Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN WISATA SEJARAH

LAWANG SEWU SEMARANG

Di Susun Oleh :

1.Aisah Tri Ningsih

2.Ara Arsih

3.Desti Dwi Purwati

4.Eni Rahayu

XI TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN 1

SMK TAMTAMA KARANGANYAR

TAHUN PELAJARAN 2018/2019


HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kunjungan Industri SMK Tamtama Karanganyar pada tanggal 4 September


sampai 29 September 2018 ini telah disetujui dan disahkan pada:

Hari/Tanggal :

Oleh :Guru pembimbing pelaksanaan KI

Tempat : SMK Tamtama Karanganyar


KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga laporan kunjungan industri
ini dapat diselesaikan. Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Serta kepada para sahabatnya dan kepada seluruh umatnya
.
  Dan saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kunjungan industri masih banyak
kekurangan. Karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, untuk itu kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan Laporan Praktik Industri ini.
Demikian kata pengantar ini saya buat, semoga dapat bermanfaat, khususnya bagi saya
pribadi sendiri dan pembaca pada umumnya.
DAFTAR ISI

 BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang wisata sejarah


B. Tujuan Wisata Sejarah
C. Waktu dan Tempat Wisata Sejarah

 BAB II. PERJALANAN DAN HASIL KEGIATAN WISATA SEJARAH

 LAWANG SEWU
1.Alamat
2.Sejarah

 BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Kritik dan Saran

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelaksanaan kunjungan kota lama merupakan kegiatan wajib sekolah.
Dipilihnya objek kota lama semarang karena untuk mengetahui lebih jelas tempat bersejarah.
Di sana kita semua dapat mengetahui secara gambling bagaimana nenekmoyang kita ber-evolusi,
di sana kita disuguhkan berbagai bukti sejarah. Yaitu rumah rumah tua
bersejarah.. Dipilihnya objek wisata kota lama karena di sana kita dapatmelihat peninggalan
peninggalan belanda pada masa itu.

B.Tujuan
1.      Untuk mengetahui sejarah kota lama
2.      Untuk mengetahui letak kota lama
3.      Untuk mengetahui sejarah nama kota lama

C.Waktu dan tempat wisata sejarah

 Waktu wisata sejarah dilaksanakan pukul 11.00 – 14.00.


 Tempat wisata sejarah dilaksanakan di Lawang Sewu Semarang

BAB II
PERJALANAN DAN HASIL WISATA SEJARAH
Sejarah dan Asal mula Gedung Lawang Sewu ( Pintu Seribu ) Semarang

Sejarah Gedung Pintu Seribu (Lawang Sewu) Semarang

Lawang Sewu atau dalam bahasa Indonesia Pintu Seribu adalah Gedung megah yang dibangun
di Era penjajahan Belanda.Yang sekarang ini menjadi salah satu Obyek Wisata kota Semarang.
Lawang Sewu merupakan sebuah bangunan kuno peninggalan jaman belanda yang dibangun
pada 1904. Semula gedung ini untuk kantor pusat perusahaan kereta api (trem) penjajah Belanda
atau Nederlandsch Indishe Spoorweg Naatschappij (NIS). Gedung tiga lantai bergaya art deco
(1850-1940) ini karya arsitek Belanda ternama, Prof Jacob F Klinkhamer dan BJ Queendag.
Lawang Sewu terletak di sisi timur Tugu Muda Semarang, atau di sudut jalan Pandanaran dan
jalan Pemuda. Disebut Lawang Sewu (Seribu Pintu), ini dikarenakan bangunan tersebut memiliki
pintu yang sangat banyak. Kenyataannya, pintu yang ada tidak sampai seribu. Bangunan ini
memiliki banyak jendela tinggi dan lebar, sehingga masyarakat sering menganggapnya sebagai
pintu.
Sejarah Gedung Pintu Seribu (Lawang Sewu) Semarang

Sejarah Lawang Sewu

Sejarah gedung ini tak lepas dari sejarah perkeretaapian di indonesia karena dibangun sebagai
Het Hoofdkantoor Van de Nederlandsch – Indische Spoorweg Maatscappij (NIS) yaitu kantor
pusat NIS, perusahaan kereta api swasta di masa pemerintahan Hindia belanda yang pertama kali
membangun jalur kereta api di Indonesia menghubungkan Semarang dengan “Vorstenlanden”
(Surakarta dan Yogyakarta) dengan jalur pertamanya Jalur Semarang Temanggung 1867.

Awalnya administrasi NIS diselenggarakan di Stasiun Semarang NIS. Pertumbuhan jaringan


yang pesat diikuti bertambahnya kebutuhan ruang kerja sehingga diputuskan membangun kantor
administrasi di lokasi baru. Pilihan jatuh pada lahan di pinggir kota dekat kediaman Residen
Hindia Belanda, di ujung selatan Bodjongweg Semarang. Direksi NOS menyerahkan
perencanaan gedung ini kepada Prof Jacob F Klinkhamer dan B.J Ouendag, arsitek dari
Amsterdam Belanda.

Pelaksanaan pambangunan dimulai 27 Februari 1904 dan selesai 1907. Kondisi tanah di jalan
harus mengalami perbaikan terlebih dahulu dengan penggalian sedalam 4 meter dan diganti
dengan lapisan vulkanis. Bangunan pertama yang dikerjakan adalah rumah penjaga dan
bangunan percetakan, dilanjutkan dengan bangunan utama. Setelah dipergunakan beberapa
tahun, perluasan kantor dilaksanakan dengan membuat bangunan tambahan pada tahun 1916 –
1918.

Sejarah Gedung Pintu Seribu (Lawang Sewu) Semarang


Sejarah Gedung Pintu Seribu (Lawang Sewu) Semarang

Pada tahun 1873 rel kereta api pertama di Hindia Belanda selesai dibangun. Jalan itu dibangun
oleh Nederlandsch Indische Spoorweg maatschappij (NIS), suatu perusahaan swasta yang
mendapat konsesi dari pemerintah kolonial untuk menghubungkan daerah pertanian yang subur
di Jawa Tengah dengan kota pelabuhan Semarang (Durrant, 1972). Stasiun di Semarang yang
berada di tambaksari tidak jauh dari pelabuhan.
Pada peralihan abad ke-20 NIS membangun stasiun stasiun baru yang besar. Pada tahun 1914
stasiun Tambaksari digantikan oleh Stasiun Tawang. Sebelumnya pada tahun 1908 selesai
dibangun pula kantor pusat NIS yang baru, bangunan itu berada di ujung jalan Bodjong, di
Wilhelmina Plein berseberangan dengan kediaman gubernur.

Kantor pusat NIS yang baru itu adalah bangunan besar 2 lantai berbentuk “L” yang dirancang
oleh J.F Klinkhamer dan Ouendag dalam gaya Renaissance Revival (Sudrajat,1991). Menurut
Sudrajat pembangunan kantor pusat NIS di Semarang adalah tipikal 2 dasawarsa awal abad 20
ketika diperkenalkan politik etis, ketika itu “… Muncul kebutuhan yang cukup besar untuk
mendirikan bangunan bangunan publik dan perumahan, akibat perluasan daerah jajahan,
desentralisasi administrasi kolonial dan pertumbuhan usaha swasta”.

Sejarah Gedung Pintu Seribu (Lawang Sewu) Semarang


Sejarah Gedung Pintu Seribu (Lawang Sewu) Semarang

Penduduk Semarang memberinya nama “Lawang Sewu” (pintu seribu), mengacu pada pintu
pintunya yang sangat banyak, yan gmerupakan usaha para arsiteknya untuk membangun gedung
kantor modern yang sesuai dengan iklim tropis Semarang. Semua bahan bangunan didatangkan
dari Eropa kecuali batu bata, batu alam dan kayu jati.

Pada saat yang bersamaan Angkatan Muda Kereta Api (AMKA) berusaha mengambil alih kereta
api, pertempuran pecah antara pemuda dan tentara Jepang, belasan pemuda terbunuh di gedung
ini, 5 diantara mereka dimakamkan di halaman (tetapi pada tahun 1975 jenazah mereka dipindah
ke Taman Makam Pahlawan). Di depan Lawang Sewu berdiri monumen untuk memperingati
mereka yang gugur di Pertempuran Lima Hari.

Sesaat setelah kemerdekaan Lawang Sewu digunakan Kantor Perusahaan Kereta Api, kemudian
militer mengambil alih gedung ini, tetapi sekarang telah kembali ke tangan PT KAI.

Berapakan sebenarnya jumlah pintu dari Lawang Sewu?

Seperti Kepulauan Seribu yang jumlah pulau yang sebenarnya tak sampai 1.000, karena tercatat
hanya 342 buah pulau saja. Sebutan “Sewu” [Jawa: Seribu], merupakan penggambaran
sedemikian banyaknya jumlah pintunya. Menurut guide lawang sewu, jumlah lubang pintunya
terhitung sebanyak 429 buah, dengan daun pintu lebih dari 1.200 (sebagian pintu dengan 2 daun
pintu, dan sebagian dengan menggunakan 4 daun pintu, yang terdiri dari 2 daun pintu jenis ayun
[dengan engsel], ditambah 2 daun pintu lagi jenis sliding door/pintu geser).

Sumber : http://satupedang.blogspot.com/2015/02/sejarah-gedung-lawang-
sewu.html#ixzz5SUgAhxU2

Anda mungkin juga menyukai