NIM : 16065038
GRUP : 3E4
JUDUL : MODULASI AM
A. PETUNJUK UMUM :
1. Kompetensi Dasar
Mahasiswa memahami modulasi AM
2. Indikator Pencapaian
a. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian modulasi AM
b. Mahasiswa mampu menvisualisasikan bentuk gelombang dari persamaan
gelombang
c. Mahasiswa mampu membentuk persamaan gelombang dari bentuk
gelombang yang diketahui
d. Mahasiswa mengerti dan hafal formula persamaan gelombang AM
e. Mahasiswa mampu membentuk dan menvisualisasikan persamaan hasil
modulasi
f. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian indeks modulasi serta
pengaruhnya terhadap hasil modulasi
B. TEORI SINGKAT
Modulasi amplitudo adalah proses memodulasi sinyal frekuensi rendah pada
gelombang frekuensi tinggi dengan mengubah-ubah amplitudo gelombang
frekuensi tinggi tanpa mengubah frekuensinya. Frekuensi rendah ini disebut
sinyal pemodulasi dan frekuensi tinggi disebut sinyal pembawa. Metode ini
dipakai dalam transmisi radio AM untuk memungkinkan frekuensi audio
dipancarkan ke jarak yang jauh, dengan cara penumpangkan frekuensi audio
pada pembawa frekuensi radio yang dapat dipancarkan melalui antena.
Mixer
Penyimpangan yang tidak linear akan menghasilkan harmonik (multiple pada
frekuensi masukan). Sebagai contoh dalam gambar 1, jika tegangan base-emitter
Vbe pada transistor adalah sebuah gelombang sinus murni dengan frekuensi 1
Khz. Kemudian arus kolektor adalah gelombang sinus yang menyimpang dengan
frekuensi dasar pada 1 KHz dan frekuensi harmonik pada 2 KHz, 3KHz, 4KHz
dst. Umumnya jika f adalah frekuensi dasar, keluarannya terdiri dari frekuensi f,
2f, 3f, ... nf.
1
Gambar 1. Kurva transconductance dari transistor
Mixer merupakan rangkaian nonlinear dengan dua sinyal masukan dan satu
sinyal keluaran. Pada gambar 2 sinyal masukan mempunyai frekuensi Fx dan Fy.
Karena penyimpangan nonlinear, sinyal masukan terdiri dari sinyal masukan asli
dengan harmoniknya. Tambahan bagi keharmonisan yang dibentuk, frekuensi
baru muncul pada masukan yang sama dengan jumlah dan perbedaan pada dua
masukan frekuensi.
Gambar 2. Mixer
Gambar 3 merupakan contoh dari sebuah mixer. Satu sinyal menggerakkan basis
dan yang lainnya menggerakkan emiter. Satu dari sinyal masukan lebih besar,
karena diperlukan untuk menjamin operasi nonlinear. Sinyal masukan yang
lainnya biasanya lebih kecil, kecilnya sinyal ini karena sering muncul suatu
sinyal lemah dari antena.
Rangkaian pengumpul pada kolektor biasanya diset pada frekuensi yang berbeda.
Oleh karena itu, dua frekuensi asli harmoniknya dan jumlah (sum) frekuensi di-
filter keluar pada masukan. Hanya frekuensi berbeda yang mencapai masukan
akhir.
2
Gambar 3. Mixer bipolar
3
Sinyal carrier Vx merupakan masukan kepenguat common emiter. Rangkaian
amplified carrier oleh suatu faktor pada A, sehingga masukan-nya adalah AVx.
Sinyal modulasi merupakan bagian dari pembiasan, sehingga menghasilkan
variasi frekuensi rendah dalam arus emiter. Sebagaimana ditunjukkan tegangan
diperoleh secara proporsional pada arus emitter. Untuk ini sinyal amplified
carrier terlihat seperti bentuk gelombang AM, puncak dari sinyal masukan
bervariasi secara sinusoidal dengan sinyal yang termodulasi. Ditetapkan,
selubung teratas dan terendah (upper and lower envelope) mempunyai bentuk
dari sinyal yang mengalami modulasi.
Persen modulasi
Dalam gambar 6 gelombang AM memiliki nilai maksimum puncak ke puncak
pada 2 Vmax dan nilai minimum puncak ke puncak pada 2 Vmin. Koefisien
modulasi diperoleh dari :
4
Gambar 6. Gelombang AM
Frekuensi Sampling
Suatu modulator (gambar 5) adalah rangkaian nonlinear. Karena itu didapat
penjumlah frekuensi dan perbedaan frekuensi sama seperti pada mixer. Frekuensi
baru disebut frekuensi sampling. Sum (penjumlahannya) adalah frekuensi side
teratas dan difference (perbedaannya) adalah frekuensi side terendah. Seperti
sebuah mixer, menghasilkan dua frekuensi asli yang sum dan frekuensi
difference. Tidak seperti mixer, bagaimanapun masukan akhir pada gambar 5
terdiri dari frekuensi carrier dan dua frekuensi side.
Sinyal radio AM menggunakan frekuensi carrier antara 540 dan 1600 KHz.
Dalam studio, suatu suara sinyal memodulasikan frekuensi carrier untuk
menghasilkan suatu sinyal AM. Sebuah antena transmit menangkap sinyal
modulasi RF. Gambar 7 menunjukkan salah satu tipe dari demodulasi, pada
dasarnya merupakan sebuah puncak detector. Secara ideal puncak dari sinyal
masukan dideteksi untuk memperbaiki selubung teratas. Karenanya, rangkaian
tersebut sebagai suatu detector pembungkus. Pada setiap siklus pembawa, dioda
menyala dengan cepat dan mengisi kapasitor pada puncak tegangan dari siklus
pertikular pembawa. Diantara puncak-puncak, kapasitor turun menuju resistor.
5
Dengan membuat waktu RC konstan lebih baik daripada periode pada pembawa,
didapat hanya penurunan tipis antar siklus. Dalam hal ini, kebanyakan sinyal
pembawa berpindah. Masukannya kemudian terlihat seperti pembungkus teratas
(upper envelope) dengan sebua ripple kecil yang ditunjukkan dalam gambar 7.
Pemutusan frekuensi dari detektor pembungkus adalah :
1
f y (max)
2RCm
Dengan m adalah koefisien modulasi. Jika frekuensi pembungkus lebih besar dari
fy(max), masukan dideteksi turun 20 dB/decode dengan menambah sebuah low pass
filter pada bagian masukan dapat dipindahkan ripple RF kecil yang menyisakan
pada sinyal yang dideteksi.
D. LANGKAH PERCOBAAN
1. Modulator Amplitudo
a. Jalankan program Matlab
b. Buka lembar kerja simulink dengan klik File ->New -> Model
c. Buka library browser di lambang
d. Ambil blok DSB AM Modulator Passband dengan clik dan drop ke
lembar kerja simulink. Blok tersebut berada di Communication blockset
-> Modulation -> Analog Passband Modulation
e. Ambil blok Sine Wave di Simulink -> Source, kemudian taruh di lembar
kerja Simulink
6
f. Ambil Scope dan taruh di lembar kerja Simulink untuk pengamatan
gelombang. Scope berada di Simulink -> Sink
7
Klik Data History dan uncheck limit data point to last
8
Klik OK
Note : Sinyal yang dihasilkan mempunyai frekuensi 10 Hz
simbol
k. Setelah simulasi selesai, double klik scope untuk mengamati hasil simulasi
Sinyal masukan :
Amplitudo = ..........
Frekuensi = ..........
l. Gambar sinyal masukan dan keluaran AM Modulator
m. Hitung persen modulasi yang terjadi
n. Ganti parameter di AM modulator sebagaimana tabel pengamatan
o. Gambar sinyal hasil modulasi dan hitung persen modulasi yang terjadi
9
Tabel 1. Pengamatan Persen Modulasi
Paramet
Input Persen
er hasil
Signal modulas Bentuk Sinyal Modulasi
modulas
Offset i
i
Vmaks =
1.5
0.5 50%
Vmin =
0.5
Vmaks =
2
1 100%
Vmin =
0
Vmaks =
2.5
1.5 66.67%
Vmin =
0.5
10
Vmaks =
3
2 75%
Vmin =
1
2. Demodulator Amplitudo
a. Klik dan drop blok DSB AM Demodulator Passband ke lembar kerja
simulink. Double klik pada blok tersebut dan ganti cutoff frequency
menjadi 100 Hz
b. Klik kanan scope -> copy, klik di sembarang tempat kosong di lembar
kerja kemudian klik kanan -> paste
c. Hubungkan semua blok seperti pada gambar berikut :
d. Atur nilai parameter sesuai tabel pengamatan kemudian amati dan gambar
sinyal hasil demodulasi.
Amplitudo =
1.5
0.5 50%
Frekuensi =
1
Amplitudo =
2
1 100%
Frekuensi =
1
11
Amplitudo =
2.5
1.5 66.67%
Frekuensi =
1
Amplitudo =
3
2 75%
Frekuensi =
1
Jawab:
1. Modulasi adalah suatu proses perubahan suatu gelombang periodik sehingga
menjadi suatu sinyal yang mampu membawa suatu informasi.
2. Modulasi ada karena sinyal informasi seperti suara dan gambar berfrekuensi
rendah. Kita bayangkan suara yang didengar manusia berkisar 20Hz ~ 20KHz
paling jauh sebatas corong masjid di kampung untuk dilewatkan melalui
udara. Karena kekuatan frekuensi rendah itu terbatas maka perlu
ditumpangkan ke frekuensi yang lebih tinggi agar bisa menjangkau daerah
yang lebih luas.
12
pada Modulasi Amplitudo ini, sinyal pembawanya berubah-ubah secara
proporsional terhadap Amplitudo sinyal pemodulasi sedangkan frekuensi tetap
selama proses modulasi.
13