Anda di halaman 1dari 16

KONFLIK AFGHANISTAN

Oleh : Heni Pratiwi

Kelas : XII.IPS 2

Guru Pengajar: Suwito S,Pd.

SMA NEGERI 1 TALANG KELAPA

TAHUN AJARAN 2020/2021

iii
iii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat kepada kita nikmat dan kesehatan serta keimanan dan shalawat serta salam kita sampaikan

kepada nabi kita nabi Muhammad SAW, sehingga kita dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik

dan tepat waktu. Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan memenuhi salah satu tugas yang

diberikan guru pembimbing sejarah untuk membuat sebuah makalah.

Sangat besar harapan kami agar tugas ini dapat bermanfaat bagi semua pihak untuk

dijadikan pertimbangan dan koreksi selanjutnya.Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan

penyusunan dalam penulisan makalah ini ataupun kekacauan dalam bahasa dan tulisan. Kami juga

menerima saran dan kritik dari guru pembimbing dan teman-teman sekalian agar makalah ini bisa

menjadi lebih baik lagi dan berguna nantinya bagi kami.

Akhirnya kami mengucapkan banyak terimah kasih kepada semua teman-teman ,mudah-

mudahan makalah ini bermanfaat bagi para pembacanya.

Palembang, Januari 2020

penulis

BAB I

iii
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Taliban disebut-sebut sebagai kelompok perlawanan Islam paling penting dalam sejarah

Afghanistan kontemporer. Pada awal kemunculannya pada tahun1994, para pengamatpolitik,

terutama dari Barat, memang belum begitumenempatkan Taliban sebagai entitas penting dalam

menggambarkanpolitik di dunia Islam. Namun studi mengenai Taliban kemudian mulaimeningkat

secara signifikan menjelang akhir tahun 1990, dan semakin masif setelah terjadi peristiwa 11

September pada tahun 2001.

Peristiwa 11 September 2001 tersebut membuat dunia berpolar menjadi dua kutub sangat

klasik: Islam dan Barat (khususnya Amerika Serikat).Washington buru-buru mengeluarkan

kesimpulan bahwa peristiwa tersebut didalangi oleh “teroris Islam”. Presiden Amerika Serikat saat

itu, George W.Bush, seakan tak mau ketinggalan dengan mengumumkan sebuah

ultimatumterkenalnya terhadap publik dunia: “With us [Amerika Serikat], or with terrorist”. Mata

dunia pun tertuju pada dunia Islam, konfrontan Barat selama berabad-abad.Peristiwa 11 September

(9/11) itupun menjadi kambing hitam untukmenyudutkan umat Islam yang anti-Barat dan menolak

segala kepentingan Baratatas intervensinya terhadap dunia Islam.

Pro-kontra segera berhembus di kalangan umat Islam. Ada yang sengaja menyalahkan aksi

penabrakan pesawat ke gedung kembar WTC tersebut. Merekayang menyalahkan, mengutuk aksi

itu sebagai aksi yang tak berdasar dan haram. Namunkalangan radikal, dan bahkan intelektual

AS, sendiri justru menilai aksi itu sudah sewajarnya mengingat intervensi dan aksi teror Amerika

Serikat dannegara-negara Barat terhadap dunia Islam sudah melampaui batas.

iii
B. Rumusan Masalah

Melihat permasalahan yang ada dalam latar belakang di atas, peneliti merumuskan beberapa

masalah untuk dijawab dalam makalah ini:

1. Apa penyebab terjadinya konflik di Afghanistan?

2. Bagaimana kronologi konflik Afghanistan?

3. Bagaimana upaya penyelesaian konflik Afghanistan?

C. Tujuan penelitian

Dari perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1.Untuk mengetahui penyebab terjadinya konflik di Afghanistan.

2. Untuk mengetahui kronologi konflik Afghanistan.

3. Untuk mengetahui upaya penyelesaian konflik Afghanistan.

D. Manfaat penelitian

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah:

1. Dapat mengetahui penyebab terjadinya konflik di Afghanistan.

2. Dapat mengetahui kronologi konflik Afghanistan.

3. Dapat mengetahui upaya penyelesaian konflik Afghanistan.

BAB II

LANDASAN TEORI

iii
A. Pengumpulan Data

Teknik untuk mengumpulkan data ditempuh dengan study pustaka dan menelaah sejumlah

literatur, yang terdiri dari buku, surat kabar harian, serta media elektronik. Dari hasil penelusuran

bahan-bahan bacaan tersebut, penulis lalu memilah dan menyesuaikan dengan materi makalah

yang diteliti.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian sejarah meliputi :

1. Heuristik : seni dan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan suatu penemuan. Kata ini

berasal dari akar yang sama dalam bahasa yunani dengan kata”eureka” berarti “ untuk menemukan

2. Verivikasi : jenis penelitian yang bertujuan untuk menguji suatu teori atau hasil penelitian

sebelumnya,sehingga diperoleh hasil yang memperkuat atau menggugurkan teori atau hasil

penelitian sebelumnya.

3. Interpretasi : menafsirkan fakta sejarah dan merangkai fakta tersebut menjadi satu kesatuan

yang harmonis dan masuk akal. Intrepretasi dalam sejarah dapat juga diartikan sebagai penafsiran

suatu peristiwa atau memberikan pandangan teoritis terhadap suatu peristiwa.

4. Historiografi : kajian mengenai metode sejarawan dalam pengembangan sejarah sebagai

disiplin akademi dan secara luas merupakan setiap karya sejarah mengenai topic tertentu.

iii
BAB III

PEMBAHASAN

A. Penyebab Konflik di Afghanistan

Uni Soviet melakukan invasi ke Afghanistan pada 24 Desember 1979 tepat 39 tahun silam.

Agresi militer ini dilakukan dalam dukungan Uni Soviet ke kubu Partai Demokrasi Rakyat

Afghanistan. Kala itu, kubu pemerintahan tengah dikuasai Mujahidin yang dibeking oleh Amerika

Serikat. Pada 24 Desember, seperti dikutip dari History.com Soviet menurunkan pasukannya ke

Kabul, yang meliputi sekitar 280 pesawat tempur dan tiga kelompok tentara dengan total sekitar

iii
8.500 orang. Beberapa hari kemudian, Soviet berhasil mengambil alih kekuasaan Ibu Kota Kabul

meski dihadang perlawanan sengit dari kelompok pemerintahan Mujahidin. Soviet kemudian

mengangkat Babrak Karmal yang selama ini diasingkan sebagai kepala pemerintahan baru di

Afghanistan. Untuk memperkuat posisinya, Soviet kemudian mengirimkan kembali utara

Afghanistan. Sementara, kelompok Mujahidin mulai melancarkan strategi dan serangan baru.

Mujahidin menerapkan strategi gerilya, yakni menyerang dengan cepat lalu kembali ke

gunung. Bagi Mujahidin, Soviet adalah orang asing yang harus diusir. Mereka memproklamirkan

perang suci melawan Soviet, dalam rangka menarik dukungan dari negara tetangga di Timur

Tengah. Amerika Serikat yang membantu Mujahidin memberikan senjata rudal anti pesawat.

Rudal tersebut berhasil dipergunakan Mujahidin untuk menembak jatuh pesawat tempur Soviet.

Invasi ke Afghanistan merupakan yang pertama kali dilakukan Soviet di luar wilayah Blok Timur.

Pendudukan wilayah Aghanistan ini berakhir pada tahun 1989, saat Uni Soviet dipimpin oleh

Mikhail Gorbachev. Tentara Soviet yang terakhir keluar dari Afghanistan menuju negara asal

mereka. Uni Soviet lalu mengumumkan bahwa 15 Februari 1989 tercatat sebagai hari dimana

seluruh pasukan Soviet ditarik dari Afghanistan.

B. Kronologi Konflik Afghanistan

Di antara tahun 1947 sampai 1991, pernah terjadi perang yang melibatkan kedua negara

yaitu Uni Soviet dan Amerika Serikat. Lokasi perangnya itu di Afghanistan. Namun, Amerika

Serikat engga turun tangan langsung, mereka cuma menyokong bantuan persenjataan yang

canngih kepada tentara gerilya Afghanistan. Uni Soviet diminta dan didekati oleh militant dan

partai-partai sayap kiri Afhganistan yang dipimpin oleh Nur Muhammad Taraki, untuk

menumpaskan lawan politik mereka, yaitu pasukan Mujahidin Afhganistan dan front anti komunis

iii
Afhghanistan. Sebelumnya, militant sayap kiri ini telah mengkudeta pemerintahan Muhammad

Daud Khan pada April 1978.

Uni Soviet langsung melihat adanya kesempatan untuk menjadikan Afghanistan sebagai

negara bawahannya. Pada tanggal 24 Desember 1979, Uni Soviet mengirim kurang lebih 30.000

pasukan tentara untuk menduduki Afghanistan. Tentara Uni Soviet berhasil menduduki

Afghanistan, Kabul dan kota-kota lainnya seperti Bagram, Kandahar, dan Shindand. Kawasan

yang belum bisa dikuasai oleh paskan Uni Soviet adalah kawasan pegunungan. Pegunungan adalah

wilayahnya para gerilyawan Mujahidin Afghanistan. Pasukan Uni Soviet kewalahan saat

berhadapan dengan gerilyawan Mujahidin. Mereka pun akhirnya menambah 100.000 pasukan dan

menggunkan cara gerilya. Bukan Cuma itu, demi menaklukan Afghanistan dan pasukan

Mujahidinnya, Soviet menggunkan heli tempur bersenjata. Dengan menggunakan heli tempur,

serbuan pasukan Soviet bisa berlangsung lebih lancar. Begitu juga dengan konvoi pasukan

bermotor Soviet, seperti tank, panzer, semua menjadi aman karena dilindungi oleh serangan yang

dilakukan melalui udara.

Gerilya Mujahidin mulai kesulitan, mereka tidak mampu melakukan serangan sergapan

karena terus dihadang oleh puluhan heli tempur milik Soviet. Mujahidin sadar kalau heli tempur

bukan tandingan mereka, biasanya mereka hanya menggunakan senapan-senapan mesin berat

untuk ditembakkan ke heli tempur dari wilayah pegunungan. Itupun engga berpengaruh besar

untuk membuat mereka lepas dari gempuran Soviet. Mujahidin semakin terdesak, pasukan Soviet

yang didominasi oleh pasukan khusus yang terkenal ganas, yaitu Spetsnaz, berhasil

meli\umpuhkan Mujahidin. Semua itu karena Mujahidin engga punya senjata yang memadai untuk

melawan pasukan Soviet yang jauh lebih canggih. Aksi yang dilakukan Soviet ternyata sudah

mengusik Amerika Serikat. Pada saat itu, AS baru memproduksi rudal anti pesawat, yaitu Stinger

iii
dan Blowpipe. Rudal-rudal ini mulai dikirim ke Afghanistan, untuk membantu peralatan perang

gerilyawan Mujahidin. Setelah mendapatkan pelatihan yang cukup, akhirnya pejuang Mujahidin

dipercaya untuk mengoperasikan Stinger dan Blowpipe secara mandiri, dengan tujuan

merontokkan pesawat tempur milik Soviet. Pada Oktober 1986, beberapa heli tempur milik Soviet

yang sedang melancarkan serangan, satu persatu berhasil dihancurkan oleh pasukn Mujahidin

dengan menggunakan Rudal Stinger dan Blowpipe.

Sampai pada tahun 1987, setidaknya di setiap heli tempur Soviet yang berhasil ditembak

jatuh oleh Mujahidin menngunakan Stinger. Pasukan Soviet mulai kewalahan menghadapi

gerilyawan Mujahidin karena baik serangan udara maupun darat, pasukan Mujahidin tetap bisa

menghadang dan melakukan serangan balik yang memakan banyak korban pasukan Soviet.

Kurang lebih 15.000 tentara Soviet gugur. Ekonomi Uni Soviet pun merosot. Hal ini dikarenakan

Soviet telah mengeluarkan uang yang sangat besar untuk kepentingan invasinya di Afghanistan.

Karena sudah merasa kalah, akhirnya pada tahun 1988 pihak Soviet mau menandatangani

perjanjian bersama Amerika, Pakistan, dan Afghanistan. Perjanjiannya itu untuk manarik pasukan

masing-masing dari wilayah Afghanistan dan sekitarnya. Tepat tanggal 15 Februari 1988 selirih

pasukan Uni Soviet ditarik dari Afghanistan. Kekalahn Uni Soviet dalam perangnya di

Afghanistan, menjadi salah satu momen runtuhnya Negara Uni Soviet Squad.

C. Upaya Penyelesaian Konflik Afghanistan

Konflik di Afghanistan, meski sudah berlangsung sekitar 4 dasawarsa, belum ada tanda-tanda

berakhir. Belakangan, ada niatan baik dari Pemerintah Afghanistan untuk mengakhiri konflik.

Yaitu dengan membuka peluang bagi Taliban, yang selalu menentang pemerintah Kabul, untuk

berpatisipasi di dalam pemerintahan. Konflik di Afghanistan dimulai tahun 1979 ketika Uni Soviet

iii
mendirikan pemerintahan boneka di Kabul. Saat Soviet menginvasi Afghanistan, tidak ada

perlawanan dari pasukan pemerintah Afghanistan. Penolakan justru datang dari rakyat

Afghanistan, terutama dari kelompok Mujahidin. Pada waktu itu, Amerika Serikat yang tidak ingin

ada kekuatan komunis di Afghanistan, segera membantu perlawanan tehadap Soviet.

Di samping Mujahidin, kelompok lain yang juga ikut memerangi Soviet adalah Taliban.

Perjuangan memerang Soviet akhirnya berakhir 10 tahun kemudian. Sayangnya, setelah kepergian

Soviet kedua kelompok perlawanan besar ini, malahan saling bertarung memperebutkan

kekuasaan. Tahun 1996, Taliban yang didukung Pakistan berhasil mengambil alih pemerintahan

di Kabul. Belakangan, dengan dalih mengejar Osama nin Laden yang dituduh menjadi dalang

penyerangan menara kembar WTC 11 September 2001, Ameriksa Serikat dan sekutunya masuk

dalam konflik. Sebuah pemerintahan baru yang ada di bawah kendali AS pun dibentuk. Di luar

Kabul, muncul kelompok-kelompok perlawanan yang menolak kehadiran Amerika Serikat dan

sekutu Barat. Semuanya menggunakan bendera Taliban dan melakukan perlawanan hingga

sekarang ini.

Upaya-upaya yang sudah dilakukan untuk mengakhiri perang saudara di Afghanistan.

Namun sampai hari ini masih belum memberikan solusi apapun. Satu terobosan dilakukan

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dengan membuka peluang, namun kelompok Taliban bersikap

mendua. Kelompok elit hanya bersedia berunding dengan Amerika Serikat, sementara kelompok

lainnya mau saja berunding dengan pemerintah Kabul. Taliban perlu menyelesaikan persoalan

internalnya ini terlebih dahulu sebelum masuk dalam proses damai. Indonesia dengan serius

menawarkan solusi perdamaian di Afghanistan. Hal ini disampaikan Presiden Joko Widodo

berkunjung ke Kabul, di akhir bulan Januari. Hampir 1 bulan kemudian Wakil Presiden Jusuf Kalla

ikut hadir dalam Proses Damai di Afghanistan. Indonesia memberikan ruang kapada para pihak

iii
yang bertikai umtuk bertemu di Indonesia. Memang persoalan Afghanistan yang sudah begitu

lama, tidak akan selesai dalam bebrapa hari perundingan. Perlu kesabaran semua pihak yang

bertikai, jika ingin Afghanistan kembali damai.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Uni Soviet melakukan invasi ke Afghanistan pada 24 Desember 1979 tepat 39 tahun silam.

Agresi militer ini dilakukan dalam dukungan Uni Soviet ke kubu Partai Demokrasi Rakyat

Afghanistan. Kala itu, kubu pemerintahan tengah dikuasai Mujahidin yang dibeking oleh Amerika

Serikat. Pada 24 Desember, seperti dikutip dari History.com Soviet menurunkan pasukannya ke

Kabul, yang meliputi sekitar 280 pesawat tempur dan tiga kelompok tentara dengan total sekitar

8.500 orang.

Tahun 1947-1991 Uni Soviet diminta dan didekati oleh militant dan partai-partai sayap

kiri Afghanistan yang dipimpin oleh Nur Muhammad Taraki untuk menumpaskan lawan politik

mereka, yaitu pasukan Mujahidin Afghanistan dan front anti komunis Afghanistan. Uni Soviet

langsung melihat adanya kesempatan untuk menjadikan Afghanistan sebagai negara bawahannya.

Pada tanggal 24 Desember 1979, Uni Soviet mengirim kurang lebih 30.000 pasukan tentara untuk

menduduki Afghanistan. Pasukan Uni Soviet kewalahan saat berhadapan dengan gerilyawan

Mujahidin. Mereka menambah 100.000 pasukan dan menggunakan cara gerilya. Bukan cuma itu,

iii
demi menaklukan Afghanistan dan pasukan Mujahidinnya, Soviet menngunakan heli tempur

bersenjata. Gerilyawan Mujahidin mulai kesulitan, mereka tidak mampu melakukan serangan

sergapan karena terus dihadang oleh puluhan heli tempur milik Soviet. Gerilyawan Mujahidin

semakin terdesak, pasukan Soviet yang didominasi oleh pasukan khusus yang terkenal ganas, yaitu

Spetsnaz berhasil melumpuhkan Mujahidin. Aksi yang dilakukan Soviet ternyata sudah mengusik

Amerika Serikat. Pada saat itu, baru memproduksi rudal anti pesawat, yitu Stinger dan Blowpipe.

Rudal-rudal ini mulai dikirim ke Afghanistan umtuk membantu peralatan perang gerilyawan

Mujahidin. Akhirnya gerilyawan Mujahidin mulai mengoperasikan rudal anti pesawat itu.

Serangan mereka mulai memakan banyak korban. Tepat tanggal 15 Februari 1988 seluruh pasukan

Uni Soviet ditarik dari Afghanistan. Kekalahan Uni Soviet dalam perangnya di Afghanistan,

menjadi salah satu momen runtuhnya Negara Uni Soviet Squad.

Tahun 1996, Taliban yang didukung Pakistan berhasil mengambil alih pemerintahan di Kabul.

Belakangan, dengan dalih mengejar Osama bin Laden yang dituduh menjadi dalang penyerangan

menara kembar WTC 11 September 2001, Amerika Serikat dan sekutunya masuk dalam konlik.

Sebuah pemerintahan baru yang ada di bawah kendali AS pun dibentuk. Upaya-upaya sudah

dilakukan untuk mengakhiri perang saudara di Afghanistan. Namun sampai hari ini masih belum

memberikan solusi apapun. Indonesia dengan serius menawarkan solusi perdamaian di

Afghanistan. Hal ini disampaikan saat Presiden Joko Widodo berkunjung ke Kabul, di akhir bulan

Januari. Hampir 1 bulan kemudian Wakil Presiden Jusuf Kalla ikut hadir dalam Proses Damai di

Afghanistan. Indonesia memberikan ruang kepada para pihak yang bertikai untuk bertemu di

Indonesia. Memang persoalan Afghanistan yang sudah begitu lama, tidak akan selesai dalam

beberapa hari perundingan. Perlu kesabaran semua pihak yang bertikai, jika ingin Afghanistan

kembali damai.

iii
B. Saran

Saya selaku penulis , sangat besar harapan saya agar tugas ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

untuk dijadikan pertimbangan dan koreksi selanjutnya. Saya mohon maaf apabila terdapat

kesalahan penyusunan dalam penulisan makalah ini ataupun kekacauan dalam bahasa dan tulisan.

Saya juga menerima saran dan kritik dari guru pengajar dan teman-teman sekalian agar makalah

ini bisa menjadi lebih baik lagi dan berguna nantinya bagi saya.

DAFTAR PUSTAKA

iii
https://hukamnas.com/latar-belakang-perang-afghanistan

https://anggiafganistan.wordpress.com/sejarah-perang-afghanistan/

https://sejarahlengkap.com/dunia/penyebab-perang-afghanistan

https://www.academia.edu/7379895/Konspirasi_di_balik_Konflik_Afghanistan

iii
iii

Anda mungkin juga menyukai