Anda di halaman 1dari 26

ACARA PRAKTIKUM 2

PENGAMATAN STRUKTUR SEL DAN PEMBUATAN SEDIAAN


SEGAR (NON PERMANEN)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan pengetahuan mengenai anatomi mikroskopis baik tentang
hewan maupun tumbuhan banyak diperoleh dari hasil pengembangan sediaan
mikroteknik atau yang juga dikenal sebagai sediaan histologi. Mikroteknik
atau teknik histologi ini akan dipelajari ilmu atau seni untuk mempersiapkan
organ, jaringan, atau bagian yang lainnya untuk dapat diamati dan dipelajari
dengan lebih teliti. Pada umumnya untuk melihat jaringan atau organ ini
dilakukan dengan bantuan mikroskop, karena struktur jaringan secara
terperinci pada dasarnya terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata
telanjang suatu spesimen mikroteknik dapat merupakan sebagian ataupun
keseluruhan dari struktur yang ditetapkan selain diletakkan pada kaca
preparat, spesimen tadi umumnya dilindungi dengan kaca penutup yang
direkatkan di atas spesimen (Alyas, 2010).
Sediaan adalah sample spesimen yang diletakkan atau dioleskan pada
permukaan gelas objek (object glass), dengan atau tanpa pewarnaan yang
selanjutnya diaati di bawah mikroskop. Sediaan yang akan digunakan yaitu
sediaan segar. Sediaan segar adalah sediaan yang dibuat dengan tidak ada
perlakuan apapun selain pengirisan bahan atau objek menjadi bagian yang
tipis. Sediaan segar berupa objek hidup yang akan diamati dan biasanya hanya
untuk satu kali pengamatan. Sediaan segar ini memiliki kelemahan yaitu
sediaan mudah rusak dan kontras antara bagian satu dengan lainnya tidak
terlalu nyata. Sediaan segar ini untuk mengamati sel pada tumbuhan.
Sel adalah kesatuan struktural dan fungsional makhluk hidup, yang
mengandung pengertian sebagai penyusun makhluk hidup dan melaksanakan
semua fungsi kehidupan (Bitar, 2019). Semua fungsi kehidupan diatur dan
berlangsung di dalam sel. Karena itulah sel dapat berfungsi secara autimon
asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Sel merupakan sturuktural
terkecil dari suatu organisme hidup, karena ukurannya sangat kecil maka sel

17
tidak bisa dilihat langsung dengan mata telanjang akan tetapi bisa dilihat
dengan bantuan alat optic berupa mikroskop. Sel bekerja pada bidangnya
masing-masing sesuai dengan bentuk dan fungsinya. Sel tumbuhan dan hewan
memiliki beberapa perbedaan tetapi banyak mempunyai persamaan. Untuk
mengetahui bentuk dari sel tersebut maka harus dilakukan pengamatan
mengenai sel (Fajrul, 2019). Oleh karena itu, diadakan praktikum tentang
pengamatan struktur sel dan pembuatan sediaan segar.

1.2 Tujuan
Tujuan dilaksanakannya praktikum pengamatan struktur sel dan
pembuatan sediaan segar (non- permanen) antara lain :
1) Mengetahui dan mampu membuat sediaan segar (preparat irisan).
2) Mampu mengamati dan menyebutkan bagian-bagian sel yang terdapat
pada sediaan segar.

1.3 Manfaat
Manfaat dilaksanakannya praktikum pengamatan struktur sel dan
pembuatan sediaan segar (non- permanen) antara lain :
1) Mahasiswa dapat mengetahui dan mampu membuat sediaan segar
(preparat irisan).
2) Mahasiswa dapat mengamati dan menyebutkan bagian-bagian sel yang
terdapat pada sediaan segar.

18
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Waktu dan Tempat


Praktikum biologi acara 2 (Pengamatan Struktur Sel dan Pembuatan
Sediaan Segar (Non-Permanen) dilaksanakan pada hari Jum’at, 8 November
2019 pukul 09.15 – 11.15 WIB. Tempat pelaksanaan di ruang P2.03
Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Tidar.
2.2 Alat danBahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum pengamatan struktur sel
dan pembuatan sediaan segar (non-permanen) antara lain :
1) Mikroskop
2) Pipet tetes
3) Kaca benda (object glass)
4) Kaca penutup (cover glass)
5) Silet atau cutter
6) Pinset
7) Cawan petri
8) Tissue (non perfume)
9) Bawang Merah
10) Rumput Gajah (Penissetum purpureum)
11) Rumput Raja (Penissetum purpuroides)
12) Kaliandra (Calliandra calothyrsus)
13) Bunga Sepatu (Sesbania grandiflora)
14) Batang Jerami (Oryza sativa)
15) Batang Jagung (Zea mays)
16) Aquadest
2.3 Prosedur
Adapun prosedur yang digunakan pada praktikum pengamatan struktur
sel dan pembuatan sediaan segar (non-permanen) antara lain :
1) Alat dan bahan yang akan digunakan disiapkan.
2) Mikroskop yang akan digunakan disiapkan

19
a. Mikroskop diletakkan di atas meja kerja dengan baik dan benar,jangan
terlalu tepi.
b. Badan mikroskop dibersihkan menggunakan tissue.
c. Kaca benda (object glass) dan kaca penutup (cover glass) dibersihkan
menggunakan tissue.
3) Cahaya yang masuk ke tubus diatur.
a. Ruangan laboratorium diperhatikan, darimana arah datangnya cahaya
yang lebih terang (depan, kiri atau kanan). Cermin mikroskop
diarahkan ke sumber cahaya tersebut. Cermin diatur sedemikian rupa
agar cahaya yang masuk pada kondensor baik untuk digunakan dalam
pengamatan.
b. Posisi revolver diatur, sehingga lenca objektif paling pendek
menghadap ke meja sediaan sampai bunyi “klik”.
c. Tubus diturunkan sampai jarak ujung objektif dengan mejasediaan 5-
10 mm atau tubus turun maksimal.
4) Sediaan segar yang akan diamati disiapkan
a. Kaca benda (object glass) dan kaca penutup (cover glass) yang sudah
dibersihkan diambil.
b. Bahan yang akan digunakan (bawang merah, rumput raja, rumput
gajah, kaliandra, bunga sepatu, batang jerami dan batang jagung) diris
setipis mungkin kemudian diletakkan didalam cawan petri.
c. Irisan yang paling tipis dan bagus dipilih, kemudian diletakkan diatas
kaca benda (object glass) yang bersih.
d. Irisan preparat tersebut ditetesi dengan medium (aquadest)
menggunakan pipet tetes.
e. Preparat diutup menggunakan kaca penutup (cover glass) secara
perlahan dengan membentuk sudut 45° pada salah satu sisi kaca benda
(object glass). Gelembung udara pada medium diusahakan agar tidak
timbul, hal ini dapat diusahakan dengan beberapa cara antara lain:
 Kaca penutup (cover glass) dipegang dengan posisi 45° terhadap
kaca benda (object glass).

20
 Tepi bawah kaca penutup (cover glass) diseentuhkan pada
permukaan medium dan perlahan-lahan direbahkan. Sehingga kaca
penutup terletak di atas kaca benda (object glass).
 Jika masih timbul gelembung udara, pekerjaan tersebut diulangi
sampai tidak timbul gelembung udara. (perhatikan gambar di
bawah ini).
5) Jarak lensa dengan sediaana diatur.
a. Sekrup pengukur tubus kasar (makrometer) diatur sedemikian rupa,
jarak objektif dengan meja objek mengecil.
b. Kaca benda (object glass) yang sudah berisi preparat sediaan dipasang
di atas meja objek sedemikian rupa sehingga preparat sediaan berada
di tengan lubang meja objek, kemudian dijepit dengan penjepit objek
agar tidak goyang.
c. Jarak antara lensa objektif dengan kaca benda (object glass)
diperhatikan tidak lebih dari 10 mm.
d. Diamati melalui okuler sambil tangan memutar sekrup pengukurtubus
kasar (makrometer) dengan menaikkan tubus perlahan lahan. Medan
padang diamati sampai muncul bayangan. Preparat diamati terlebih
dahulu menggunakan perbesaran lemah (10x10), jika sudah diketahui
bayanganobjek yang diamati kemudian menggunakan perbesaran kuat
(10x20 atau 10x40).
e. Hasil pengamatan dan gambar dicatat.
f. Setalah diamati, preparat dikeluarkan dan dibersihkan kembali
mikroskop serta alat dan bahan yang digunakan.

21
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
Adapun hasil praktikum adalah sebagai berikut :
No Gambar Keterangan
1 1. Epidermis
4 3 2. Korteks
2 3. Xylem
4. Floem
1

Gambar 2.1 Batang Jerami Melintang


(Oryza sativa)
2 1. Epidermis
2. Korteks
3. Floem
1
3 4. Xylem

4
2

Gambar 2.2 Batang Kaliandra Membujur


(Calliandra calothyrsus)
3 1. Epidermis
2. Korteks
3. Floem
2 4. Kambium
5. Xylem
1
4
3
5
Gambar 2.3 Batang Kaliandra Melintang
(Calliandra calothyrsus)

22
4 1. Epidermis
1
2. Sklereida
3. Kambiuum
5 4. Xylem
5. Floem
4
6. Sklerenkim

3 2
2
Gambar 2.4 Bunga Sepatu membujur
(Hibiscus rosa-sinensis)
5 1. Dinding sel
2. Korteks
3. Floem
4. Xylem
3 2

1
4

Gambar 2.5 Daun Rumput Gajah Membujur


(Pennisetum purpureum)
6 1. Inti sel
2. Cairan
3. Dinding sel

3
2 1
Gambar 2.6 Bawang Merah Membujur
(Allium cepa)

23
7 1. Epidermis
2. Korteks
3. Floem
4. Xylem

1
3 4 2

Gambar 2.7 Batang Jerami Membujur


(Oryza sativa )
8 1. Inti sel
2. Cairan
3. Dinding sel

2
1

Gambar 2.8 Bawang Merah Melintang


(Allium cepa)
9 1. Epidermis
2. Korteks
3. Floem
4. Xylem

3
2 4 1
Gambar 2.9 Batang Gajah
Melintang(Pennisetum purpureum )

24
10 1. Epidermis
2. Hypoderm
3. Parenkim
4. Xylem
5. Floem

1
2
4 5 3
Gambar 2.10 Batang Jagung Membujur
(Zea mays )
11 1. Epidermis
2. Jaringan dasar
3 3. Floem
4. Xylem

1 4 2

Gambar 2.11 Batang Jagung Melintang


(Zea mays )

3.2 Pembahasan
Berikut pembahasan tentang pengamatan struktur sel dan pembuatan sediaan
segar (non permanen).
3.2.1 Batang Jerami
Jerami adalah hasil samping usaha pertanian berupa tangkai dan
batang tanaman serealia yang telah kering, setelah biji-bijiannya
dipisahkan. Massa jerami kurang lebih setara dengan massa biji-bijian
yang dipanen. Jerami memiliki banyak fungsi, di antaranya sebagai
bahan bakar, pakan ternak, alas atau lantai kandang, pengemas bahan
pertanian (misal telur), bahan bangunan (atap, dinding, lantai), mulsa,

25
dan kerajinan tangan. Jerami ini termasuk tanaman monokotil. Jerami
memiliki klasifikasi sebagai berikut :
Famili : Poaceae
Genus : Oryza
Spesies : Oryza sativa
Fungsi dari masing-masing organel adalah :
a) Epidermis
Epidermis merupakan lapisan selsel paling luar dan menutupi
permukaandaun, bunga, buah, biji, batang dan akar. Letak sel-sel
epidermis ini sangat rapat sehingga tidak terdapat ruang-ruang
antar sel (nonintercellular spaces). Ciri-ciri epidermis yaitu
tersusun dari sel-sel hidup, terdiri atas satu lapis sel tunggal,
beragam bentuk, ukuran dan susunannya, tidak memiliki
klorofil, dinding sel jaringan epidermis bagian luar yang
berbatasan dengan udara mengalami penebalan, sedangkan
dinding sel jaringan epidermis bagian dalam yang berbatasan
dengan jaringan lain dinding selnya tetap tipis, mengalami
modifikasi membentuk derivat jaringan epidermis , misal
stomata, trikomata ( rambut-rambut), spina (duri), filamen, sel
kipas, sel kersik-sel silika. Epidermis bagian batang pada
tumbuhan yang tergolong monokotil mempunyai bagian dinding
sel yang cenderung lebih tebal jika dibandingkan dengan tumbuhan
yang tergolong dikotil. Epidermis berfungsi sebagai pelindung
bagian dalam organ tumbuhan (Yulanda, 2011). Selain itu,
epidermis berfungsi untuk menyimpan cadangan air, membatasi
penguapan tumbuhan,dan sebagai media difusi oksigen dan
karbondioksida.
b) Korteks
Dikenal juga sebagai lapisan kulit pertama yang terletak
setelah epidermis. Korteks tersusun atas beberapa sel dan memiliki
banyak ruang antarsel. Ciri-ciri korteks yaitu terdapat dibagian
terluar dari batang atau akar tumbuhan yang dibatasi di bagian luar

26
oleh epidermis dan di bagian dalam oleh endodermis, tersusun dari
jaringan penyokong yang tidak terdiferensiasi dan menyusun
jaringan dasar, pada organ yang telah cukup umur, sel-sel terluar
korteks dapat mengalami penebalan dinding sel dan disebut
sebagai sel-sel kolenkim, sel-sel terluar dapat memiliki kloroplas.,
pada beberapa spesies tumbuhan korteks menjadi bagian
penyimpan cadangan energi dalam bentuk pati (Suharyanto, 2017).
korteks ini berperan dalam penyimpanan zat makanan dan sebagai
penyangga atau penyokong untuk menguatkan tubuh tumbuhan.
c) Xylem
Xylem dibagi menjadi empat pembuluh yakni dua mata,
hidung dan juga mulut. Tipe yang terdapat pada berkas vaskuler
tumbuhan yang tergolong monokotil merupakan kolateral tertutup.
Hal ini menandakan bahwa antara floem dan juga xylem tidak
terkandung kambium di dalamnya. Dengan demikian, tumbuhan
yang tergolong monokotil tidak akan terjadi proses pertumbuhan
sekunder. Ciri-ciri xylem yaitu tipe selnya trakeid, dinding sel
tebal, mengandung lignin, tersusun dari berbagai macam sel, sel-
sel penyusun telah mati, dan terdiri dari trakea, trakeid serabut
xilem, parenkim kayu. Fungsi dari xylem adalah untuk
mengangkut air, mineral, dan makanan dari akar ke batang dan
daun. Selain itu, berperan sebagai transportasi nutrisi organik dan
gula yang dihasilkan daun melalui fotosintesis ke seluruh bagian
tumbuhan.
d) Floem
floem merupakan jaringan pengangkut yang berfungsi
mengantarkan kasil fotosintesis keseluruh bagian tumbbuhan.
Floem juga disebut sebagai pembuluh tapis, karena terdapat sel sel
tapis yang mirip dengan saringan. Pada batang tumbuhan dikotil,
floem terletak di sebelah luar dari xylem. Floem terdiri atas unsur-
unsur yaitu dengan ujung-ujung berhimpit dan dindingnya tebal,
pembuluh tapis berbentuk tabung dengan bagian ujung berlubang-

27
lubang, sel pengiring berbentuk silinder-silinder dan lebih besar
daripada sel-sel tapis serta plasmanya pekat, parenkim floem,
selnya hidup memiliki dinding primer dengan lubang kecil yang
disebut noktah halaman. Parenkim floem berisi tepung, dammar,
atau kristal.
3.2.2 Batang Kaliandra
Kaliandra adalah marga sekelompok tumbuhan berbuah polong,
dengan anggota sekitar 200 jenis. Wujudnya berupa pohon berukuran
sedang dengan bunga tersusun majemuk. Di Indonesia, orang
mengenal kaliandra terutama adalah kaliandra bunga merah sebagai
tanaman penghijauan serta sumber pakan ternak.Tanaman Kaliandra
memiliki bunga yang yang tahan lama dan memiliki kandungan nektar
yang tinggi. Tanaman Kaliandra berbunga hampir sepanjang tahun
membuat tanaman ini sangat bagus untuk digunakan sebagai tanaman
sumber nektar pada peternakan lebah madu. Dan madu yang dihasilkan
dari peternakan lebah memiliki kualitas yang bagus dan aroma khas
kaliandra. Kaliandra termasuk tanaman dikotil. Kaliandra memiliki
klasifikasi sebagai berikut :
Famili : Fabaceae
Genus : Calliandra
Spesies : Calliandra calothyrsus
Fungsi dari masing-masing organel adalah :
a) Epidermis
Pada batang, epidermis ini terdiri dari selapis sel yang
tersusun secara rapat tanpa ruang sedikitpun antar selnya dan
berkutikula. Sel yang menyusun jaringan epidermis ini selalu aktif
membelah untuk mengimbangi pertumbuhan batang. Fungsi secara
umumnya adalah sebagai lapisan pelindung dari ancaman infeksi
patogen atau mekanik (Yulanda, 2011). Jaringan endodermis juga
dapat melakukan modifikasi menjadi lenti sel yang merupakan
pintu keluar masuk gas baik itu oksigen maupun karbondioksida.
Batang tumbuhan dikotil memiliki lapisan endodermis berupa kulit

28
kayu yang terbentuk dari jaringan gabus. Dimana pada jaringan
gabus ini tidak dapat ditembus oleh air dan gas. Sehingga jaringan
gabus memiliki celah berupa lentisel untuk memelihara pertukaran
gas.
Jaringan epidermis pada batang muda dapat membantu proses
fotosintesis karena mengandung klorofil. Namun seiring
perkembangan batang, penambahan ukuran diameter batang akan
membuat epidermis perlahan-lahan rusak yang kemudian akan
digantikan dengan jaringan peridem dibawahnya yang terbentuk
oleh kambium gabus (Yulanda, 2011).
b) Korteks
Merupakan jaringan parenkim yang dapat bermodifikasi
menjadi jaringan lain. Secara umum korteks ini berfungsi sebagai
tempat penyimpanan cadangan makanan. Sel-sel pada jaringan
korteks memiliki dinding tipis dan tersusun secara tidak beraturan
dengan ruang antar selnya yang cukup lebar (Lidia,2017).
Beberapa jenis tumbuhan seperti rumput-rumputan umumnya
memiliki jaringan sklerenkim yang merupakan jaringan penguat
pada korteks batang.
c) Xylem
Pada bagian dalam kambium terdapat jaringan xilem yang
mampu mengangkut air dan mineral yang berlawanan arah
dengan floem. Xilem akan membawa air dan mineral dari akar
sampai ke daun, dimana air dan mineral ini sangat dibutuhkan
untuk membantu proses pertumbuhan dan metabolisme lainnya.
Susunan xilem terdiri atas jaringan karu trakea dan trakeid yang
merupakan sel-sel mati (Lidia, 2017).
d) Floem
Floem (pembuluh tipis) merupakan jaringan yang
mengangkut hasil fotosintesis dari daun menuju seluruh bagian
tumbuhan yang berada di luar kambium. Floem ini tersusun atas
sel-sel mati dan didukung oleh sel-sel pendamping yang tersusun

29
oleh sel hidup yang akan mencukupi kebutuhan metabolisme sel-
sel floem (Lidia, 2017).
3.2.3. Bunga Sepatu
Bunga Sepatu adalah jenis tanaman bunga dan merupakan salah
satu tanaman perdu atau semak yang berasal dari suku Malvaceae.
Tanaman bunga ini berasal dari Asia Timur, Kembang sepatu banyak
ditanam untuk tanaman hias baik di iklim tropis maupun subtropis.
Bunga sepatu memiliki bunga berbentuk terompet yang terdiri dari 5
daun kelopak yang dilindungi oleh kelopak tambahan dengan diameter
bunga sekitar 6-20 cm. Tinggi tanaman bunga sepatu sekitar 2 hingga
5 meter, bentuk daunnya bulat telur melebar atau bulat telur sempit
dengan ujung meruncing. Tanaman Bunga sepatu berkembang biak
dengan cara cangkok, stek atau penempelan. Bunga sepatu memiliki
variasi warna yang beragam seperti merah, putih kuning, biru, ada
yang 2 warna dan masih banyak lagi. Bunga sepatu sangat berguna
untuk pengobatan, mulai dari akar, batang, daun, bunga, dan kelopak
bunga bermanfaat bagi kesehatan. Pada bagian bunga mengandung
gossy peptin anthocyanin dan glucoside hibiscin yang mempunyai efek
diuretic dan choleretic, memperlancar peredaran darah, mencegah
tekanan darah tinggi, serta berfungsi sebagai tonik (obat kuat). Asam
amino dalam bunga sepatu berperan dalam proses peremajaan sel
tubuh. Sedangkan akar dan daun bunga sepatu mengandung Calcium
oksalat, peroxidase, lemak dan protein. Berkisar antara 15% hingga
30% dari tanaman bunga sepatu terdiri dari asam tanaman seperti asam
sitrat, asam malat, asam tartarat dan allo-hidroksisitrat lakton asam,
yaitu asam kembang sepatu (Mas Ad,2016). Bunga sepatu termasuk
tanaman dikotil. Bunga sepatu memiliki klasifikasi sebagai berikut :
Famili : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus rosa-sinensis

30
Fungsi dari masing-masing organel adalah :
a) Epidermis
Jaringan epidermis merupakan jaringan terluar dimana dinding
selnya telah mengalami penebalan atau yang dinamakan sebagai
kutikula. Ciri-ciri epidermis yaitu tersusun dari sel-sel hidup,
terdiri atas satu lapis sel tunggal, beragam bentuk, ukuran dan
susunannya, tetapi biasanya tersusun rapat tidak ada ruang antar
sel, tidak memiliki klorofil. Fungsi epidermis secara umum dapat
dijabarkan sebagai berikut, yaitu sebagai pelindung terhadap
hilangnya air karena adanya penguapan, sebagai pelindung
terhadap kerusakan mekanik, sebagai pelindung terhadap
perubahan temperature, sebagai pelindung terhadap hilangnya zat-
zat makanan
b). Sklereida
Sklerenkim terbagi menjadi dua macam yaitu sklereid dengan
dinding sel yang keras dan serabut sklerenkim dengan bentuk
panjang dan bagian ujung yang menyempit . Jaringan sklerenkim
adalah  jaringan yang mengalami penebalan sekunder merupakan
jaringan yang terdiri dari sel-sel mati dan mengalami lignifikasi.
Salah satu jaringan yang mengalami lignifikasi adalah sklereid
(Sa’diyah, 2015). Ciri-ciri dari sklereida yaitu terdiri dari sel-sel
yang sudah mati, pada dindingnya ada lignin dan mengandung
selulosa, sel jaringan berdinding keras, mengandung sedikit
protoplas yang kemudian menghilang saat sel menjadi dewasa,
dapat ditemukan di batang, daun dan bagian keras biji serta buah.
Adapun fungsi dari sklereida yaitu penyokong tumbuhan, pemberi
kekuatan dan dukungan mekanik bagi organ tumbuhan, pelindung
organ tumbuhan, menjaga tanaman dari streskarena faktor
lingkungan.
c). Kambium
Kambium adalah lapisan jaringan meristematik pada
tumbuhan yang sel-selnya aktif membelah dan bertanggung jawab

31
atas pertumbuhan sekunder tumbuhan (Lidia, 2017). Kambium
ditemukan pada batang dan akar. Berdasarkan jaringan tetap yang
dibentuknya, dikenal dua kelompok kambium, yaitu kambium
gabus (felogen, phellogen) dan kambium pembuluh (vascular
cambium). Kambium hanya ditemukan pada tumbuhan dikotil dan
gymnospermae. Ciri-ciri kambium yaitu kambium hanya bisa
ditemukan pada tumbuhan dikotil dan juga tumbuhan
gymnospermae, yang mana aktivitasnya dapat menghasilkan
jaringan gabus (cork atau phellem, felem) ke arah luar. Jaringan ini
berfungsi mengendalikan masuk dan keluarnya air, untuk
mencegah serangan dari hama, dan juga fungsi mekanik yang lain.
Fungsi dari kambium yaitu untuk membentuk xylem dan floem,
untuk mengangkut hasil dari fotosintesis dari daun keseluruh
bagian pada tumbuhan, dan untuk mengangkut air dari akar ke
daun untuk proses fotosintesis.
d). Xylem
Pada bagian dalam kambium terdapat jaringan xilem yang
mampu mengangkut air dan mineral yang berlawanan arah dengan
floem. Xilem akan membawa air dan mineral dari akar sampai ke
daun, dimana air dan mineral ini sangat dibutuhkan untuk
membantu proses pertumbuhan dan metabolisme lainnya. Susunan
xilem terdiri atas jaringan karu trakea dan trakeid yang merupakan
sel-sel mati (Lidia, 2017).
e) Floem
Floem (pembuluh tipis) merupakan jaringan yang
mengangkut hasil fotosintesis dari daun menuju seluruh bagian
tumbuhan yang berada di luar kambium. Floem ini tersusun atas
sel-sel mati dan didukung oleh sel-sel pendamping yang tersusun
oleh sel hidup yang akan mencukupi kebutuhan metabolisme sel-
sel floem (Lidia, 2017).

32
f). Sklerenkim
Sklerenkim adalah jaringan penguat atau penyokong
tumbuhan yang terdiri dari sel – sel yang mengalami penebalan
sekunder pada bagian dinding selnya. Ciri-ciri sklerenkim yaitu
terdiri dari sel-sel yang sudah mati, pada dindingnya ada lignin dan
mengandung selulosa, sel jaringan berdinding keras, mengandung
sedikit protoplas yang kemudian menghilang saat sel menjadi
dewasa, dapat ditemukan di batang, daun dan bagian keras biji
serta buah. Adapun fungsi dari sklerenkim yaitu penyokong
tumbuhan, pemberi kekuatan dan dukungan mekanik bagi organ
tumbuhan, pelindung organ tumbuhan, penjaga tanaman dari stres
karena faktor lingkungan.
3.2.4 Daun Rumput Gajah
Rumput gajah adalah rumput berukuran besar bernutrisi tinggi
yang biasanya dipakai sebagai pakan ternak seperti sapi, kambing,
gajah, dll. Rumput gajah banyak dibudidayakan di Afrika karena
ketahanannya terhadap cuaca panas. Karakteristik morfologi rumput
gajah adalah tumbuh tegak lurus, merumpun lebat, tinggi tanaman
dapat mencapai 7 meter, berbatang tebal dan keras, daun panjang, dan
berbunga seperti es lilin. Kandungan zat gizi rumput gajah terdiri dari
19,9% bahan kering; 10,2 % protein kasar; 1,6% lemak; 34%,2 serat
kasar; 11,7% abu; dan 42,3% bahan esktrak tanpa nitrogen. Rumput
Gajah banyak dibudidaya untuk keperluan makanan ternak. rumput
gajah dapat dimanfaatkan untuk bahan produksi fiber, penahan erosi
tanah, maupun sebagai pagar. Rumput gajah termasuk tanaman
monokotil. Rumput gajah memiliki klasifikasi sebagai berikut :
Famili : Poaceae
Genus :Pennisetum
Spesies :Pennisetum purpureum
Fungsi dari masing-masing organel adalah :
a) Dinding sel

33
Dinding sel adalah struktur di luar membran plasma yang
membatasi ruang bagi sel untuk membesar. Dinding sel
menyebabkan sel tidak dapat bergerak dan berkembang bebas,
layaknya sel tumbuhan. Namun, hal ini berakibat positif karena
dinding-dinding sel dapat memberikan dukungan, perlindungan
dan penyaring (filter) bagi struktur dan fungsi sel sendiri. Dinding
sel mencegah kelebihan air yang masuk ke dalam sel. Fungsi
dinding sel adalah untuk memberi bentuk sel tumbuhan,
melindungi bagian dalam sel dari pengaruh lingkungan dan
menjaga sel tumbuhan agar tidak pecah akibat masuknya air secara
berlebihan.
b) Korteks
Dikenal juga sebagai lapisan kulit pertama yang terletak
setelah epidermis. Korteks tersusun atas beberapa sel dan memiliki
banyak ruang antarsel. Ciri-ciri korteks yaitu terdapat dibagian
terluar dari batang atau akar tumbuhan yang dibatasi di bagian luar
oleh epidermis dan di bagian dalam oleh endodermis, tersusun dari
jaringan penyokong yang tidak terdiferensiasi dan menyusun
jaringan dasar, pada organ yang telah cukup umur, sel-sel terluar
korteks dapat mengalami penebalan dinding sel dan disebut
sebagai sel-sel kolenkim, sel-sel terluar dapat memiliki kloroplas.,
pada beberapa spesies tumbuhan korteks menjadi bagian
penyimpan cadangan energi dalam bentuk pati (Suharyanto, 2017).
Korteks ini berperan dalam penyimpanan zat makanan dan sebagai
penyangga atau penyokong untuk menguatkan tubuh tumbuhan.
c) Xylem
Xylem dibagi menjadi empat pembuluh yakni dua mata,
hidung dan juga mulut. Tipe yang terdapat pada berkas vaskuler
tumbuhan yang tergolong monokotil merupakan kolateral tertutup.
Ciri-ciri xylem yaitu ipe selnya trakeid, dinding sel tebal,
mengandung lignin, tersusun dari berbagai macam sel, sel-sel
penyusun telah mati, dan terdiri dari trakea, trakeid serabut xilem,

34
parenkim kayu. Fungsi dari xylem adalah untuk mengangkut air,
mineral, dan makanan dari akar ke batang dan daun. Selain itu,
berperan sebagai transportasi nutrisi organik dan gula yang
dihasilkan daun melalui fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan.
e) Floem
Floem merupakan jaringan pengangkut yang berfungsi
mengantarkan kasil fotosintesis keseluruh bagian tumbbuhan.
Floem juga disebut sebagai pembuluh tapis, karena terdapat sel sel
tapis yang mirip dengan saringan. Pada batang tumbuhan dikotil,
floem terletak di sebelah luar dari xylem. Floem terdiri atas unsur-
unsur yaitu dengan ujung-ujung berhimpit dan dindingnya tebal,
pembuluh tapis berbentuk tabung dengan bagian ujung berlubang-
lubang, sel pengiring berbentuk silinder-silinder dan lebih besar
daripada sel-sel tapis serta plasmanya pekat, parenkim floem,
selnya hidup memiliki dinding primer dengan lubang kecil yang
disebut noktah halaman. Parenkim floem berisi tepung, dammar,
atau kristal.
3.2.5 Bawang Merah
Bawang merah merupakan tumbuhan yang termaksud jenis umbi
lapis adalah sejenis tanaman yang menjadi bumbu berbagai masakan
Asia Tenggara dan dunia.Bunga bawang merah merupakan bunga
majemuk berbentuk tandan yang bertangkai dengan 50-200 kuntum
bunga. Pada ujung dan pangkal tangkai mengecil dan dibagian tengah
menggembung, bentuknya seperti pipa yang berlubang di dalamnya.
Tangkai tandan bunga ini sangat panjang, lebih tinggi dari daunnya
sendiri dan mencapai 30-50 cm. Bunga bawang merah termasuk bunga
sempurna yang tiap bunga terdapat benang sari dan kepala putik. Bakal
buah sebenarnya terbentuk dari 3 daun buah yang disebut carpel, yang
membentuk tiga buah ruang dan dalam tiap ruang tersebut terdapat 2
calon biji.Buah berbentuk bulat dengan ujung tumpul. Bentuk biji agak
pipih. Biji bawang merah dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan

35
tanaman secara generatif. Bawang merah termasuk tanaman
monokotil. Bawang merah memiliki klasifikasi sebagai berikut:
Famili : Amaryllidaceae
Genus : Allium
Spesies : Allium cepa
Fungsi dari masing-masing organel adalah :
a) Inti Sel
Nukleus adalah inti sel yang berada di tengah-tengah sel.
Berfungdi untuk mengendalikan proses berlangsungnya
metabolisme dan sel, menyimpan informasi genetik (gen) dalam
bentuk DNA, mengatur kapan dan dimana ekspresi gen-gen harus
dimulai, dijalankan, dan diakhiri.
b) Cairan
Cairan yang dimaksud disini adalah sitoplasma. Sitoplasma
ialah bagian sel yang terbungkus membran sel. Pada sel eukariota,
sitoplasma adalah bagian non-nukleus dari protoplasma. Pada
sitoplasma terdapat sitoskeleton, berbagai organel dan vesikuli,
juga terdapat sitosol yang berupa cairan tempat organel melayang-
layang di dalamnya. Sitosol mengisi ruang sel yang tidak ditempati
organel dan vesikula dan menjadi tempat banyak reaksi biokimiawi
dan perantara transfer bahan dari luar sel ke organel atau inti sel.
Adapun fungsi dari sitoplasma yaitu menyimpan berbagai macam
jenis zat kimia yang dipakai untuk proses metabolisme sel. Seperti
contohnya enzim, ion, gula, lemak, dan protein, menjamin
berlangsungnya pertukaran zat di dalam sel, menjaga
berlangsungnya metabolisme supaya tetap bekerja dengan baik,
sebagai tempat dimana semua pekerjaan sel dilakukan, menyokong
seluruh isi didalam sel. Sitoskeleton dalam sitoplasma mampu
membantu dan menjaga bentuk sel dan mempertahankan organel-
organel pada tempatnya masing-masing.

36
c) Dinding sel
Dinding sel tumbuhan adalah matriks ekstraseluler yang
memiliki susunan kompleks yang membungkus setiap sel
tumbuhan baik itu sel hidup maupun sel mati. Fungsi utama dari
dinding sel tumbuhan adalah menyediakan perlindungan bagi sel di
dalamnya. Dinding sel juga berfungsi dalam mengikat serta
menghubungkan antara tiap sel sehingga membentuk jaringan dan
tumbuhan yang utuh. Sekilas, dinding sel tumbuhan merupakan
ruang tertutup rapat atau penjara bagi sel tumbuhan di dalamnya,
akan tetapi, dinding sel menyediakan plasmodesmata. Fungsi dari
plasmodesmata pada dinding sel tumbuhan adalah sebagai
penyedia jalur komunikasi antara sel-sel tumbuhan yang
bersangkutan.
3.2.6 Batang jagung
Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus
hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus
merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap
pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi.
Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai
3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa
diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan.
Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8
m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman
yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang
bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman. Batang
jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu,
namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang
batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset.
Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari
buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung
lignin. Fungsi tanaman jagung ini yaitu sebagai pakan ternak dan
sebagai pupuk kompos. Tanaman jagung termasu tanaman

37
monokotil(Nengoce,2017). Tanaman jagung memiliki klasifikasi
sebagai berikut :
Famili : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays
Adapun fungsi organel-organel adalah sebagai berikut :
a) Epidermis
Epidermis merupakan lapisan selsel paling luar dan menutupi
permukaan daun, bunga, buah, biji, batang dan akar. Letak sel-sel
epidermis ini sangat rapat sehingga tidak terdapat ruang-ruang
antar sel (nonintercellular spaces). Ciri-ciri epidermis yaitu
tersusun dari sel-sel hidup, terdiri atas satu lapis sel tunggal,
beragam bentuk, ukuran dan susunannya, tidak memiliki
klorofil, dinding sel jaringan epidermis bagian luar yang
berbatasan dengan udara mengalami penebalan, sedangkan
dinding sel jaringan epidermis bagian dalam yang berbatasan
dengan jaringan lain dinding selnya tetap tipis, mengalami
modifikasi membentuk derivat jaringan epidermis , misal
stomata, trikomata ( rambut-rambut), spina (duri), filamen, sel
kipas, sel kersik-sel silika. Epidermis bagian batang pada
tumbuhan yang tergolong monokotil mempunyai bagian dinding
sel yang cenderung lebih tebal jika dibandingkan dengan tumbuhan
yang tergolong dikotil. Epidermis berfungsi sebagai pelindung
bagian dalam organ tumbuhan (Yulanda, 2011). Selain itu,
epidermis berfungsi untuk menyimpan cadangan air.
b) Jaringan dasar
Jaringan dasar adalah jaringan yang membentuk dasar bagi
tumbuhan, namun sekaligus  juga dapat menunjukkan spesialisasi.
Salah satu jaringan dasar yaitu jaringan parenkim, merupakan
jaringan yang paling sederhana sebab hanya sedikit sekali
perubahannya dalam sel-sel meristem. Memiliki ciri-ciri antara lain
: terdiri dari sel-sel hidup yang berukuran besar, dinding sel tipis,

38
berbentuk segi enam, dan memiliki banyak vakuola, letak inti sel
mendekati dasar sel, mampu bersifat meristematik, dan mempunyai
banyak rongga sel sehingga susunan selnya tidak rapat. Jaringan
parenkim dapat dibedakan berdasarkan fungsinya menjadi
parenkim Asimilasi (klorenkim) adalah sel parenkim yang
mengandung klorofil dan  berfungsi untuk fotosintesis terdapat di
daun, parenkim penimbun adalah sel parenkim ini dapat
menyimpan cadangan makanan yang  berbeda sebagai larutan di
dalam vakuola, bentuk partikel padat, atau cairan di dalam
sitoplasma, terdapat pada umbi, rimpang dan biji, parenkim air
adalah sel parenkim yang mampu menyimpan air. Umumnya
terdapat pada tumbuhan yang hidup didaerah kering (xerofit),
tumbuhan epifit, dan tumbuhan sukulen contohnya pada kaktus,
parenkim pengangkut adalah sel parenkim yang berfungsi
mengangkut unsur hara dan  bahan makanan, letaknya pada xylem
dan floem, parenkim Aerenkim adalah jaringan parenkim yang
mampu menyimpan udara karena mempunyai ruang antar sel yang
besar. Parenkim banyak terdapat pada batang dan daun tumbuhan
hidrofit.
c) Xylem
Pada bagian dalam kambium terdapat jaringan xilem yang
mampu mengangkut air dan mineral yang berlawanan arah dengan
floem. Xilem akan membawa air dan mineral dari akar sampai ke
daun, dimana air dan mineral ini sangat dibutuhkan untuk
membantu proses pertumbuhan dan metabolisme lainnya. Susunan
xilem terdiri atas jaringan karu trakea dan trakeid yang merupakan
sel-sel mati.
d) Floem
Floem (pembuluh tipis) merupakan jaringan yang
mengangkut hasil fotosintesis dari daun menuju seluruh bagian
tumbuhan yang berada di luar kambium. Floem ini tersusun atas
sel-sel mati dan didukung oleh sel-sel pendamping yang tersusun

39
oleh sel hidup yang akan mencukupi kebutuhan metabolisme sel-
sel floem.

40
BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan maka dapat


disimpulkan bahwa sediaan segar adalah sediaan yang dibuat dengan tidak ada
perlakuan apapun selain pengirisan bahan atau objek menjadi bagian yang tipis.
Sediaan segar berupa objek hidup yang akan diamati dan biasanya hanya untuk
satu kali pengamatan. Sediaan ini untuk mengamati adanya bagian-bagian sel. Sel
adalah kesatuan struktural dan fungsional makhluk hidup, yang mengandung
pengertian sebagai penyusun makhluk hidup dan melaksanakan semua fungsi
kehidupan.
Pada sediaan segar yang dibuat, terdapat bagian bagian sel seperti
epidermis, korteks, xylem dan floem.Epiderrmis berfungsi untuk melindungi
jaringan yang ada di bawahnya. Korteks berfungsi untuk menyimpan cadangan
makanan. Xylem berfungsi untuk mengangkut air dan zat hara dari akar menuju
batang dan daun. Floem berfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh
bagian tubuh tumbuhan. Sediaan tersebut ada yang dikotil dan ada yang
monokotil. Perbedaanyan salah satunya yaitu pada batang dikotil terdapat
kambium yang dapat menyebabkan batang tumbuhan dikotil dapat bertambah
besar dan lebar. Sedangkan pada tumbuhan monokotil tidak terdapat kambium.

41
DAFTAR PUSTAKA
Alyas A. 2010. Praktikum Preparat Menggunakan Metode Parafin [internet].
[Diunduh 2019 November 12]. Tersedia pada: //asli.tumblr.com.
Bitar. 2019.Sel : Pengertian, Bagian, Struktur, Dan Komponen Beserta Fungsinya
Dalam Biologi Lengkap [internet].[Diunduh 2019 November 11].Tersedia
pada: http s://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-sel/
Fajrul. 2019. Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan Beserta Penjelasan dan
Gambar Lengkap [internet].[Diunduh 2019 November 12]. Tersedia pada :
//saintif.com/perbedaan-sel-hewan-dan-sel-tumbuhan/#
Lidia.2017. Struktur Batang Dikotil Beserta Fungsinya Disertai Gambar
[internet].[Diunduh 2019 November 12]. Tersedia pada : //materiipa.com
/struktur-batang-dikotil
Nengoce.2017. Manfaat Batang Jagung Bagi Hewan Ternak[internet].[Diunduh
2019 November 13]. Tersedia pada : //manfaat.co.id/manfaat-batang-jagung
Sa’diyah., Auliyatus. R. 2015. Penggunaan Filtrat Kunyit (Curcuma domestica)
sebagai pewarna Alternatif Jaringan Tumbuhan Pada Tanaman Melinjo
(Gnetum gnemon). Jurnal BioEdu.Vol. 1. No. 4. Hal :765
Suharyanto. 2017. Struktur Dan Fungsi Jaringan Batang Dikotil dan
Monikotil[internet].[Diunduh 2019 November 12]. Tersedia pada :
//dosenbiologi.com /tumbuhan/struktur-dan-fungsi-jaringan-batang
Yulanda. 2011. Struktur Sel Epidermis dan Stomata Daun Beberapa Tumbuhan
Suku Orchidaceae.Jurnal Bios Logos. Vol. 1. No. 1. Hal : 26

42

Anda mungkin juga menyukai