Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum
Skema klarifikasi unsur-unsur serupa yang dikenal sekarang
ditemukan secara terpisah dan hampir oleh Dimitri Mendeleev dan Lohar
Mayor pada tahun 1869. Jika unsur disusun berdasarkan kenaikan bobot
atom, seperangkat sifat akan terulang secara berkala. Tabel berkala ialah
penataan unsur-unsur dalam 12 barisan mendatar, 8 kolom tegak
(golongan). Kedelapan golongan kemudian dibagi menjadi subgolongan
yang sesuai. Secara objektif perlu ditinggalkan beberapa ruangan kosong
bagi unsur-unsur yang belum ditemukan pada waktu itu dan dibuat
praduga mengenal bobot atom yang belum diketahui secara pasti
(Petrucci 1987).
Kira-kira 80 unsur diklasifikasikan sebagai logam yang meliputi
beberapa dari setiap grup, kecuali VIII A, VII A dan mungkin VI A. Logam-
logam ini berada disebelah kiri dan tengah tabel berkala. Dalam reaksi
kimia dengan non logam, atom logam cenderung menyumbangkan
elektro, dan membentuk katio keelektronegatifannya rendah, kebanyakan
diantaranya kurang dari 2,0. Selanjutnya unsur non logam yang terdiri dari
kira-kira selusin unsur-unsur yang relatif umum dan yang penting
ditambahkan gas mulia, berada di sebelah kanan pada tabel periodik,
kecuali hidrogen atom dari non logam cenderung menerima elektron dan
membentuk anion dalam reaksi kimia dengan logam (Keenan 1984).
Energi ionisasi adalah energi minimum yang diperlukan untuk
melepaskan satu elektron dari atom terwujud agar pada keadaan
dasarnya semakin besar energi ionisasi makin sukar untuk melepaskan
elektronnya (Chang 2004).
Afinitas elektron, kemampuan untuk menerima satu atau lebih
elektron, yaitu negatif dari percobaan energi yang terjadi ketika suatu
elektron diterima oleh atom suatu unsur dalam keadaan gas. Pola
kecenderungan keseluruhannya adalah meningkatkannya kecenderungan
dalam menerima elektron yaitu (nilai afinitas elektron menjadi semakin
positif dari kiri ke kanan dalam suatu periodik (Chang 2004).
Elektronegativitas memberikan kemampuan suatu atom dalam
bersaing dan mendapatkan elektron dengan atom lain yang berkaitan
dengan elektronegativitas berkaitan dengan energi ionisasi dan afinitas
elektron karena besaran ini mencerminkan kemampuan atom melepaskan
kemampuan atom memperoleh sebuah elektron sebagai patokan kasar,
logam mempunyai elektron negativitas kurang dari 2 metaloid kira-kira
sama dengan 2 dan bukan logam lebih besar dari 2 (Petrucci 1987).
Beberapa sifat kimia penting dan unsur grup I A dan II A. Unsur
dari kedua keluarga ini memiliki sikap kepekaan logam yang khas pada
permukaan yang baru dipotong, tetapi ini cepat menghitam setelah
tersingkap terhadap udara. Unsur-unsur ini juga memiliki daya hantar
(konduktifitas) listrik dan panas yang tinggi adalah khas logam. Beberapa
titik lelehnya yang relatif rendah dan kelunakannya. Ciri khas dari logam
alkali dan alkali tanah adalah kereaktifannya yang luat biasa pada unsur
alkali jari-jari atom dari litrum ke fransium semakin besar dikarenakan
bertambahnya jumlah kulit elektron. Sedangkan energi ionisasinya dari
kelektronegatifannya dari litium ke fransium semakin berkurang. Logam-
logam alkali hanya memiliki satu macam tingkat oksidasi yaitu +1. Titik
leleh dan titik didih alkali tanah litium ke fransium semakin menurun begitu
pula gelang daya hantar listrik panas. Kecuali pada natrium reaksi antara
logam alkali dengan air membentuk basa dengan gas hidrogen dengan
semakin bertambahnya nomor atom, reaksi berlangsung semakin hebat.
Contoh: 2 Na(s) +2 H 2 O (l) → 2 NaOH (aq) + H 2 (g)
Pada alkali tanah dari atas ke bawah dalam sistem periodik jari-
jari atom secara beraturan meningkat. Sedangkan energi ionisasi dan
keelektronegatifannya menurun dari berilium ke barium. Pada alkali tanah
dan alkali terdapat tes nyala logam yaitu untuk menetukan warna-warna
unsur logam alkali dan alkali tanah adalah zat produksi yang sangat kuat
karena mudah kehilangan elektron.
Logam alkali dan alkali tanah bereaksi dahsyat dengan air yaitu
kalsium, stronsium dan barium bereaksi kurang dahsyat tidak satupun dari
unsur-unsur alkali dan alkali tanah terdapat di dalam keadaan unsur.
Semua unsur alkali terdapat dalam senyawa alam sebagai ion-ion positif
(positif satu) sedangkan unsur alkali tanah terdapat sebagai ion di positif
(positif dua) (Keenan dkk 1984).
Selain itu non logam juga mudah bereaksi satu sama lain dengan
membentuk ikatan kovalen misalnya dalam SO3 CO 3 dan H 2O.
Kelektronegatifannya dari kebanyakan non logam berkisar 2,4 keatas.
Selanjutnya metaloid atau unsur perbatasan, memperlihatkan baik sifat
logam maupun sifat non logam. Sampai tingkat tertentu, biasanya ia
bertindak sebagai penerima elektron dengan logam. Unsur-unsur ini
terletak berdasarkan dengan garis zig-zag (seperti tangan) dalam tabel
berkala, seperti B, Si, Ce, Pr, Sb, Te termasuk salam kelas ini.
Jari-jari atom adalah jarak dari inti sampai kesuatu tempat yang
mempunyai peluang untuk menentukan elektron di kulit terluarnya. Jari-jari
akan suatu logam setengah jarak antara dua inti pada atom-atom yang
berdekatan. Unsur-unsur yang berupa molekul di atomik, jari-jari atomnya
adalah setengah jarak antara inti dua atom dalam molekul tertentu.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi adalah keragaman ukuran atom
dalam suatu golongan pada sistem periodik unsur makin besar ukuran
atomnya, yang kedua adalah keragaman ukuran atomnya dalam suatu
golongan pada sistem periodik unsur, yaitu jari-jari atom semakin menurun
dari kiri ke kanan dalam suatu periodik (Petrucci 1987).
Empat dari dalam group VII A, flour, klor, brom, dan iod dikenal
sebagai unsur keluarga halogen. Sifat umumnya yang nampak jelas pada
halogen yaitu bahwa setiap sifat tertentu berubah dengan teratur dari satu
unsur ke unsur berikutnya. Selanjutnya pada kenaikan titik didih dan titik
leleh dengan bertambahnya nomor atom, dijelaskan dengan fakta bahwa
molekul-molekul yang lebih besar mempunyai gaya tarik manarik Van der
Wals yang lebih besar. Sedangkan iod penting lemah jari-jari atom dari F
ke AL semakin bertambah sedangkan energi ionisasi keelektronegatifan
dan afinitas semakin berkurang dari. Reaktivitas flour yang lebih besar
dibanding dengan klor (Keenan dkk 1984).
B. Uraian Bahan
1. Amonium Oksalat ()
Nama resmi : ASAM OKSALAT
Rm / Bm : ¿ ¿ / 126,07
Pemerian : Hablur dan tidak berwarna
Kelarutan : Larut dalam air dan dalam etanol (95%)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai komposisi.
2. Amonium Sulfat ()
Nama resmi : AMONIUM SULFAT
Nama lain : Monium Sulfat
Rm / Bm : ¿ ¿ / 152,13
Pemerian : Hablur tidak berwarna dan putih
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, praktis tidak
larut dalam etanol 95%
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
Kegunaan : Sebagai pereaksi
3. Aquades (Farmakope Indonesia Edisi III, hal: 96)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Aquades (Air Suling)
Rm / Bm : H 2 0 / 18,02
RB : H─O─H
Pemberian : Cairan jernih, tidak berbau
Kelarutan : Larut dalam 3500 bagian ?, larut dalam
bagian etanol (55%)
Kegunaan : Sebagai zat pelarut
4. Kalsium Klorida (Farmakope Indonesia Edisi III, hal. 120)
Nama resmi : CALCII CHLORIDUM
Nama lain : Kalsium Klorida
Rm / Bm : CaCl 2 / 219,08
Pemerian : Hablur tidak berwarna, tidak berbau, rasa
agak pahit dan meleleh basah.
Kelarutan : Larutkan 0,25 bagian air, mudah
larut dalam etanol (95%) P
Kegunaan : Sumber ion kalsium
5. Larutan Kanji (Farmakope Indonesia Edisi III, hal. 93)
Nama resmi : AMYLUM ORYZAE
Nama lain : Amilum, pati kembang / kanji
Pemberian : Serbuk halus, tidak berbau
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan etanol 55%
Kegunaan : Sebagai indikator kanji.

Anda mungkin juga menyukai