Anda di halaman 1dari 5

Tugas.

1
1. Jelaskan bagaimana seseorang menyelesaikan sengketa bisnisnya dengan
prosedur penyelesaian sengketa apabila melalui jalur pengadilan (litigasi) atau
dengan Alternatif Penyelesaian Sengketa/APS (non litigasi) sesuai dengen
ketentuan hukum yang berlaku.
Jawab :
Dengan merujuk pada definisi “sengketa” dalam Black’s Law Dictionary, dinyatakan bahwa
sengketa adalah “a conflict or controversy, especialy one that has given rise to a particular law
suit”. Definisi sengketa yang diberikan oleh KBBI, menyatakan bahwa sengketa merupakan
pertikaian maupun perselisihan.
Dalam ranah hukum, dikenal dua klasifikasi penyelesaian sengketa, yakni melalui jalur di luar
pengadilan (non-litigasi) dan jalur litigasi (litigasi). Kemunculan lembaga jalur non-litigasi
muncul sebagai antitesis atas sistem pengadilan yang tidak efisien secara waktu dan biaya.
Merujuk pada jenis dan kompleksitas sengketa, kemunculan lembaga jalur non-litigasi dilirik
sebagai alternatif penyelesaian sengketa terutama dalam sengketa bisnis. Penyelesaian sengketa
dengan jalur litigasi ini selanjutnya disebut sebagai Alternative Dispute Resolution/ADR atau
Alternatif Penyelesaian Sengketa/APS (dalam UU No.30/1999, Arbitrase diletakan diluar
lingkup ADR).
Dalam ranah hukum positif, APS muncul sebagai alternatif penyelesaian sengketa yang
ditempatkan pararel atau preliminary dengan penyelesaian jalur non-litigasi, diantaranya:
UU No. 8/1999 tentang Pasal 45 ayat (2)
Perlindungan Konsumen Penyelesaian sengketa konsumen dapat ditempuh melalui
pengadilan atau di luar pengadilan berdasarkan pilihan
sukarela para pihak yang bersengketa.

UU No. 2/2017 tentang Jasa Pasal 8 ayat (2) dan (4)


Konstruksi (2) Dalam hal musyawarah para pihak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak dapat mencapai suatu
kemufakatan, para pihak menempuh tahapan upaya
penyelesaian sengketa yang tercantum dalam Kontrak
Kerja Konstruksi.
(4) Tahapan upaya penyelesaian sengketa sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) meliputi: a. mediasi; b. konsiliasi;
dan c. arbitrase.

Penjelasan Pasal 47 huruf (h):


Penyelesaian perselisihan ditempuh melalui antara lain
musyawarah, mediasi, arbitrase, ataupun pengadilan

UU No.36/2009 tentang Pasal 29


Kesehatan Mediasi dilakukan bila timbul sengketa antara tenaga
kesehatan pemberi pelayanan kesehatan dengan pasien
sebagai penerima pelayanan kesehatan. Mediasi dilakukan
bertujuan untuk menyelesaikan sengketa di luar pengadilan
oleh mediator yang disepakati oleh para pihak.

UU No.2/2004 tentang Pasal 4 ayat (3) dan (4)


Penyelesaian Hubungan (3) Setelah menerima pencatatan dari salah satu atau para
Industrial pihak, instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan setempat wajib menawarkan kepada para
pihak untuk menyepakati memilih penyelesaian melalui
konsiliasi atau melalui arbitrase;
(4) Dalam hal para pihak tidak menetapkan pilihan
penyelesaian melalui konsiliasi atau arbitrase dalam waktu
7 (tujuh) hari kerja, maka instansi yang bertanggung jawab
di bidang ketenagakerjaan melimpahkan penyelesaian
perselisihan kepada mediator;
Pasal 5
Dalam hal penyelesaian melalui konsiliasi atau mediasi
tidak mencapai kesepakatan, maka salah satu pihak dapat
mengajukan gugatan kepada Pengadilan Hubungan
Industrial.

Bahkan dalam hukum acara perdata, mediasi diintegrasikan ke dalam prosedur berperkara di
Pengadilan sehingga diharapkan dapat memperkuat dan mengoptimalkan fungsi lembaga
peradilan dalam penyelesaian sengketa. Dengan latar belakang tersebut, mediasi telah lama
menjadi bagian dari hukum acara perdata sebagaimana dinyatakan dalam aturan terbaru, yakni
Peraturan Mahkamah Agung No. 1Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan.

Berdasarkan uraian di atas, eksistensi ADR tidak hanya menjadi sebuah alternatif untuk
penyelesaian sengketa bisnis yang lahir di luar koridor regulasi. Namun, secara konsisten
dioptimalisasi melalui penempatan pada ruang-ruang peraturan, bahkan menjadi bagian dari jalur
litigasi.

2. Jelaskan bagaimana suatu sengketa diselesaikan dengan cara Negosiasi,


bagaimana tahapannya dan bagaimana upaya negosiator supaya dapat
menyelesaikan sengketanya.
Jawab :
NEGOSIASI
Negoisasi adalah komunikasi dua arah dirancang untuk mencapai kesepakatan pada saat
keduabelah pihak memiliki berbagai kepentingan yang sama atau berbeda.
Keuntungan Negoisasi :
a. Mengetahui pandanga pihak lawan;
b. Kesempatan mengutarakan isi hati untuk didengar piha lawan;
c. Memungkinkan sengketa secara bersama-sama;
d. Mengupayakan solusi terbaik yang dapat diterima oleh keduabelah pihak;
e. Tidak terikat kepada kebenaran fakta atau masalah hukum;
f. Dapat diadakan dan diakhiri sewaktu-waktu.
Kelemahan Negoisasi :
a. Tidak dapat berjalan tanpa adanya kesepakatan dari keduabelah pihak;
b. Tidak efektif jika dilakukan oleh pihak yang tidak berwenang mengambil
kesepakatan;
c. Sulit berjalan apabila posisi para pihak tidak seimbang;
d. Memungkinkan diadakan untuk menunda penyelesaian untuk mengetahui informasi yang
dirahasiakan lawan;
e. Dapat membuka kekuatan dan kelemahan salahsatu pihak;
f. Dapat membuat kesepakan yang kurang menguntungkan.
Prasyarat Negoisasi yang efektif
a. Kemauan (Willingness) untuk menyelesaikan masalah dan bernegoisasi secara sukarela;
b. Kesiapan (Preparedness) melakukan negoisasi;
c. Kewenangan (authoritative) mengambil keputusan;
d. Keseimbangan kekuatan (equal bergaining power) ada sebagai saling ketergantungan;
e. Keterlibatan seluruh pihak (steaholdereship) dukungan seluruh pihak terkait;
f. Holistic (compehenship) pembahasan secara menyeluruh;
g. Masih ada komunikasi antara para pihak;
h. Masih ada rasa percaya dari para pihak
i. Sengketa tidak terlalu pelik
j. Tanpa prasangka dan segala komunikasiatau diskusi yang terjadi tidak dapat digunakan
sebagai alat bukti
Tahapan Negoisasi menurut William Ury dibagi menjadi empat tahap yaitu :
Tahapan Persiapan :
1) Persiapan sebagai kunci keberhasialan;
2) Mengenal lawan, pelajari sebanyak mungkin pihak lawan dan lakukan penelitian;
3) Usahakan berfikir dengan cara berfikir lawan dan seolah-olah kepentingan lawan sama dengan
kepentingan anda;
4) Sebaiknya persiapkan pertanyaan-pertanyaan sebelum pertemuan dan ajukan dalam bahasa
yang jelas dan jangan sekali-kali memojokkan atau menyerang pihak lawan;
5) Memahami kepentingan kita dan kepentingan lawan;
6) Identifikasi masalahnya, apakah masalah tersebut menjadi masalah bersama?
7) Menyiapkan agenda, logistik, ruangan dan konsumsi;
8) Menyiapkan tim dan strategi;
9) Menentukan BTNA (Best Alternative to A Negitieted Agreement) alternative lain atau harga
dasar (Bottom Line)
b. Tahap Orientasi dan Mengatur Posisi :
1) Bertukar Informasi;
2) Saling menjelaskan permasalahan dan kebutuhan;
3) Mengajuakan tawaran awal.
c. Tahap Pemberian Konsensi/ Tawar Menawar
1) Para pihak saling menyampaikan tawaranya, menjelaskan alasanya dan membujuk pihak lain
untuk menerimanya;
2) Dapat menawarkan konsensi, tapi pastikan kita memperoleh sesuatu sebagai imbalanya;
3) Mencoba memahai pemikiran pihak lawan;
4) Mengidentifikasi kebutuhan bersama;
5) Mengembangkan dan mendiskusiakan opsi-opsi penyelesaian.
d. Tahapan Penutup
1) Mengevaluasi opsi-opsi berdasarkan kriteria obyektif
2) Kesepakatan hanya menguntungkan bila tidak ada lagi opsi lain yang lebih baik, bila tidak
berhasil mencapai kesepakatan, membatalkan komitmen atau menyatakan tidak ada komitmen

3. Jelaskan bagaimana suatu sengketa diselesaikan dengan cara Mediasi sesuai


aturan hukum yang berlaku dan jelaskan perbedaan dengan Negosiasi.
Jawab :

Negosiasi adalah salah satu hal yang umum dilakukan dalam dunia profesional. Entah anda
melakukan negosiasi harga dengan supplier anda, melakukan negosiasi dengan atasan anda
mengenai bagaimana sebuah pekerjaan dilakukan dan kapan pekerjaan itu harus dilakukan.
Dalam kehidupan sehari-hari pun anda tidak akan luput dari melakukan negosiasi. Berbelanja
dengan tukang sayur, adalah salah satu contohnya (kecuali di supermarket). Pada prakteknya,
negosiasi adalah hal yang sering anda temui. Negosiasi merupakan proses pertukaran (apapun)
yang membutuhkan persetujuan dalam satuan (bisa uang, bisa waktu, bisa sebuah kondisi, dan
lain sebagainya). Negosiasi biasanya terjadi ketika kita memiliki sumber daya yang terbatas,
seperti waktu, uang dan lain sebagainya. Apa saja proses-proses dalam melakukan negosiasi?

Persiapan dan Perencanaan

Negosiasi yang baik tentunya membutuhkan proses persiapan dan perencanaan yang matang,
dengan terlebih dahulu melakukan background check terhadap apa yang akan di negosiasikan,
dengan siapa kita akan melakukan proses negosiasi. Proses ini juga perlu mempelajari apa yang
menjadi tujuan dari lawan, apa persepsinya, apa karakteristik. Dalam persiapan dan perencanaan
ini kita perlu memfokuskan pada kekuatan dan kekurangan yang perlu diperbaiki. Pada intinya
seorang negosiator yang baik harus memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai apa yang
akan dinegosiasikan. Ini akan memudahkan negosiator dalam melakukan negosiasi.

Mendefinisikan Aturan-Aturan Pokok

Setelah proses persiapan dan perencanaan dilakukan, selanjutnya yang perlu ditetapkan adalah
mendefinisikan aturan-aturan pokok atau pedoman dalam negosiasi seperti apa yang boleh dan
apa yang tidak. Yang paling penting tentu saja adalah tujuan utama yang telah ditetapkan.
Pedoman atau aturan-aturan pokok perlu mendefinisikan batasan-batasan misalnya jika terjadi
deadlock atau ketidaksepakatan, apa yang perlu dilakukan, pada tingkatan apa seorang
negosiator boleh menurunkan tuntutannya.
Klarifikasi & Justifikasi

Dalam proses ini, para pihak yang melakukan negosiasi akan melakukan penjelasan (clarify)
terhadap maksud dan tujuan masing-masing pihak. Dalam tahap ini, informasi akan diberikan
kepada masing-masing pihak. Tentu saja kuantitas dan kualitas informasi yang diberikan
tergantung pada strategi negosiasi apa yang akan dipilih, apakah distributif atau integratif. Kita
juga perlu memahami bahwa dalam tahap ini, pihak lain (dan juga mungkin diri kita) akan
membesar-besarkan permasalahan (amplify), dan melakukan justifikasi (pembenaran) terhadap
apa yang akan dinegosiasikan. Bahkan tidak jarang dapat melakukan bolstering (menghasut).
Namun proses ini tidak harus berlangsung secara konfrontatif, bahkan ketika kita menggunakan
atau strategi distributif sekalipun.

Penawaran & Pemecahan Masalah

Proses inilah merupakan proses paling esensial dan paling penting dalam melakukan negosiasi.
Pda proses ini kita melakukan proses give and take, untuk membuat sebuah konsensi dan
menemukan kesepahaman. Melakukan penawaran dan pemecahan masalah kepada pihak lain
yang disebabkan adanya keinginan kita (ini biasanya pada pendekatan atau strategi integratif).

Menutup Negosiasi & Implementasi

Proses negosiasi dapat ditutup dengan dua pendekatan, yakni pendekatan formal dan pendekatan
informal. Pendekatan formal menekankan kepada aspek legalitas persetujuan yang ditetapkan
sebagai hasil dari proses negosiasi dan biasanya didokumentasikan dalam bentuk perjanjian
kerjasama, atau memorandum of understanding, ataupun dalam bentuk kontrak. Ini biasanya
terjadi pada institusi ataupun organisasi resmi. Sedangkan pendekatan non formal biasanya tidak
menekankan pada aspek legalitas dan bahkan dapat dilakukan hanya dengan berjabatan tangan
semata.

Anda mungkin juga menyukai