RPP Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbin
RPP Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbin
OLEH :
PKA 2013
JURUSAN KIMIA
2015-2016
SILABUS
Satuan Pendidikan : SMA
Kelas : XI
Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
Materi Alokasi
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar
Pembelajaran Waktu
Mengkomunikasikan
(Communicating)
A. Kompetensi Inti
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi:
Kompetensi Dasar Indikator
1.1 Menyadari adanya keteraturan dari sifat 1.1.1. Menyadari bahwa Tuhan menciptakan
hidrokarbon, termokimia, laju reaksi, alam dan segala isinya dengan
kesetimbangan kimia, larutan dan koloid memiliki manfaat bagi manusia
sebagai wujud kebesaran Tuhan YME
dan pengetahuan tentang adanya
keteraturan tersebut sebagai hasil
pemikiran kreatif manusia yang
kebenarannya bersifat tentatif.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki 2.1.1. Menunjukkan perilaku ilmiah yaitu
rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, teliti dalam merancang dan
terbuka, mampu membedakan fakta dan melakukan percobaan.
opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, 2.1.2. Menunjukkan perilaku ilmiah yaitu
kritis, kreatif, inovatif, demokratis, jujur dalam menuliskan hasil
komunikatif) dalam merancang dan pengamatan.
melakukan percobaan serta berdiskusi
yang diwujudkan dalam sikap sehari-
hari.
3.7. Menganalisis faktor-faktor yang 3.7.1. Menganalisis faktor yang
mempengaruhi laju reaksi dan mempengaruhi laju reaksi (suhu)
menentukan orde reaksi berdasarkan berdasarkan hasil percobaan.
data hasil percobaan
4.7. Merancang, melakukan, dan 4.7.1. Menuliskan rumusan masalah,
menyimpulkan serta menyajikan hasil hipotesis, dan variabel.
percobaan faktor-faktor yang 4.7.2. Merancang dan melakukan percobaan
mempengaruhi laju reaksi dan orde faktor yang mempengaruhi laju reaksi
reaksi. yaitu suhu berdasarkan alat dan bahan
yang telah disediakan.
4.7.3. Menganalisis dan menyimpulkan data
hasil percobaan tentang faktor yang
mempengaruhi laju reaksi yaitu suhu.
4.7.4 Menyajikan data hasil percobaan tentang
faktor yang mempengaruhi laju reaksi
yaitu suhu.
C. Tujuan Pembelajaran
1.1.1.1 Dengan mengamati lingkungan di sekitar, peserta didik mampu memanfaatkan
sumber daya alam yang diberikan Tuhan YME terutama mengenai aspek
lingkungan yang bisa dimanfaatkan oleh manusia.
2.1.1.1 Siswa dapat merancang dan melakukan percobaan pengaruh suhu terhadap
laju reaksi dengan teliti.
2.1.1.2 Siswa dapat menuliskan hasil pengamatan dengan jujur.
3.7.1.1 Siswa dapat menganalisis faktor yang mempengaruhi laju reaksi (suhu)
berdasarkan hasil percobaan dengan benar.
4.7.1.1 Siswa dapat menuliskan rumusan masalah, hipotesis, dan variabel dengan
tepat.
4.7.1.2 Siswa dapat merancang dan melakukan percobaan faktor yang mempengaruhi
laju reaksi yaitu suhu berdasarkan alat dan bahan dengan tepat.
4.7.1.3 Siswa dapat menganalisis dan menyimpulkan data hasil percobaan tentang
faktor yang mempengaruhi laju reaksi yaitu suhu dengan benar.
4.7.1.4 Siswa dapat menyajikan data hasil percobaan tentang faktor yang
mempengaruhi laju reaksi yaitu suhu dengan baik.
D. Materi Pembelajaran
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa waktu yang diperlukan untuk
pembakaran kertas lebih sedikit daripada waktu untuk proses perkaratan besi. Sehingga,
reaksi pembakaran kertas berlangsung lebih cepat sedangkan reaksi perkaratan besi
berlangsung lebih lambat.
Cepat lambatnya suatu reaksi berlangsung disebut dengan laju reaksi. Dalam suatu
reaksi kimia, zat pereaksi akan bereaksi membentuk zat produk reaksi sehingga jumlah
zat pereaksi akan berkurang sedangkan jumlah zat produk reaksi akan bertambah.
Persamaan Laju Reaksi, sebagai contoh, pada reaksi:
aA+bB cC+dD
Dimana A dan B adalah pereaksi, C dan D adalah produk dan a,b,c,d adalah
koefisien penyetaraan reaksi, maka hukum lajunya dapat dituliskan sebagai berikut:
Laju reaksi = k [A]m [B]n
dengan, k = tetapan laju, dipengaruhi suhu dan katalis (jika ada)
m = orde (tingkat) reaksi terhadap pereaksi A
n = orde (tingkat) reaksi terhadap pereaksi B
[A], [B] = konsentrasi dalam molaritas.
Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai berkurangnya jumlah (konsentrasi)
pereaksi per satuan waktu atau bertambahnya jumlah (konsentrasi) hasil reaksi per
satuanwaktu. Laju reaksi menyatakan molaritas zat terlarut dalam reaksi yang
dihasilkan tiap detik reaksi.
Salah satu faktor yang akan dibahas kali ini adalah suhu Umumnya kenaikan suhu
mempercepat reaksi, dan sebaliknya penurunan suhu memperlambat reaksi. Bila kita
memasak nasi dengan api besar akan lebih cepat dibandingkan api kecil. Bila kita ingin
mengawetkan makanan (misalnya ikan) pasti kita pilih lemari es, mengapa? Karena
penurunan suhu memperlambat proses pembusukan.
Laju reaksi kimia bertambah dengan naiknya suhu. Bagaimana hal ini dapat terjadi?
Ingat, laju reaksi ditentukan oleh jumlah tumbukan. Jika suhu dinaikkan, maka kalor yang
diberikan akan menambah energi kinetik partikel pereaksi. Sehingga pergerakan partikel-
partikel pereaksi makin cepat, makin cepat pergerakan partikel akan menyebabkan terjadinya
tumbukan antar zat pereaksi makin banyak, sehingga reaksi makin cepat. Umumnya kenaikan
suhu sebesar 100◦C menyebabkan kenaikan laju reaksi sebesar dua sampai tiga kali.
Kenaikan laju reaksi ini dapat dijelaskan dari gerak molekulnya. Molekul-molekul dalam
suatu zat kimia selalu bergerak-gerak. Oleh karena itu,kemungkinan terjadi tabrakan antar
molekul yang ada. Tetapi tabrakan itu belum berdampak apa-apa bila energi yang dimiliki
oleh molekul-molekul itu tidak cukup untuk menghasilkan tabrakan yang efektif.
Kita telah tahu bahwa, energi yang diperlukan untuk menghasilkan tabrakan yang
efektif atau untuk menghasilkan suatu reaksi disebut energi pengaktifan Energi kinetik
molekul-molekul tidak sama. Ada yang besar dan ada yang kecil. Oleh karena itu, pada suhu
tertentu ada molekul-molekul yang bertabrakan secara efektif dan ada yang bertabrakan
secara tidak efektif. Dengan perkataan lain, ada tabrakan yang menghasilkan reaksi kimia ada
yang tidak menghasilkan reaksi kimia. Energi minimum yang diperlukan disebut dengan
reaksi aktivasi energi. Kita dapat menggambarkan keadaan dari energi aktivasi pada distribusi
Maxwell-Boltzmann seperti ini:
Hanya partikel-partikel yang berada pada area di sebelah kanan dari aktivasi energi
yang akan bereaksi ketika mereka bertumbukan. Sebagian besar dari partikel tidak memiliki
energi yang cukup dan tidak menghasilkan reaksi. Untuk mempercepat reaksi, kita perlu
untuk meningkatkan jumlah dari partikel-partikel energik - partikel-partikel yang memiliki
energi sama atau lebih besar dari aktivasi energy.
Peningkatan suhu merupakan pengaruh yang tepat. Meningkatkan suhu reaksi berarti
menambahkan energi. Energi diserap oleh molekul-molekul sehingga energi kinetik molekul
menjadi lebih besar. Akibatnya, molekul-molekul bergerak lebih cepat dan tabrakan dengan
dampak benturan yang lebih besar makin sering terjadi. Dengan demikian, benturan antar
molekul yang mempunyai energi kinetik yang cukup tinggi itu menyebabkan reaksi kimia
juga makin banyak terjadi. Hal ini berarti bahwa laju reaksi makin tinggi.
E. Metode Pembelajaran
1. Model Pembelajaran : Inkuiri Terbimbing
2. Metode Pembelajaran : Praktikum dan Diskusi
F. Langkah-langkah pembelajaran
Kegiatan Alokasi Waktu
A. Pendahuluan 10 menit
Tahap 1: Observasi untuk
menemukan masalah
1. Guru mengucapkan salam kepada siswa
dengan senyum yang
bersahabat/komunikatif.
2. Sebelum memulai pembelajaran hari ini,
guru mengajak siswa berdoa sesuai
keyakinan masing-masing.(Guru
menanamkan karakter religius)
3. Guru memeriksa kehadiran siswa.
4. Guru menyampaikan pengetahuan
prasyarat yang harus dimiliki siswa
dari pembelajaran yang lalu yaitu
faktor yang mempengaruhi laju reaksi
yaitu konsentrasi.
5. Guru memberi motivasi dengan
menampilkan video tentang faktor suhu
dapat mempengaruhi laju reaksi.
(mengamati)
6. Guru membagikan LKS tentang faktor
yang mempengaruhi laju reaksi yaitu
suhu kepada siswa.
7. Guru menyampaikan kompetensi dasar
dan tujuan pembelajaran yang harus
dicapai siswa melalui pembelajaran hari
ini.
B. Inti 30 menit
Tahap 2: Merumuskan masalah
1. Guru membimbing siswa
merumuskan masalah berdasarkan
fenomena.
2. Guru bersama siswa menentukan
rumusan masalah yang tepat sesuai
dengan yang diajukan siswa.
Tahap 3: Mengajukan hipotesis
1. Guru meminta siswa membaca materi
pada buku ajar terlebih dahulu untuk
menemukan jawaban sementara
(hipotesis) berdasarkan rumusan
masalah yang telah disebutkan
sebelumnya.
2. Guru membimbing siswa untuk
menentukan hipotesis berdasarkan
rumusan masalah yang telah dibuat.
3. Guru bersama siswa menentukan
hipotesis yang tepat sesuai dengan yang
diajukan siswa.
Tahap 4: Merencanakan pemecahan
masalah
1. Guru membagi siswa kedalam
kelompok yang masing-masing berisi
3-5 orang.
2. Guru membimbing siswa
merancang sebuah percobaan untuk
membuktikan hipotesis mereka.
Rancangan percobaan yang dibuat
meliputi alat dan bahan, variabel, dan
prosedur percobaan.(Guru
menanamkan karakter teliti)
Tahap 5: Melakukan eksperimen
1. Guru membimbing siswa dalam
kelompok belajar untuk melakukan
percobaan pengaruh suhu terhadap laju
reaksi. Guru memberi bantuan kepada
kelompok yang mengalami kesulitan.
(Guru menanamkan karakter teliti)
Tahap 6 : Melakukan pengamatan
dan pengumpulan data
1. Guru meminta siswa untuk melakukan
pengamatan dan mencatat hasil
pengamatan pada kolom data
pengamatan. (mengumpulkan data)
(Guru menanamkan karakter jujur)
Tahap 7: Analisis data
1. Guru membantu siswa menganalisis
data yang diperoleh dari hasil
pengamatan.(menganalisis)
2. Siswa menyampaikan hasil pengamatan
dan analisis data yang telah dikerjakan.
(mengkomunikasikan)
C. KEGIATAN AKHIR 5 menit
Tahap 8: Penarikan kesimpulan.
1. Guru membimbing siswa untuk
menarik kesimpulan berdasarkan
data hasil pengamatan.
2. Guru mengaitkan kesimpulan
dengan fenomena yang angkat.
3. Guru memberikan tugas lanjutan
kepada siswa berupa pekerjaan
rumah.
4. Guru menutup pelajaran dengan
salam penutup
G. Sumber Belajar
1. Lembar Kerja Siswa (LKS) Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi (suhu).
2. Buku KIMIA SMA kelas XI.
H. Media Pembelajaran
1. Power Point Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi (suhu).
2. Video “animasi pengaruh suhu terhadap laju reaksi”.
3. Lembar Kerja Siswa (LKS) Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi (suhu).
4. Alat – alat praktikum.
I. Penilaian
1. Sikap spiritual
a. Teknik Penilaian: Penilaian diri
b. Bentuk Instrumen: Lembar penilaian diri
c. Kisi-kisi:
No. Sikap/nilai Butir Instrumen
1. Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu. 1
2. Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan. 2
3. Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan
3
pendapat/presentasi.
4. Mengungkapkan kekaguman secara lisan maupun
4
tulisan terhadap Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan.
5. Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat
5
mempelajari ilmu pengetahuan.
Instrumen: lihat Lampiran 1
2. Sikap sosial
a. Teknik Penilaian: Observasi, Penilaian Diri
b. Bentuk Instrumen: Lembar observasi, Lembar penilaian
diri
c. Kisi-kisi:
No. Sikap/nilai Butir Instrumen
1. Teliti saat merancang dan melakukan hasil percobaan 1
2. Jujur dalam menuliskan hasil pengamatan 2
Instrumen: lihat Lampiran 2
3. Pengetahuan
a. Teknik Penilaian: tes tertulis
b. Bentuk Instrumen: soal uraian
c. Kisi-kisi:
No. Pengetahuan Butir Instrumen
Menjelaskan pengaruh suhu terhadap laju
1. Soal tes no 1
reaksi
2. Mendeskripsikan tentang teori tumbukan
Soal tes no 2
pada suhu dalam mempengaruhi laju reaksi
Instrumen: lihat Lampiran 3
4. Keterampilan
a. Teknik Penilaian: observasi
b. Bentuk Instrumen: lembar observasi
c. Kisi-kisi:
2. Merumuskan hipotesis 2
3. Menentukan variabel 3
Daftar Pustaka
Departemen Pendidikan Nasional. 2013. Silabus Mata Pelajaran Kimia (Peminatan Bidang
MIPA). Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Harnanto, Ari dan Ruminten. 2009. Kimia 2 : Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Permana, Irvan. 2009. Memahami Kimia SMA/MA Kelas XI. Jakarta:Pusat Pembukuan
Departemen Pendidikan Nasional
NIP. NIP.
Lampiran 1
Petunjuk:
Lakukan penilaian pada diri anda sendiri dalam hal ketelitian yang anda lakukan
selama praktikum ini.
Petunjuk Penskoran :
skor diperoleh
x 100 = skor akhir
skor maksimal
Lampiran 2
Petunjuk:
Lakukan penilaian pada diri anda sendiri dalam hal ketelitian yang anda lakukan selama
praktikum ini.
Skor
No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4
a. Teliti saat merancang dan melakukan
hasil percobaan.
Rubrik Penilaian:
Lampiran 3
Petunjuk:
Rubrik Penilaian:
Kriteria penilaian
Lampiran 4
Skor
No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4
1. Merumuskan masalah
2. Merumuskan hipotesis
3. Menentukan variabel
Rubrik Penilaian:
Kriteria penilaian