustrasi 50% massa yang
melibatkan kelenjar lakrimal adalah tumor epitel. Lesi lainnya mencakup kelainan
sebagai ketepatan diagnosis. Oleh karena itu ketepatan diagnosis pada seluruh
tumor orbita sangat diharapkan dari pemeriksaan penunjang, salah satunya adalah
CT scan4.
Salah satu pengobatan pada penderita tumor orbita adalah tindakan radikal berupa
hal yang kontradiktif bagi dokter ahli mata. Di satu pihak dokter mata bekerja
seteliti mungkin untuk mempertahankan penglihatan dan bola mata, di lain pihak
penderita. Penderita tumor orbita yang datang ke RSUP H. Adam Malik Medan
yaitu tindakan pengangkatan bola mata, jaringan lunak orbita, beserta kelopak
dalam upaya penyelamatan kehidupan penderita dan tumor jinak orbita dengan
indikasi tertentu. Upaya hidup dari penderita tumor tidak semata-mata oleh karena
Tindakaneksenterasi orbita dilakukan pada stadium lanjut. Akan tetapi pada tumor
epitel seringkali bukan hanya stadium yang menentukan, tetapi besar dan lokasi
tumor juga berperan. Tindakan eksisi pada palpebra, harus diikutin dengan
dapat memproteksi bola mata. Sehingga penegakan diagnosis yang tepat juga
TINJAUAN PUSTAKA
bola mata (bulbus oculi, eyeball) dan melindungi bola mata serta otot-otot
penggerak bola mata, saraf-saraf mata, pembuluh darah, dan apparatus lacrimalis.
Orbita memiliki empat dinding dan satu apeks. Empat dinding orbita adalah
dinding superior (roof, atap), dinding medial, dinding lateral, dan dinding inferior
(floor, dasar).
ditempati oleh bagian orbita os frontalis, yang memisahkan cavitas orbita dengan
fossa cranialis anterior. Di dekat apex orbita, dinding superior dibentuk oleh
dinding medial ini tipis, bahkan cellulae ethmoidalis sering terlihat melalui tulang
cranium cadaver.
c. Dinding lateral dibentuk oleh processus frontalis os zygomaticus dan greater
wing of the sphenoid. Dinding ini paling kuat dan tebal serta sangat penting
d. Dinding inferior terutama dibentuk terutama oleh maxilla dan sebagian oleh os
inferior orbital margin. Dinding inferior dipisahkan dengan dinding lateral oleh
e. Apeks orbita merupakan tempat masuk semua saraf dan pembuluh darah ke
mata dan tempat insersi semua otot ekstraokuler kecuali m. obliqus inferior.
Fissura orbitalis superior terletak diantara korpus dan alae parvae et magna ossis
bejalan melalui annulus Zinn. Ramus superior dan inferior n. Okulomotorius dan
n. abducens dan nasosiliaris berjalan melalui bagian medial dari fissura di dalam
annulus Zinn. Nervus optikus dan arteri oftalmika berjalan melalui kanalis
optikus, yang juga terletak di dalam anulus Zinn. Vena oftalmika inferior dapat
melalui berbagai tempat dari fissura orbitalis superior, termasuk bagian berbatasan
oftalmika inferior sering bersama dengan vena oftalmika superior sebelum keluar
dari orbita.2,3
Gambar 2.1 Apeks orbita
Tulang tengkorak membentuk dinding orbita, selain itu didalamnya juga terdapat
apertura seperti foramina etmoidal, fisura orbita superior, fisura orbita interior,
kanal optik, dan tempat- tempat tersebut dilalui oleh saraf –saraf kranial arteri dan
vena.
1. Periorbita, jaringan perios yang meliputi tulang orbita. Periorbita pada kanla
optik bersatu dengan durameter yang meliputi saraf optik di anterior bersatu
2. Saraf optik, atau saraf ke II kranial yang diselubungi oleh piamater, araknoid,
3. Otot ekstra okular. Setiap bola mata mempunyai enam buah otot ekstra okular
dirongga orbita.
Jelas terlihat bahwa rongga orbita berisi berbagai macam jaringan sehingga
Vaskularisasi Orbita
1. Sistem arteri
merupakan cabang dari arteri carotis interna. arteri ophtalmika ini dipercabangkan
pada saat arteri carotis keluar dari sinus cavernosus. A. Ophtalmika berjalan lurus
dibawah n. optik dan memasuki rongga orbita melalui canalis optikus. Arteri ini
memberi banyak cabang dengan variasi yang signifikan. Secara umum, cabang a.
ophthalmika ini dibagi menjadi 3 grup, yakni okular, orbital dan ekstraorbital,
berasal dari a. lakrimalis yang mempercabangkan divisi temporal dan fasial yang
arteri maxillaris interna dan arteri fasialis. Arteri ophtalmika berjalan diabawa
nervus optic melalui duramater disepanjang canalis opticus, yang memasuki
- A. ciliaris posterior
2. Sistem vena
yang lain. Vena-vena tersebut tidak berkatup. Orbita memperoleh drainase oleh
vena oftalmik superior dan inferior kemudian ke sinus kavernosus. Aliran utama
vena orbita terutama berasal dari vena oftalmik superior, yang mulai berjalan pada
2.2 Definisi6
Tumor orbita adalah tumor yang terletak di rongga orbita. Tumor orbita terdiri
dari primer, sekunder yang merupakan penyebaran dari struktur sekitarnya, atau
metastase.
2.3 Etiologi6
1. Mutasi Gen
2. Malformasi Kongenital
3. Penyakit Vaskular
4. Inflamasi Intraokuler
5. Trauma
osteogenik sesudah irradiasi, displasia fibrous dari tulang dan sarkoma Ewing’s.
8. Tumor glandula lakrimal : benign mixed tumor, malignant mixed tumor dan
tumor limfoid.
10. Histiocytosis – X
- Dermoid
Dermoid merupakan tumor yang umum terdapat pada anak-anak tetapi terdapat
juga pada orang dewasa. Lokasi kista dermoid biasanya berada diorbita
superonasal. Permukaan tumor halus. Jenis kista ini tidak disertai rasa sakit. Pada
septum orbita. Kadang- kadang terdapat pedikel dibelakang septum dan melekat
dengan perioseteum orbita. Hal ini menyababkan kelainan pada tulang (fosa
materi seperti keju. Pada gambar histologis dinding kista terdiri dari epitel
skuamosa berlapis, dan kista berisi kelenjar keringat, folikel rambut dan kelenjar
sibasea. Lumen dari kista berisi dari sisa –sisa keratin dan rambut. Sering terjadi
- Epidermoid
Epidermoid sama dengan dermoid, hanya tidak berisi kelenjar –kelenjar. Kadang
– kadang sulit untuk membedakan secara histologis epidermoid yang berasal dari
kongenital atau akibat trauma masuknya epidermis kedalam jaringan. Dalam hal
Teratoma berbeda dengan derdoid dalam strukturnya. Tumor tidak hanya berisi
jaringan ektoderm saja, tetapi juga mesoderm. Biasanya tumor berbentuk kista
dengan eksoftalmos yang luar biasa besarnya. Tumor sudah ada saat kelahiran.
rongga orbita.
• Tumor Vaskular
- Hamangioma
primer yang jinak. Hemangioma dibagi dalam 2 tipe, kapiler dan kavernosa.
Hemangioma kapiler
pada bulan – bulan pertama setelah kelahiran, dengan cara infiltratif ke jaringan
sekitarnya. Tumor dapat meluas, multipel sampai mengenai daerah kepala dan
enam bulan kehidupan dan mengecil setelah anak berumur 1 tahun. Pertumbuhan
60% pada umur 4 tahun, 76% pada umur 7 tahun. Bila tumor hanya mengenai
didapat dari warna kebiru –biruan yang terjadi di palpebra atau konjungtiva. Pada
perabaan tumor akan terasa lunak seperti busa. Daerah predileksi sering terjadi di
daerah superonasal. Gambaran mikroskopis tumor terbentuk nodul padat berisi sel
proliferasi sel endotel jinak dan berlumen. Dengan meningkatnya umur rongga
vaskuler ini menjadi ektatik dan skarifikasi terjadi spontan atau akiabt pengobat.
kosmetik yang terlalu luar. Pengobatan steroid dapat dilakukan untuk mengurangi
besarnya tumor. Radiasi dengan dosis rendah dikatakan cukup berhasil mengobati
Hemangioma kavernosa
Hemangioma kavernosa adalah tumor yang terjadi pada masa dewasa, dan
penampakan klinis jarang pada masa kanak- kanak. Tumor terdiri dari rongga –
rongga dengan ukuran yang sangat bervariasi. Rongga tersebut dibatasi oleh septa,
berukuran cukup tebal dengan dinding dilapisi sel endotel. Pertumbuhan slowly
prograsif. Tumor berkapsul tidak mempunyai sifat regresi. Lokasi tumor sering
tidak menunjang, karena lesi terisolasi dari jaringan vaskular. Pengobatan dengan
pembedahan. Biasanya tumor sangat mudah ditaksir karena tumor berkapsul.
- Limfangioma
pertumbuhannya sangat ekstensif. Pada anak –anak pertumbuhan tumor ini lebih
memperlihatkan dinding yang tipis, limfoid dengan beberapa folikel limfa banyak
didapat di antara dinding rongg. Pada tumor ini sering terjadi pendarahan kedalam
• Tumor Myomatous
- Rabdomiosarkoma
Tumor ini merupakan tumor ganas yang sering didapati pada anak –anak.
didaerah kuadran nasal atas. Tindakan biopsi sebaiknya segera dilakukan untuk
sitostatika. Kombinasi antara radiasi sebesar 5000 – 6000 rad, dengan sitostatika
dan eksenterasi, menunjukkan angka keberhasilan yang lebih baik dari pada angka
• Tumor Saraf
badan korotis, granular sel mioblastoma, alveolar softpart sarcoma, diduga berasal
- Neurofibroma
Neurofibroma adalah jenis tumor saraf yang terbanyak ditemukan. Tumor ini
merupakan priliferasi endoneural matriks dengan dominasi dari sel schwann, yang
berada diselubung saraf. Neurofibroma tipe fleksiforn tumbuh infiltratif dan dapat
terjadi pada penyakit von recklinghausen. Biasanya tipe ini dimulai pada masa
sebaiknya vermiform cords diangkat, karena tumor ini dapat kambuh lagi.
Neurofibroma yang berbentuk soliter biasanya bila terjadi pada ornag dewasa
- Glioma
sangat karateristik untuk penyakit glioma. Diagnosa dapat dibuat dengan CT scan
optik. Dengan X–ray standar kadang – kadang terlihat pembesaran kanal optik.
biasanya hanya tumbuh disekitar saraf mata. Pada anak –anak tumor tidak
bergenerasi ganas, keganasan pada glioma hanya terjadi pada orang dewasa.
Pengobatan masih kontroversial. Hal ini disebabkan masih adanya dugaan bahwa
dilakukan melalui medial bola mata dengan disinsersi rektus medial. Pembedahan
orbitotomi lateral dilakukan bila ingin mengangkat satu segmen saraf optik.
kanal optik, atau bila ingin memperoleh lapang operasi yang luas.
3. Diberikan radiasi bila tumor tidak mungkin untuk diangkat lagi atau
• Maningioma
Tumor berasal dari sel meningiotelial lapisan araknoid. Lapisan araknoid ini
Maningioma intra orbita yang berasal dari selubung saraf optik disebut
maningioma primer intra orbita, sedangkan yang berasal dari invasi intrakranial
merupakan tumor yang tumbuh lambat progresif, umumnya terjadi pada wanita
Selain dari pada itu meningioma mempunyai sifat menjalar melalui lubang –
dilakukan secara rutin, tetapi kadang –kadang tidak memberikan gambar yang
karateristik. Dengan USG gambar saraf optik akibat tumor yang mengelilingi
saraf tersebut menjadi tidak karateristik lagi. Dan sebaiknya diperiksa dengan CT
saraf optik. Sebaliknya bila fungsi saraf optik dipertahankan tanpa melakukan
pengangkatan tumor secara total pada saat operasi, kemungkinan tumor akan
2. Letterer – Siwe disease. Bentuk sistemik dari histiocytosis – Xdi tandai dengan
penyebaran kejaringan lunak dan viscera dengan atau tanpa melibatkan perubahan
tulang.
Tumor yang berasal dari kelopak mata karsinoma sela basa, sel skuamosa dan
kelenjar sebasea dapat menyebar secara lokal kedalam orbita anterior. Tumor
yang berasal dari hidung dan sinus paranasal, tumor ini sering melibatkan orbita
(50%). Tumor nasofaring, tersering dari sinus maksilaris, tumor ini melibatkan
orbita tidak memiliki saluran limfe. Metastase biasanya berasal dari payudara
pada wanita dan paru pada pria. Pada anak –anak tumor metastase paling sering
spontan, sewaktu tumor yang tumbuh cepat mengalami nekrois. Tumor –tumor
metastase jauh lebih sering terdapat dikoroid dari pada didalam orbita, mungkin
karena sifat pasokan darahnya. Banyak tumor metastase di orbita respon terhadap
radiasi dan komoterapi. Tumor kecil yang terlokalisasi dan simtomatik kadang –
kadang dapat di eksisi secara total maupun parsial. Neuroblastoma pada anak
berusia kurang dari 11 bulan memiliki prognosis yang relatif baik. Ornag dewasa
yang mengalami tumor metastase diorbita memiliki usia harapan hidup yang
sangat sempit.
dijumpai berjalan bertahap dan tidak nyeri (tumor jinak) atau cepat (lesi ganas).
pseudotumor
4.Palpasi : bisa menunjukkan massa yang menyebabkan distorsi kelopak atau bola
Oleh karena letaknya yang tertutup rapat, maka sulit menemukan tumor orbita
pada stadium dini. Gejala yang paling sering ditujukan oleh tumor dibelakang
(proptosis). Proptosis tidak selalu disebabkan oleh adanya tumor mata, tetapi
dapat disebabkan oleh penyakit lain, misalnya proses inflamasi atau kelainan
cone. Non axial displacement disebabkan oleh lesi – lesi yang terletak di luar
muscle cone. Superior displacement disebabkan oleh tumor sinus maxillaris yang
displacement dapat dihasilkan dari kista dermoid dan tumor – tumor kelenjar
lakrimal. Nyeri juga dapat dikeluhkan oleh penderita yang merupakan gejala dari
sebbagai berikut :
A. Tahap Pemeriksaan Medis
1. Riwayat penyakit
Riwayat penyakit dalam membantu menduga penyebab proptosis. Hal ini penting
karena proptosis dapat disebabkan oleh ateri – vena malformasi, penyakit infeksi,
tiroid dan tumor. Sebaiknya pemeriksaan ini sudah dapat membedakan tumor dari
1.1 Arteri vena malformasi : adanya riwayat trauma dan penambahan proptosis
1.3 Penyakit tiroid : adanya tanda- tanda penyakit tiroid seperti tremor, gelisah
Bila dari pernyataan – pernyataan ini tidak dapat dijawab, maka riwayat penyakit
bisa diarahkan ke penyakit tumor dan dapt dilanjutkan dengan pencarian perkiraan
jenis tumor.
- Umur penderita saat terjadinya tumor, karena umur dapat menentukan jenis
proptosis, dapat diduga tumor terletak di daerah apeks, atau saraf optik, sedangkan
bila tidak bersamaan dengan terjadinya proptosis kemungkinan letak tumor diluar
daerah ini.
- Adanya tanda –tanda klinis lain tumor ganas seperti rasa sakit, atau berat badan
menurun.
merupakan metastasis.
2. Pemeriksaan mata
pulsasi.
3. Pemeriksaan orbita
antara 12 – 20 mm dan beda penonjolan kedua mata tidak melebihi 2 mm. Bila
penonjolan bola mata lebih dari 20 mm atau beda kedua mata lebih dari 3 mm ini
- Posisi proptosis : diperlukan karena letak dari tumor akan sesuai dengan macam
jaringan yang berada di orbita. Ada dua arah proptosis yang harus diperhatikan
yaitu sentrik dan eksentrik. Proptosis sentrik disebabkan oleh tumor yang berada
di konus.
Proptesis ekstresik harus dilihat dari arah terdorongnya bola mata untuk menduga
kira – kira jenis tumornya, misalnya : arah inferemedial disebabkan oleh tumor
yang berasal dari kelenjar lakrimal atau kista dermoid. Arah inferetemporal
disebabkan oleh tumor dermoid, mukokel sinus etmoid atau sinus frontal atau
meningkokel. Arah superior disebabkan oleh tumor berasal dari antrum maksila.
tumor.
- Palpasi : pada atumor yang teraba sebaiknya dinilai konsistensinya kistik atau
solid, pergerakan dari dasar, adanya rasa sakit pada penekanan dan halus dan
- Auskultasi : auskultasi dengan stetoskop terhadap bola mata atau tulang mastoid
untuk mendeteksi adanya bruit pada kasus – kasus fistula kavernosa carotid.
1. Pemeriksaan Primer
(MRI) sangar efektif dalam menilai perubahan jaringan lunak, khususnya lesi-lesi
2. Pemeriksaan Sekunder
Pemeriksaan ini dilakukan atas indikasi yang spesifik meliputi venography dan
tertentu.
3. Pemeriksaan Patologi
Diagnosa pasti dari kebanyakan lesi –lesi orbita tidak dapat dibuat tanpa
4. Pemeriksaan Laboratorium
Penetapan jenis tumor sangat penting dan ini dicari dengan berbagai jalan dan
merupakan suatu tindakan eksploratif. Hal ini disebabkan sukarnya atau belum
berdasarkan biopsi, khususnya bila lokasi tumor tidak diketahui secara pasti.
Diagnosa dapat dibuat dengan bantuan USG. Metode diagnostik diatas tidak harus
dilakukan seluruh pada setiap kasus tetapi tergantung pada indikasi klinis dan
Orbita merupakan bagian dari kranial dan sangat berdekatan dengan organ
lainnya, sehingga disiplin bedah saraf dan Telinga – Hidung – Tenggorok sangat
diperlukan. Banyak tumor mata merupakan bagian ini atau sebaliknya. Selain itu,
tumor organ lainnya, seperti karsinoma serviks, paru – paru, payudara, tiroid
penyakit tumor mata tidak dapat dipisahkan dari kerjasama dengan bidang
kedokteran lainnya.
Terapi medis disesuaikan dengan diagnosis yang diperoleh dengan biopsi atau
eksisi. Situasi tertentu tidak memerlukan biopsi atau eksisi untuk memulai
perawatan. Kondisi seperti selulitis orbita sering diperlukan secara medis dengan
berbagai atimikro agen. Intervensi badah diperlukan jika tidak ada respon
Hemangioma kapiler juga dapat diobati dengan non surgical, seperti suntikan
steroid. Pengobatan yang diberikan pada tumor tidaklah sama, tergantung dari
jenis tumor dan stadium saat tumor ditemukan. Terdapat lima sirgical space dalam
cone
d. Episcleral seruang intrakranial surgical space (sub – teon) teletak antara kapsul
Insisi untuk mencapai surgical space tersebut melalui orbitotomi anterior dan
orbitotomi lateral. Lesi orbita dapat meliputi lebih dari satu ruang sehingga
2.8 Komplikasi3,4
dapat disebabkan karena tekanan intraorbita yang terlalu tinggi dengan disertai
retraksi bola mata Kejadian perdarahan dapat terjadi saat maupun setelah operasi
yang akan menekan nervus optikus dan menyebabkan oklusi arteri retina sentral.
Perdarahan dapat terjadi akibat robekan pada arteri ethmoidalis anterior atau
posterior. Komplikasi lainnya yang dapat terjadi seperti perforasi bola mata,
2.8 Prognosis1,2
Prognosis pasien dengan tumor orbita bervariasi tergantung pada lokasi dan
KESIMPULAN
merusak jaringan lunak mata, saraf mata dan kelenjar air mata. Tumor mata jarang
ditemukan dan dapat berasal dari dinding orbita, isi orbita, sinus paranasalis, dan
sekelilingnya.
orbita primer, tumor orbita sekunder, dan tumor orbita metastatic. Klasifikasi
tumor orbita yang lain dapat berdasarkan asal jaringan/ lokasi anatominya; tumor
kelenjar lakrimalis, tumor jaringan limfoid, tumor retina, tumor tulang, tumor
selubung saraf optic, tumor saraf optic, tumor jaringan ikat dan tumor metastase
melalui darah.
Gejala dan tanda dari tumor orbita meliputi: nyeri orbital, proptosis
(penonjolan bola mata), pembengkakan kelopak mata, palpasi teraba massa, gerak
tambahan.
bersifat jinak atau ganas. Bila tumor jinak maka memerlukan eksisi dan atau
tumor sekunder. Kebanyakan tumor orbita sekunder berasal dari hidung dan sinus
orbita bervariasi tergantung pada lokasi dan diagnosis patologikal tumor tersebut.
Angka kematian sangat dipengaruhi oleh stadium tumor itu sendiri. Tentu saja
10. Ilyas, S. 2006. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Edisi 3. Jakarta: Balai
Penerbit Buku Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.