Makalah Dasar Kesehatan Masyarakat Insti
Makalah Dasar Kesehatan Masyarakat Insti
Oleh Kelompok 5:
UNIVERSITAS INDONESIA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
EKSTENSI SEMESTER I
TAHUN 2014
KATA PENGANTAR
Puji sukur kehadirat Allah SWT sehingga makalah ini dapat dikerjakan, makalah ini
dibuat sebagai tugas dalam mata pelajaran Dasar-dasar Kesehatan Masyarakat program
exstensi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Sebelumnya kami berterima kasih kepada dosen, rekan mahasiswa yang telah
membantu sehinggga makalah ini dapat dibuat. Kami merasa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu kami menerima saran dan kritik dari segala
pihak. Harapan kami semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca pada umumnya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1. Mengidentidikasi tujuan kebijakan kesehatan masyarakat.
2. Mengidentifikasi 10 hal penting dalam pelayanan kesehatan masyarakat.
3. Mendeskripsikan keunggulan dasar dari Institusi kesehatan masyarakat di
Indonesia.
4. Mengidentifikasi organisasi dan badan kesehatan masyarakat global serta
mendeskripsikan peranannya.
5. Mengilustrasikan kebutuhan kerjasama Institusi kesehatan masyarakat pemerintah
dengan organisasi pemerintah maupun non pemerintahan lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Kesehatan dapat dipengaruhi oleh sejumlah keputusan yang tidak ada kaitannya
dengan pelayan kesehatan. (seperti kemiskinan, polusi udara, dan lain sebagainya).
Kebijakan pemerintah dalam hal kesehatan terdiri atas visi, misi, strategi dan program
kesehatan. Masing-masing memiliki peran untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang
sehat. Kebijakan pemerintah tersebut antara lain:
1. Pemantapan kerjasama lintas sektor.
Hal diatas merupakan tujuan untuk mencapai keberhasilan. Selain itu, penting juga
untuk menentukan peran lembaga kesehatan masyarakat pemerintah dan implikasinya, bahwa
peran lembaga pemerintah yang lain dan kebutuhan non-pemerintah untuk bermain.
Kesehatan masyarakat dalam pernyataan Amerika dibangun berdasarkan Institute of
Medicine (IOM) pada tahun 1988, laporan ini disebut masa depan kesehatan masyarakat.
IOM ditetapkan tiga fungsi kesehatan masyarakat inti yang lembaga kesehatan masyarakat
pemerintah perlu melakukan. Konsep "fungsinya inti" menyiratkan bahwa pekerjaan tidak
dapat didelegasikan kepada lembaga lain untuk atau lembaga swadaya masyarakat. Hal ini
juga menyiratkan bahwa lembaga kesehatan masyarakat pemerintah akan bekerja sama dan
untuk mencapai fungsi-fungsi ini karena sebagai kelompok mereka bertanggung jawab atas
kesehatan masyarakat secara keseluruhan - tidak ada satu lembaga di tingkat lokal, negara
bagian, atau tingkat federal secara khusus atau eksklusif bertanggung jawab untuk mencapai
pelayanan kesehatan masyarakat yang penting.
Fungsi inti didefinisikan oleh IOM adalah: 1) penilaian, 2) pengembangan kebijakan, dan 3)
jaminan.
1. Penilaian meliputi memperoleh data yang mendefinisikan kesehatan penduduk secara
keseluruhan dan kelompok tertentu dalam masyarakat, termasuk menentukan sifat
masalah kesehatan baru dan bertahan.
Ketiga fungsi inti, berguna dalam memberikan penggambaran tanggung jawab dan
kerangka intelektual bagi pekerjaan lembaga kesehatan masyarakat pemerintah, untuk
memberikan pemahaman atau definisi kerja badan-badan kesehatan publik yang jelas.
Dengan demikian, di samping tujuan kesehatan masyarakat, Dinas Kesehatan dalam
pernyataan Amerika mendefinisikan serangkaian sepuluh penting pelayanan kesehatan
masyarakat yang dibangun di atas fungsi inti IOM, panduan sehari-hari tanggung jawab, dan
menyediakan mekanisme untuk mengevaluasi apakah fungsi inti terpenuhi. Kesepuluh
layanan telah datang untuk mendefinisikan tanggung jawab menggabungkan lokal, negara
bagian, dan sistem kesehatan masyarakat pemerintah federal.
Hal ini penting untuk organisasi kesehatan masyarakat untuk memantau status
kesehatan masyarakat untuk mengidentifikasi tren dan menargetkan sumber daya
kesehatan. Komponen layanan ini antara lain: pemanfaatan sarana yang tepat untuk
menafsirkan dan menyebarkan data ke khalayak yang menarik; kolaborasi dalam
mengintegrasikan dan mengelola kesehatan masyarakat; dan penilaian yang akurat
dan periodik status kesehatan masyarakat. Secara khusus, organisasi kesehatan
masyarakat dapat memantau status kesehatan populasi mereka dengan menciptakan
sistem pelaporan penyakit, profil kesehatan masyarakat, dan survei kesehatan.
Suatu hal yang penting jika individu dan organisasi sesuai dengan hukum dan
peraturan yang ada untuk memastikan kesehatan secara keseluruhan dan keselamatan
masyarakat umum. Komponen layanan ini meliputi: meninjau, mengevaluasi, dan
merevisi undang-undang dan peraturan diberlakukan untuk melindungi kesehatan dan
keselamatan masyarakat; mendidik orang dan organisasi tentang hukum-hukum dan
peraturan untuk meningkatkan kepatuhan dan mendorong penegakan mereka; dan
menegakkan tindakan yang melindungi kesehatan masyarakat (misalnya,
perlindungan air minum, penegakan standar udara bersih, mandat imunisasi;
memfasilitasi tepat waktu tindak lanjut dalam hal bahaya dan wabah penyakit
paparan terkait, memantau kualitas layanan kesehatan, melakukan review tepat waktu
obat baru, biologi, dan alat kesehatan; memastikan keamanan pangan, dan
menegakkan perumahan dan sanitasi kode).
Petugas kesehatan dan staf yang kompeten (yaitu, terampil dalam prinsip-
prinsip inti dari praktik kesehatan masyarakat) lebih mungkin untuk memberikan
perawatan dan layanan lain yang lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan
mereka yang tidak. Komponen layanan ini antara lain: memastikan bahwa tenaga
kerja memenuhi kebutuhan kesehatan penduduk, mempertahankan standar tenaga
kerja kesehatan masyarakat. Institute of Medicine (IOM) merekomendasikan
melembagakan ujian sertifikasi sebagai cara untuk memastikan kompetensi minimal
dalam kesehatan masyarakat.
Mengingat sumber daya yang langka, penting untuk melacak apakah program
atau kebijakan akhirnya menghasilkan hasil yang diharapkan. Komponen layanan ini
meliputi: menilai aksesibilitas, kualitas dan efektivitas layanan dan program yang
disampaikan; memberikan kebijakan dengan informasi yang mereka butuhkan untuk
membuat keputusan baik-informasi mengenai alokasi sumber daya yang langka;
pelacakan efisiensi, efektivitas, dan kualitas pelayanan menganalisis data mengenai
status kesehatan dan pemanfaatan pelayanan; dan berusaha untuk meningkatkan
kapasitas sistem kesehatan publik untuk juga melayani penduduk. Analisis efektivitas
biaya telah diusulkan sebagai salah satu strategi yang mungkin untuk
menginformasikan kebijakan tentang cara terbaik untuk mengalokasikan sumber daya
kesehatan.
Adopted: Fall 1994, Source: Public Health Functions Steering Committee, Members (July
1995):American Public Health Association·Association of Schools of Public Health·
2. Puskesmas
Berikut ini beberapa pengertian Puskesmas:
a. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/ kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pengembangan kesehatan di suatu wilayah
kerja (Departemen Kesehatan RI, 2004).
b. Puskesmas adalah suatu organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat
disamping memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Dengan
perkataan lain puskesmas mempunyai wewenang dan tanggungjawab atas
pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya (Departemen
Kesehatan RI, 1991).
c. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertangungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah
kerja tertentu (Departemen Kesehatan RI, 2006).
d. Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten / kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja tertentu. Puskesmas berfungsi sebagai : Pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan, Pusat pemberdayaan keluarga dan
masyarakat, Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
3. Puskesmas Pembantu
Puskesmas Pembantu (Pustu) adalah unit pelayanan kesehatan yang sederhana
dan berfungsi menunjang dan membantu memperluas jangkauan Puskesmas dengan
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan Puskesmas dalam ruang lingkup
wilayah yang lebih kecil serta jenis dan kompetensi pelayanan yang disesuaikan dengan
kemampuan tenaga dan sarana yang tersedia. Jumlah Puskesmas Pembantu (pustu)
Menurut Kondisi adalah informasi mengenai jumlah Puskesmas Pembantu (pustu) yang
dimiliki oleh Puskesmas yang bersangkutan yang dirinci menurut kondisi fisik
bangunannya.
Untuk melancarkan pelaksanaan fungsi pelayanan kesehatan masyarakat,
puskesmas pembantu merupakan bagian utama dalam jaringan pelayanan puskesmas,
dalam jaringan pelayanan Puskesmas di setiap wilayah Desa dan kelurahan pustu
merupakanbagian integral dari puskesmas, dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil
dan derajat kecanggihan yang lebih rendah. Di Kabupaten masalah keterbatasan
penduduk miskin untuk menjangkau pelayanan kesehataan juga sangat terasa.Dengan
berbagai hambatan, letak geografis dan sarana transportasi seharusnya pustu menjadi
pilihan masyarakat untuk dimanfaatkan karena merupakan satu-satunya pelayanan
kesehatan yang bisa di jangkau oleh masyarakat. Namun kenyataannya pemanfaatan
pustu masih sangat rendah. Fungsi puskesmas dan Pustu Apabila dilihat dari fungsinya
Puskesmas dan Pustu memiliki tiga fungsi yaitu :
a. Pusat penggerak pembanguanan berwawasan kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintas sector termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah
kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di
samping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari
penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk
pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan.
4. Posyandu
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat yang di manfaatkan untuk memperoleh
pelayanan dan sebagai sumber informasi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat.
Melalui posyandu masyarakat dapat melakukan pemantauan pertumbuhan balita dengan
menggunakan KMS serta dapat memperoleh informasi tentang berbagai prilaku hidup bersih
dan sehat, ( Journal pangan dan Gizi, 2007).
Pelayanan yang diberikan di posyandu bersifat terpadu , hal ini bertujuan untuk
memberikan kemudahan dan keuntungan bagi masyarakat karena di posyandu tersebut
masyarakat dapat memperolah pelayanan lengkap pada waktu dan tempat yang sama (Depkes
RI, 1990).
Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan
masyarakat dari keluarga berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat
dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga
berencana. Tujuan penyelenggara posyandu :
a. Menurunkan angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu ( ibu hamil,
melahirkan dan nifas) Membudayakan NKKBS.
b. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan
kegiatan kesehatan dan KB berta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya
masyarakat sehat sejahtera.
c. Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera, gerakan ketahanan
keluarga dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera.
5. Poskesdes
Poskesdes adalah upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) yang
dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan atau menyediakan pelayanan kesehatan dasar
masyarakat desa.Poskesdes dibentuk dalam rangka mendekatkan pelayanan kesehatan dasar
bagi masyarakat serta sebagai sarana kesehatan yang merupakan pertemuan antara upaya
masyarakat dan dukungan pemerintah.Pelayanan pokesdes meliputi upaya promotif, preventif
dan kuratif yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan terutama bidan dengan melibatkan kader
atau tenaga sukarela. Tujuan poskesdes antara lain:
a. Terwujudnya masyarakat sehat yang siaga terhadap permasalahan kesehatan di
wilayah desanya
b. Terselenggaranya promosi kesehatan dalam rangka meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang kesehatan
c. Terselenggaranya pengamatan, pencatatan dan pelaporan dalam rangka meningkatkan
kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap resiko dan bahaya yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan, terutama penyakit menular dan penyakit yang
berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa atau KLB serta factor- factor resikonya
d. Tersedianya upaya pemerdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya di bidang kesehatan
e. Terselenggaranya pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh masyarakat dan
tenaga professional kesehatan
f. Terkoordinasinya penyelenggaraan UKBM lainnya yang ada di desa
Fungsi poskesdes
a. Sebagai wahana peran aktif masyarakat di bidang kesehatan.
b. Sebagai wahana kewaspadaan dini terhadap berbagai resiko dan masalah kesehatan.
c. Sebagai wahana pelayanan kesehatan dasar, guna lebih mendekatkan kepada.
masyarakat serta meningkatkan jangkauan dan cakupan pelayanan kesehatan.
d. Sebagai wahana pembentukan jaringan berbagai UKBM yang ada di desa.
7. Polindes
Pondok bersalin Desa (POLINDES) adalah salah satu bentuk peran serta masyarakat
dalam menyediakan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak
termasuk KB didesa (Depkes RI, 1999) polindes dirintis dan dikelola oleh pamong desa
setempat. Tujuan Polindes yaitu :
a. Terwujudnya masyarakat sehat yang diaga terhadap permasalahan kesehatan
diwilayah desanya.
b. Terselenggaranya promosi kesehatan dalam rangka menuingkatkan pengetahuan
masyarakat tentang kesehatan.
c. Terselenggarakannya pengamatan, pencatatan dan pelaporan dalam rangka
meningkatkan keawspadaan dan kesigapan masyarakat terhadap resiko dan bahaya
yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan, terutama penyakit menular yang
berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) serta faktor-faktor resikonya.
d. Tersedianya upaya pemberdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya dibidang kesehatan.
e. Terselenggaranya pelayanan kesehatan dasr yang dilaksanakan oleh masyarakat dan
tenaga professional kesehatan.
f. Terkoordinasinya penyelenggaraan UKBM lainnya yang ada didesa.
8. POB / WOD
Warung Obat Desa (WOD) adalah tempat dimana masyarakat pedesaan dapatdengan
mudahmemperoleh obat bermutu dan terjangkau untuk pengobatan sendiri.WOD
diselenggarakan oleh kader kesehatan yang telah dilatih atau tenaga kesehatan. Kader WOD
minimal berpendidikan tamat SD/ sederajat yang ditentukan oleh kepala desa.
Penyelenggaraan WOD mencakup pelayanan penggunaan obat dan pengelolaan obat.
Pembinaan Pelayanan penggunaan obat mengacu pada pedoman pengobatan WOD, di bawah
pengawasan dokter puskesmas. Pembinaan pengelolaan obat mengacu pada pedoman
pengelolaan obat WOD di bawah pengawasan apoteker/ asisten apoteker puskesmas.
Pembinaan penyelenggaraan WOD dilakukan oleh kepala desa dan pembinaan teknis
dilakukan oleh puskesmas melalui bidan di poskesdes. WOD dapat menarik keuntungan dari
pelayanan obat sesuai dengan kemampuan masyarakat setempat.
Kegiatan WOD di masyarakat ada 2 bentuk, yaitu WOD sebagai sarana pelayanan
obat dalam upaya pengobatan sendiri, dan WOD merangkap sebagai sarana pelayanan obat
pada praktek bidan di poskesdes. Berdasarkan indikator yang disusun, kegiatan WOD yang
ada di lokasi penelitian belum ada yang memenuhi semua indikator yang dikembangkan
berdasarkan Kepmenkes RI no.983/ 2004.
1. Sejarah WHO
World Health Organization (WHO) mewakili usaha-usaha puncak dari kerjasama
kesehatan internasional yang dimulai hampir 150 tahun. Kegiatan kerjasama dalam
bidang kesehatan ini berawal dengan diadakannya international sanitary conference yang
pertama pada tanggal 23 juli 1851 di Paris, Prancis. Konstitusi WHO menyatakan bahwa
tujuan didirikannya WHO "adalah agar semua orang mencapai tingkat kesehatan tertinggi
yang paling memungkinkan". Tugas utama WHO yaitu membasmi penyakit, khususnya
penyakit menular yang sudah menyebar luas. WHO adalah salah satu badan-badan asli
milik PBB, konstitusinya pertama kali muncul pada Hari Kesehatan Dunia yang pertama
(7 April 1948) ketika diratifikasi oleh anggota ke-26 PBB. Jawarharlal Nehru, seorang
pejuang kebebasan utama dari India, telah menyuarakan pendapatnya untuk memulai
WHO. Aktivitas WHO, juga sisa kegiatan Organisasi Kesehatan LBB (Liga Bangsa-
bangsa), diatur oleh sebuah Komisi Interim seperti ditentukan dalam sebuah Konferensi
Kesehatan Internasional pada musim panas 1946. Pergantian dilakukan melalui suatu
Resolusi Majelis Umum PBB. Pelayanan epidemiologi Office International d'Hygiène
Publique Prancis dimasukkan dalam Komisi Interim WHO pada 1 Januari 1947.
4. Strategi WHO
Ada empat strategi baru WHO yang di canangkan sejak masuknya Dr. Gro
Harlem Brundtland sebagai direktur jenderal bagi konstribusi WHO yang bertujuan untuk
memajukan kesehatan pada tingkat Negara dan global, yaitu : 1. Mengurangi kematian,
sakit dan cacat, terutama dipopulasi miskin dan pinggiran. 2. Mempromosikan gaya hidup
sehat dan mengurangi faktor – faktor yang menimbulkan resiko pada kesehatan manusia
yang datang dari lingkungan ekonomi, sosial, dan akibat perbuatan manusia. 3.
Mengembangkan sistem–sistem kesehatan yang seharusnya meningkatkan hasil
kesehatan, menanggapi permintaan–permintaan sah masyarakat dan adil secara keuangan.
4. Membuat kerangka kebijakan yang di perkenankan dan menciptakan kelembagaan
lingkungan bagi sektor kesehatan, dan mempromosikan dimensi kesehatan yang efektif
untuk kebijakan sosial, ekonomi, lingkungan dan pembangunan.
5. Struktur Organisasi
WHO Sebagai suatu badan khusus dibawah naungan PBB, WHO memiliki badan
pemerintah dan anggota sendiri. Badan pemerintah WHO terdiri atas tiga buah organ
utama, yaitu : a. Majelis Kesehatan Dunia (The World Health Assembly) WHO di
perintah oleh 191 negara – Negara anggota melalui world health assembly. majelis
kesehatan tersusun dari perwakilan – perwakilan dari Negara – Negara anggota WHO.
Majelis kesehatan dunia mengambil keputusan tertinggi untuk WHO.Biasanya majelis
kesehatan dunia bertemu di Geneva pada bulan Mei setiap tahunnya, dan dihadiri oleh
delegasi-delegasi dari 191 negara-negara anggota tersebut. Tugas utama majelis kesehatan
dunia adalah untuk menentukan kebijakan-kebijakan organisasi-organisasi majelis
kesehatan memilih direktur jenderal, mengawasi kebijakan-kebijakan keuangan dari
organisasi dan meninjau serta menyetujui program keuangan yang di susun oleh
WHO.Demikian juga mempertimbangkan laporan dari Executive Board (Badan
eksekutif), dimana memerintahkan dengan hormat terhadap masalah dimana aksi,
pelajaran, pemeriksaan, atau laporan yang lebih jauh yang mungkin akan di butuhkan.
Salah satu fungsi dari majelis kesehatan dunia, seperti tercantum dalam artikel 18
konstitusi WHO adalah sebagai berikut : 1. Mendukung dan memimpin penelitian di
bidang kesehatan oleh personel WHO melalui lembaga resmi atau tidak resmi dari para
anggota dengan persetujuan dari pemerintahnya. 2. Melakukan tindakan – tindakan yang
di anggap perlu untuk melaksanakan tujuan organisasi. b. Dewan Eksekutif ( The
Executive Board) Dewan eksekutif terdiri dari 32 anggota yang secara teknis memenuhi
persyaratan di bidang kesehatan. Anggota-anggotanya dipilih untuk masa dinas selama 3
tahun. Dewan eksekutif bertemu sedikitnya dua kali dalam setahun. Rapat dewan untama,
dimana agen untuk majelis kesehatan yang akan di setujui dan resolusi-resolusi untuk di
kedepankan di majelis kesehatan di adopsi, di adakan pada bulan januari, dengan rapat
kedua yang lebih pendek pada bulan mei., segera setelah majelis kesehatan mengatasi
masalah administrasi. Fungsi utama dewan ini adalah untuk memberi pengaruh kepada
keputusan dan kebijakan-kebijakan dari majelis kesehatan, untuk memberi saran, dan juga
memfasilitasi kerjanya. Salah satu fungsi dari Dewan Eksekutif adalah : 1. Mengambil
langkah – langkah darurat sesuai dengan fungsi dan sumber keuangan WHO sehubungan
dengan keperluan tindakan yang segera. 2. Secara khsusus dapat memberikan wewenang
kepada direktur jenderal untuk mengambil langkah – langkah yang perlu untuk
menghentikan penyebaran wabah penyakit. 3. Melaksanakan studi dan penelitian yang
lebih lanjut yang di perlukan. c. Sekretariat ( The Secretariat) WHO memiliki staf yang
berjumlah kurang lebih 3800 orang petugas kesehatan dan ahli khusus atau umum di
bidang kesehatan. Mereka bekerja di markas besar dan kantor – kantor regional. Fungsi
dari sekretariat WHO, antara lain :
6. Keanggotaan WHO
WHO terdiri dari 193 negara anggota dan staf dari berbagai kenegaraan berjumlah
4500 orang sebagai agen khusus, WHO adalah bagian dari PBB, tetapi bukan dibawah
sistem PBB, mereka dapat memperoleh keanggotaan mereka dengan menerima konstitusi.
Sementara bagi Negara-Negara non anggota PBB dapat di akui ke anggotaannya melalui
mayoritas suara dari majelis kesehatan dunia. Hampir setiap Negara di dunia merupakan
anggota PBB da WHO, tapi terdapat perbedaan seperti halnya Swiss yang merupakan
anggota WHO, tapi bukan anggota PBB.
juga memasukkan fokus tambahan yang dibutuhkan dalam komunitas. Pelayanan yang
dibutuhkan oleh masyarakat membawa pelayanan kesehatan dan kesehatan masyarakat
melakukan upaya bersama-sama. COPC bisa dilihat sebagai salah satu usaha dalam situs
penyampaian kesehatan, seperti pusat kesehatan masyarakat, untuk mencapai sampai ke
masyakat dan institusi pemerintah kesehatan masyarakat.
Tabel di bawah ini merupakan enam langkah pada proses COPC dan menyajikan
pertanyaan dan cara penanganan setiap langkah. Dengan melihat persamaan antara COPC
dan pendekatan berbasis bukti (evidence-based) juga memiliki outline. Pada kedua kasus
ini, sebenarnya pada perosesnya saling berhubungan karena upaya evaluasi sering di
perbaiki untuk memindahkan proses ke depan.
6 Langkah Proses Komunitas-Berorientasi Pelayanan Primer (COPC)
No. Proses Langkah Pertanyaan
1. Definisi masyarakat Bagaimana definisi masyarakat berdasarkan geografi,
afiliasi (keanggotaan) institusi, atau karakteristik umum,
seperti penggunaan situs internet?
2. Karakteristik masyarakat Apa saja karakteristik demografi dan karakteristik
kesehatan dalam masyarakat dan apa saja isu
kesehatannya?
3. Prioritas Apa masalah kesehatan yang paling penting yang terjadi
di masyarakat dan bagaimana memprioritaskan masalah
kesehatan berdasarkan data objektif dan kebutuhan yang
dirasakan?
4. Pengkajian secara detail Apa intervensi yang paling efektif dan efisien dalam
dan menentukan masalah menangani masalah kesehatan berdasarkan pengkajian
kesehatan evidence-base?
5. Intervensi Apa strategi yang akan diimplementasikan untuk
untervensi?
6. Evaluasi Bagaimana sebuah keberhasilan intervensi di evaluasi?
Konsep dari COPC, tidak spesifik terhadap struktur, telah diterima secara luas sebagai
pendekatan untuk menghubungkan penyampaian secara terorganisir pada pelayanan
kesehatan dasar dengan kesehatan masyarakat. Ini menyiratkan bahwa masalah kesehatan
masyarakat dapat dan harus ditangani bila mungkin terjadi di tingkat masyarakat dengan
melibatkan penyedia layanan kesehatan dan anggota masyarakat itu sendiri.
Kesehatan Mulut-Gigi Anak dan Komunitas-Berorientasi Kesehatan Masyarakat (COPH)
Ilustrasi masalah kesehatan mulut-gigi pada anak-anak merupakan hal yang potensial pada
Komunitas-Berorientasi Kesehatan Masyarakat (COPH). Kurangnay perawatan rutin gigi
meninggalkan masalah besar, terutama di negara berkembang. Untuk perawatan tipe ini
membutuhkan peranan besar dari ornag tua, guru, bahkan anak-anak itu sendiri.
Upaya kesehatan masyarakat memperbaiki kesehatan mulut kembali pada thaun 19th dan 20th
Masehi saat sikat gigi dan pasta gigi merupakan teknologi yang baru dikembangkan. Promosi
kesehatan masyarakat dilakukan pada awal 20th Masehi yang sangat berperan dalam membuat
bahwa menyikat gigi menjadi bagian rutin dari kehidupan Amerika. Sejarah intervensi kesehatan
masyarakat pada kesehatan mulut-gigi anak adalah cerita harapan besar dan sebagian berhasil.
Manfaat fluoridasi air minum yang baik didasarkan pada bukti. Asosiasi Dokter Gigi Amerika dan
Asosiasi Medis Amerika telah mendukung intervensi ini selama lebih dari setengah abad.
Resistensi dari orang-orang yang melihatnya sebagai intrusi otoritas pemerintah, bagaimanapun,
telah mencegah penggunaan universal fluoridasi di AS. Setelah lebih dari setengah abad upaya
fluoridasi telah mencapai kurang dari dua pertiga dari masyarakat Amerika melalui pasokan air.
Saat ini, teknologi baru dari sealant dental lebih menggunakan metode efektif-biaya untuk merawat
gigi berlubang melalui kesehatan mulut-gigi merupakan prioritas kesehatan masyarakat.
Bagaimanapun, jumlah dokter gigi tidak bertambah dengan cepat dibandingkan dengan
pertambahan populasi. Sebagai tambahan, perawatn gigi di klinik gigi tanpa membayar merupakan
Pengembangan
hal yang kemitraandan
yang tidak memadai masyarakat
tidak bisa membutuhkan
dijangkau. Olehwaktu
karenayang
itu, lama
strategidan proses
baru dari COPH
harus politik yang tinggi sehingga membutuhkan kepemipinan yang baik dan kemampuan
dilakukan.
berdiplomasi. Otoritas pusat dan pengendalian pimpinan umumnya tidak efektif
dalam struktur organisasi
Komunitas-Berorientasi yang
Kesehatan kompleks(COPH)
Masyarakat dari Amerika Serikat.
bisa dicapai Pendekatan
di luar dan
batasan lembaga dan
strategi baru dibutuhkan untuk dibawa bersama pada organisasi dan individu yang
geografis pada COPC ketika berbasis di pusat kesehatan masyarakat atau lembaga lain yang
dapatpopulasi
melayani melakukan
ataupekerjaan
komunitastersebut.
yang didefinisikan secara geografis. COPH sebagai upaya yang
dimpimpin pemerintahan memungkinkan rentang yang lebih besar dalam melakukan pilhan untuk
Setelah
intervensi, melihatmereka
termasuk organisasi yang terdapat perubahan
yang membutuhkan pada sistem kesehatan
dalam masyarakat
hukum, insentif dan
dan pemerintah.
tantangan
Ini mungkin ke depan
termasuk: dalamjenis
otorisasi mencapai fungsi
baru dari utama
dokter, dan memberikan
penyediaan pelayanan
pelayanan yang
di tempat-tempat non
esensial. Peran kesehatan masyarakat tidak dapat dilihat dalam kondisi saat ini saja.
tradisional seperti sekolah, dana inovasi untuk menempatkan teknologi baru dalam praktek, dan
Untukhambatan
mengatasi memahami kesehatan
regulasi masyarakat juga
untuk penyampaian cepatmemerlukan pertimbangan di masa
dan dan efektif-harga
yang akan datang.
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Berdasarkan makalah yang kami buat, maka dapat disimpulkan :
1. Kebijakan kesehatan atau health policy adalah segala sesuatu untuk mempengaruhi
faktor-faktor penentu di sektor kesehatan untuk meningkatkan kualitas kesehatan
masyarakat. Kebijakan pemerintah dalam hal kesehatan terdiri atas visi, misi, strategi
dan program kesehatan. Masing-masing memiliki peran untuk mewujudkan
masyarakat Indonesia yang sehat.
2. Menurut IOM ditetapkan tiga fungsi inti kesehatan masyarakat yang lembaga kesehatan
masyarakat pemerintah perlu melakukan, yaitu penilaian, jaminan dan pengembangan
kebijakan.
3. Sepuluh esensial pelayanan kesehatan masyarakat terdiri dari Fungsi Inti Penilaian
(Assessment) meliputi : Memonitor status kesehatan untuk mengidentifikasi masalah
kesehatan masyarakat dan Mendiagnosa dan menyelidiki masalah kesehatan dan
bahaya kesehatan di masyarakat. Kedua Kebijakan fungsi inti pembangunan (Policy
Development) meliputi : Menginformasikan, Mendidik, Memberdayakan masyarakat
tentang masalah kesehatan dan Memobilisasi kemitraan masyarakat untuk
mengidentifikasi dan memecahkan masalah kesehatan dan Mengembangkan
Kebijakan dan Rencana yang mendukung upaya kesehatan perorangan dan
masyarakat. Ketiga fungsi jaminan inti (Assurance) meliputi : Menegakkan hukum
dan peraturan yang melindungi dan menjamin kesehatan dan keselamatan publik,
Link masyarakat untuk kebutuhan pelayanan kesehatan pribadi dan menjamin
penyediaan pelayanan kesehatan saat dinyatakan tidak tersedia, Pastikan penyediaan
publik dan pribadi tenaga kerja kesehatan yang kompeten dan Evaluasi Efektivitas,
aksesibilitas, dan Kualitas Pribadi dan Penduduk Berbasis Pelayanan Kesehatan.
4. Pelayanan publik merupakan tanggungjawab pemerintah dan dilaksanakan oleh
instansi pemerintah, baik itu di pusat, di Daerah, dan dilingkungan Badan Usaha
Milik Negara. Pelayanan publik berbentuk pelayanan barang publik maupun
pelayanan jasa. Jenis instansi kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia antara
lain : Rumah Sakit, Puskesmas, Poskesdes, Polindes, Bidan Praktik Swasta dan BPO.
5. World Health Organization (WHO) Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health
Organization/WHO) adalah salah satu badan PBB yang bertindak sebagai sebagai
koordinator kesehatan umum internasional dan bermarkas di Jenewa, Swiss. WHO
didirikan oleh PBB pada 7 April 1948. Direktur Jendral sekarang adalah Margaret
Chan (menjabat mulai 8 November 2006). WHO mewarisi banyak mandat dan
persediaan dari organisasi sebelumnya, Organisasi Kesehatan, yang merupakan
agensi dari LBB.
6. Untuk mengatasi masalah kesehatan, penting untuk mengenali peran penting instansi
pemerintah tidak ditujukan sebagai badan kesehatan dalam kesehatan masyarakat.
Lembaga tersebut ada pada negara bagian, federal, dan global tingkat lokal.
7. Terdapat hubungan antara kesehatan masyarakat dengan pelayanan kesehatan.
Pelayanan kesehatan masyarakat yang esensial adalah mobilisasi dan kemitraan
masyarakat dan melakukan tindakan untuk mengidentifikasi dan memecahakan
masalah kesehatan. Upaya ini dilakukan oleh lembaga kesehatan masyarakat dan
sangat penting untuk menempatkan bagian-bagian sistem kesehatan bersam auntuk
melindungi dan meningkatkan kesehatan serta mencegah kecacatan dan kematian.
DAFTAR PUSTAKA
http://rifkyanindika-fkm10.web.unair.ac.id/artikel_detail-35260-Umum-
HAK%20DAN%20KEWAJIBAN%20PUSKESMAS,%20RUMAH%20SAKIT,%20TE
NAGA%20KESEHATAN,%20DAN%20PASIEN.html
Buku public health
http://www.health.gov/phfunctions/public.htm
http://en.wikipedia.org/wiki/10_Essential_Public_Health_Services