Anda di halaman 1dari 1

Tata Cara Pemungutan, Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 22

dan PPN Oleh Bendahara Pemerintah/Pemungut PPh Pasal 22


Ilustrasi

Pada Bulan Juli 2012,  Bendahara Dinas ABCD melakukan kegiatan pembelian barang dengan
menggunakan dana APBD dan APBN dengan rincian sebagai berikut :

1. Tanggal 5 Juli 2012, Pembelian Alat Tulis Kantor kepada CV Pena Anda
(NPWP/NPPKP : 01.123.467.8-647.000) senilai Rp  1.650.000,-
2. Tanggal 10 Juli 2012, Pembelian Meubel Kantor kepada CV Indah Furniture
(NPWP/NPPKP : 02.123.4.567.8-647.000) senilai Rp 4.730.000,-
3. Tanggal 20 Juli 2012, Pembelian Printer kepada CV Mega Computer (NPWP/NPPKP :
03.123.456.7-647.000) senilai Rp 700.000,-

Penghitungan Pajak yang harus dipungut

1. Atas Pembelian tanggal 5 Juli 2012


Belanja barang senilai Rp 1.650.000,-
Dasar Pengenaan Pajak (DPP)           =  100/110  x Rp 1.650.000,-     = Rp  1.500.000,-
PPN yang harus dipungut         =  10%  x  Rp 1.500.000,-          = Rp      150.000,-
2. Atas Pembelian tanggal 10 Juli 2012
Belanja barang senilai Rp 4.730.000,-
Dasar Pengenaan Pajak (DPP)                  =  100/110  x Rp 4.730.000,-     =  Rp  
4.300.000,-
PPN yang harus dipungut                 =  10%  x  Rp 4.300.000,-          =  Rp     430.000,-
PPh Psl 22 yg harus dipungut          =  1,5%  x  Rp 4.300.000,-         =  Rp        
64.500,-
Catatan :
Apabila rekanan/toko belum mempunyai NPWP, maka PPh Pasal 22 yang harus dipungut
adalah 100% lebih tinggi, yaitu menjadi 200% x Rp 1.5% x Rp  4.300.000,-  Rp
129.000,-
3. Atas Pembelian tanggal 20 Juli 2012
Belanja barang di bawah Rp 1.000.000,-, Bendahara tidak wajib memungut PPh Pasal 22
dan atau PPN-nya.

Anda mungkin juga menyukai