Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN BEST PRACTICE

PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN ( PKP )


UPTD SD NEGERI 5 METRO TIMUR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL


DALAM MEMECAHKAN MASALAH ( PROBLEM SOLIVNG )

DEDI SUWITO,S.Pd.SD.
NIP. 19831210 201402 1 001

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2019
LEMBARAN PENGESAHAN
BEST PRACTICE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL


DALAM MEMECAHKAN MASALAH ( PROBLEM SOLIVNG )
TAHUN 2019

Telah Disetujui Oleh :


Ka.UPTD SD NEGERI 5 METRO TIMUR NOVEMBER 2019

PAIRIN , S.Pd
NIP. 19680915 200007 1 001

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2019
BIODATA PESRTA
PESERTA PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN
MATA PELAJARAN IPS SD
1. NAMA : DEDI SUWITO,S.Pd.SD.
2. NIP : 19831210 2014021001
3. NO PESERTA UK : 201501938528
4. NUPTK : 7542761663200033
5. TEMPAT TGL LHR : RAMAN AJI, 10 DESEMBER 1983
6. AGAMA : ISLAM
7. JENIS KELAMIN :L
8. STATUS KEPEGAWAIAN : PNS
9. PANGKAT /GOL : PENATA MUDA Tk 1 / III b
10. JABATAN : GURU PERTAMA
11. MASA KERJA (SELAMA MENJADI PEGAWAI) : 05 TAHUN 11 BULAN
12. MAS KERJA ( SESUAI SK ) : 05 TAHUN 11 BULAN
13. BIDANG STUDI YANG DIAJARKKAN : GURU KELAS SD
14. MENGAJAR KELAS : IV
15. JUMLAH JAM MENGAJAR ( PERMINGGU ) :
16. TANGGAL ,BLN,THN MENGAJAR ( SESUAI SK):
17. TAHUN SERTIFIKAT :-
18. NO SERTIFIKAT :-
19. PENDIDIKAN : S1
20. JURUSAN : PGSD
21. NAMA PERGURUAN TINGGI : UNIVERSITAS TERBUKA
22. ALAMAT RUMAH : KEL. YOSOREJO ,RT/RW.035/009
23. KOTA /KAB : KOTA METRO
24. PROPINSI : LAMPUNG
25. TELEPON /HP : 0852 6647 1648
26. ALAMAT EMAIL : dedisuwito27@gmail.com
27. UNIT KERJA : UPTD SDN 5 METRO TIMUR
28. NSS :
29. ALAMAT UNIT KERJA : Jln Tongkol 18. No 18
30. KECAMATAN : Metro Timur
31. KAB./KOTA : Kota Metro
32. PROPINSI : Lampung
33. KODE POS :
34. NO TELEPON/HP :-
35. ALAMAT EMAIL UNIT KERJA :

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, seru sekalian alam, Dialah yang maha pemurahtak pelih kasih dan
maha penyayang tak pelih kasih sayang, sehingga penulismelaksanakan best practice mampu
menyelesaikan dengan baik untuk dipersembahkan kepada para pembaca semoga Allah SWT, akan
selalumemberkahi kita semua. Kemudian tak lupa penulis sampaikan salawat dan salam kepada
junjungan alam Nabi !uhammad SAW, yang telah membawarisalah ilahi untuk sengenap umat
manusia untuk mendapatkana kebahagiaan kehidupan dunia dan akhirat.
Amin Sehubungan dengan ini penulis sampaikan kepada semua pihak yang telahmembantu "best
practice ini sehingga dapat selesai dengan baik.Untuk itu penulis menyampaikan penghargaan dan
terima kasih yang sedalam dalamnya kepada Ibu Kepala Sekolah yang memberikan motifasi
terhadap "Best Practice ini. Ibu Koordinator pengawas yang selalu membina dan memotifasi tentang
pembuatan Best practice ini Kepada Kepala sekolah binaan yang telah menyediakan segala fasilitas
sekolah penulis menyampaikan ucapan terimah kasih. namun sebagai insan yang lemah tentu
masih jauh dari kesempurnaan bahkan disana sini masih banyak kekurangan. untuk itu penulis
saran dankritikan sebagai bahan kekelengkapan "Best practice ini, penulis menyampaikan ucapan
terima kasih. Akhirnya sampai pada tujuan semoga Allah SWT, selalumendapatkan keridhoanya
amin -a abbal Alamin

DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
BIODATA PENULIS
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Jenis Kegiatan
C. Manfaat Kegiatan
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Tujuan dan Sasaran
B. Bahan/Materi Kegiatan
C. Metode/Cara Melaksanakan Kegiatan
D. Alat/Instrumen
E. Waktu dan Tenpat Kegiatan
BAB III HASIL KEGIATAN
(menjelaskan hasil yang diperoleh, masalah yang dihadapi dan cara mengatasi masalah
tersebut)
BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
B. Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pembelajaran tematik terpadu di SD sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013 merupakan
pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan beberapa muatan pelajaran dalam satu
pembelajaran. Beberapa muatan, misalnya IPA dan IPS disatukan dalam tema yang sama kemudian
disajikan dalam satu pembelajaran utuh yang saling berkaitan.
Dalam praktik pembelajaran Kurikulum 2013 yang penulis lakukan selama ini, penulis
menggunakan buku siswa dan buku guru. Penulis meyakini bahwa buku tersebut sudah sesuai dan
baik digunakan di kelas karena diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ternyata,
dalam praktiknya, penulis mengalami beberapa kesulitan seperti materi dan tugas tidak sesuai
dengan latar belakang siswa. Selain itu, penulis masih berfokus pada penguasaan pengetahuan
kognitif yang lebih mementingkan hafalan materi. Dengan demikian proses berpikir siswa masih
dalam level C1 (mengingat), memahami (C2), dan C3 (aplikasi). Guru hampir tidak pernah
melaksanakan pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi ( higher
order thinking skills/ HOTS). Penulis juga jarang menggunakan media pembelajaran. Dampaknya,
suasana pembelajaran di kelas kaku dan anak-anak tampak tidak ceria.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa diperoleh informasi bahwa (a) siswa
malas mengikuti pembelajaran yang banyak dilakukan guru dengan cara ceramah’ (b) selain
ceramah, metode yang selalu dilakukan guru adalah penugasan. Sebagian siswa mengaku jenuh
dengan tugas-tugas yang hanya bersifat teoritis. Tinggal menyalin dari buku teks.
Untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0, siswa harus dibekali keterampilan berpikir
tingkat tinggi (higher order thinking skills). Salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada
HOTS dan disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran berbasis
masalah (problem based learning/PBL. PBL merupakan model pembelajaran yang mengedepankan
strategi pembelajaran dengan menggunakan masalah dari dunia nyata sebagai konteks siswa untuk
belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh
pengetahuan dan konsep esensial dari materi yang dipelajarinya. Dalam PBL siswa dituntut untuk
mampu memecahkan permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari (kontekstual). Dengan kata
lain, PBL membelajarkan siswa untuk berpikir secara kritis dan analitis, serta mencari dan
menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Setelah melaksanakan pembelajaran tematik terpadui dengan model PBL, penulis
menemukan bahwa proses dan hasil belajar siswa meningkat. Lebih bagus dibandingkan
pembelajaran sebelumnya. Ketika model PBL ini diterapkan pada kelas VI yang lain ternyata proses
dan hasil belalajar siswa sama baiknya. Praktik pembelajaran PBL yang berhasil baik ini penulis
simpulkan sebagai sebuah best practice (praktik baik) pembelajaran berorientasi HOTS dengan
model PBL.

B. Jenis Kegiatan
Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan praktik kegiatan ON adalah kegiatan pembelajaran
tematik Kekayaan Sumber Energi di Indonesia di kelas VI untuk pasangan KD IPS.

C. Manfaat Kegiatan
Manfaat penulisan Best Practice adalah meningkatkan kompetensi siswa dalam pembelajaran tematik
integratif yang berorientasi HOTS.
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Tujuan dan Sasaran


Tujuan penulisan praktik baik ini adalah untuk mendeskripsikan praktik baik penulis dalam
meerapkan pembelajaran berorientasi higher order thiking skills (HOTS). Sasaran pelaksanaan
best practice ini adalah siswa kelas VI semester 1 di UPTD SDN 5 METRO TIMUR sebanyak 21
orang.

B. Bahan/Materi Kegiatan
Bahan yang digunakan dalam praktik baik pembelajaran ini adalah materi kelas VI untuk tema
Kekayaan Sumber Energi di Indonesia yag merupakan pembelajaran tematik IPS berikut ini.

IPS
Mengidentifikasi keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan
KD 3.2 agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia;
serta hubungannya dengan karakteristik ruang.
Menyajikan hasil identifikasi mengenai keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan
KD 4.2 agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia; serta hubungannya
dengan karakteristik ruang

C. Cara Melaksanakan Kegiatan


Cara yang digunakan dalam pelaksanaan praktik baik ini adalah menerapkan pembelajaran
tematik terpadu dengan model pembelajaran problem based learning (PBL).
Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan praktik baik yang telah dilakukan penulis.
1. Pemetaan KD
Pemetaan KD dilakukan untuk menentukan pasangan KD yang dapat diterapkan dalam
pembelajara tematik. Berdasarkan hasil telaah KD yang ada di kelas IV, peulis memilih tema
modernisasi untuk membelajarkan pasangan KD 3.2-4.2 muatan Bahasa Indoesia; KD 3.2 –
4.2 muatan IPS; di kelas VI semester 1.
2. Analisis Target Kompetensi
Hasil analisis target kompetensinya sebagai berikut.
3. Perumusan Indikator Pencapaian Kompetesi

IPS
3.2.1
Mengidentifikasi keragaman sosial dilingkungan setempat
sampai tingkat provinsi sebagai identitas bangsa Indonesia

3.2.2
Mengidentifikasi keragaman ekonomi dilingkungan setempat
sampai tingkat provinsi an sebagai identitas bangsa
Indonesia

3.2.6
Menjelaskan hubungan keragaman sosial dengan
karakteristik ruang di provinsi setempat sebagai identitas
bangsa Indonesia
. (IPK Kunci)
3.2.7
Menjelaskan hubungan keragaman ekonomi dengan
karakteristik ruang di provinsi setempat sebagai identitas
bangsa Indonesia
(IPK Kunci)
4.2.6
Menyajikan hubungan keragaman sosial dengan karakteristik
ruang di provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia.
. (IPK Kunci)
4.2.11
Menggabungkan keragaman sosial di provinsi setempat
sebagai identitas bangsa Indonesia dengan karakteristik ruang
. (IPK Pengayaan)

4. Pemilihan Model Pembelajaran


Model pembelajaran yang dipilih adalah problem based learning (PBL) .
5. Merencanakan kegiatan Pembelajaran sesuai dengan Model Pembelajaran
Pengembangan desain pembelajaran dilakukan dengan merinci kegiatan pembelajaran yang
dilakukan sesuai dengan sintak PBL.
Berikut ini adalah rencana kegiatan pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan model PBL.
Sintak Model Guru Siswa
Pembelajaran
Orientasi 1) Menyimak penjelasan
1. Peserta didik berhitung dari 1 sampai 4
Masalah secara berurutan. Setelah angka 4, kembali guru dan menjawab
hitungan ke angka 1. Begitu seterusnya pertanyaan guru.
sampai seluruh peserta didik
menyebutkan satu bilangan.
2. Peserta didik membentuk kelompok
belajar berdasarkan kesamaan angka yang
disebutkan. Setiap kelompok
membentuk lingkaran kecil.
3. Satu kelompok mendapat gambar yang
baliknya terdapat teks eksposisi sesuai
dengan gambar sebanyak anggota
kelompok.
4. Guru memberikan gambar yang berbeda
di setiap kelompok belajar. Tersedia 4
gambar, yaitu :

Potret Kehidupan di Pegunungan

Potret kehidupan di pesisir

5.
Potret kehidupan di perkotaan
Potret kehidupan di desa

5. Peserta didik mengamati gambar


yang telah dibagikan.
6. Peserta didik membaca teks eksposisi
yang ada di balik gambar.
7. Sikap dan keterampilan peserta didik
dinilai Guru melalui pengamatan.
Mengorganisasi 1) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok.
Setiap kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5
orang.
2) Setiap kelompok mengerjakan tugas yang telah
dijelaskan oleh guru.
Membimbing 1) Guru membimbing siswa menyelesaikan
penyelidikan tugasnya.
2) Guru memberi bantuan dan atau menjawab
pertanyaan dari siswa bila dibutuhkan.
Mengembangkan Mendampingi siswa dalam mengembangkan dan 1) Menyusun laporan
dan menyajikan menyajikan laporan hasil kerja. hasil kerja
laporan hasil kelompok.
2) Mempresentasikan
karya
hasil kerjanya dalam
diskusi kelas.
3) Kelompok lain
memberikan tang-
gapan, mengajukan
pertanyaan, atau
usul terhadap hasil
kerja kelompok lain.
Menganalisis 1) Menganalisis dan mengevaluasi hasil kerja siswa. 1) Menyimak
2) Memberi penguatan hasil belajar siswa.
dan penjelasan guru.
2) Mengajukan
mengevaluasi
pertanyaan dan
proses
atau tanggapan bila
pemecahan
belum paham.
masalah.
Pembelajaran setelah istirahat
Orientasi 1) Guru menyampai kan bahwa agar dapat 1) Menyimak
Masalah hidup sesuai dengan perubahan zaman yang penjelasan guru.
2) Menjawab
terjadi (moder nisasi), seseorang harus mampu
pertanyaan guru.
bera-daptasi. Bila tidak, orang tersebut akan
tergilas zaman. Begitu pun dengan tumbuhan dan
binatang. Mereka juga harus mampu beradaptasi.

Mengorganisasi 1) Duduk dalam


1. Guru meminta siswa kembali duduk
bersama kelompoknya untuk mengerjakan kelompoknya.
tugas kelompok. Setiap peserta didik 2) Membagi tugas.
melakukan diskusi dengan peserta lain
dalam satu kelompok mengenai
keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis,
dan agama.

Membimbing 1) Menyimak tayangan


1. Menyajikan tentang keragaman sosial,
penyelidikan ekonomi, budaya, etnis, dan agama. Video.
2) Membuat catatan
2. Mendampingi siswa mengerjakan tugas
kelompoknya. penting sesuai
dengan tugas yang
harus dikerjakan.
Mengembangkan Mendampingi siswa menyelesaikan kerja 1) Mendiskusikan hasil
dan menyajikan kelompoknya. simakan.
2) Mengerjakan tugas
laporan hasil
yang disajikan
karya
dalam LKS.
3) Mempresentasikan
hasil kerja
kelompok.
4) Menanggapi
presentasi
kelompok lain.
Menganalisis 1) Menganalisis dan mengevaluasi hasil kerja 1) Menyimak penjelasan
dan kelompok. guru.
2) Memberi penguatan hasil belajar siswa. 2) Mengajukan
mengevaluasi
3) Membimbing siswa membuat simpulan hasil
pertanyaan bila belum
proses
belajar.
paham.
pemecahan
masalah.
6. Penyusunan Perangkat Pembelajaran
Berdasarkan hasil kerja 1 higga 5 di atas kemudian disusun perangkat pembelajaran
meliputi RPP, bahan ajar, LKS, dan instrumen penilaian. RPP disusun dengan
mengintegrasikan kegiatan literasi, penguatan pendidikan karakter (PPK), dan kecakapan
abad 21.

D. Media dan Instrumen


Media pembelajaran yang digunakan dalam praktik terbaik ini adalah Media pembelajaran
rangkaian listrik Seri dan Pararel dengan animasi pembelajaran power poin dan (c) lembar kerja
siswa (LKS) tematik.
Instrumen yang digunakan dalam praktik baik ini ada 2 macam yaitu (a) instrumen untuk
mengamati proses pembelajaran berupa lembar observasi dan (b) instrumen untuk melihat
hasil belajar siswa dengan menggunakan (a) tes tulis pilihan ganda dan uraian singkat.

E. Waktu dan Tempat Kegiatan


Praktik baik ini dilaksanakan pada tanggal 04 November tahun 2019 bertempat di kelas VI
UPTD SDN 5 METRO TIMUR
BAB III
HASIL KEGIATAN

A. Hasil
Hasil yang dapat diilaporkan dari praktik baik ini diuraikan sebagai berikut.
1. Proses pembelajaran tematik yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran PBL
berlangsung aktif. Siswa menjadi lebih aktif merespon pertanyaan dari guru, termasuk
mengajukan pertanyaan pada guru maupun temannya. Aktifitas pembelajaran yang dirancang
sesuai sintak PBL megharuskan siswa aktif selama proses pembelajaran.
2. Pembelajaran tematik yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran PBL
meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer knowledge.
Setelah melihat media pembelajaran rangkaian listrik berbasis power poin, siswa tidak hanya
memahami konsep (pengetahuan konseptual) dan bagaimana membuat (pengetahuan
prosedural), tetapi juga memahami konsep modernisasi. Pemahaman siswa tetang
perubahan energi dalam rangka mengetahui bentuk rangkaian listrik. Pemahaman ini dapat
menjadi pengantar bagi siswa untuk membuat rangkaian listrik seri dan pararel.
3. Penerapan model pembelajaran PBL meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis.
Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi siswa untuk bertanya dan menanggapi topik yang
dibahas dalam pembelajaran.
Dalam pembelajaran sebelumnya yang dilakukan penulis tanpa berorientasi HOTS suasana
kelas cenderung sepi dan serius. Siswa cenderung bekerja sendiri-sendiri untuk berlomba
menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Fokus guru adalah bagaimana siswa dapat
menyelesikan soal yang disajikan; kurang peduli pada proses berpikir siswa. Tak hanya itu,
materi pembelajaran yang selama ini selalu disajikan dengan pola deduktif (diawali dengan
ceramah teori tentang materi yang dipelajari, pemberian tugas, dan pembahasa), membuat
siswa cenderung menghapalkan teori. Pengetahuan yang diperoleh siswa adalah apa yang
diajarkan oleh guru.
Berbeda kondisinya dengan praktik baik pembelajaran tematik berorientasi HOTS dengan
menerapkan PBL ini. Dalam pembelajaran ini pemahaman siswa tentang konsep benar-benar
dibangun oleh siswa melalui pengamatan dan diskusi yang meuntut kemampuan siswa untuk
berpikir kritis.
4. Penerapan model pembelajaran PBL juga meningkatkan kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah (problem solIVng). PBL yang diterapkan dengan menyajikan teks tulis
dan Video berisi permasalahan kontekstual mampu mendorong siswa merumuskan
pemecahan masalah.
Sebelum menerapkan PBL, penulis melaksanakan pembelajaran sesuai dengan buku guru
dan buku siswa. Meskipun permasalahan yang disajikan dalam buku teks kadang kala kurang
sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa, tetap saja penulis gunakan. Jenis teks yang
digunakan juga hanya pada teks tulis dari buku teks.
Dengan menerapkan PBL, siswa tak hanya belajar dari teks tulis, tetapi juga dari Video serta
diberi kesempatan terbuka untuk mencari data, materi dari sumber lainnya.
B. Masalah yang Dihadapi
Masalah yang dihadapi terutama adalah siswa belum terbiasa siswa belajar dengan model
PBL. Dengan tujuan untuk mendapat nilai ulangan yang baik guru selalu mengguakan
metode ceramah, siswa pun merasa lebih percaya diri menghadapi ulangan (penilaian)
setelah mendapat penjelasan guru melalui ceramah.
Masalah lainnya adalah guru tidak mempunyai kompetensi yang memadai untuk membuat
Video pembelajaran. Padahal selain sebagai media pembelajaran,. Video juga merupakan
bentuk teks audio Visual yang juga harus disajikan sesuai dengan rumusan KD.

C. Cara Mengatasi Masalah


Agar siswa yakin bahwa pembelajaran tematik dengan PBL dapat membantu mereka lebih
menguasai materi pembelajaran, guru memberi penjelasan sekilas tentang apa, bagaimana,
mengapa, dan manfaat belajar berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi ( higher
order thinking skills/HOTS). Pemahaman dan kesadaran akan pentingnya HOTS ajkan
membuat siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Selain itu, kesadaran bahwa
belajar bukan sekadar menghafal teori dan konsep akan membuat siswa mau belajar dengan
HOTS.
Kekurangmampuan guru membuat Video pembelajaran dapat diatasi dengan mengunduh
Video sesuai dengan KD yang akan dibelajarkan baik dari youtube maupun dari Rumah
Belajar. Dengan demikian, selain menerapkan kegiatan literasi baca = tulis, siswa juga dapat
meningkatkan literasi digitalnya.
BAB IV
Simpulan dan Rekomendasi
C. Simpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Pembelajaran tematik dengan model pembelajaran PBL layak dijadikan praktik baik
pembeljaran berorientasi HOTS karena dapat meingkatkan kemampuan siswa dalam
melakukan transfer pengetahuan, berpikir kritis, dan pemecahan masalah.
2. Dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara sistematis dan
cermat, pembelajaran tematik dengan model pembelajaran PBL yang dilaksanakan tidak
sekadar berorientasi HOTS, tetapi juga mengintegrasikan PPK, literasi, dan kecakapan
abad 21.

D. Rekomendasi
Berdasarkan hasil praktik baik pembelajaran tematik dengan model pembelajaran problem
based learning (PBL), berikut disampaikan rekomendasi yang relevan.
1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan buku guru
serta jaring-jaring tema yang telah disediakan, tetapi berani melakukan inovasi
pembelajaran tematik yang kontekstual sesuai dengan latar belakang siswa dan situasi dan
kondisi sekolahnya. Hal ini akan membuat pembelajaran lebih bermakna.
2. Siswa diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam belajar, tidak
terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar dengan cara ini akan membantu siswa
menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan lama (tidak mudah lupa).
3. Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut melaksanakan
pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah, seperti penyediaan sarana da
prasarana yang memadai dan kesempatan bagi penulis utuk mendesiminasikan praktik baik
ini akan menambah wawasan guru lain tentang pembelajaran HOTS.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Lampiran 1 : Foto-foto kegiatan


Lampiran 2 : RPP
Lampiran 3 : Bahan Ajar
Lampiran 4 : LKS
Lampiran 5 : Kisi-kisi soal piliha ganda dan uraia
Lampiran 6 : Soal, kunci, dan pedoman penyekoran
Lampiran 7 : Lembar observasi proses pembelajaran
Lampiran 8 : Kuesioner motivasi belajar siswa
Lampiran 1:

Anda mungkin juga menyukai