Anda di halaman 1dari 17

KATETER DAN KATETERISASI URETHRA

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM:


Mahasiswa diharapkan mampu mengenal alat-alat kateterisasi urethra dan melakukan
kateterisasi urethra secara benar.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS:


Mahasiswa mampu :
1. Mampu mengenal alat katerisasi urethra dengan benar
1.1 Mampu menyebutkan jenis-jenis dan fungsi kateter urethra
1.2 Mampu menyebutkan indikasi pemasangan kateter urethra

2. Mampu melakukan pemasangan kateter urethra pada pasien perempuan


2.1 Mampu menjelaskan tujuan pemasangan kateter urethra
2.2 Mampu mempersiapkan alat untuk pemasangan kateter
2.3 Mampu mempertahankan posisi tangan pada daerah ostium urethra externus.
2.4 Mampu melakukan sterilisasi daerah ostium urethra externus.
2.5 Mampu memberi pelumas pada kateter
2.6 Mampu memasukkan kateter melalui urethra sampai urin keluar.
2.7 Mampu memfiksasi kateter di daerah pemasangan.

3. Mampu melakukan pemasangan kateter pada pasien laki-laki


3.1 Mampu menjelaskan tujuan pemasangan kateter urethra.
3.2 Mampu mempersiapkan alat untuk pemasangan kateter.
3.3 Mampu melakukan sterilisasi daerah ostium urethra externus.
3.4 Mampu memberi pelumas pada kateter.
3.5 Mampu memasukkan kateter melalui urethra sampai urin keluar.
3.6 Mampu memfiksasi kateter di daerah pemasangan

1 Skills Lab Sem 4 2019 – 2020


KATETER DAN KATETERISASI URETHRA

PENDAHULUAN
Kateterisasi kandung kemih adalah suatu tehnik yang sangat bermanfaat dan perlu
dikuasai oleh semua dokter. Indikasinya sebagai berikut:
1. Ketidakmampuan berkemih karena:
a. obstruksi
b. penurunan tonus kandung kemih (pasca bedah)
c. penyakit neurologis
2. Untuk membantu menegakkan diagnosis penyakit urologis.
3. Memonitor produksi urin, misalnya pada terapi syok.

Pemasangan kateter melalui urethra terlihat sederhana dan mudah, tetapi bila
pemasangan tidak mengikuti prosedur medis, dapat menimbulkan komplikasi yang sangat
merugikan pasien.

KATETER
Kateter adalah pipa berlubang yang didesain khusus untuk berbagai keperluan medis.
Kateter yang dimaksud adalah kateter dibidang urologi yaitu yang dimasukkan ke dalam
kandung kemih pasien dengan berbagai indikasi yang berbeda.
Ukuran kateter ditentukan oleh diameter luarnya dan dinyatakan dalam satuan French
atau Cherrere, dimana satu French = 1 cherrere = 0,33 mm. Kateter yang berukuran 30 Fr,
diameter luarnya sama dengan 10 mm atau 1 cm. Kateter dapat dibuat dari berbagai macam
bahan, seperti :
 Karet / lateks
 Plastik
 Poli uretan
 Silikon
 Logam.

Silikon merupakan bahan kateter yang paling baik karena tidak menimbulkan reaksi
inflamasi pada saluran kencing, tetapi bahan ini mahal. Sebaliknya bahan yang paling cukup
murah yaitu karet atau lateks memiliki kekurangan yaitu menyebabkan iritasi pada mukosa

2 Skills Lab Sem 4 2019 – 2020


saluran kencing dalam waktu singkat. Untuk mengurangi iritasi ini dilakukan pelapisan
dengan silikon sehingga menjadi Siliconized latex catheter. Untuk kateterisasi satu kali,
bukan dauer atau indwelling, cukup digunakan kateter dari karet atau plastik. Berdasarkan
bentuknya ada beberapa jenis kateter, seperti gambar di bawah ini.

Gambar 1. Kateter nelaton Gambar 2. Kateter French lurus

Gambar 3. Kateter foley, 2 lubang

Gambar 4. Kateter foley, tiga lubang


(a) Saluran pengembang balloon; (b) Saluran urin; (c) Saluran cairan irigasi.

Keterangan:
Gambar 1 dan 2 : Kateter ‘Non retaining’, biasanya untuk satu kali pakai
Gambar 3 dan 4 : Kateter ‘ Self retaining’, untuk pemakaian kateter menetap.

3 Skills Lab Sem 4 2019 – 2020


PERSIAPAN KATETERISASI

1. Jelaskan kepada pasien alasan dilakukan tindakan kateterisasi, serta kemungkinan


adanya rasa tidak nyaman (discomfort) selama pemasangan dan penggunaan kateter.
2. Berikan antibiotik profilaksis secara intravena satu jam sebelum kateterisasi dengan
menggunakan ampicilin atau cephalosporin generasi dua atau antibiotik lain yang
sesuai dengan pola kuman di rumah sakit.
3. Operator cuci tangan sampai bersih.
4. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan diatas meja mayo
5. Persiapkan yang telah tersedia set lengkap alat katerisasi untuk sekali pakai.

Gambar 5. Persiapan kateterisasi urethra

TEKNIK KATERISASI
Untuk pasien wanita:
1. Pasien berbaring dengan kedua tungkai abduksi penuh dan lutut difleksikan (posisi
lithotomy)
2. Setelah daerah genital dicuci dengan desinfektan ringan atau air steril, buka vulva
dan bersihkan serta bilas introitus vaginae.

4 Skills Lab Sem 4 2019 – 2020


3. Sambil menahan agar vulva tetap terbuka, cari ostium urethra externus.
Selanjutnya masukkan kateter dengan hati-hati, kemudian tampung urin yang
keluar

Gambar 6. Katerisasi urethra wanita

Untuk pasien pria :


1. Pasien berbaring tertelentang dengan kedua tungkai sedikit abduksi, kedua tangan
memegang bantal.
2. Operator di sebelah kiri pasien, alat-alat diletakkan di kirinya.
3. Operator mengenakan sarung tangan steril.
4. Desinfeksi daerah genital dan sekitarnya pangkalnya. Rambut publik tidak perlu di
cukur.
5. Pasang doek lubang steril sehingga daerah sekitar penis tertutup dan hanya penis
yang tampak.
6. Dengan jari telunjuk dan ibu jari tangan kiri, pegang glans penis dan arahkan ke
cranial agar posisinya menjadi lurus.
7. Bilas dengan desinfektan ringan atau air steril.
8. Pegang penis agar tetap lurus, masukkan kateter yang telah dilumuri pelumas melalui
ostium urethra externus dan dorong terus sampai urin keluar.
9. Pada saat ujung kateter sampai daerah sphincter urethra externus (diafragma
panggul), akan terasa sedikit tahanan. Saat itu mintalah pasien tarik nafas panjang
atau melakukan gerakan menelan.
10. Pasien dewasa menggunakan kateter dengan ukuran 16 Fr / 18 Fr.
11. Jangan mengejan agar kateter dengan mudah melewati sphincter urethra externus.
Bila menggunakan kateter foley harus didorong lagi ± 5 cm sampai bagian balon

5 Skills Lab Sem 4 2019 – 2020


masuk kandung kemih seluruhnya. Urin yang keluar harus diperhatikan (merah,
jernih atau keruh), kemudian tampung di bengkok steril untuk diukur volumenya.
12. Setelah semua urin keluar, isi balon kateter melalui saluran yang tersedia dengan
aquadest sebanyak 10 – 15 ml. Setelah spuit dicabut, periksa apakah klep bekas
mengisi balon bocor atau tidak.
13. Hubungkan kateter dengan pipa urine bag, tutup lubang outlet-nya.
14. Fiksasi kateter dengan plester ke perut bagian bawah atau paha bagian atas, kateter
tidak boleh menggantung karena akan menekan urethra, terutama bagian
penoscrotal dan dapat menyebabkan fistula urethrocutan.
15. Jangan lupa melakukan pemeriksaan colok dubur.

Gambar 7. Katerisasi urethra laki-laki

Gambar 8. Balon setelah diisi air

6 Skills Lab Sem 4 2019 – 2020


Gambar 9. Fiksasi kateter urethra

PERAWATAN KATETER DAUER / KATETER LENGKAP.


1. Setelah pemasangan kateter beri penjelasan kepada pasien atau keluarganya
tentang :
 Cara mengosongkan kantong kateter bila penuh.
 Harus banyak minum, kurang lebih 3 liter/hari, agar tercapai diuresis yang cukup
sehingga memperlambat pengendapan di lubang / sekitar kateter.
 Kantong urin (urine bag) harus selalu diletakkan lebih rendah dari kandung kemih
(vesica urinaria) di pangkal penis untuk mencegah refluks urin.
 Sambungan antara pipa urine bag dan kateter tidak boleh dilepas (closed drainage
system) karena akan mengundang infeksi.
 Hal-hal yang dapat terjadi berkaitan dengan penggunaan kateter tersebut.
 Beri penjelasan kepada pasien tentang penyakitnya dan pemeriksaan lanjutan yang
perlu dilakukan. Selain itu sebaiknya diinfokan kepada pasien mengenai waktu
kontrol bila pasien di rawat jalan

2. Antibiotika cukup diberikan 1 kali yaitu saat sebelum pemasangan kateter sebagai
profilaksis. Walaupun pemasangan kateter telah dilakukan secara aseptik, pada hari ke-
4 dapat terjadi pertumbuhan kuman di sekitar kateter dan hal ini tidak dapat dieradikasi
selama masih terpasang kateter. Selama kuman tidak menginvasi mukosa dan masuk ke
aliran darah, maka hal ini tidak berbahaya. Namun, apabila kuman tersebut masuk ke
aliran darah, hal ini disebut sebagai SEPTICAEMIA, yang ditandai dengan timbulnya
demam sehingga perlu diberikan antibiotik yang adekuat.

7 Skills Lab Sem 4 2019 – 2020


3. Kateter perlu diganti bila :
 Tersumbat oleh pengendapan atau enkrustasi atau oleh bekuan darah.
 Untuk kateter karet/lateks yang telah digunakan selama 10 – 14 hari.
 Untuk kateter silikon / siliconized catheter yang telah digunakan selama 21 – 30
hari.
4. Sekret atau enkrustasi di sekitar ostium urethra externus boleh dibersihkan dengan air
biasa yang bersih saat mandi, tidak harus dengan larutan antiseptik.
5. Pemeriksaan urin kultur tiap 1-2 minggu, atau saat mengganti kateter,
6. Kateter dapat dilepas bila indikasi kateterisasi telah tidak ada.

KOMPLIKASI KATETERISASI
1. Lesi mukosa urethra
Bila ini terjadi tidak perlu dirisaukan, karena akan sembuh sendiri.
2. False route
Salah jalan, dimana kateter terpasang sampai menembus dinding urethra. Bila hal ini
terjadi pemasangan kateter per urethra dibatalkan dan diganti dengan cystostomi.
3. Hematuria
Over distension dapat terjadi karena retentio urin berkepanjangan, sehingga setelah
dipasang kateter, urin yang seharusnya jernih menjadi kemerahan. Hematuria akan
berhenti sendiri selama bekuan darah tidak menyumbat lubang kateter, sehingga tidak
perlu dilakukan sesuatu penanganan tambahan.
4. Spasme buli-buli atau uninhibitory detrussor contraction

8 Skills Lab Sem 4 2019 – 2020


PUSAT PENDIDIKAN KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
JAKARTA

Nama :
NPM :
Kelompo :
k
TTD :

PENILAIAN KETERAMPILAN PEMASANGAN KATETER LAKI-LAKI

NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI 0 1 2
1. Memberi salam dan membaca basmallah
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pemasangan kateter, pasien dalam
posisi terlentang
3. Mempersiapkan alat-alat untuk pemasangan kateter
4. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
5. Membersihkan glans penis mulai dari ostium urethra externus
menggunakan antiseptik dan kassa steril.
6. Menutup genital dengan doek berlubang steril
7. Memasukan gel ke dalam ostium urethra externus
8. Memegang penis dengan tangan kiri dan menegakkannya.
9. Memasukkan kateter ke dalam urethra sampai batas percabangan
kateter sampai urin mengalir keluar
10. Memasukkan NaCl 0,9% 10 ml ke dalam kateter untuk
mengembangkan balon, kemudian doek dilepas
11. Menyambungkan kateter dengan urine bag
12. Memfiksasi kateter ke paha dalam dengan plester.
13. Mengucapkan hamdallah dan memberi salam
Jumlah

Keterangan :
1 = tidak dilakukan
2 = dilakukan tapi tidak sempurna
3 = dilakukan dengan sempurna

Jumlah
Nilai : x 100% =
26

Jakarta,............................... Mengetahui,
Penilai Koordinator Skills Lab

( ) ( )

9 Skills Lab Sem 4 2019 – 2020


PUSAT PENDIDIKAN KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
JAKARTA

Nama :
NPM :
Kelompo :
k
TTD :

PENILAIAN KETERAMPILAN PEMASANGAN KATETER PEREMPUAN

NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
1. Memberi salam dan mengucapkan basmallah
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pemasangan kateter
3. Pasien dalam posisi lithotomy
4. Mempersiapkan alat-alat untuk pemasangan kateter
5. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
6. Membersihkan area ostium urethra externus dari atas ke bawah
menggunakan kassa steril dan antiseptik
7. Menutup genital dengan doek lubang steril
8. Memberi pelumas pada kateter sepanjang 5 cm
9. Membuka vulva dan meletakkan satu tangan untuk mempertahankan
posisi
10. Memasukkan kateter ke dalam urethra sepanjang 4-5 cm sampai
urin mengalir keluar, kemudian di klem
11. Jika urin sudah keluar, masukkan kateter kurang lebih 2,5 cm
12. Memasukkan NaCl 0,9% 15 ml ke dalam kateter untuk
mengembangkan balon, duk dilepas
13. Menyambungkan kateter dengan urine bag
14. Memfiksasi kateter ke paha dalam dengan plester.
15. Mengucapkan hamdallah dan memberi salam
J u m la h

Keterangan :
1 = tidak dilakukan
2 = dilakukan tapi tidak sempurna
3 = dilakukan dengan sempurna

Jumlah
Nilai : x 100% =
30

Jakarta,............................... Mengetahui,
Penilai Koordinator Skills Lab

( ) ( )

10 Skills Lab Sem 4 2019 – 2020


KETERAMPILAN PEMASANGAN
NASOGASTRIC TUBE (NGT)

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Mahasiswa diharapkan mampu melakukan pemasangan NGT sesuai indikasi dan prosedur
yang benar.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Mahasiswa mampu:
1. Memposisikan pasien dengan posisi fowler atau duduk
2. Mampu mempersiapkan alat-alat untuk pemasangan NGT
3. Mengukur panjang selang yang akan dimasukkan ke dalam hidung
4. Memberi pelumas
5. Memasukkan selang dengan cermat melalui lubang hidung
6. Memfleksikan leher pasien ke arah dada setelah pipa melewati nasopharynx
7. Mendorong selang perlahan-lahan
8. Memeriksa letak selang sambil melakukan auskultasi abdomen
9. Memfiksasi selang plester pada hidung
10. Melakukan evaluasi setelah pemasangan NGT

11 Skills Lab Sem 4 2019 – 2020


PEMASANGAN NASOGASTRIC TUBE (NGT)

Setiap dokter harus menguasai cara melakukan intubasi gaster atau memasukkan selang
ke dalam gaster yaitu dengan nasogastric tube (NGT). Walaupun relatif sederhana, prosedur
ini terasa sangat tidak menyenangkan, baik bagi pasien maupun dokternya.

Indikasi pemasangan NGT adalah:


1. Diagnosis, misalnya pada kasus perdarahan saluran cerna bagian atas.
2. Pembilasan, misalnya jika terdapat dugaan tertelannya zat yang berbahaya
3. Dekompresi, contohnya pada kasus obstruksi atau ileus yang berkepanjangan
4. Pemberian makanan

Jenis Pipa:
Pipa pendek (pipa Nasogaster) dirancang untuk mengosongkan lambung. Terdapat 3 jenis
pipa nasogaster, yaitu:
1. Pipa Ewald
Pipa yang mempunyai diameter besar, digunakan untuk membilas lambung. Pipa ini
juga bisa digunakan untuk mengeluarkan bekuan-bekuan darah pada perdarahan
lambung. Karena berdiameter besar biasanya pipa ini diinsersi melalui mulut.
2. Pipa Levin
Pipa jenis ini adalah pipa yang paling banyak digunakan. Pipa ini berlumen tunggal
terbuat dari karet atau plastik (Gambar 1). Pasien lebih tahan terhadap pipa plastik
karena iritasi yang dapat terjadi pada pharynx dan esophagus lebih minimal. Diameter
yang umum dipakai adalah 14 Fr (5 mm). Pipa berlumen tunggal hanya boleh dihisap
secara terputus-putus. Penghisapan yang terus menerus akan menyebabkan mukosa
lambung ikut terhisap.
3. Sump tube
Pipa ini memiliki lumen ganda. Pipa kedua yang memiliki diameter lebih kecil
memungkinkan udara masuk ke dalam gaster. Secara teoritis pipa ini dapat
dihubungkan dengan alat penghisap yang bekerja terus menerus, karena udara yang
masuk melalui pipa kecil akan mencegah obstruksi pipa utama dan terhisapnya
mukosa lambung. Namun pipa jenis ini juga mudah tersumbat dan mukosa sering
terhisap.
12 Skills Lab Sem 4 2019 – 2020
Gambar 1. Pipa nasogastrik

Prosedur Pelaksanaan
- Beri penjelasan singkat kepada pasien atau keluarganya bahwa akan dilakukan
pemasangan NGT, karena kebanyakan pasien akan merasa khawatir bila harus
dipasangi pipa lambung. Bahkan ditangan dokter yang berpengalamanpun prosedur
ini sangat tidak menyenangkan.
- Perkirakan atau ukur panjang pipa yang dibutuhkan untuk mencapai lambung.
Perkiraan ini dilakukan dengan cara mengukur jarak antara pangkal hidung ke
daun telinga bawah ditambah dengan jarak antara pangkal hidung ke ujung
processus xiphoideus. Beri tanda pada NGT setelah dilakukan pengukuran
- Siapkan kertas pembersih serta tempat menampung muntah untuk pasien.
- Lumasi ujung pipa sepanjang 4 inch dengan pelumas. Untuk mengurangi nyeri
saat pemasangan, maka dapat digunakan lidocain gel. Kemudian masukkan pipa
secara perlahan melalui lubang hidung ke dalam pharynx. Pada tahap ini biasanya
akan muncul refleks muntah pada pasien. Saat hal ini terjadi, tarik pipa kira-kira 1
inch dan minta pasien untuk lebih santai. Jangan pernah mendorong terlalu keras. Jika
dijumpai tahanan, cukup putar pipa karena biasanya pipa akan masuk dengan mudah
tanpa ada hambatan. Bila tetap menemui hambatan, jangan dipaksa cobalah pada
lubang hidung yang lain.
- Biarkan pasien santai dan mintalah untuk melakukan gerakan menelan
beberapa kali. Pada saat ini doronglah pipa secara perlahan tetapi mantap sampai
tercapai posisi yang dikehendaki sesuai dengan pengukuran yang telah dilakukan
sebelumnya. Bila tidak ada kontraindikasi pasien dapat diberikan minum sedikit air.

13 Skills Lab Sem 4 2019 – 2020


- Refleks muntah yang berlebihan biasanya disebabkan oleh tergulungnya pipa
di esophagus. Cara mengatasinya yaitu dengan menarik sampai ujungnya berada di
nasopharynx, lalu tunggu sampai pasien agak santai. Batuk-batuk atau suara tercekik
yang timbul pada saat pipa dimasukkan merupakan pertanda bahwa pipa masuk ke
trachea. Tariklah sampai ujungnya berada di nasopharynx.
- Bila terdapat fraktur tulang-tulang wajah yang berat, pipa lambung harus
dilewatkan melalui mulut, sebab pipa dapat masuk ke dalam rongga tengkorak
(cavum cranii).
- Setelah pipa terpasang, ujilah dengan aspirasi untuk memastikan bahwa
ujungnya telah berada di dalam lambung. Injeksikan 5-10 ml udara menggunakan
spuit sambil mendengarkan dengan stetoskop yang diletakkan di regio epigastrium.
Suara gemuruh yang terdengar menandakan bahwa posisi pipa sudah benar. Cairan
lambung dapat mengalir keluar dengan bebas setelah NGT terpasang dengan benar.
Lekatkan pipa ke hidung dengan bantuan plester. Pipa yang terlalu melengkung dapat
menekan lubang hidung dan menyebabkan nekrosis.

14 Skills Lab Sem 4 2019 – 2020


Gambar 2. Langkah-langkah pemasangan NGT

15 Skills Lab Sem 4 2019 – 2020


Gambar 3. Fiksasi NGT

16 Skills Lab Sem 4 2019 – 2020


PUSAT PENDIDIKAN KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
JAKARTA

Nama :
NPM :
Kelompo :
k
TTD :

PENILAIAN KETRAMPILAN PEMASANGAN NGT

NILAI
NO. ASPEK YANG DINILAI.
0 1 2
1. Memberi salam dan mengucapkan basmallah
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pemasangan NGT
3. Mempersiapkan alat-alat untuk pemasangan NGT, mencuci tangan
dan memakai sarung tangan
4. Meletakkan pasien pada posisi Fowler tinggi dengan meletakkan
bantal di belakang kepala dan bahu, atau posisi duduk.
5. Mengukur panjang selang yang akan dimasukkan dengan cara
mengukur jarak dari puncak hidung ke daun telinga bawah dan ke
processus xiphoideus di sternum
6. Memberi pelumas pada selang sepanjang 10 – 20 cm.
7. Memasukkan selang dengan cermat melalui lubang hidung sampai
ke belakang tenggorok.
8. Mendorong selang dengan memutarnya pelan-pelan sampai pipa
masuk sepanjang yang sudah di ukur.
9. Memeriksa letak selang dengan cara melakukan auskultasi abdomen
sambil memasukkan 5 cc udara pada ujung selang NGT
10. Memfiksasi selang dengan plester dan hindari tekanan pada hidung.
11. Mengucapkan hamdallah dan memberi salam
Jumlah

Keterangan:
1 : tidak dilakukan
2 : dlakukan tapi kurang lengkap
3 : dilakukan lengkap

Jumlah
Nilai : x 100% =
22

Jakarta,............................... Mengetahui,
Penilai Koordinator Skills Lab

17 Skills Lab Sem 4 2019 – 2020

Anda mungkin juga menyukai