Anda di halaman 1dari 13

HUBUNGAN PERSALINAN CAESAREAN SECTION

DENGAN KEJADIAN IKTERUS PADA NEONATUS


DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh :
Aliyyah
1610104355

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2017
HUBUNGAN PERSALINAN CAESAREAN SECTION
DENGAN KEJADIAN IKTERUS PADA NEONATUS
DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar


Sarjana Sains Terapan
Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV
Fakultas Ilmu Kesehatan
di Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta

Disusun oleh :
Aliyyah
1610104355

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2017
HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN PERSALINAN CAESAREAN SECTION


DENGAN KEJADIAN IKTERUS PADA NEONATUS
DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh :
ALIYYAH
1610104355

Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui Untuk Dipublikasikan


pada Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV
Fakultas Ilmu Kesehatan
di Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta

Oleh :
Pembimbing : Dhesi Ari Astuti, S.SiT., M.Kes
Tanggal : 18 Juli 2017
Tanda Tangan :
HUBUNGAN PERSALINAN CAESAREAN SECTION
DENGAN KEJADIAN IKTERUS PADA NEONATUS
DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL1
Aliyyah2, Dhesi Ari Astuti3
INTISARI
Latar belakang: Kejadian Ikterus pada Neonatus di RSU PKU
Muhammadiyah Bantul terjadi kenaikan 10 Kasus. Januari-Desember 2015 terdapat
115 kasus, dan pada Januari-Desember 2016 terdapat 125 kasus Ikterus. Angka
persalinan dengan operasi SC di rumah sakit ini meningkat 27 kasus, tahun 2015
terdapat 315 kasus dan tahun 2016 terdapat 342 kasus ibu bersalin secara Caesarean
Section.
Tujuan: Untuk mengetahui Hubungan Persalinan Caesarean Section Dengan
Kejadian Ikterus Pada Neonatus di RSU PKU Muhammadiyah Bantul.
Metodologi Penelitian: Penelitian ini bersifat Deskriptif Analitik dengan
pendekatan waktu Cross Sectional yang memiliki 2 variabel, variabel bebas yaitu
persalinan Caesarean Section, variabel terikat yaitu kejadian Ikterus pada Neonatus.
Metode pengumpulan data menggunakan angket. Populasi dalam penelitian ini
sebanyak 125 dan sampel yang diambil sebanyak 88 setelah melalui kriteria
Eksklusi. Teknik pengambilan sampel secara Simple Random Sampling. Peneliti
menggunakan aplikasi SPSS versi 17.0 untuk analisis data, dan memilih Chi Square
untuk mencari tahu hubungan diantara kedua variabel.
Hasil: Hasil uji statistik dengan menggunakan Chi Square diperoleh p-value
sebesar 0,041 atau 𝛼 < 0,05 dengan tingkat kemaknaan > 95%. Dengan demikian
ada hubungan yang signifikan antara persalinan Caesarean Section dengan kejadian
Ikterus pada Neonatus di RSU PKU Muhammadiyah Bantul.
Simpulan dan saran: Ada hubungan yang signifikan antara persalinan
Caesarean Section dengan kejadian Ikterus pada Neonatus di RSU PKU
Muhammadiyah Bantul dibuktikan dengan uji Chi Square dengan hasil p-value
0,041, yaitu nilai p-value lebih kecil dari nilai 𝛼 𝑦𝑎𝑖𝑡𝑢 < 0,05. Melalui penelitian ini
dapat disarankan kepada Pihak RS khususnya tenaga kesehatan harus berperan aktif
dalam memberikan KIE terkait pemilihan metode persalinan yang tepat dan sesuai
kebutuhan pasien, dapat menyarankan ibu-ibu post caesarean section menyusui
dengan posisi yang tepat yaitu posisi lying down, memotivasi untuk melakukan
mobilisasi aktif sejak dini.

Kata Kunci : Baby Newborn, Caesarean Section, Jaundice, Neonatus


Daftar Pustaka : 24 buku (2006-2016) 13 jurnal, 2 penelitian, 18 internet
1
Judul Skripsi
2
Mahasiswa Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
3
Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

1
THE CORRELATION BETWEEN CAESAREAN
SECTION AND JAUNDICE INCIDENTS ON
NEONATES AT PKU MUHAMMADIYAH
BANTUL HOSPITAL1
Aliyyah2, Dhesi Ari Astuti3
ABSTRACT
Research Background: Jaundice incidents on neonates at PKU
Muhammadiyah Bantul Hospital increased 10 cases. There were 115 cases from
January to December 2015, and there were 125 cases from January to December
2016. Partum rate with caesarean section increased 27 cases. In 2015 there were 315
cases, and there were 342 cases in 2016 of partum women with caesarean section.
Research Objective: The study is aimed to investigate the correlation
between caesarean section and jaundice on neonates at PKU Muhammadiyah Bantul
Hospital.
Research Method: The study employed analytic descriptive method with
cross sectional time approach. There were two variables namely caesarean section
partum as the independent variable and jaundice on neonates as dependent variable.
The method of data collecting was by using questionnaire. The population was 125
women, and the samples were 88 women after exclusion criteria. Random sampling
was used as sample taking technique. The study used SPSS application version 17.0
as the data analysis, and Chi Square was used as the instrument to find out the
correlation between two variables.
Result: The result of statistical test using chi square obtained p value 0.041
or α < 0.05 with meaningful rate > 95%. Thus, there was significant correlation
between caesarean section and jaundice on neonates at PKU Muhammadiyah Bantul
Hospital.
Conclusion and Suggestion: There is significant correlation between
caesarean section and jaundice on neonates at PKU Muhammadiyah Bantul Hospital
proven by Chi square with p value 0.041; p value was smaller than α < 0.05. It is
suggested that the hospital especially the health professionals to actively participate
in giving counseling information and education related to selecting birth method
which meets the need of the patients. It is also expected that health professionals give
guidance to patients who have caesarean section on how to breastfeed correctly by
using lying down position and give motivation to have active mobilization as early as
possible.

Keyword : Baby Newborn, Caesarean Section, Jaundice, Neonatus


References : 24 books (2006-2016) 13 journals, 2 research paper, 18 internet
1
Research Title
2
Student of Diploma IV Midwifery Program, Faculty of Health Sciences, ‘Aisyiyah
University of Yogyakarta
3
Lecturer of Health Sciences Faculty, ‘Aisyiyah University of Yogyakarta

2
PENDAHULUAN produksi ASI masih kurang atau ibu
masih berada di ruang rawat intensif
Berdasarkan hasil sementara
(pertolongan persalinan dengan
Survei Penduduk Antar Sensus
operasi SC) sehingga bayi tidak
(SUPAS) tahun 2015, Angka
mendapat Kolostrum segera setelah
Kematian Bayi (AKB) di Indonesia
lahir di hari pertama kehidupannya.
mencapai 22 per 1000 kelahiran hidup
Bayi yang tidak mendapatkan
dan Angka Kematian Balita (AKBA)
kolostrum berdampak pada kelebihan
mencapai 26 per 1000 kelahiran hidup.
bilirubin dalam tubuhnya yang tidak
Indonesia masih tetap menduduki
dapat keluar sehingga pada awal
peringkat nomor satu untuk jumlah
kelahiran bayi mengalami Ikterus atau
AKB dibandingkan dengan negara-
kuning . Kolostrum dipercaya
negara ASEAN lainnya. Diantaranya
memiliki efek Laxative untuk
AKB di Indonesia disebabkan oleh
membantu mengeluarkan kotoran atau
asfiksia (37%), prematuritas (34%),
tinja pertamanya yang dapat
sepsis (12%), hipotermi (7%), ikterus
membantu mengeluarkan kelebihan
(5%), post matur (3%), dan kelainan
bilirubin (Armawati, 2011).
kongenital (1%) ( SUPAS, 2015).
Persalinan Caesarean Section
AKB Daerah Istimewa
(SC) meningkat drastis dalam kurun
Yogyakarta (DIY) menurut Badan
waktu 30 tahun terakhir. International
Pusat Statistik diestimasikan sebesar
Healthcare Community menetapkan
19,92 per 1000 kelahiran hidup pada
indikator persalinan SC 10%-15%
tahun 2005-2010, sedangkan menurut
(WHO, 2015). Data terbaru dari 150
hasil Survey Demografi Kesehatan
negara, saat ini angka persalinan
Indonesia (SDKI) pada profil
dengan SC meningkat 18,6%.
kesehatan Provinsi DIY tahun 2012
Amerika Latin dan kawasan Karibia
AKB sebesar 25 per 1000 kelahiran
memiliki tingkat tertinggi dengan
hidup.
persalinan SC (40,5%), diikuti oleh
Ikterus pada Neonatus atau
Amerika Utara (32,3%), Oceania
hiperbilirubinemia dengan kondisi
(31,1%), Eropa (25%), Asia (19,2%)
yang tidak dapat dicegah berkisar 60%
dan Afrika (7,3%) (Betran, et al,
-80% dari bayi yang baru lahir di
2016).
seluruh dunia (Olusanya, et al, 2015).
Di Indonesia persalinan dengan
Kejadian ikterus pada Neonatus
operasi SC sebesar 9,8% dengan
berkisar 50% pada bayi cukup bulan
proporsi tertinggi di DKI Jakarta
dan 75% pada bayi kurang bulan
(19,9%) dan terendah di Sulawesi
(Wiknjosastro, 2010). Faktor yang
Tenggara (3,3%) dan secara umum
menyebabkan kejadian ikterus pada
pola persalinan melalui SC menurut
Neonatus yaitu Ras, penyakit Rhesus,
karakteristik menunjukkan proporsi
ABO inkompatibilitas, usia ibu, kelas
tertinggi pada indeks kepemilikan
sosial, primipara, riwayat keluarga
teratas (18,9%), tinggal di perkotaan
dengan penyakit kuning, BBLR (Berat
(13,8%), pekerjaan sebagai pegawai
Badan Lahir Rendah), Premature,
(20,9%) dan pendidikan tinggi/lulus
pemberian ASI yang kurang adekuat
PT (25,1%) (RISKESDAS, 2013).
(Olusanya, et al, 2015).
AKB dimasing-masing
Salah satu penyebab Ikterus
kabupaten di DIY diantaranya adalah
adalah Late Feeding. Penundaan
Kulon Progo 3,57 per 1000 kelahiran
pemberian ASI pada neonatus,
hidup, Gunung Kidul 6,1 per 1000
terutama pada bayi prematur, dapat
kelahiran hidup, kota Yogyakarta 7,62
menyebabkan intensitas Ikterus
per 1000 kelahiran hidup, Sleman 8,01
bertambah. Terutama bagi ibu yang

3
per 1000 kelahiran hidup, sedangkan pendekatan waktu Cross Sectional.
AKB tertinggi adalah Bantul dengan Populasi penelitian sebanyak 125 bayi,
10 per 1000 kelahiran hidup. Salah sampel yang dibutuhkan sebanyak 95
satu kejadian yang turut bayi. Teknik pengambilan sample
menyumbangkan AKB 10 per 1000 menggunakan Simple Random
kelahiran hidup di kabupaten Bantul Sampling yang memenuhi kriteria
diantaranya Kern Ikterus pada inklusi. Metode pengumpulan data
Neonatus (Dinkes DIY, 2012). menggunakan studi dokumentasi
Studi pendahuluan yang dengan data sekunder berupa rekam
dilakukan di RSU PKU medis dari RSU PKU Muhammadiyah
Muhammadiyah Bantul, kejadian Bantul dan menggunakan angket
Ikterus pada Neonatus terjadi kenaikan sebagai metode pengumpulan data
10 Kasus. Pada Januari-Desember tambahan. Alat pengumpulan data
2015 terdapat 115 kasus, dan pada yang digunakan dalam penelitian ini
Januari-Desember 2016 terdapat 125 berupa alat tulis, format tabel berisi :
kasus Ikterus. Angka persalinan No, Nomor RM, Umur Ibu, Umur
dengan operasi SC di rumah sakit ini Bayi, UK, Jenis Kelamin, BBL,
meningkat 27 kasus, tahun 2015 Produksi ASI, Munculnya Ikterus,
terdapat 315 kasus dan tahun 2016 Kadar Bilirubin. Analisis data dalam
terdapat 342 kasus ibu bersalin secara penelitian ini menggunakan uji
Caesarean Section. Berdasarkan statistic SPSS for windows versi 17.0.
angka kejadian Ikterus di RSU PKU
Muhammadiyah Bantul yang masih
mengalami kenaikan dan jumlah HASIL DAN PEMBAHASAN
persalinan dengan operasi SC masih Hasil
sangat tinggi maka peneliti tertarik Karakteristik Responden Penelitian
untuk melakukan penelitian dengan Tabel 1. Distribusi Frekuensi
judul “Hubungan Persalinan Karakteristik Ibu
Caesarean Section Dengan Kejadian Bersalin Caesarean
Ikterus Pada Neonatus di RSU PKU Section di RSU PKU
Muhammadiyah Bantul”. Muhammadiyah
Adapun penelitian ini Bantul Tahun 2016
bertujuan untuk mengetahui hubungan Karakteristik
persalinan caesarean section dengan Ibu Bersalin Frekuen Presenta
kejadian ikterus pada neonatus di RSU Caesarean si se
PKU Muhammadiyah Bantul, Section
diketahuinya angka kejadian 1. Umur Ibu
persalinan caesarean section di RSU < 20 tahun 0 0%
PKU Muhammadiyah Bantul, 20-35 tahun 87 98,9%
diketahuinya angka kejadian ikterus > 35 tahun 1 1,1%
pada neonatus di RSU PKU Jumlah 88 100,0%
Muhammadiyah Bantul, diketahuinya
2. Paritas
karakteristik ibu yang bersalin secara Primipara 53 60,2%
caesarean section di RSU PKU Multipara 35 39,8%
Muhammadiyah Bantul. Grandemulti 0 0%
para
METODE PENELITIAN Jumlah 88 100,0%

Peneliti menggunakan jenis


penelitian Deskriptif Analitik dengan

4
3. Riwayat SC 15 17,0% Ikterus Frekuensi Presentase
Ya 73 83,0%
Tidak 88 100,0% Fisiologi 65 73,9%
Jumlah Patologi 23 26,1%
Data Sekunder Tahun 2016 Total 88 100,0%
Data Sekunder Tahun 2016
Tabel 1 menunjukkan bahwa ibu yang
melahirkan secara Caesarean Section Tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah
mayoritas pada umur 20-35 tahun Neonatus yang mengalami Ikterus di
sebanyak 87 orang (98,9%), minoritas RSU PKU Muhammadiyah Bantul
pada umur lebih dari 35 tahun terdapat mayoritas mengalami Ikterus Fisiologi
1 orang (1,1%). Ibu yang melahirkan sejumlah 65 orang (73,9%), sementara
secara Caesarean Section mayoritas yang mengalami Ikterus Patologi
merupakan pengalaman pertama kali sejumlah 23 orang (26,1%).
melahirkan bayi sebanyak 53 orang
(60,2%), minoritas beberapa Analisis Bivariat
merupakan sudah lebih dari 1 kali Tabel 4. Cross Tabulations
melahirkan bayi terdapat 35 orang Hubungan Persalinan
(39,8%). Ibu yang melahirkan secara Caesarean Section Dengan
Caesarean Section mayoritas tidak Kejadian Ikterus Pada
memiliki riwayat melahirkan secara Neonatus di RSU PKU
Caesarean Section sebelumnya Muhammadiyah Bantul
terdapat 73 orang (83,0%), minoritas Ikterus
yang memiliki riwayat melahirkan Caes Fisiologi Patologi Total p-
secara Caesarean Section terdapat 15 area F Presentase F Presenta F Pre va
orang (17,0%). n se
sen lu
Secti tas e
Analisis Univariat on e
Tabel 2. Distribusi Frekuensi 0,
Caesarean Section di RSU Ya 32 65,3% 17 34,7% 49 100, 04
PKU Muhammadiyah 0%
1
Bantul Tahun 2016
Caesarean Tidak 33 84,6% 6 15,4% 39 100,
Frekuensi Presentase 0%
Section
Ya 49 55,7%
Total 65 73,9% 23 26,1% 88 100,
Tidak 39 44,3% 0%
Total 88 100,0% Data Sekunder Tahun 2016
Data Sekunder Tahun 2016
Tabel 4. menunjukkan bahwa ibu yang
Tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah bersalin secara Caesarean Section dan
ibu yang bersalin secara Caesarean melahirkan bayi yang mengalami
Section di RSU PKU Muhammadiyah Ikterus Fisiologi sejumlah 32 orang
Bantul mendominasi separuh dari total (65,3%), ibu yang bersalin secara
responden yaitu 49 orang dengan Caesarean Section dan melahirkan
presentase (55,7%). bayi yang mengalami Ikterus Patologi
sejumlah 17 orang (34,7%).
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Ikterus Sedangkan ibu yang bersalin tidak
di RSU PKU secara Caesarean Section dan
Muhammadiyah Bantul melahirkan bayi yang mengalami
Tahun 2016 Ikterus Fisiologi sejumlah 33 orang

5
(84,6%), ibu yang bersalin tidak secara kini yang terjadi di kalangan penduduk
Caesarean Section dan melahirkan kota yang kaya raya (Urban Richer).
bayi yang mengalami Ikterus Patologi Kaur et al (2013)
sejumlah 6 orang (15,4%). menyatakan dalam hasil
Hasil uji statistik dengan penelitiannya bahwa ibu dengan
menggunakan Chi Square diperoleh p- persalinan Caesarean Section
value sebesar 0,041 atau 𝛼 < 0,05 sebagian besar berumur 21-30
dengan tingkat kemaknaan > 95%. tahun (78,46%), ibu dengan status
Sehingga dapat disimpulkan bahwa multipara memiliki nilai
ada hubungan yang signifikan antara signifikan yang tinggi yaitu
persalinan Caesarean Section dengan (56,38%) dan untuk ibu yang
kejadian Ikterus pada Neonatus di memiliki riwayat Caesarean
RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Section sebelumnya yaitu
(29,23%). Sebagaimana yang
Pembahasan didapatkan dalam hasil penelitian
Caesarean Section ini memiliki kesamaan dengan
Berdasarkan hasil penelitian hasil penelitian Kaur et al (2013)
jumlah persalinan Caesarean Section dalam kategori umur ibu dengan
di RSU PKU Muhammadiyah Bantul persalinan Caesarean Section
lebih menonjol jika dibandingkan rata-rata berusia 20-35 tahun
dengan persalinan yang bukan (98,9%). Namun untuk paritas
Caesarean Section yaitu dengan dalam penelitian ini mayoritas
perbandingan 49 orang : 39 orang adalah primipara yaitu (60,2%),
dengan presentase 55,7% : 44,3%. sehingga paritas memberikan
Karakteristik ibu dengan persalinan pengaruh terhadap kejadian
Caesarean Section rata-rata berusia Caesarean Section karena ketika
20-35 tahun, primipara, dan ibu primipara melahirkan secara
kebanyakan tidak memiliki riwayat Caesarean Section untuk
Caesarean Section sebelumnya. kelahiran selanjutnya dapat
Penelitian ini sejalan dengan hasil dipastikan ibu akan melahirkan
penelitian Moges et al (2015) yang secara Caesarean Section lagi. Ibu
mengatakan bahwa Mayoritas pasien dengan riwayat Caesarean
yang bersalin secara Caesarean Section memiliki angka (17,0%)
Section berada pada kategori umur 20- atau 15 orang dalam hasil
35 tahun (84%), primipara atau ibu penelitian ini menjadi minoritas.
yang pertama kali melahirkan (63,7%)
dan sedikit yang memiliki riwayat Ikterus
Caesarean Section sebelumnya Hasil penelitian
(18,9%) jika dibandingkan dengan menunjukkan mayoritas Neonatus
Caesarean Section atas permintaan yang mengalami Ikterus Fisiologi
pasien sendiri (68,7%). sejumlah 65 orang (73,9%),
Selain itu terdapat penelitian dari sementara yang mengalami
Cavarallo et al (2013) yang juga turut Ikterus Patologi sejumlah 23
memperkuat hasil penelitian Moges et orang (26,1%). Dilihat dari segi
al (2015) bahwa 95% persalinan umur ibu 98,9% tergolong usia
Caesarean Section didominasi oleh reproduksi yaitu antara 20-35
perempuan usia reproduksi yaitu 20- tahun dan 60,2% primipara
35 tahun dimana Caesarean Section ternyata paling banyak
menjadi pilihan karena fashion/trend menyumbangkan kejadian Ikterus
pada Neonatus. Masalah yang

6
ditemukan selama penelitian karena persalinan Caesarean
berlangsung pada primipara yaitu Section dan Ikterus Fisiologi tidak
dikarenakan ASI belum keluar hanya terjadi pada ibu yang
pada hari pertama dan kedua bersalin bukan secara Caesarean
postpartum dan hal yang Section.
menunjang kejadian Ikterus juga Dari penelitian ini dapat
berasal dari persalinan Caesarean kita ketahui bahwa kejadian
Section. Ikterus paling banyak terjadi
Menurut Dutton et al karena persalinan secara
(2012) salah satu faktor risiko Caesarean Section dengan total
timbulnya Ikterus yaitu karena 49 orang. Hal ini membuktikan
faktor maternal karena persalinan bahwa kejadian Ikterus lebih
Caesarean Section. Salah satu banyak terjadi pada bayi yang
keadaan Neonatus yang lahir dari persalinan Caesarean
menyebabkan terjadinya Ikterus Section.
adalah akibat kekurangan ASI
yang biasa disebut Breastfeeding Hubungan Persalinan
jaundice (Maryunani, 2013). Pada Caesarean Section dengan
persalinan Caesarean Section ibu kejadian Ikterus pada Neonatus
cenderung memilih untuk tidak di RSU PKU Muhammadiyah
melakukan Inisiasi Menyusu Dini Bantul tahun 2016
(IMD) karena keadaan luka Hasil tabulasi silang
sayatan di perut masih terasa nyeri (Cross Tab) menunjukkan bahwa
dan khawatir tubuh bayinya akan ibu yang bersalin secara
menyentuh bagian perut yang Caesarean Section dan
dioperasi (Desmawati, 2013). melahirkan bayi yang mengalami
Hal ini menjadi salah satu Ikterus Fisiologi sejumlah 32
yang menyebabkan Ikterus orang (65,3%), dan melahirkan
muncul pada Neonatus karena bayi yang mengalami Ikterus
pada minggu pertama kehidupan Patologi sejumlah 17 orang
ASI yang diperoleh kurang dan di (34,7%). Sedangkan ibu yang
hari pertama tidak mendapatkan bersalin tidak secara Caesarean
kolostrum. Kolostrum dipercaya Section dan melahirkan bayi yang
memiliki efek Laxative untuk mengalami Ikterus Fisiologi
membantu mengeluarkan kotoran sejumlah 33 orang (84,6%), dan
atau tinja pertamanya yang dapat melahirkan bayi yang mengalami
membantu mengeluarkan Ikterus Patologi sejumlah 6 orang
kelebihan bilirubin (Armawati, (15,4%).
2011). Hasil uji statistik dengan
Berdasarkan penelitian ini menggunakan Chi Square
Neonatus yang mengalami Ikterus diperoleh p-value sebesar 0,041
Fisiologi dari ibu yang bersalin atau 𝛼 < 0,05 dengan tingkat
secara Caesarean Section kemaknaan > 95% yang berarti
sejumlah 32 orang (65,3%) dan ada hubungan yang signifikan
yang mengalami Ikterus Patologi antara persalinan Caesarean
dari ibu yang bersalin secara Section dengan kejadian Ikterus
Caesarean Section sejumlah 17 pada Neonatus di RSU PKU
orang (34,7%). Hal ini Muhammadiyah Bantul.
membuktikan bahwa tidak semua Hasil penelitian ini
Ikterus Patologi disebabkan menguatkan teori Dutton et al

7
(2012) bahwa faktor yang 2016 terdapat 32 orang (65,3%)
menyebabkan Ikterus salah dengan Ikterus Fisiologi dan 17
satunya dikarenakan persalinan orang (34,7%) dengan Ikterus
Caesarean Section. Jumlah Patologi.
kejadian Ikterus karena persalinan 4. Ada hubungan yang signifikan
secara Caesarean Section lebih antara persalinan Caesarean
banyak yaitu sejumlah 49 Section dengan kejadian Ikterus
Neonatus jika dibandingkan pada Neonatus di RSU PKU
dengan persalinan bukan secara Muhammadiyah Bantul dibuktikan
Caesarean Section. dengan uji Chi Square dengan
Penelitian lain yang hasil p-value 0,041, yaitu nilai p-
mendukung yaitu dari Hobbs et al value lebih kecil dari nilai 𝛼
(2016) yang menunjukkan adanya 𝑦𝑎𝑖𝑡𝑢 < 0,05.
hubungan yang signifikan antara
model persalinan Caesarean Saran
Section dengan kejadian Ikterus Beberapa saran dari peneliti yang
yaitu dibuktikan dengan p-value bisa dipertimbangkan untuk membuat
< 0,001. Selain itu penelitian dari perubahan yang lebih baik kedepannya
Najib et al (2013) menyatakan sebagaimana variabel yang disebutkan
salah satu faktor penyebab Ikterus dalam penelitian ini yaitu persalinan
yaitu persalinan secara Caesarean Caesarean Section dan kejadian
Section terdapat 45 Neonatus Ikterus pada Neonatus, diantaranya:
(26,5%). 1) Bagi Pihak RSU PKU
Berdasarkan hasil Muhammadiyah Bantul
penelitian di atas menunjukkan a) Pihak RS dapat menyarankan
bahwa ibu dengan persalinan ibu-ibu post caesarean section
secara Caesarean Section menyusui dengan posisi yang
mempengaruhi kejadian Ikterus tepat yaitu posisi lying down,
pada Neonatus. memotivasi untuk melakukan
mobilisasi aktif sejak dini.
b) Disarankan dapat melakukan
SIMPULAN DAN SARAN intervensi untuk mengurangi
Simpulan nyeri ibu post caesarean section
Berdasarkan hasil penelitian dapat seperti nafas dalam, terapi musik
disimpulkan : klasik, hipnoterapi yang
1. Kejadian persalinan Caesarean didukung oleh standar
Section di RSU PKU operasional prosedur agar
Muhammadiyah Bantul setelah obat bius tidak bekerja
mendominasi separuh dari total lagi untuk menahan rasa nyeri
responden 88 orang yaitu 49 orang post caesarean section ibu mau
dengan presentase (55,7%). menyusui bayinya.
2. Kejadian Ikterus pada Neonatus di c) Terkait lamanya penjemuran
RSU PKU Muhammadiyah Bantul bayi ikterus dibawah sinar
tahun 2016 terdapat 65 orang matahari terkait SOP yang
(73,9%) dengan Ikterus Fisiologi, berlaku mungkin bisa
23 orang (26,1%) dengan Ikterus ditambahkan 15 menit lagi
Patologi. dengan total waktu 30 menit.
3. Kejadian persalinan Caesarean 2) Bagi Peneliti Selanjutnya
Section dengan Ikterus pada Untuk peneliti selanjutnya
Neonatus di RSU PKU mungkin dapat menambahkan
Muhammadiyah Bantul tahun

8
variabel yang diteliti untuk 13.117598 > diakses 13
megetahui hubungan dengan Oktober 2016 jam 19.49 WIB
kejadian Ikterus pada Neonatus Desmawati. (2013). Penentu
tidak hanya dari segi metode Kecepatan Pengeluaran Air
persalinan, tetapi bisa dengan Susu Ibu Setelah Sectio
mencari tahu hubungan lainnya Caesarea. Jurnal Kesehatan
seperti riwayat Ikterus pada Masyarakat Nasional, Vol.7,
kelahiran bayi sebelumnya, ABO No.8. Terdapat
pada ibu, ibu dengan Hepatitis B, dalam,http://download.portalga
dan lain sebagainya. ruda.org/article.php?article=26
3) Bagi Masyarakat 9685&val=7113&title=Penent
Bagi masyarakat dapat dapat u%20Kecepatan%20Pengeluar
memotivasi keluarga, sahabat, atau an%20Air%20Susu%20Ibu%2
rekan yang melahirkan secara 0setelah%20Sectio%20Caesare
Caesarean Section untuk a, diakses 27 November 2016
memberikan ASI kepada bayinya pukul17.29 WIB
agar bersama dengan petugas Dinas Kesehatan Yogyakarta. (2012).
kesehatan dapat menekan kejadian Profil kesehatan Yogyakarta
Ikterus pada Neonatus. 2012 angka kematian ibu dan
bayi. Tersedia dalam <
http://dinkes.jogjaprov.go.id/be
DAFTAR PUSTAKA rita/detil_berita/416-profil-
Armawati, N.M. (2011). Kejadian kesehatan-2012-terbit-lebih-
hiperbilirubinemia awal > [ Diakses tanggal 17
berdasarkan pemberian minum Agustus 2015 jam 19:35 WIB ]
bayi di ruang bayi RSUK Dutton, L.A. Densmore, J.E & Turner,
PTPN XII. Tersedia dalam M.B. (2012). Rujukan Cepat
http://fmipa.umri.ac.id/wp- Kebidanan (A pocket Guide to
content/uploads/2016/06/novel Clinical Midwifery: The
ia-kumpulan-jurnal.pdf, Efficient Midwife). Jakarta:
diakses 09 November 2016 EGC
pukul 22.44 WIB Hobbs, A.J. Mannion, C.A.
Betran, A.P et al. (2016). The McDonald, S.W. Brockway, M
Increasing Trend in Caesarean & Tough, S.C. (2016). The
Section Rates: Global, Impact of Caesarean Section
Regional and National On Breastfeeding Initation,
Estimates: 1990-2014. Duration and Difficulties in
Tersedia dalam The First Four Months
<http://journals.plos.org/ploson Postpartum. BMC Pregnancy
e/article?id=10.1371/journal.po and Childbirth. Terdapat dalam
ne.0148343> diakses 15 <https://www.ncbi.nlm.nih.gov
Oktober 2016 jam 23.45 WIB /pmc/articles/PMC4847344/pd
Cavallaro, F.L et al. (2013). Trend In f/12884_2016_Article_876.pdf
Caesarean Delivery by > diakses 18 Oktober 2016
Country and Wealth Quintile: pukul 09.43 WIB
Cross-sectional Surveys In Kaur, J. Singh, S & Kaur, K. (2013).
Southern Asia and sub- Current Trend of Caesarean
Saharan Africa. Tersedia Section And Vaginal Birth.
dalam < Pelagia Research Library.
http://dx.doi.org/10.2471/BLT. Terdapat dalam

9
<http://www.imedpub.com/arti Survey Demografi Kesehatan
cles/current-trend-of- Indonesia (SDKI). (2012).
caesarean-sections-and- Angka Kematian Bayi di
vaginal-births.pdf > diakses 23 Indonesia. Terdapat dalam <
Oktober 2016 , Pukul 20.13 http://chnrl.org>SDKI-2012 >
WIB diakses tanggal 19 September
Maryunani, A & Puspita, E. (2013). 10:42 WIB
Asuhan Kegawatdaruratan Survey Penduduk Antar Sensus
Maternal & Neonatal. Jakarta : (SUPAS). (2015). Turunkan
Trans Info Media Angka Kematian Bayi,
Moges, A. Ademe, B.W & Akessa, Perempuan Harus Punya
G.M. (2015). Prevalence and Pengetahuan Kehamilan.
Outcome of Caesarean Section Terdapa dalam <
In Attat Hospital, Gurage http://health.kompas.com/read/
Zone, SNNPR, Ethiopia. 2016/05/17/180700323/Turunk
iMedPub Jounals. Tersedia an.Angka.Kematian.Bayi.Pere
dalam mpuan.Harus.Punya.Pengetahu
<http://wwwimedpub.com>. an.Kehamilan > diakses 30
Najib, K.S. Saki, F. Hemmati, F & Oktober 2016 pukul 17.22
Inaloo, S. (2013). Incidence, WIB
Risk Factors and Causes of
Severe Neonatal
Hyperbilirubinemia in The
South of Iran (Fars Province.
Iranian Red Crescent Medical
Journal. Tersedia dalam
<http://dx.doi:
10.5812/ircmj.3337>
Olusanya, B.O. Osibanjo, F.B &
Slusher, T.M. (2015). Risk
Factors for Severe Neonatal
Hyperbilirubinemia in Low
and Middle-Income Countries:
A Systematic Review and
Meta-Analysis. Journal PLOS
one. Tersedia dalam <
http://journals.plos.org/plosone
/article?id=10.1371/journal.po
ne.0117229> diakses 23
Oktober 2016 pukul 21.20
WIB
Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS). (2013).
Tersedia dalam
<http://labmandat.litbang.depk
es.go.id/images/download/lapo
ran/RKD/2013/Laporan_riskes
das_2013_final.pdf> diakses
16 Oktober 2016 jam 00.30
WIB

10

Anda mungkin juga menyukai