Anda di halaman 1dari 3

1.

Density (kerapatan):
 Platina: 21.450 kg/m3 atau 21,45 gr/cm3. Kegunaan: sebagai perhiasan wanita,
kawat, bejana untuk aplikasi laboratorium, bahan kontak listrik, peralatan tahan
korosi, dan kedokteran gigi.
 Perak: 10.500 kg/m3 atau 10.5 gr/cm3. Kegunaan: Sebagai perhiasan,
penghantar listrik (pengganti kawat tembaga),  bahan baku pembuatan
medali dan uang koin
 Baja: 7800-7900 kg/m3.
2. Specific gravity:
 Perunggu: 8,16 t/cum. Kegunaan:
 Emas murni 24 karat: 19,29 t/cum. Kegunaan:
 Baja: 7,82. Kegunaan:
3. Porosity:
 Tanah liat:  0.58 and 0.51
 tanah berpasir: 0.43 and 0.36
4. strength:
 ultimate tensile strength (UTS) dari Baja AISI 1018 adalah 440 MN / m2.
 Batu bata:
-Berdasarkan Kuat Tekan

Mutu Bata Kelas I : Kuat Tekan Rata – rata lebih besar dari 100 kg/cm2.

Mutu Bata Kelas II :Kuat Tekan Rata-rata  80 – 100 kg/cm2

Mutu Bata Kelas III : Kuat Tekan Rata-rata 60 – 80 kg/ cm2

-Berdasarkan Compressive Strength (Bata Jenuh air ) dan Penyerapan Air

Batu Bata Kelas A : Compressive strength diatas 69,0 N/mm2 dan nilai penyerapan tidak
lebih 4,5 %

Batu Bata Kelas B : Compressive strength diatas 48,5 N/mm2 dan nilai penyerapan tidak
lebih 7%

5. elasticity:
Semakin kecil modulus elastisitas sebuah benda, maka akan semakin mudah bagi bahan untuk
mengalami perpanjangan atau perpendekan. begitu pula sebaliknya.

Di antara beberapa material utama konstruksi (baja, beton, kayu, aluminium), baja adalah
material yang memiliki regangan maksimum yang besar dan modulus elastisitas yang tinggi.

6. Plasticity:
kemampuan material untuk mengalami deformasi plastik (perubahan
bentuk secara permanen) tanpa mengalami kerusakan. Material yang
mempunyai plastisitas tinggi dikatakan sebagai material yang ulet
(ductile), sedangkan material yang mempunyai plastisitas rendah
dikatakan sebagai material yang getas (brittle).
Contoh: tanah lempung
7. Creep(kemelaran):
Merupakan kecenderungan suatu logam untuk mengalami deformasi
plastik bila pembebanan yang besarnya relatif tetap dilakukan dalam
waktu yang lama pada suhu yang tinggi.
Contoh: baja
8. Stiffness (kekakuan):
kemampuan bahan untuk menerima tegangan/beban tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan
bentuk (deformasi) atau defleksi. Contoh: kayu dan beton
9. Fatigue (Kelelahan):
kecenderungan dari logam untuk menjadi patah bila menerima beban
bolak-balik (dynamic load) yang besarnya masih jauh di bawah batas
kekakuan elastiknya. Contoh: Baja memiliki batas kelelahan (fatigue limit) atau batas
ketahanan (endurance limit) yang jelas, sedangkan alumunium tidak mempunyai batas kelelahan yang jelas.
10. 11. Toughness (Ketangguhan):
Merupakan kemampuan material untuk menyerap sejumlah energi
tanpa mengakibatkan terjadinya kerusakan.
11. 12. Hardness (kekerasan):
Contoh: Titanium Carbide: bahan utama dalam pembuatan logam keramik, Boron
Carbide: sebagai rompi anti peluru pada polisi, armor tank, dan masih banyak lagi
kegunaanya dalam dunia industri. 
12. 13. Ductility (daktilitas):
Sifat dari baja yang dapat mengalami deformasi yang besar di bawah pengaruh
tegangan tarik yang tinggi tanpa hancur atau putus disebut sifat daktilitas. Adanya
sifat ini membuat struktur baja mampu mencegah terjadinya proses robohnya
bangunan secara tiba-tiba.
13. 14. Brittleness
Contoh bahan yang memiliki sifat kerapuhan ini yaitu besi cor.
14. 15. Thermal konduktivity:
 perak: 420 J/ms derajat celcius atau 1000 x 10-4 kkal/ms derajat
cel
 tembaga: 380 atau 920
15. 16. Corrosion resistance:
melalui tabel tingkat ketahanan korosi, dapat diketahui bahwa jenis ketahanan korosi
bahan aluminium tersebut buruk sekali.

Anda mungkin juga menyukai