TERAPI BERMAIN Fix
TERAPI BERMAIN Fix
Disusun Oleh :
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan makalah “Terapi Bermain Plastisin ” tepat pada waktunya.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca.
Dalam proses penyusunan makalah asuhan keperawatan, penyusun
mengalami banyak permasalahan. Namun berkat arahan dan dukungan dari
berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penyusun menyadari makalah ini masih belum sempurna baik dari isi
maupun sistematika penulisannya, maka dari itu penyusun berterima kasih apabila
ada kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan
seperjuangan khususnya Program Studi Ilmu Keperawatan nantinya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit,
kondisi anak. Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai
perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih,
rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari
anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan
stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional, dan kesejahteraan anak
berteman, kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa
dengan melakukannya anak dapat meningkatkan motorik halus dan juga dapat
1.2 Tujuan
TINJAUAN TEORITIS
dan sosial dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena
fisik, emosional, dan mental sehingga akan membuat anak tumbuh menjadi
sebagai terapi.
1. Perkembangan Sensoris – Motorik
komponen terbesar yang digunakan anak dan bermain aktif sangat penting
motorik dan alat permainan untuk anak usia toddler dan prasekolah yang
halus.
2. Perkembangan Intelektual
warna, bentuk, ukuran, tekstur dan membedakan objek. Pada saat bermain
pula anak akan melatih diri untuk memecahkan masalah. Pada saat anak
kemampuan intelektualnya.
3. Perkembangan Sosial
tentang nilai sosial yang ada pada kelompoknya. Hal ini terjadi terutama
pada anak usia sekolah dan remaja. Meskipun demikian, anak usia toddler
dan prasekolah adalah tahapan awal bagi anak untuk meluaskan aktivitas
4. Perkembangan Kreativitas
semakin berkembang.
penting peran orang tua untuk menanamkan nilai moral dan etika,
Anak mempelajari nilai benar dan salah dari lingkungannya, terutama dari
orang tua dan guru. Dengan melakukan aktivitas bermain, anak akan
bermain anak juga akan belajar nilai moral dan etika, belajar membedakan
mana yang benar dan mana yang salah, serta belajar bertanggung-jawab
penting peran orang tua untuk mengawasi anak saat anak melakukan
benar/salah.
bermain aktif dan yang pasif yang biasanya disebut hiburan. Dalam bermain
aktif kesenangan diperoleh dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri,
2. Bermain pasif
Dalam hal ini anak berperan pasif, antara lain dengan melihat dan
mendengar. Bermain pasif ini adalah ideal, apabila anak sudah lelah
keletihannya.Contohnya:
anak.
sedikit.
1. Usia 0 – 12 bulan
Tujuannya adalah :
mengisap, menggenggam.
dipegang.
Tujuannya adalah :
d. Melatih imajinasinya.
3. Usia 2– 3 Tahun
Tujuannya adalah :
berbeda.
f. Bola.
Tujuannya adalah :
mengurangi.
pura-pura (sandiwara).
h. Mengembangkan kreativitas.
lari, dll).
diluar rumah.
perkembangan anak.
diri.
e. Alat dan jenis permainan yang cocok, harus sesuai dengan tahap
1. Tahap eksplorasi
2. Tahap permainan
permainan
berikutnya.
TUJUAN :
tepat
PRINSIP :
1. Alat bermain
2. Tempat bermain
PELAKSANAAN BERMAIN DI RS DIPENGARUHI OLEH :
1. Faktor pendukung
keluarga
2. Faktor penghambat
yang bersamaan.
Antisipasi hambatan
lahan
permainan
kesehatan lainnya.
BAB III
A. Peserta
1. Anak usia
4. Pasien kooperatif
Sarana :
1. Ruangan tempat bermain
Media : Plastisin
C. Pengorganisasian
D. Pembagian Tugas
1. Peran Leader
atau mendominasi
3. Peran Observer
E. Setting Tempat
Keterangan :
= Pemateri = Fasilitator
3. Memperkenalan berkenalan
pembimbing 5. Mendengarkan
berkenalan dengan
temannya
6. Mempersilahkan leader
tidak 4. Bermain
5. Fasilitator mengobservasi
anak
permainan perasaan
anak 4. Senang
permainan perasaan
5. Membagikan
souvenir/kenang-kenangan
bermain
6. Menanyakan perasaan
anak
8. Mengucapkan salam
G. Evaluasi
tugasnya.
aktifitas bermain
g.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
akibat dari tindakan invasif yang menimbulkan rasa nyeri. Akibatnya akan
yang diberikan.
Bermain adalah salah satu bagian dari kehidupan anak dan salah satu
menimbulkan krisis dalam kehidupan anak, dan karena situasi tersebut sering
rasa takut dan cemas yang mereka alami sebagai alat koping dalam
4.2 Saran
1. Orang tua
Sebaiknya orang tua lebih selektif dalam memilih permainan bagi anak
tepat dapat menjadi poin penting dari stimulus yang akan didapat dari
permainan tersebut. Faktor keamanan dari permainan yang dipilih juga
2. Rumah Sakit
3. Mahasiswa
tumbuh kembang anak. Karena dengan terapi bermain yang tepat, maka
sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Anggani, Sudono, Sumber Belajar Dan Alat Permainan Untuk Pendidikan Usia
Dini. 2004. Grafindo: Jakarta