Anda di halaman 1dari 4

SINOPSIS PROPOSAL DISERTASI -> Rini Agustina, PKJ-2017

Latar Belakang Permasalahan


SMK Harus Siap Kerja
• SMK menghasilkan lulusan yg siap kerja (Usman, 2013), tetapi lulusan SMK menjadi
penyumbang angka pengangguran tertinggi di Indonesia yaitu sebesar 8,63%. Lalu, lulusan
diploma I/II/III sebesar 6,89%, lulusan SMA sebesar 6,78%, lulusan Universitas sebesar 6,24%
(BPS, 2019).
• Tingginya angka pengangguran menjadikan refleksi bagi Pendidikan vokasi untuk berbenah,
baik dari sisi internal maupun eksternal Sekolah.
Guru Harus Profesional
• Guru dituntut untuk professional agar menghasilkan lulusan yang berkualitas, namun dalam
perkembangannya hingga saat ini, pengembangan profesionalitas guru banyak dilaksanakan
atas inisitatif pihak di luar diri guru. Guru lebih banyak pasif menunggu program
pengembangan yang digulirkan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun sekolah
dimana guru bertugas (Hadi, 2016).
• Guru yang profesional adalah mereka yang selalu merefleksi praktik pekerjaannya dengan
cara berfikir kiris terhadap isu-isu yang mereka hadapi dalam kehidupan profesional mereka
(Ng et al., 2009).
• Dengan kata lain, merujuk istilah yang digunakan oleh Schon, guru profesional seharusnya
menjadi praktisi reflektif (reflective practitioners) (Schon, 1983).
• Menjadi praktisi reflektif merupakan kemampuan yang sangat kompleks. Kemampuan ini
mencakup kemampuan berefleksi atas tindakan dan menjadi bagian dari proses belajar
secara berkelanjutan (Schon, 1983) dan kemampuan memberikan perhatian secara kritis
terhadap nilainilai dan teori-teori praktis yang menjadi dasar tindakan sehari-hari dengan
cara mengkaji praktik secara reflektif dan refleksif (Bolton, 2015).
• Kebutuhan akan pengembangan kemampuan berperan sebagai praktisi reflektif akan lebih
signifikan bagi guru SMK. Sebagaimana telah dipahami bersama bahwa guru SMK bertugas
untuk mengembangkan potensi peserta didik terkait dengan kompetensi teknikal yang
dibutuhkan dunia kerja.
• Kompetensi Teknikal SMK memiliki tingkat kekedaluarsaan yang lebih cepat dibandingkan
dengan kompetensi dasar yang biasanya dikembangkan melalui pembelajaran ilmu-ilmu
dasar. Agar terus dapat memenuhi kebutuhan peserta didik ini, guru SMK dituntut untuk
terus-menerus memperbaharui kompetensi profesionalnya (Hadi,2016).
• Menjadi pembelajar seumur hidup merupakan kewajiban setiap guru SMK.
Beban Kerja Guru
• Beban kerja guru SMK lebih tinggi daripada beban tugas guru sekolah umum (non-SMK).
Jumlah jam kerja guru SMK ini 1,5 kali lebih besar daripada jam kerja nasional yang hanya
37,5 jam per minggu.
• Tingginya rerata jam kerja guru SMK ini dikarenakan durasi yang lebih tinggi dalam
pembelajaran praktik dibanding pelajaran teori.
• Dikarenakan hampir semua mata pelajaran memerlukan praktik, 91,62% guru mengaku tidak
bisa meninggalkan bentuk klasikal utuh.
• Pola pikir pembelajaran sebagai transfer pengetahuan dan keterampilan masih
mendominasi guru SMK dengan angka sebanyak 74,84% guru mengaku berfokus pada topik
oriented, dan sisanya mengombinasikannya dengan pemecahan masalah sehari-hari,
sebanyak 76,13% guru memilih pembelajarannya berfokus pada domain spesifik, dan sisanya

1
SINOPSIS PROPOSAL DISERTASI -> Rini Agustina, PKJ-2017

membuat dalam bentuk aktifitas tugas-tugas proyek yang melibatkan multidisiplin. (Kamdi,
2014)
• Beban berat kerja Guru SMK dan tanggung jawab pekerjaan telah diakui dan dipelajari
selama beberapa dekade. Beban kerja guru meliputi: (a) perencanaan pengajaran, (b)
mengelola perilaku siswa, (c) berinteraksi dengan guru dan admin lain secara profesional,
dan (d) memastikan bahwa pembelajaran menghasilkan siswa yang lulus sesuai dengan
standar yang baik.
• Beban kerja guru SMK terus meningkat baik dalam kompleksitas maupun akuntabilitas. Ada
beberapa stres tambahan yang dihadapi guru secara teratur seperti: (a) bertemu dengan
orang tua, (b) menulis kurikulum baru, (c) menilai dan mengevaluasi siswa, dan (d)
memenuhi persyaratan administrasi.
• Semua harapan guru yang disebutkan di atas dapat menghasilkan sejumlah besar situasi
penuh tekanan bagi guru kelas (Ball, 2010).
• Menurut (Yong & Yue, 2007), stres dan kelelahan guru memengaruhi iklim sekolah secara
keseluruhan, mendorong semangat kerja yang lebih rendah, menghambat pencapaian
tujuan pendidikan, dan menghambat kinerja guru.
• Pengukuran efikasi diri guru, kepercayaan, dan kepemimpinan dari persepsi Guru sangat
diperlukan untuk menumbuhkan keterlibatan kerja yang positif sehingga mendorong guru
agar selalu melakukan refleksi dari kemampuan mereka untuk menjangkau pembelajaran
siswa serta meningkatkan prestasi akademiknya (Ball, 2010).
Guru Tidak Bisa sukses dan bekerja sendiri tanpa dukungan dan arahan dari pemimpin,
• Kepemimpinan menjadi faktor penting dalam menyukseskan proses dan tujuan pendidikan,
kepemimpinan merupakan kombinasi dari keterampilan dan karakter untuk mempengaruhi
dan mendorong orang lain untuk bekerja secara efektif, dan sesuai dengan harapan Bass
(1990), Drewniak dan Karaszewski (2016).
• Kepemimpinan menjadi salah satu faktor penting dalam pembentukan karakter guru karena
Kepala sekolah merupakan faktor kunci yang menentukan efektifitas sekolah (Huber &
Hader-popp, 2010).
• Pemimpin berperan sebagai contoh (teladan) bagi warga sekolah yang dipimpinnya, serta
salah satu faktor strategi peningkatan keefektifan pembelajaran (Usman, 2014).
Pemimpin yang bagaimana?
• Didasarkan pada kebutuhan perkembangan zaman yang luar biasa pesat pada era digital
saat ini.
• Cara berorganisasi, berkomunikasi, dan bertransaksi saat ini semua dipengaruhi oleh
teknologi digital dimana dalam perkembangannya teknologi digital menawarkan peluang
dan tantangan baru bagi organisasi dan masyarakat (Hüsing et al, 2013; Markus dan
Loebbecke, 2013).
• Ketika sebuah organisasi gagal untuk mengimbangi penggunaan teknologi digital oleh para
pesaingnya atau harapan kliennya, organisasi itu mungkin terpaksa ditutup dan jika
masyarakat gagal menyerap peluang baru untuk berkomunikasi, berbagi informasi dan
bekerjasama, maka ia akan rentan terhadap kegagalan serta tidak berfungsinya struktur
sosial masyarakat (McKenna, 2000).
• Pemimpin harus menunjukkan jalan ke depan, seperti yang Bennis (2013) dan Toomey
(2016) nyatakan, bahwa jika seorang pemimpin tidak mengerti bagaimana memanfaatkan
dunia digital dan menggunakan instrumentasi yang menyertainya, serta jika mereka tidak

2
SINOPSIS PROPOSAL DISERTASI -> Rini Agustina, PKJ-2017

memahami kekuatan yang dimilikinya dalam hubungan mereka dengan para pemangku
kepentingan, maka mereka akan sangat tertinggal.
• Menurut Bennis (2013) pemimpin digital harus memiliki kapasitas adaptif, ditambah dengan
ketahanan dan keterbukaan terhadap hal baru
• Pemimpin harus “mengerti perubahan”. Para pemimpin digital memiliki kewajiban untuk
mengikuti revolusi global yang sedang berlangsung (Reddy, 2018).
• Faktor lain yang ikut mempengaruhi guru dalam proses melakukan refleksi pembelajaran
adalah efikasi guru (Teacher efficacy) (Gallante, 2015; Noormohammadi, 2014), kepercayaan
(Trust) dan keterikatan kerja (work engagement) (Engelbrecht & Mahembe, 2015, 2017;
Perera, Vosicka, Granziera, & McIlveen, 2018).
• Hoyle dalam penelitiannya menyatakan bahwa kunci dari munculnya efikasi guru,
kemampuan guru untuk mengamati dan merenungkan dan menindaklanjuti hasil
pembelajaran, berinteraksi dengan staf, dewan sekolah dan masyarakat adalah dorongan
pemimpin.
• efikasi diri pemimpin juga memainkan peran dalam efikasi diri guru dalam sebuah asosiasi
(Hoyle, 2007).
• Faktor kepemimpinan (leadership) dan faktor internal dari guru merupakan fokus penelitian
ini dikarenakan kedua faktor tersebut berkaitan erat untuk menumbuhkan dan membentuk
praktik refleksi guru yang nantinya akan mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Sasaran Utama Penelitian:


• Menurut (Gaziel, 2007; Farris-Berg dan Dirkswager, 2012) sasaran utama dari perbaikan
pembelajaran secara terus menerus adalah untuk peningkatan prestasi siswa melalui guru
dan kultur sekolah
• Bentuk kepedulian pemimpin, kesadaran dan usaha dari guru, menjadi poin penting untuk
mengantarkan siswa agar siap terjun ke dunia kerja dan berkontribusi positif pada
masyarakat seiring dengan perubahan dinamika sosial yang terjadi disekitarnya.
• Komitmen yang kuat dalam diri guru dalam bentuk keterlibatan kerja (Work Engagement)
diharapkan mampu menumbuhkan motivasi guru untuk terus memberikan refleksi positif
yang nantinya akan ditangkap oleh siswa sebagai bentuk dari dinamika perubahan system,
perubahan teknologi dan perkembangan zaman yang semakin cepat.
• Harapan lain adalah guru akan mampu menumbuhkan refleksi yang sama bagi siswanya
sehingga mereka siap untuk terjun ke masyarakat yang lebih luas.

Kegunaan penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi Dinas Kependidikan dan Kejuruan Dit. PSMK
a. Membuat kebijakan terkait pentingnya praktik refleksi guru dalam pembelajaran sehingga
diharapkan mampu memberikan penyegaran dalam pembelajaran dikelas.
b. Memberikan suatu pilihan pembelajaran dengan kemampuan merefleksi kemapuan dan
mengadaptasi teknologi dalam pembelajaran, sehingga berguna untuk menentukan
kebijakan penggunaan media dan teknologi dalam pembelajaran.
2. Bagi Peneliti Lain
Memberikan informasi dan wawasan terkait dengan adanya variabel baru dalam upaya
mengaktifkan faktor refleksi praktis pada Guru yaitu faktor internal (kepercayaan dan

3
SINOPSIS PROPOSAL DISERTASI -> Rini Agustina, PKJ-2017

kemanjuran guru) dan faktor eksternal yang meliputi beberapa jenis kepemimpinan
(kepemimpinan digital, kepemimpinan etik dan kepemimpinan pembelajaran) yang dilihat
dari persepsi Guru, hal ini dimaksudkan agar Guru selalu adaptif terhadap dinamika
perubahan pendidikan, baik perubahan kurikulum, perubahan sosial maupun perubahan
teknologi.
3. Bagi pengembangan ilmu
Penelitian ini membuka satu keterbaruan pada jenis kepemimpinan digital yang menjadi salah
satu faktor eksternal bagi guru untuk merefleksi praktik pembelajaran yang dilakukannya.
Sifat kepemimpinan digital saat ini sangat dibutuhkan tidak hanya dalam pemahaman tetapi
dalam praktik sehari-hari, pemimpin yang memahami teknologi akan mencoba memberikan
suatu cara baru dalam mengapresiasi dan mengkomunikasikan segala hal kepada guru,
dimana saat ini dirasa penggunaan teknologi menjadi hal yang cukup memudahkan dan
membantu tersampaikannya informasi dengan lebih cepat dan akurat.

Novelty Penelitian
• Penelitian ini membuka satu keterbaruan pada jenis kepemimpinan digital yang menjadi salah
satu faktor eksternal bagi guru untuk merefleksi praktik pembelajaran yang dilakukannya.
• Sifat kepemimpinan digital saat ini sangat dibutuhkan tidak hanya dalam pemahaman tetapi
dalam praktik sehari-hari, pemimpin yang memahami teknologi akan mencoba memberikan
suatu cara baru dalam mengapresiasi dan mengkomunikasikan segala hal kepada guru,
dimana saat ini dirasa penggunaan teknologi menjadi hal yang cukup memudahkan dan
membantu tersampaikannya informasi dengan lebih cepat dan akurat.
• Penggunaan teknologi digital saat ini juga sangat mempengaruhi cara belajar siswa, sehingga
dukungan dari guru dan pemimpin yang adaptif terhadap teknologi dan perubahan akan
sangat membantu antusiame siswa untuk terus belajar dan merefleksikan pada dirinya.

Anda mungkin juga menyukai