Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam kondisi alam dan masyarakat saat ini yang sangat

kompleks, semakin banyak bermunculan berbagai masalah. Masalah

kesehatan yang cukup dominan khususnya dinegara-negara maju yaitu

semakin banyaknya penderita hipertensi atau tekanan darah tinggi.

(Dalimartha,dkk.2008:6).

Hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya umur. Pada populasi

umum, pria lebih banyak yang menderita penyakit ini dari pada wanita

(39% pria dan 31% wanita). Prevalensi hipertensi primer pada wanita

sebesar 22%-39% yang dimulai dari umur 50 sampai lebih dari 80 tahun,

sedangkan pada wanita berumur kurang dari 85 tahun prevalensinya

sebesar 22% dan meningkat sampai 52% pada wanita berumur lebih dari

85 tahun. Sekitar 60% lansia akan mengalami hipertensi setelah berusia

75 tahun. Usia 40 sampai 55 tahun banyak menghadapi berbagai

masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi.

lansia adalah periode dimana organisme telah mencapai kemasakan

dalam ukuran dan fungsi dan juga telah menunjukkan kemunduran

sejalan dengan waktu (Dalimartha, 2008:9) .

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) angka kejadian

hiperteensi di dunia cukup tinggi yaitu 10% dari populasi dunia. Data

Hypertansion League Brochure 2009 menyebutkan bahwa hipertensi


diderita lebih dari 1,5 miliar jiwa di seluruh dunia dan garam yang

berlebihan adalah faktor utama dalam meningkatkan tekanan darah.

“Hipertensi dianggap hal yang biasa karena gaya hidup kehidupan

modern. Asupan garam yang tinggi merupakan penyebab hipertensi yang

banyak ditemukan dari tahun ketahun,” papar dokter yang berpraktek di

rumah sakit harapan kita. Secara global menurut data yayasan jantung

Indonesia, tujuh juta jiwa meninggal tiap tahunnya akibat menderita

tekanan darah tinggi (Dalam Gusti, KTI 2010:1)

Di Indonesia belum ada data nasional namun, pada studi MONICA

2000 di daerah perkotaan Jakarta dan FKUI 2000-2003 di daerah Lido

pedesaan kecamatan Cijeruk memperlihatkan kasus hipertensi derajat II

(berdasarkan JNC VII) masing-masing 20,9% dan 16,9%. Hanya

sebagian kecil yang menjalani pengobatan masing-masing 13,3% dan

4,2%. Jadi di Indonesia masih sedikit sekali yang menjalani pengobatan

(Muhammadun 2010:15).

Berdasarkan catatan buku register Puskesmas 9 November pada

tahun 2010, hipertensi menempati urutan keempat penyakit terbanyak

yaitu 2218 (14,2%) dari total kunjungan pasien sebanyak 15576, setelah

penyakit Batuk sebanyak 3239 (20,7%) dan Gastritis sebanyak 2840

(18,2%), Artritis sebanyak 2308 (14,8%), dari data puskesmas 9

November tersebut pengunjung yang terbanyak ketiga adalah masyarakat

pengambangan RT 04 Banjarmasin.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada 10 responden pada

tanggal 24 Maret 2011 di masyarakat pengambangan RT 04 melalui 

wawancara langsung tentang pola makan (garam),gaya hidup, dan


kebiasaan mengkonsumsi kopi/rokok yang merupakan factor-faktor

penyebab hipertensi,diketahui bahwa sebanyak 3 responden berumur 50

tahun ke atas, 2 responden berumur antara 45-49 tahun dan 5 responden

berumur kurang dari 45 tahun. Dari 10 responden tersebut juga diketahui

bahwa 6 responden memiliki pekerjaan dan 4 responden tidak bekerja

(ibu rumah tangga). Dari 10 responden tersebut di ketahui 5 responden

berjenis kelamin laki-laki dan 5 responden berjenis kelamin perempuan.  

Dampak penyakit hipertensi berkembang dari tahun ke tahun dan

membuahkan banyak komplikasi. Hipertensi adalah faktor resiko utama

pada penyakit jantung, serebral (otak), renal (ginjal), dan vas-kular

(pembuluh darah) dengan komplikasi berupa ’’infark miokard’’ (serangan

jantung), gagal jantung, stroke (serangan otak), gagal ginjal dan penyakit

vaskular perifer. Akibat tekanan darah tinggi yang berlanjut terus, maka

jantung bekerja lebih keras, hingga otot jantung membesar. Kerja jantung

yang meningkat menyebabkan pembesaran yang dapat berlanjut menjadi

gagal (heart failure). Selain itu, tekanan darah tinggi juga berpengaruh

terhadap pembuluh darah koroner di jantung berupa terbentuknya plak

(timbunan) aterosklerosis yang dapat mengakibatkan penyumbatan

pembuluh darah dan menghasilkan serangan jantung (heart attack)

(Djoko Merdikoputro, 2011).

Berdasarkan latar belakang dan data tersebut di atas, penulis

berpendapat bahwa hipertensi masih memerlukan berbagai penanganan

secara konprehensif dan keikutsertaan klien dan keluarga sangat

membantu dalam upaya memperoleh derajat kesehatan yang optimal.

Untuk itu, penulis ingin mengetahui dan memahami lebih lanjut tentang
penanganan/asuhan terhadap klien dengan “Hipertensi” yang tersusun

sebagai karya tulis ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Tn. M DENGAN GANGGUAN NYAMAN NYERI (HIPERTENSI) DI

RUANG HCU RUMAH SAKIT TNI AD GUNTUR GARUT”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalahnya

adalah : “BAGAIMANA PENATALAKSANAAN ASUHAN

KEPERTAWATAN PADA Tn. M DENGAN GANGGUAN NYAMAN

NYERI (HIPERTENSI) DI RUANG HCU RUMAH SAKIT TNI AD

GUNTUR GARUT”

C. Ruang Lingkup Penulisan

Ruang lingkup penulisan karya tulis ilmiah ini terbatas pada pemberian

asuhan keperawatan pada Tn. M dengan gangguan nyaman nyeri

hipertensi di ruang hcu meliputi tahap pengkajian, perencanaan,

diagnosa, implementasi, dan evaluasi.

D. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Memahami dan menerapkan asuhan keperawatan terhadap klien

dengan gangguan nyaman nyeri (hipertensi), secara komprehensif

meliputi aspek bio-psiko-sosio dan spiritual

2. Tujuan khusus

Melalui pendekatan proses keperawatan aspek bio-psiko-sosio dan

spiritual diharapkan mampu :


1. Mampu melaksanakan pengkajian terhadap klien dengan nyaman

nyeri (hipertensi)

2. Mampu mendiagnosa keperawatan sesuai dengan prioritas

masalah.

3. Mampu membuat rencana tindakan dan rasional dalam praktek

nyata sesuai dengan masalah yang diprioritaskan.

4. Mampu melaksanakan tindakan dalam praktek nyata sesuai

dengan masalah yang telah diprioritaskan.

5. Mampu menilai dan mengevaluasi hasil dari tindakan yang telah

dilaksanakan pada klien hipertensi.

6. Mampu mendokumentasikan rencana tindakan asuhan

keperawatan yang telah dilaksanakan.

7. Mampu membahas kesenjangan yang terjadi antara teori yang

diperoleh dengan studi kasus/ penerapan di lapangan.

E. Metode Penulisan

Metode yang digunakan adalah melalui pendekatan studi kasus, yaitu

metode yang memberikan gambaran terhadap suatu kejadian atau

keadaan yang sedang berlangsung melalui proses keperawatan. Adapun

teknik-teknik yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi

dengan cara:

1. Wawancara

Penulis mengadakan wawancara dengan klien, keluarga, dan petugas

kesehatan lain untuk mendapatkan data subjektif dari klien.


2. Studi Dokumentasi

Data-data yang dudapatkan dari rekam medis klien di ruangan, seperti

catatan keperawatan, catatan dokter, dan tim kesehatan lain.

3. Studi Kepustakaan

Untuk mendapatkan literatur dan tinjauan teoritis, baik mengenai konsep

dasar penyakit maupun konsep asuhan keperawatan.

4. Observasi

Melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung pada klien dan

mengamati langsung perubahan-perubahan yang terjadi untuk

memperoleh data serat mencatat hal-hal penting termasuk pemeriksaan

fisik

5. Pemeriksaan fisik meliputi:

 Inspeksi adalah pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara melihat apakah

terdapat luka, ada tidaknya hematom, dan lain-lain.

 Palpasi adalah pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara meraba, yaitu

apakah ada masa atau tidak.

 Perkusi adalah pemeiksaan fisik dilakukan dengan cara mengetuk

dengan menggunakan reflek hammer.

 Auskultasi adalah pemeriksaan fisik dilakukan dengan mendengarkan

dengan menggunakan stetoskop.


F. Sistematika Penulisan

Penulis membangi penulisan makalah ini dalam 5 Bab, yang terdiri dari:

Bab I           : Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, tujuan

penulisan, metode penulisan, dan teknik pengumpulan data, serta

sistematika penulisan.

Bab II          : Tinjauan teoritis, yang terdiri dari konsep dasar yang terdiri

dari pengertian, anatomi fisiologi, etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala,

manifestasi klinik, komplikasi, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan

medis, pencegahan dan konsep dasar asuhan keperawatan.

Bab III        : Tinjauan kasus, yang terdiri dari 5 tahapan proses

keperawatan mulai dari pengakajian, dignosa keperawatan, perencanaan,

implementasi dan evaluasi.

Bab IV        : Pembahasan, yaitu berisi tentang kesenjangan dari hasil

yang didapatkan di lapangan dengan teori yang ada, meliputi

pengakajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan

evaluasi.

Bab V          : Penutup, berisi kesimpulan dan saran penulis terhadap hasil

asuhan keperawatan pada Tn. M dengan gangguam nyaman nyeri

(hipertensi)

Anda mungkin juga menyukai