Anda di halaman 1dari 23

PENGARUH TINGKAT KEPUASAN KERJA,STRES KERJA,KOMITMEN PERUSAHAAN

TERHADAP TURNOVER KARYAWAN PT.BANK SUMUT CABANG KOORDINATOR

Oleh :

Nadya Theresia Malau

1705072038

JURUSAN AKUNTANSI

PROGRAM STUDI PERBANKAN DAN KEUANGAN

POLTEKNIK NEGERI MEDAN

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan pertumbuhan ekonomi, peningkatan pertumbuhan perusahaaan seperti saat ini menimbulkan
persaingan yang ketat dalam memberikan pelayanan terbaik, berbagai cara dilakukan mulai dengan
mengembangkan fasilitas perusahaan maupun dengan meningkatkan kualitas SDM. Karyawan sangat berharga
bagi perusahaan, terutama sebagai pelaku penunjang tercapainya tujuan perusahaan . Keberadaan karyawan
perlu dikelola dengan baik agar dapat memberikan kontribusi positif pada kemajuan perusahaan . Sebaliknya,
apabila karyawan tidak dikelola dengan baik, maka karyawan akan kurang semangat dalam bekerja dan akhirnya
mengundurkan diri atau keluar dari tempat kerja (turnover).

Turnover mengarah pada kenyataan akhir yang dihadapi organisasi berupa jumlah karyawan yang
meninggalkan perusahaan pada periode tertentu, sedangkan turnover intention mengacu pada hasil evaluasi
individu mengenai kelanjutan hubungan dengan perusahaan dan belum diwujudkan dalam tindakan pasti
meninggalkan perusahaan Voluntary turnover merupakan keputusan karyawan untuk meninggalkan perusahaan
secara sukarela yang disebabkan oleh faktor seberapa menarik pekerjaan yang ada saat ini, dan tersedianya
alternatif pekerjaan lain.

Tingkat turnover karyawan yang tinggi merupakan ukuran yang sering digunakan sebagai indikasi adanya
masalah yang mendasar pada organisasi. Turnover karyawan dapat menciptakan ketidakstabilan dan
ketidakpastian terhadap kondisi karyawan, juga peningkatan biaya rekrutmen. Oleh karena itu suatu perusahaan
dituntut untuk dapat mempertahankan karyawannya, seperti mampu memberikan balas jasa tinggi dan
memahami hal-hal yang mampu membuat karyawannya kerasan untuk tetap bekerja tanpa menurunkan kinerja
perusahaan tersebut secara keseluruhan.

Tingginya turnover karyawan di dalam suatu perusahaan disebabkan oleh banyak faktor. Sebagai gambaran
konkrit tentang status pekerjaan serta

kondisi psikologis yang dialami karyawan, maka peneliti mencontohkan beberapa permasalahan yang dialami
karyawan, sebagaimana beberapa alasan para karyawan dalam suatu perusahaan sebagai berikut .
“Saya sudah bekerja cukup lama di perusahaan ini, tetapi sampai sekarang saya belum mendapatkan kesempatan
untuk belajar hal-hal baru dalam pekerjaan saya. Di samping itu saya juga sering merasa lelah dengan pekerjaan
yang harus saya lakukan. Saya juga tidak merasa sepenuhnya menjadi bagian dari hotel ini, sehingga saya sering
memikirkan alternatif pekerjaan lain di luar pekerjaan saya sekarang.”

Selain itu, alasan karyawan memilih untuk mengundurkan diri dari perusahaan adalah karena tidak adanya
rotasi/perpindahan departemen kerja dari karyawan tersebut, sehingga dirasa cenderung membosankan.
Karyawan yang berada pada departemen front office tidak mendapat kesempatan bekerja pada departemen lain .

Karyawan juga merasa kurang mendapatkan dukungan atau kerja sama dari rekan kerjanya terutama dalam
menghadapi komplain tamu maupun hal lain dalam bidang pelayanan perusahaan .

A. Rumusan Masalah Penelitian

Sebagaimana telah dijelaskan pada latar belakang masalah, penelitian ini bermaksud menguji pengaruh
kepuasan kerja, stres kerja dan komitmen organisasi terhadap turnover intention. Secara spesifik, rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat kepuasan kerja, stres kerja, komitmen perusahaan dan

turnover pada karyawan?

2. Bagaimana pengaruh kepuasan kerja terhadap turnover pada karyawan ?

3. Bagaimana pengaruh komitmen organisasi turnover pada karyawan ?

B. Tujuan Penelitian

Sebagaimana telah dijelaskan pada latar belakang masalah, penelitian ini bermaksud untuk menguji
pengaruh kepuasan kerja, stres kerja dan komitmen organisasi terhadap turnover intention. Secara spesifik,
tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui pengaruh kepuasan kerja, stres kerja, terhadap turnover pada karyawan .

C. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan-tujuan tersebut, maka penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat
sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti selanjutnya

Penelitian ini bisa dijadikan landasan dalam mengembangkan model penelitian mengenai kepuasan kerja, stres
kerja terhadap turnover

2. Bagi perusahaan
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi pihak perusahaan .

3. Bagi akademik

Penelitian ini memberikan kontribusi yang berarti bagi peneliti dalam mengembangkan wacana dunia organisasi
dalam pengaruh tingkat kepuasan kerja, stres kerja terhadap turnover

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Uraian Teori

Turnover

Menurut Robbins dan Judgde (2009:38) Turnover adalah tindakan pengunduran diri secara permanen yang
dilakukan oleh karyawan baik secara sukarela ataupun tidak secara sukarela . Turnover dapat berupa
pengunduran diri , perpindahan keluar unit organisasi , pemberhentian atau kematian anggota organisasi

Faktor-faktor Turnover

Menurut Price (dalam Kusbiantari 2013:94) faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya turnover
terdiri dari:

a. Faktor lingkungan yang terdiri dari:

1. Tanggung jawab kekerabatan terhadap lingkungan Semakin besar rasa tanggung jawab tersebut
semakin rendah turnover .

2. Kesempatan kerjaSemakin banyak kesempatan kerja tersedia di bursa kerja, semakin besar turnover

b. Faktor individual yang terdiri dari:

1. Kepuasan kerja Semakin besar kepuasannya maka semakin kecil intense turnovernya.

2. Komitmen terhadap lembaga Semakin loyal karyawan terhadap lembaga, semakin kecil
turnover
3. Perilaku mencari peluang/lowongan kerja Semakin besar upaya karyawan mencari pekerjaan lain,
semakin besar turnover

4. Niat untuk tetap tinggal Semakin besar niat karyawan untuk mempertahankan pekerjaannya,
semakin kecil turnover

5. Pelatihan umum/ peningkatan kompetensi Semakin besar tingkat transfer pengetahuan dan
ketrampilan diantara karyawan, semakin kecil turnover

6. Kemauan bekerja keras Semakin besar kemauan karyawan untuk bekerja keras, semakin kecil
turnover

7. Perasaan negatif atau positif terhadap pekerjaannya Semakin besar perasaan negatif yang dirasakan
karyawan akan mengurangi kepuasan kerjanya sehingga meningkatkan perilaku mencari peluang
kerja lain, dan menurunkan keinginan untuk tetap bertahan yang kemudian terealisasi dengan keluar
dari pekerjaan.

Dampak Turnover

Turnover pada karyawan dapat berdampak pada organisasi ketika berujung pada keputusan karyawan untuk
benar-benar meninggalkan organisasi (turnover), karena keinginan untuk keluar tersebut berasal dari individu
karyawan sendiri dan bukan merupakan keinginan organisasi atau perusahaan.

Disebutkan beberapa dampak negatif yang akan terjadi pada organisasi akibat pergantian karyawan, seperti :
meningkatnya potensi biaya perusahaan, masalah prestasi, masalah pola komunikasi dan sosial, merosotnya
semangat kerja, strategi-strategi pengendalian yang kaku, hilangnya biaya-biaya peluang strategik (Manurung
dan Ratnawati, 2013:1).

Dharma (2013:3) menyebutkan dampak turnover bagi perusahaan adalah :

1. Biaya penarikan karyawan Menyangkut waktu dan fasilitas untuk wawancara dalam proses seleksi
karyawan, penarikan dan memepelajari.

2. Biaya latihanMenyangkut waktu pengawas, departemen personalia dan karyawan yang dilatih.

3. Apa yang dikeluarkan buat karyawan lebih kecil dari yang dihasilkan karyawan baru tersebut

4. Tingkat kecelakaan para karyawan baru, biasanya cenderung tinggi

5. Adanya produksi yang hilang selama masa pergantian karyawan

6. Peralatan produksi yang tidak bisa digunakan sepenuhnya

7. Banyak pemborosan karena adanya karyawan baru

8. Perlu melakukan kerja lembur, kalau tidak akan mengalami penundaan penyerahan.
Indikator Turnover

Indikator Turnover menurut Chen dan Francesco (dalam Dharma, 2013:4) yang meliputi :

1. Pikiran untuk keluar ide seseorang untuk keluar dari perusahaan yang disebabkan oleh berbagai faktor.

2. Keinginan untuk mencari lowongan mencerminkan individu berkeinginan untuk mencari pekerjaan
pada organisasi lain.

3. Adanya keinginan untuk meninggalkan organisasi dalam beberapa bulan mendatang keinginan
karyawan untuk mencoba berpisah ke organisasi lain.

Kepuasan Kerja

Kepuasan adalah cermin dari perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Robbins (2006) mendefinisikan
kepuasan kerja adalah suatu sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya, selisih antara banyaknya
ganjaran yang diterima seorang pekerja dan banyaknya yang mereka yakini seharusnya mereka terima.
Kepuasan kerja ditentukan oleh beberapa faktor yakni kerja yang secara mental menantang, kondisi kerja yang
mendukung, rekan kerja yang mendukung, serta kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan.

Luthans (2006) menyebutkan bahwa kepuasan kerja merupakan keadaan emosi yang senang atau emosi yang
positif yang berasal dari penilaian kerja atau pengalaman kerja seseorang. Lebih jauh dikatakan bahwa kepuasan
kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya, yang dapat terlihat dari sikap positif pekerja
terhadap pekerjaannya dan segala sesuatu yang dihadapi pada lingkungan kerja.

Kepuasan kerja sangat diperlukan bagi karyawan karena dengan adanya kepuasan kerja karyawan dapat
meningkatkan produktivitas. Adanya ketidakpuasan kerja di antara karyawannya dapat menimbulkan hal-hal
yang tidak menguntungkan bagi perusahaan maupun bagi karyawan itu sendiri. Wexley dan Yukl (2005)
mengemukakan tiga teori tentang kepuasan kerja, yaitu :

a. Teori Ketidaksesuaian

Seseorang akan merasakan kepuasan kerja apabila tidak ada perbedaan antara yang seharusnya dengan
kenyataan yang dirasakan, dalam hal ini batas minimal kebutuhan telah terpenuhi. Jika kebutuhannya telah
terpenuhi di atas batas minimal maka seseorang akan merasa lebih puas. Sebaliknya bila batas minimal
kebutuhannya tidak terpenuhi maka seseorang akan merasakan ketidakpuasan kerja.

b. Teori Keadilan
Seseorang akan merasa puas atau tidak puas tergantung apakah ia

merasakan adanya keadilan (equity) atau tidak atas suatu situasi yang dialami dalam pekerjaan. Perasaan adil
atau tidak adil diperoleh dengan cara membandingkan dirinya dengan orang lain yang dinilai sekelas, jabatan
sama dan masa kerja sama. Jika perbandingan itu dianggap cukup adil maka ia merasa puas.

c. Teori Dua Faktor

Pada dasarnya kepuasan kerja dan ketidakpuasan kerja merupakan

dua hal yang berbeda. Menurut teori ini kepuasan dan ketidakpuasan

bukan merupakan titik yang berlawanan dengan satu titik netral pada pusatnya, seperti pandangan teori sikap
kerja konvensional, tetapi dua titik yang berbeda. Salah satu faktor ketidakpuasan kerja tidak dapat mengubah
menjadi kepuasan tetapi hanya mengurangi ketidakpuasan.

Menurut Luthans (2006), kepuasan kerja terdiri dari kepuasan kepada :

a. Pekerjaan itu sendiri

Dalam penelitian Judge dan Locke (1994) disebutkan bahwa bila seorang karyawan dalam sebuah
organisasi memiliki otonomi yang tinggi, kebebasan menentukan tugas-tugas dan jadwal kerja mereka sendiri,
perubahan dalam variabel ini memberi pengaruh yang secara besar pula terhadap kepuasan kerja. Robbins
(2006) menyatakan bahwa karyawan cenderung lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi kesempatan
untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan bermacam-macam tugas,
kebebasan dan umpan balik mengenai betapa baik mereka mengerjakan pekerjaannya sehingga kesenangan dan
kepuasan karyawan dapat tercipta.

b. Gaji

Gaji merupakan sistem ganjaran moneter yang diterima individu sebagai imbal jasa atas keterlibatannya
dalam rangka pencapaian tujuan dan kinerja organisasi. Gaji yang diterima dari bekerja memberikan jawaban
atas kebutuhan individu dan keluarga, inilah yang menjadi alasan mengapa karyawan memiliki kinerja yang
tinggi terhadap pekerjaannya apabila masalah gaji (yang sesuai) ini dapat dipenuhi oleh perusahaan. Dalam .

Penelitian Judge dan Locke (1994) menyatakan kepuasan kerja diperoleh dari tingkat imbalan atau hasil
yang diperoleh dari pekerjaan, dibandingkan dengan apa yang diharapkan oleh karyawan. Semakin lebih banyak
yang diperoleh dari pekerjaan dibandingkan dengan yang diharapkan maka semakin tinggi kepuasan kerja
tersebut.

c. Supervisi

Gibson, et al (2005) menyatakan pemimpin yang dapat menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat akan
dapat memuaskan bawahannya. Hal itu akan tercermin pada sikap bawahannya yang cenderung patuh kepada
atasannya dan akan mempunyai semangat kerja yang tinggi.

d. Hubungan dengan teman sekerja

Hal ini merupakan faktor yang penting dalam menciptakan kepuasan kerja karena bagaimanapun juga
manusia merupakan makhluk sosial yang pasti membutuhkan interaksi dengan individu lain. Tidak mungkin
seorang individu akan selalu mengandalkan dirinya sendiri, karena setiap individu mempunyai batas
kemampuannya masing-masing. Dengan terciptanya hubungan yang baik di antara rekan sekerja maka rasa
nyaman dan aman dalam bekerja akan tercipta di dalamnya sehingga kepuasan kerja dapat terwujud. Robbins
(2006) menyatakan bahwa bagi kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan akan interaksi sosial, oleh
karena itu tidaklah mengejutkan apabila memiliki rekan keja yang ramah dan mendukung akan mengantarkan
kepada kepuasan kerja yang meningkat.

e. Kesempatan promosi

Promosi memberikan individu status sosial yang lebih tinggi, pertumbuhan pribadi, dan tanggung jawab
yang lebih banyak. Oleh Karena itu individu yang mempersepsikan bahwa keputusan promosi dibuat dalam cara
yang adil, kemungkinan besar akan mengalami kepuasan dari pekerjaan mereka (Robbins, 2006).

Stres Kerja

Mangkunegara (2000) menyatakan bahwa stres kerja adalah perasaan yang menekan atau merasa tertekan
yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan. Stres kerja ini dapat menimbulkan emosi tidak stabil,
perasaan tidak tenang, suka menyendiri, sulit tidur, merokok berlebihan, tidak bisa rileks, cemas, tegang, gugup,
tekanan darah meningkat dan mengalami gangguan pencernaan.

Robbins (2006) mendefinisikan stres sebagai suatu tanggapan dalam menyesuaikan diri yang dipengaruhi
oleh perbedaan individu dan proses psikologis, sebagai konsekuensi dari tindakan. Handoko (2001)
mengemukakan stres sebagai suatu kondisi ketegangan yang dapat mempengaruhi emosi, proses berfikir dan
kondisi emosi seseorang.

Stres sering dikatakan membawa konteks negatif, namun juga memiliki nilai positif jika masih dalam
keadaan yang wajar, karena akan menambah semangat dalam bekerja, motivasi dan kinerja. Namun beberapa
karyawan menganggap tekanan dari beban kerja yang tinggi merupakan tantangan positif yang mampu
memperkaya kualitas kerja dan kepuasan kerja (Robbins dan Judge, 2009).

Stres yang dialami oleh individu dalam lingkungan pekerjaannya seringkali dipicu oleh hal-hal yang berasal
dari dalam diri karyawan (internal factor) dan dari luar (external factor) yang membawa konsekuensi berbeda
bagi masing-masing individu tergantung bagaimana mereka merespon penyebab stres. Menurut Anatan dan
Ellitan (2007) faktor penyebab stres meliputi:

a. Extra organizational stresor, yaitu penyebab stres dari luar organisasi


meliputi perubahan sosial dan teknologi yang berakibatkan adanya perubahan gaya hidup masyarakat,
perubahan ekonomi dan finansial mempengaruhi pola kerja seseorang, kondisi masyarakat relokasi dan kondisi
keluarga.

b. Organizational stresor, penyebab stres dari dalam organisasi yang meliputi kondisi kebijakan dan strategi
administrasi, struktur dan desain organisasi, proses organisasi, dan kondisi lingkungan kerja.

c. Group stresor, penyebab stres dan kelompok dalam organisasi yang timbul akibat kurangnya kesatuan dalam
melaksanakan tugas dan kerja terutama pada level bawahan, kurangnya dukungan dari atasan, munculnya
konflik antar personal, interpersonal, dan antar kelompok.

d. Individual stresor, stres yang berakibat dari dalam diri individu yang muncul akibat konflik dan ambiguitas
peran, beban kerja yang terlalu berat, dan kurangnya pengawasan dari pihak perusahan.

Mangkunegara (2000) mengemukakan bahwa stres kerja diukur oleh beberapa hal, antara lain: beban kerja yang
terlalu berat, waktu kerja yang mendesak, kualitas pengawasan kerja yang rendah, iklim kerja yang tidak sehat,
otoritas kerja yang tidak memadai yang berhubungan dengan tanggung

jawab, konflik kerja, serta perbedaan nilai antara karyawan dengan pemimpin.

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian yang menyangkut Pengaruh Kepuasan Kerja, Stres Kerja, dan Komitmen Organisasi
terhadap Turnover Intention sebagai berikut:

1. Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasional

terhadap Turnover Intentions pada Novotel Semarang, yang ditulis oleh Lia Witasari (2009). Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap
turnover intention serta komitmen organisasional memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap
turnover intention.

2.Peran Mediasi Komitmen Organisasional pada Pengaruh Stress Kerja dan Kepuasan Kerja terhadap
Intensi Keluar Karyawan pada Bali Dynasty

Resort, yang ditulis oleh Agus Eka (2014). Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa kepuasan kerja
memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap turnover intention, stres kerja memiliki pengaruh positif
dan signifikan terhadap turnover intention, serta komitmen organisasional berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap turnover intention.

3.Pengaruh Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi dan Stres Kerja terhadap Keinginan Karyawan Untuk
Keluar, yang ditulis oleh Anggraini (2013). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja,
komitmen organisasi dan stres kerja memiliki pengaruh yang signifikan secara bersama-sama (simultan)
terhadap keinginan karyawan untuk keluar.

Resort, yang ditulis oleh Agus Eka (2014). Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa kepuasan kerja
memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap turnover intention, stres kerja memiliki pengaruh positif
dan signifikan terhadap turnover intention, serta komitmen organisasional berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap turnover intention.

4. Pengaruh Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi dan Stres Kerja terhadap Keinginan Karyawan Untuk
Keluar, yang ditulis oleh Anggraini (2013). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja,
komitmen organisasi dan stres kerja memiliki pengaruh yang signifikan secara bersama-sama (simultan)
terhadap keinginan karyawan untuk keluar.

C. Kerangka Pikir

TURNOVER
INTENTION

STRES KERJA

D.Hipotesis

1.Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Turnover

Turnover pada industri perbankkan merupakan sinyal awal terjadinya turnover karyawan. Hal tersebut
perlu dijadikan perhatian bagi perusahaan karena tingginya turnover di dalam suatu perusahaan dapat
mengganggu aktifitas dan produktifitas dan dapat menciptakan ketidakstabilan dan ketidakpastian terhadap
kondisi tenaga kerja. Turnover intentions terkait erat dengan kepuasan kerja dan komitmen organisasional
(DeMicco dan Reid, 1988).
Pengaruh kepuasan kerja terhadap turnover telah dikemukakan dalam penelitian Eka (2014). Dalam
penelitiannya disebutkan bahwa individu yang merasa terpuaskan dengan pekerjaannya cenderung untuk
bertahan dalam organisasi. Sedangkan individu yang merasa kurang terpuaskan dengan pekerjaannya akan
memilih keluar dari organisasi. Selanjutnya dalam penelitian Witasari (2009), menyatakan bahwa kepuasan kerja
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap turnover intention.

Hal-hal tersebut membuktikan bahwa kepuasan kerja merupakan faktor penting dalam menekan turnover
intention karyawan. Secara realita seseorang yang merasakan kepuasan akan merasa nyaman berada di
lingkungannya sehingga merasa sulit untuk meninggalkan organisasi.

2. Pengaruh Stres Kerja terhadap Turnover

Stres kerja dapat mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi

seseorang, baik fisik maupun mental. Karyawan yang mengalami stres kerja yang berlebihan berimplikasi
terhadap voluntary turnover (Robbins dan Judge, 2009). Voluntary turnover merupakan keinginan karyawan
keluar dari organisasi secara sukarela dengan suatu alasan. Ketika karyawan mengalami tekanan di dalam
perkerjaanya, maka karyawan akan merasakan stres yang berlebihan sampai akhirnya akan berpikir untuk keluar
dari organisasi.

Dengan adanya teori-teori yang telah dikemukakan di atas menunjukkan adanya keterkaitan antara stres
kerja dengan turnover intention. Hendaknya perusahaan memberikan penghargaan kepada karyawan yang dapat
menyelesaikan pekerjaannya dengan baik yang nantinya dapat mengurangi keinginan karyawan untuk
meninggalkan organisasi.

4. Pengaruh Kepuasan Kerja, Stres Kerja terhadap Turnover

Turnover diartikan sebagai kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti bekerja dari pekerjaannya
secara sukarela atau pindah dari satu tempat kerja ke tempat kerja yang lain menurut pilihannya sendiri (Mobley,
1986). Grant et al,. (2001) berpendapat bahwa semakin tinggi kepuasan kerja dan komitmen organisasional
diharapkan akan menurunkan maksud dan tujuan karyawan untuk meninggalkan organisasi. Kemudian dari sisi
stres kerja, Eka (2014) mengatakan bahwa semakin jarang diberikan umpan balik berupa pujian/penghargaan
saat menyelesaikan pekerjaan dengan baik, akan meningkatkan keinginan karyawan keluar dari organisasi.
Umpan balik merupakan salah satu indikator yang mengukur stres kerja.

Apabila karyawan merasakan kepuasan kerja yang rendah, stress kerja yang tinggi dan kurangnya komitmen
organisasi maka karyawan akan memutuskan untuk keluar dari perusahaan. Karena karyawan tidak mempunyai
alasan untuk tetap berada dalam perusahaan tersebut. Sehingga dengan adanya kepuasan kerja dan komitmen
organisasi yang tinggi, serta stress kerja yang rendah akan mengurangi kinginan karyawan untuk keluar dari
organisasi.
Dalam penelitian Anggraini (2013) menyatakan bahwa kepuasan kerja, dan stres kerja memiliki pengaruh
yang signifikan secara bersama-sama (simultan) terhadap keinginan karyawan untuk keluar. Saat perusahaan
mampu menurunkan stres, meningkatkan kepuasan kerja serta komitmen organisasinya maka diharapkan dapat
menurunkan keinginan untuk keluar karyawannya.

Dengan adanya kepuasan kerja dan komitmen organisasi yang tinggi serta stres kerja yang rendah maka
akan dapat mengurangi turnover karyawan. Sehingga, dengan adanya kesempatan promosi yang diberikan
kepada karyawan, umpan balik berupa pujian/penghargaan, serta rasa kepedulian terhadap keberlangsungan
perusahaan maka akan mengurangi turnover karyawan .

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu peneliti berusaha untuk menemukan pengaruh langsung
dari variabel bebas yaitu pengaruh kepuasan kerja, stres kerja dan lingkungan kerja terhadap turnover karyawan
PT BANK SUMUT CABANG KOORDINATOR MEDAN . Desain penelitian meliputi : populasi dan sampel
penelitian, variabel penelitian, metode pengumpulan data, dan analisis data. Sumber data penelitian ini berupa
data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui proses wawancara dengan pihak narasumber yaitu
karyawan pada divisi sumber daya manusia dan karyawan lainnya di PT BANK SUMUT CABANG
KOORDINATOR MEDAN

3.2 Populasi dan Sampel

1.Populasi

Menurut Suharsimi (2010:173) populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian yang akan digunakan
untuk penelitian. Menurut Sugiyono (2010;115) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek
atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang akan digunakan peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini populasi yang diambil adalah seluruh karyawan PT
BANK SUMUT Cabang koordinator Medan yang berjumlah kurang lebih 70 karyawan.

2.Sampel

Menurut Sugiyono (2008:81) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif atau mewakili dari
populasi. Dalam menentukan ukuran sampel, penelitian ini menggunakan rumus Slovin, Rumus Slovin
digunakan untuk menentukan berapa minimal sampel yang dibutuhkan, jika ukuran populasi diketahui (Umar,
2003:120).

N
n=
1+ e2

Keterangan:

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir (10%)

Berdasarkan rumus diatas, maka perhitungan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

70 70
n= =
1+ ( 70 )( 0.10 ) 2
1,7

¿ 41,1764

=41 responden

Berdasarkan perhitungan diatas maka ukuran sampel minimal yang harus digunakan adalah sebesar 41
responden.

3.3 Variabel dan Instrumen Penelitian

Variabel Penelitian

Di dalam melaksanakan penelitian, istilah variabel merupakan istilah yang tidak dapat ditinggalkan. Variabel
adalah gejala-gejala yang menunjukkan variasi, baik dalam jenisnya, maupun dalam tingkatannya.Variabel
merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati variabel itu sebagai atribut sekelompok orang atau
objek yang mempunyai variasi antara satu dengan lainnya dalam kelompok itu (Sugiyono, 2005). Menurut
Ghozali (2011), dalam hubungan sebab akibat antara satu variabel dengan variabel yang lain, variabel-variabel
penelitian dapat dibedakan menjadi:

1. Variabel Bebas
Variabel bebas (independen) adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat (dependen), baik
pengaruh positif maupun negatif (Ghozali, 2011). Variabel ini disebut juga variabel awal atau variabel
eksogen atau variabel penyebab (Ghozali, 2011). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Kepuasan Kerja (X1), Stres Kerja (X2),

2. Variabel Terikat

Variabel terikat (dependen) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas (independen). Variabel
ini disebut juga variabel akhir atau variabel endogen atau variable akibat (Ghozali, 2011). Variabel
terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Turnover (Y).

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Menurut Sugiyono (2010:193) metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, angket, dan
observasi:
a. Interview atau wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk melakukan penelitian
pendahuluan untuk menemukan masalah yang akan diteliti dan juga untuk mengetahui besar
kecilnya jumlah responden. Interview atau wawancara untuk memperoleh data dengan melakukan
wawancara pada Staff depertemen umum PT BANK SUMUT CABANG KOORDINATOR
MEDAN
b. Kuesioner atau angket
Kuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member
pertanyaan tertulis ke responden untuk dijawab. Dalam menjawab pertanyaan, penelitian ini
menggunakan skor skala likert :
penelitian ini menggunakan skor skala likert :
Sangat setuju (ss) : skor 5
Setuju (s) : skor 4
Kurang setuju (ks) : skor 3
Tidak setuju (ts) : skor 2
Sangat tidak setuju (sts) : skor 1

TURNOVER

NO Pertanyaan STS TS KS S SS
1 PIKIRAN UNTUK KELUAR
Saya berfikir untuk keluar dari pekerjaan saya
Saya berfikir untuk meninggalkan pekerjaan ini
bila fasilitas yang diberikan perusahaan kurang
memadai
Jika saya memiliki peluang untuk keluar dari
perusahaan ini saya akan melakukannya
KEINGINAN UNTUK MENCARI
LOWONGAN
Saya mencari informasi mengenai lowongan
pekerjaan di tempat lain
Saya akan meninggalkan perusahaan bila sudah
2 mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang lebih
besar
Saya menghubungi beberapa teman untuk
menanyakan lowongan pekerjaan untuk saya
KEINGINAN UNTUK MENINGGALKAN
ORGANISASI
Saya berniat keluar dari perusahaan karena
pekerjaan saya terlalu berat
3
Saya berniat keluar dari perusahaan ini karena
imbalan yang saya terima sedikit
Saya berniat keluar dari perusahaan ini karena
tidak ada perkembangan karir

KEPUASAN KERJA

NO Pertanyaan STS TS KS S SS
KEPUASAN TERHADAP PEKERJAAN
Pekerjaan saya sangat menarik karena
Perusahaan memberikan pekerjaan sesuai
1 dengan kemampuan saya.
Saya bangga dengan hasil pekerjaan saya sendiri
Saya merasa senang dengan kesempatan untuk
belajar hal‐hal baru dalam pekerjaan saya
KEPUASAN TERHADAP GAJI
Saya merasa dibayar secara adil sesuai pekerjaan
yang saya lakukan
2 Perusahaan memberikan gaji tepat waktu
Penghasilan yang saya peroleh dapat membuat
semangat kerja meningkat
3 KEPUASAN TERHADAP PROMOSI
Mereka yang berkinerja baik memperoleh
kesempatan adil dalam promosi
Adanya kesempatan promosi jabatan dari
perusahaan menambah semangat kerja saya
Saya puas dengan kesempatan untuk
memperoleh promosi kenaikan jabatan
KEPUASAN TERHADAP PENGAWASAN
(SUPERVISI)
Saya merasa nyaman bekerja karena atasan
memperhatikan kondisi bawahannya
4 Pimpinan memberikan dukungan pada
Karyawan
Hubungan atasan dengan karyawan sangat baik
KEPUASAN TERHADAP REKAN KERJA
Rekan kerja saya bisa diajak bekerjasama
dengan baik
5 Saya menikmati bekerja disini karena teman
teman yang menyenangkan
Rekan kerja saya selalu memberikan dukungan
pada saya
STRES KERJA

NO Pertanyaan STS TS KS S SS

Di perusahaan ini, pekerjaan karyawan tidak


dikoordinasikan, sehingga menghambat
pencapaian target
Dalam menjalankan tugas, saya ditekan dengan
1 banyak aturan
Kerja keras saya tidak sebanding dengan hasil
atau keuntungan yang saya terima
Alat-alat kantor yang saya butuhkan untuk
menjalankan pekerjaan sering kali rusak atau
tidak berfungsi.

Jika melihat keberhasilan orang lain, saya


menemukan banyak kekurangan pada diri saya
Tugas yang harus saya kerjakan setiap harinya
sangat banyak sehingga sering kali membuat
2 saya kelelahan
Saya tidak mengerti dengan jelas tanggungjawab
pekerjaan yang menjadi tugas saya
Saya sering mengalami konflik dalam
menjalankan tugas yang diberikan dari atasan
3.5 Teknik Analisis Data
Analisis Regresi Linear Berganda
Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh variabel independen atau bebas yaitu X1, X2 X3, terhadap
variabel dependen atau terikat yaitu Y. Rumus matematis dari regresi berganda
yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Y = a - b1X1 + b2X2 - b3X3+ e (Ghozali, 2011:13)
Keterangan:
Y : Turnover Intention
a: Constanta

X1 : Kepuasan Kerja X2 : Stres Kerja


e: error disturbances
b1, b2, : besaran koefisien dari masing-masing variabel
DAFTAR PUSTAKA

Dharma, Cipta. 2013. “Hubungan Antara Turnover Intention Dengan


Komitmen Organisasional di PT. X Medan”.

Dalam Jurnal Ekonomi dan Bisnis Jurusan Administrasi Niaga Politeknik


Negeri Medan, Volume 1 No. 2 Hal 1-9 Medan: Politeknik Negeri Medan.

Fawzy, Azziza Gusta. “Pengaruh Stres Kerja, Kepuasan Kerja dan Komitmen
Karyawan terhadap Intensi Meninggalkan Organisasi pada PT. Marubeni
Raya”. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.

Faslah, Roni. 2010. “Hubungan antara Keterlibatan Kerja dengan Turnover


Intention pada Karyawan PT. Garda Trimitra Utama”. Dalam jurnal
Econosains, volume 8 No. 2 Hal 146-151.

Gondokusumo, A.A. 1992. Komunikasi Penugasan: bagi eksekutif-supervisor


karyawan. Jakarta: CV Haji Massagung.

Ghozali, Imam. 2011. Analisis Multivariate SPSS. Semarang : Badan Penerbit


Universitas Diponegoro.

Handoko, Hani. 2001. Manajemen Personalia & Sumber Daya Manusia.


Yogyakarta: BPFE-UGM.

Husien, Nirza Marzuki dan Andrian Hadi. 2012. “Pengaruh Lingkungan Kerja
dan Karakteristik Individu Terhadap Kepuasan Kerja”. Jurnal Manajemen dan
Akuntansi, Volume 13 No. 1 Banjarmasin : Program Studi Manajemen Skolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia.
Umam, Khaerul. 2010. Perilaku Organisasi. Bandung: Pustaka Setia.
Umar, Husein. 2003. Metode Riset Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama

Witasari, Lia. 2009. “Analisis pengaruh kepuasan kerja dan komitmen


organisasi terhadap turnover intention” (Studi Empiris pada Novotel
Semarang). Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.

Yucel, Ilhami. 2012. “Examining the Relationships among Job S


PENGARUH KEPUASAN KERJA , STRES KERJA TERHADAP TURNOVER
Pada PT BANK SUMUT CABANG KOORDINATOR MEDAN

OLEH :
NADYA THERESIA MALAU
1705072038

JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI PERBANKAN DAN KEUANGAN
POLITEKNIK NEGERI MEDAN

Anda mungkin juga menyukai