Anda di halaman 1dari 9

MANAJEMEN PENDIDIKAN

PERENCANAAN PENDIDIKAN

Disusun oleh :

Muhammad Amri Ashari (17505244012)

Apri Suryono (17505244016)

HafizAfifah Nawnagsari (17505244022)

Kartika Tribuana (17505244025)

Martha Lisa Eni Putri (17505244026)

Gunawan Sulistyo Budi Santoso (17505244029)

Adhi Nugroho (17505244038)

PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2019
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
Salah satu fungsi dari manajemen yaitu perencanaan. Tanpa
perencanaan yang baik proses manajemen tidak akan berjalan dengan
lancar. Jika tidak ada perencanaan maka tidak ada pengendalian pada
tujuan yang akan dicapai. Perencanaan juga mengurangi adanya
pemborosan karena pedoman pelaksanaan telah terencana dengan jelas.
Perencanan juga dilakukan dalam dunia pendidikan. Perencanaan
dibentuk agar dapat tercapai sebuah tujuan pendidikan. Perencanaan
pendidikan bertujuan agar dapat memenuhi keperluan tenaga kerja,
perluasan kesempatan pendidikan, meningkatkan mutu pendidikan,
serta meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan
pendidikan. Hal ini diperlukan dalam pembangunan di era digital
sekarang ini.
Pembangunan di era global meletakkan pengembangan sumber daya
manusia sebagai prioritas utama. Oleh karena itu, peran guru semakin
berat. Dilihat dari pendidikan Indonesia sekarang ini profesi guru
merupakan pekerjaan yang banyak diminati. Dilihat dari meningkatnya
peminat pada LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) dan
jumlah lulusan. Akan tetapi peningkatan jumlah lulusan belum
sebanding dengan kualitas yang dihasilkan. Oleh karena itu kompetensi
guru merupakan hal yang harus ditingkatkan. Kesiapan menjadi guru
adalah kematangan seorang guru dalam mencerna proses belajar
mengajar dengan cara menguasai empat kompetensi guru karena guru
merupakan komponen paling utama dalam kegiatan belajar mengajar.
Guru dituntut agar kompeten dan profesional untuk dapat
mempersiapkan peserta didik yang berkualitas. Namun, apakah hal itu
sejalan dengan kesejahteraan guru di Indonesia sekarang ini dirasa
sangat kurang. Oleh karena itu dalam makalah ini akan kami bahas
masalah mengenai kompetensi guru dan kesejahteraan guru di
Indonesia sekarang ini serta cara dalam mengatasi masalah tersebut.
2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana tingkat kompetensi guru di Indonesia?
b. Bagaimana tingkat kesejahteraan guru di Indonesia?
c. Bagaimana cara meningkatkan dan mengatasi masalah tersebut?
3. Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari
penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui masalah-masalah yang
terjadi pada pendidikan di Indonesia terutama guru sebagai tenaga
pendidik yang mengambil peran paling utama dalam berlangsungnya
pendidikan di sekolah.
4. Manfaat
Dari penulisan ini diharapakan dapat mendatangkan manfaat berupa
penambahan pengetahuan serta wawasan penulis kepada pembaca
tentang keadaan pendidikan dan keadaan kualitas guru yang ada saat
ini sehingga kita dapat mencari solusi secara bersama agar pendidikan
dan kualitas guru di masa yang akan datang dapat meningkat.
B. Kajian Teori
Pengertian dari perencanaan menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa
Indonesia) adalah proses, cara, atau perbuatan merancangkan. Perencanaan
merupakan suatu proyeksi tentang apa yang harus dilaksanakan guna
mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan (Kaufman 1972;
Hadikumoro 1980).
Kompetensi mengandung pengertian pemilikan pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan tertentu
(Rustyah, 1982). Kompetensi dimaknai pula sebagai pengetahuan,
keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan
berfikir dan bertindak.Sedangkan dalam KBBI, kompetensi adalah
kewenangan atau kekuasaan untuk menentukan sesuatu hal.Sedangkan arti
kompetensi secara yuridis, menurut UU No 13/2003 tentang
ketenagakerjaan pasal 1 (10) menyebutkan bahwa “Kompetensi adalah
kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan”.
Kompetensi yang harus dimiliki seorang guru adalah kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
professional.
1. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan untuk mengelola
pembelajaran peserta didik yang meliputi perancangan dan pelaksanaan
proses belajar-mengajar, mengevaluasi hasil belajar, dan
pengaktualisasian potensi potensi yang dimiliki.
2. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan untuk mengatur
kepribadian yang stabil, dewasa, arif dan berwibawa, serta dapat
menjadi teladan bagi peserta didik, memiliki akhlak yang mulia.
3. Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi
atau berinteraksi secara baik, efektif, dan efisien dengan sesama guru,
peserta didik, wali murid dan seluruh elemen yang ada di sekolah dan
masyarakat.
4. Kompetensi professional merupakan kemampuan guru dalam
penguasaan materi pelajaran yang diajarkan. Guru harus memiliki
kemampuan untuk mendalami materi yang akan diajarkam, agar dapat
membimbing peserta didik untuk memenuhi standar kompetensi yang
telah ditetapkan dalam standar nasional pendidikan.
Kemampuan yang dimaksud dalam kompetensi tersebut adalah
kesanggupan untuk melaksanakan pekerjaan. Kesanggupan ini
menyangkut banyak hal, diantaranya adalah unsur kognitif, tekninal,
dan sifat-sifat yang dimiliki. Kemampuan terdiri dari dua unsur pokok
yaitu kemampuan intelektual dan kemampuan fisik. Kemampuan
intelektual diperlukan untuk melakukan kegiatan yang memerlukan
mental, seperti mengerjakan kegiatan yang rumit dan memerlukan
pemikiran yang cukup kompleks. Sedangkan untuk kemampuan fisik
adalah kemampuan yang diperlukan untuk melakukan kegiatan atau
tugas yang memerlukan stamina, kecekatan, kekuatan, dan
keterampilan.

C. Pembahasan
1. Kompetensi Guru di Indonesia
2. Kesejateraan Guru di Indonesia
3. Cara Mengatasi Masalah Kompetensi dan Kesejahteraan Guru di
Indonesia
a. Cara Mengatasi Masalah Kompetensi Guru di Indonesia
Upaya peningkatan kompetensi guru SMK dapat di lakukan
melalui diklat maupun non diklat, diantaranya :
1) Pendidikan dan Pelatihan
a) Inhouse Training (IHT)
Pelatihan dalam bentuk IHT adalah pelatihan yang
dilaksanakan secara internal di KKG/MGMP, sekolah atau
tempat lain yang ditetapkan untuk menyelenggarakan
pelatihan.
b) Program Magang
Program magang adalah pelatihan yang dilaksanakan di
institusi/industri yang relevan, program magang dipilih
sebagai alternatif pembinaan dengan alasan bahwa
keterampilan tertentu khususnya bagi guru-guru sekolah
kejuruan memerlukan pengalaman nyata ketika harus
memberikan gambaran tentang dunia industry pada anak
didik.
c) Kemitraan Sekolah
Pelatihan melalui kemitraan sekolah dapat dilaksanakan
bekerjasama dengan institusi pemerintah atau swasta dalam
keahlian tertentu. Pelaksanaannya dapat dilakukan di
sekolah atau di tempat mitra sekolah. Pembinaan melalui
mitra sekolah diperlukan dengan alasan bahwa beberapa
keunikan atau kelebihan yang dimiliki mitra dapat
dimanfaatkan oleh guru yang mengikuti pelatihan untuk
meningkatkan kompetensi profesionalnya, contoh dengan
DISNAKERTRANS dan DISPERINDAG.
d) Belajar Jarak Jauh
Pelatihan melalui belajar jarak jauh dapat dilaksanakan
tanpa menghadirkan instruktur dan peserta pelatihan dalam
satu tempat tertentu, melainkan dengan sistem pelatihan
melalui internet dan sejenisnya
e) Pelatihan Berjenjang dan Pelatihan Khusus
Pelatihan jenis ini dilaksanakan di P4TK dan atau LPMP
dan lembaga lain yang diberi wewenang, di mana program
pelatihan disusun secara berjenjang mulai dari jenjang
dasar, menengah, lanjut dan tinggi. Contoh, jurusan tata
busana di P4TK Bispar Bogor, teknologi di Malang, Seni di
P4TK Yogjakarta.
f) Kursus Singkat di LPTK atau Lembaga Pendidikan
Informal.
g) Pembinaan Internal oleh Sekolah
Pembinaan internal ini dilaksanakan oleh kepala sekolah
dan guru-guru yang memiliki kewenangan membina,
melalui rapat dinas, rotasi tugas mengajar, pemberian tugas-
tugas internal tambahan, diskusi dengan rekan sejawat dan
sejenisnya.
h) Pendidikan Lanjut
Pembinaan profesi guru melalui pendidikan lanjut juga
merupakan alternatif bagi pembinaan profesi guru di masa
mendatang. Pengikutsertaan guru dalam pendidikan lanjut
ini dapat dilaksanakan dengan memberikan tugas belajar,
baik di dalam maupun di luar negeri, bagi guru yang
berprestasi.
2) Kegiatan Selain Pendidikan dan Pelatihan
a) Diskusi masalah pendidikan.
b) Seminar.
c) Workshop.
d) Penelitian.
e) Penulisan buku/bahan ajar.
f) Pembuatan media pembelajaran.
g) Pembuatan karya teknologi/karya seni.
Untuk meningkatkan kompetensi guru juga dapat dilakukan
pembinaan dengan cara kunjungan kelas ( supervisi ),
pertemuan pribadi, rapat dewan guru, kunjungan antar
sekolah ( studi banding ) dan aktif mengikuti kegiatan
kelompok kerja / MGMP ( Hamzah B. Uno: 2012).

b. Cara Mengatasi Masalah Kesejahteraan Guru di Indonesia


Kementrian pendidikan berperan sangat penting dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat dan melaksanakan
pendidikan. Usaha untuk meningkatkan dan memperkuat
pendidikan perlu terus dilanjutkan dan dikembangkan. Untuk
mencapai tujuan tersebut maka diperlukan dukungan oleh
pemerintah mengenai tingkat kesejahteraan yang memadai dan
semangat kerja guru. Kesejahteraan merupakan menjadi faktor
yang sangat mempengaruhi kinerja guru. Berdasarkan kamus
bahasa Indonesia, kesejahteraan diartikan sebagai keamanan dan
keselamatan, kemakmuran dan sebagainya.
Daryanto, S.S, (1988: 519) berpendapat bahwa
kesejahteraan sebagai hal atau keadaan sejahtera, keamanan,
keselamatan, ketentraman, kesenangan hidup, kemakmuran, dan
sebagainya. Kesejahteraan guru dapat berupa kesejahteraan
finansial dan kesejahteraan non finansial. Indikator untuk
mengukur kesejahteraan guru meliputi penghasilan tetap,
tunjangan, dan penghargaan. Guru yang kompeten dan memperoleh
ke- sejahteraan yang baik diharapkan memiliki kinerja tinggi
(Muslich, 2007). Selain itu dari beberapa hasil penelitian
memperlihatkan hasil yang tidak konsisten. Penelitian Koswara
(2009) yang menunjukkan bahwa program sertifikasi mampu
meningkatkan profesionalisme dan mutu pengajaran guru.
Demikian pula hasil penelitian Purba (2010) juga memperlihatkan
bahwa guru mampu berkinerja dengan baik setelah lolos uji
sertifikasi. Penelitian Nuari (2012) juga menunjukkan sertifikasi
mampu meningkatkan kinerja guru. Hasil penelitian Walujati
(2013) juga menunjukkan sertifikasi guru dan variabel gaya
kepemimpinan tranfor- masional, motivasi guru dan budaya
organisasi secara simultan mampu meningkatkan kinerja guru.
Selain itu penelitian-penelitian yang tidak mendukung
bahwa program sertifikasi dapat meningkatkan kompetensi dan
motivasi guru untuk mengajar diantaranya penelitian Ridwan
(2010) yang menunjukkan sertifikasi memiliki pe- ngaruh yang
rendah terhadap kinerja guru. Analisis perbandingan kinerja guru
sebelum dan setelah lulus sertifikasi memperlihatkan ratarata
kinerja guru pasca sertifikasi justru me- ngalami penurunan
dibandingkan sebelum sertifikasi. Demikian pula temuan penelitian
Nurcholis (2011) menunjukkan sertifikasi secara langsung belum
berdampak signifikan ter- hadap peningkatkan kinerja guru.
Kesejahteraan seharusnya memperoleh prioritas perhatian untuk
mempertinggi kinerja guru.

D. Penutup
1. Kesimpulan
2. Saran
E. Daftar Pustaka

Hamzah B. Uno, 2012, Model Pembelajaran

Fathorrahman. 2017. Kompetensi Pedagogik, Profesional, Kepribadian, dan


Kompetensi Sosial Dosen. Akademika. Vol (15). 1-6

Anda mungkin juga menyukai