Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KASUS HEMOROGIC POST PARTUM

DIRUANG SERUNI RS WIJAYA KUSUMA LUMAJANG

Disusun Oleh :
ROBIATUL ADAWIYAH
(14201.09.17048)

PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN
PROBOLINGGO
2020

1
1. Anatomi Dan Fisiologi
a. Genetalia internal

Gambar 1.1 Sistem Reproduksi Wanita


1) Vagina
Vagina merupakan kanal fibromuskular yang elastis dan mengarah ke
atas dan ke belakang dari vulva ke uterus, paralel dengan permukaan pintu
atas panggul. Dinding vagina saling berdempetan, kecuali pada bagian
atasnya tempat serviks menyembul ke vagina. Dinding posterior vagina
panjangnya 9 cm, dan dinding anterior vagina panjangnya sekitar 7,5 cm.
Tonjolan serviks ke vagina memiliki empat resesus atau fornices (bentuk
tunggalnya forniks), yaitu forniks anterior, posterior, dan lateral. Fungsi
vagina yaitu :
a) Sebagai tempat tumpahan dan jalan lintasan spermatozooa selama
senggama.
b) Sebagai jalan keluar bagi janin dan produk konsepsi lainnya.
c) Menjadi jalan keluar aliran menstruasi.
d)  Sebagai sawar terhadap infeksi asendens.
2) Tuba fallopi
Terbentang dari tiap kornu uterus ke arah lateral, di antara lipatan
ligamentum latum. Bagian distal tuba uterine melipat ke belakang dan

2
kearah bawah ke dinding posterior ligamentum latum menuju ovarium,
yang terletak di belakang ligamentum latum. Tuba fallopi memiliki
panjang sekitar 10 cm dan terdiri atas : ismus, ampula, infundibulum.
Fungsi Tuba Fallopi :
a) Mendorong ovum ke uterus
b) Menjadi jalan spermatozoa mencapai ovum untuk fertilisasi
3) Uterus
Uterus merupakan orga berotot, berongga, dan berbentuk buah pir,
yang terletak dalam rongga panggul di anatara kandung kemih dan
rektum. Posisi uterus adalah anteversi (menekuk ke depan) dan antefleksi
(membelok ke depan). Uterus matur memiliki panjang sekitar 7,5 cm,
lebar 5 cm (pada diameter terpanjangnya), tebal 2,5 m, dan beratnya
sekitar 60 g. Fungsi Uterus yaitu :
a) Menerima, melindungi, dan menghidupi janin
b) Membantu pengeluaran  (ekspulsi) janin, plasenta, dan ketuban, saat
pelahiran
c) Mengontrol kehilangan darah dari tempat plasenta. (Bobak, 2010).

b. Genetalia eksternal

Gambar 1.2 Sistem Reproduksi Wanita

3
1) Labia Mayora
Labia mayora merupakan dua lipatan jaringan lemak yang tertutup
kulit, yang terbentang dari mons pubis di anterior bergabung dengan otot
perineum. Permukaan luar labia mayora di tutupi oleh rambut setelah
pubertas dan permukaan dalam lebih lembut dan mengandung kelenjar
sebasea dan kelenjar keringat. Fungsi labia mayora adalah  melindungi
vagia dengan cara menutupi orifisum vagina dan jaringan lemak yang
berfungsi sebagai bantalan
2) Labia Minora
Labia minora merupakan dua lipatan tipis kulit menutupi labia mayora.
Labia minora lembut, tidak di tutupi rambut, dan mengandung beberapa
kelenjar keringat dan kelenjar sebasea. Di bagian anterior, labia minora
masing-masing di bagi menjadi dua lipatan kulit dan bersatu membentuk
prepusium di depan klitoris, dan frenulum di belakang klitoris. Di posterior
labia minora bertemu fourchette, lipatan kulit tebal dibelakang orifisisum
vagina. Lapisan terdalam labia minora normalnya berhubungan dengan
satu sama lain dan juga memiliki fungsi melindungi vagina.
3) Klitoris
Klitoris adalah penonjolan kecil jaringan erektil, dengan panjang kira-
kira 2,5 cm, kaya akan suplai pembuluh darah dan serabut saraf sebagai
respon terhadap rangsangan, klitoris menjadi ereksi dan terisi penuh darah
dengan cara yang sama terjadi pada penis laki-laki. Fungsi klitoris adalah
sebagai alat ereksi pada wanita dan meningkatkan pengalaman koitus yang
menyenangkan.
4) Orifisium Vagina
Orifisium vagina, atau introitus, terletak anatara dua pasang labia yang
biasanya disebut dengan vestibulum. Orifisium vagina terletak di belakang
orifisium uretra bagian dari sistem perkemihan. Orifisium vagina di tutupi
oleh membran kulit yang di sebut himen, yang memberikan perlindungan
untuk vagina dan organ internal lainnya pada sistem reproduksi.             
Saat memasuki orifisium vagina, terdapat sepasang duktus kelenjar
bartholini. Kelenjar ini bermuara ke vagina dan berfungsi menyekresi
mukus untuk melembabkan genitalia eksternal. Di vestibulum, di samping
4
orisium uretra, juga terdapat sepasang kelenjar lain, kelenjar skene yang
juga menyekresi mukus untuk melembabkan genitalia eksternal. (Bobak ,
2010).
2. Definisi
Perdarahan post partum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml selama 24
jam setelah anak lahir. Dalam menentukan jumlah perdarahan pada saat persalinan
sulit karena sering bercampurnya darah dengan air ketuban serta rembesan dikain
pada alas tidur. (Hani, 2011)
3. Klasifikasi
Perdarahan post partum diklasifikasikan menjadi 2, yaitu:
a. Early post partum hemorhagic. Early post partum terjadi 24 jam pertama
setelah bayi lahir.
b. Late post partum hemorhagic. Late post partum terjadi lebih dari 24 jam
pertama setelah bayi lahir. Bayi pendarahan terjadi antara hari kedua sampai
enam minggu paska persalinan.
Tiga hal yang harus diperhatikan dalam menolong persalinan dengan komplikasi
perdarahan post partum yaitu:
a. Menghentikan perdarahan
b. Mencegah timbulnya syok
c. Mengganti darah yang hilang. (Manuaba, 2012)
4. Etiologi
Penyebab umumnya perdarahan post partum yaitu :
a. Atonia uteri
b. Retensi plasenta
c. Sisa plasenta dan selaput ketuban seperti pelekatan yang abnormal, dan tidak
ada kelainan perlekatan.
d. Trauma jalan lahir seperti episiotomi yang lebar, laserasi perinium dll, dan
ruptur uteri.
e. Penyakit darah, kelainan pembekuan darah misalnya afibrinogenemia /
hipofibrinogenemia. Tanda yang sering dijumpa misalnya perdarahan banyak,
solusio plasenta, preeklamsia dan eklamsia.
f. Hematoma
g. Inversi uterus
h. Subinvolusi uterus
5
5. Patofisiologi
Dalam persalinan pembuluh darah yang ada di uterus melebar untuk
meningkatkan sirkulasi ke sana, atonia uteri dan sub involusi uterus menyebabkan
kontraksi uterus menurun sehingga pembuluh darah yang melebar tadi tidak menutup
sempurna sehingga perdarahan terjadi terus-menerus. Trauma jalan lahir seperti
epiostomi yang lebar, penyakit darah pada ibu misalnya afibrinogenemia atau
hipofibrinogemia karena tidak ada atau kurang nya fibrin untuk membantu proses
pembekuan darah juga merupakan penyebab dari perdarahan post partum. Perdarahan
yang sulit dihentikan bisa mendorong pada keadaan shock hemorogik. (Hani, 2011)
6. Manifestasi klinis
Gejala klinis yang umum terjadi yaitu :
a. kehilangan darah dalam jumlah yang banyak (>500 ml).
b. Nadi lemah
c. Pucat
d. Lochea berwarna merah
e. Haus
f. Pusing
g. Gelisah
h. Letih
i. Dapat terjadi syok hipovolemik
j. Tekanan darah rendah
k. Ekstremitas dingin
l. Mual
7. Pemeriksaan penunjang
Berikut pemeriksaan penunjang yang dilakukan yakni:
a. Kadar Hb, Ht, masa perdarahan dan masa pembekuan
b. Pemeriksaan USG.
Hal ini dilakukan bila perlu untuk menentukan adanya sisa jaringan konsepsi
intrauterine.
c. Urinalis memastikan kerusakan kandung kemih.
d. Profil koagulasi menentukan peningkatan degradasi kadar produk fibrin,
penurunan fibrinogen, aktivasi masa trombloplastin dan masa tromboplastin
parsial. (Manuaba, 2012)
6
8. Penatalaksanaan
a. Penatalaksaan keperawatan
Dengan adanya perdarahan yang keluar pada kala III, bila tidak
berkontraksi dengan kuat, uterus harus diurut. Pijat dengan lembut uterus,
sambil menyongkong segmen uterus bagian bawah untuk menstimulasi
kontraksi dan kekuatan penggumpulan, waspada terhadap kekuatan pemijatan.
Pemijatan yang kuat dapat melatih uterus, mengakibatkan atonia uteri yang
dapat menyebabkan nyeri. Lakukan dengan lembut. Pantau tipe dan jumlah
perdarahan serta konsistensi uterus yang menyertai selama berlangsungnya hal
tersebut.
b. Penatalaksanaan medis
Pertahankan pemberia cairan IV. Pemberian 20 unit oksitosin dalam
1000 ml larutah RL atau normal saline, efektif bila diberikan infus intravena
10 ml/menit, transfusi darah diberikan bila perlu. (Hani, 2011)

7
TEORI ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat, medical
record dll.
2. Riwayat kesehatan :
a. Riwayat kesehatan dahulu : riwayat penyakit jantung, hipertensi,
preeklamsia, kegagalan kompresi pembuluh darah, trauma jalan lahir,
retensi sisa plasenta.
b. Riwayat kesehatan sekarang : keluhan yang dirasakan saat ini yaitu
kehilangan darag sebanyak ( >500ml), nadi lemah, pucat, tekanan darah
rendah, pusing, gelisa, letih, lokea berwarna merah, ekstremitas dingin.
c. Riwayat kesehatan keluarga : adanya riwayat keluarga yang pernah
menderita hipertensi, penyakit jantung, preeklamsia, hemofilia, dan
penyakit menular.
d. Riwayat obstetrik :
1) Riwayat menstruasi meliputi : Menarche, lamanya siklus,
banyaknya, baunya, keluhan waktu haid, HPHT.
2) Riwayat perkawinan meliputi : usia kawin, kawin yang keberapa,
usia mulai hamil.
e. Riwayat hamil, persalinan, dan nifas yang lalu
1) Riwayat hamil meliputi : waktu hamil muda, hamil tua, apakah ada
abortus, retensi plasenta.
2) Riwayat persalinan meliputi : tua kehamilan, cara persalinan,
apakah ada kesulitan dalam persalinan anak lahir atau mati,
panjang waktu lahir.
3) Riwayat nifas meliputi : keadaan lochea, apakah ada perdarahan,
ASI cukup atau tidak, dan kondisi ibu disaat nifas, tinggi fundus
dan kontraksi.
f. Riwayat kehamilan sekarang
1) Hamil muda, keluhan selama hamil muda
2) Hamil tua, keluhan selama hamil tua, peningkatan BB, TB, suhu,
nadi, RR, peningkatan tekanan darah, keadaan gizi akibat mual, dll.

8
3) Riwayat antenatal care meliputi : dimana tempat pelayanan,
beberapa kali, perawatan serta pengobatannya yang didapat.
B. Pemeriksaan fisik
1. B1 : breathing : bila suhu dan nadi tidak normal, pernafasan juga menjadi tidak
normal.
2. B2 : Blood : denyut nadi akan meningkat cepat karena nyeri, biasanya terjadi
hipovolemia yang semakin kuat, tekanan darah biasanya stabil, keluar darah
pervaginam, robekan, lochea.
3. B3 : Brain : kesadaran (GCS) normal/turun
4. B4 : Bowel : observasi terhadap nafsu makan dan defekasi, fundus uteri/abdomen
lembek/keras, subinvolusi.
5. B5 : Bladder : diobservasi setiap 2 jam selama 2 hari pertama. Meliputi miksi
lancar atau tidak, spontsn dll.
6. B6 : Bone : pola aktivitas sehari-hari seperti makan dan minum, istirahat atau
tidur, personel higiene.
C. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan jumlah hemoglobin
dalam darah, perdarahan pasca persalinan.
2. Resiko syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahan aktif pasca persalinan,
dan berkurangnya jumlah cairan intravaskuler.
3. Nyeri akut berhubungan dengan kontinuitas jaringan.
4. Resiko infeksi berhubungan dengan porte de entre.

Diagnosa Noc Nic


Resiko Syok 1. Tingkat syok 1. Pencegahan syok
a. Kekuatan nadi a. Manitor status oksigenasi
b. Output urine b. Periksa riwayat alergi
c. Akral dingin c. Anjurkan memperbanyak
2. Perfusi perifer asupan cairan oral
a. Edema perifer 2. Manajemen hipovolemia
b. Nyeri ekstremitas a. Periksa tanda & gejala
c. Turgor kulit hipovolemia
b. Berikan asupan cairan
ora
Perfusi 1. Perfusi perifer 1. Manajemen cairan

9
jaringan a. Warna kulit pucat a. Monitor status hidrasi
tidak efektif b. Edema perifer b. Berikan asupan cairan
c. akral c. Berikan cairan intravena
2. Tingkat perdarahan 2. Manajemen syok
a. Kelembapan kulit hipovolemik
b. Hemoglobin a. Monitor status
c. Perdarahan vagina oksigenasi
b. Pertahankan jalan nafas
paten
Nyeri akut 1. Tingkat nyeri 1. Manajemen nyeri
a. Keluhan nyeri a. Identifikasi skala nyeri
b. Frekuensi nadi b. Fasilitasi istirahat & tidur
c. Pola nafas c. Berikan teknik non
2. Status kenyamanan farmakologi
pascapartum 2. Perawatan kenyamanan
a. Keluhan tidak nyaman a. Identifikasi gejala yang
b. Kontraksi uterus tidak menyenangkan
c. Payudara bengkak b. Berikan posisi yang
nyaman

DAFTAR PUSTAKA

10
Bobak, Irine. 2010. Buku Saku Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC
Ganong, W. F. 2008. Fisiologi Kedokteran edisi ke-20. Terjemahan: H. M. D
Widjajakusumah. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC.
Glasier, A., & Gebbie, A. Keluarga Berencana & Kesehatan Reproduksi (Edisi 4). Cet.
Pertama. Jakarta : EGC. 2006
Hani, Ummi. dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta:
Salemba Medika
Manuaba, dkk. 2012. Buku Ajar Patalogi Obstetri Untuk Mahasiswa Kebidanan. Cetakan I.
Penerbit Buku Kedokteran . Jakarta :EGC
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri : Obstetric Fisiologi, Obstetric Patologis. Jakarta:
EGC.
Shimp, L. A., & Smith, M. A. 2000. Common Problems in Women,s Health Care
International Edition. Singapore : McGraw – Hill Book Co.
Suzannec S. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Bruner & Suddarth. Vol.2 Ed.8,
Jakarta: EGC.

11

Anda mungkin juga menyukai