Anda di halaman 1dari 2

Menstruasi merupakan proses biologis yang terkait dengan pencapaian

kematangan seks, kesuburan, ketidakhamilan, normalitas, kesehatan tubuh, dan


bahkan pembaharuan tubuh itu sendiri (Lupton, 1994: 142). Pada perempuan,
menstruasi dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi secara berkala akibat
terlepasnya lapisan endometrium uterus (Bobak, 2004). Menstruasi merupakan hal
yang wajar pada perempuan terutama perempuan yang sudah memasuki masa
pubertas. Namun pada era globalisasi saat ini, banyak mitos atau berita hoax yang
berkembang di masyarakat mengenai menstruasi, baik mitos dalam segi sosial dan
budaya maupun mitos dalam segi kesehatan atau ilmiah.
Salah satu mitos yang dipercaya masyarakat adalah mengonsumsi
minuman bersoda dan kopi dapat mempercepat laju menstruasi. Menstruasi
merupakan proses luruhnya dinding rahim yang dipengaruhi oleh hormon dan
faktor psikis oleh karena itu tidak ada hubungan antara minuman bersoda dengan
laju mentruasi yang lebih cepat. Memang hingga saat ini belum ada penelitian
spesifik mengenai pengaruh minuman bersoda terhadap proses menstruasi itu
sendiri. Rasa nyeri yang ditimbulkan pada saat menstruasi bukan akibat dari
minuman bersoda, namun akibat dari aktivitas hormon dan pengaruh faktor psikis.
Namun sebaliknya, mengonsumsi minuman bersoda yang berlebihan dapat
melukai usus. Selain itu menurut situs Kompas.com, minuman bersoda dapat
menimbulkan risiko pada berat badan karena karbonasi yang terkandung dalam
minuman bersoda dapat merangsang hormon ghrelin yang dapat memicu nafsu
makan.
Namun perlu diketahui bahwa minuman bersoda (soft drink) mengandung
kafein dan pemanis buatan (aspartame). Memang kadar kafein pada minuman
bersoda tidak sebanyak kopi. Berdasarkan beberapa penelitian epidemiologi yang
diterbitkan oleh American Journal of Epidemiology pada tahun 1999 mengenai
konsumsi kafein dan fungsi menstruasi, konsumsi kafein yang berat (dalam
jumlah yang banyak) seringkali dikaitkan dengan peningkatan risiko terjadinya
siklus menstruasi yang pendek. Kafein dapat mengakibatkan konstriksi pembuluh
darah pada uterus (rahim) sehingga terjadi penurunan aliran darah di uterus yang
berdampak pada pengurangan tingkat perdarahan mentruasi. Hal tersebut tentunya
mengakibatkan durasi mentruasi akan semakin pendek.
Selain itu, berdasarkan penelitian tersebut seseorang yang mengonsumsi
kafein dalam jumlah yang banyak dapat dua kali lebih mungkin untuk mengalami
siklus menstruasi yang lebih pendek dibandingkan orang yang tidak mengonsumsi
kafein. Efek vasokonstriktor dalam kafein juga dapat menyebabkan rasa nyeri
yang lebih berat saat menstruasi (Sinaga,dkk,2017). Maka dari itu sebaiknya
ketika menstruasi, perempuan dianjurkan untuk mengurangi atau tidak
mengonsumsi minuman yang mengandung kafein.
Mitos kedua yang dikenal masyarakat adalah konsumsi makanan pedas
saat haid dapat memicu iritasi pada rahim dan berdampak pada proses menstruasi.
Hal tersebut merupakan mitos belaka karena makanan pedas tidak berdampak
langsung terhadap rahim atau proses menstruasi itu sendiri. Makanan pedas atau
cabai lebih berdampak terhadap timbulnya jerawat karena adanya suatu zat pada
cabai bernama capsaicin (Tsuraya,dkk,2018). Zat kimiawi tersebut bersifat
merangsang atau menstimulasi reseptor saraf di mulut manusia dan selanjutnya
mempengaruhi proses pada jaringan saraf lainnya dengan informasi bahwa ada
salah satu bagian tubuh yang berada dalam keadaan panas. Hal tersebut membuat
tubuh mengaktifasi kelenjar keringat sebagai reaksi diaforetik atau meluruhkan
keringat dan sisa-sisa metabolisme tubuh. Banyaknya keringat yang dihasilkan
akan mempermudah terbentuknya jerawat pada tubuh.
Nyeri yang ditimbulkan karena mengonsumsi makanan pedas saat
menstruasi alih-alih bukan merupakan nyeri pada rahim atau proses menstruasi
tersebut, akan tetapi nyeri yang ditimbulkan merupakan nyeri pada bagian usus
ataupun lambung yang disebabkan makanan pedas yang dapat mengiritasi dinding
usus atau lambung. Mengonsumsi makanan pedas justru dapat mengurangi
kembung pada perut karena makanan pedas mengandung senyawa capsaicin yang
dapat membantu mengurangi gas didalam perut, sehingga kembung dapat diatasi.

DAFTAR PUSTAKA

Bobak,I.N.2004.Keperawatan Maternitas.Alih Bahasa Maria A.Wijaya Rini.Edisi


4.Jakarta:EGC
https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/lifestyle/read/2017/12/07/08120
9420/benarkah-minuman-bersoda-bikin-gemuk
Lupton,Deborah.1994.Medicine as Culture:Illness,Disease,and the Bodyin
Western Societies.London:SADEPublications.
Sinaga,dkk.(2017).Manajemen Kesehatan Menstruasi.Jakarta:Universitas
Nasional
Tsuraya,dkk.(2018). “Hubungan Mengonsumsi Makanan Olahan Cabai Terhadap
Akne Vulgaris Pada Mahasiswa”. Jurnal Kedokteran
Diponegoro.7(2):1126.

Anda mungkin juga menyukai