Paru-paru terletak pada rongga dada, berbentuk kerucut yang ujungnya berada di atas
tulang iga pertama dan dasarnya berada pada diafragma. Paru terbagi menjadi dua
yaitu, paru kanan dan paru kiri. Paru-paru kanan mempunyai tiga lobus sedangkan
paru-paru kiri mempunyai dua lobus. Kelima lobus tersebut dapat terlihat dengan jelas.
Setiap paru-paru terbagi lagi menjadi beberapa subbagian menjadi sekitar sepuluh unit
dipisahkan oleh ruang yang disebut mediastinum. Paru-paru dibungkus oleh selaput
tipis yaitu pleura. Pleura terbagi menjadi pleura viseralis dan pleura pariental. Pleura
viseralis yaitu selaput yang langsung membungkus paru, sedangkan pleura parietal
yaitu selaput yang menempel pada rongga dada. Diantara kedua pleura terdapat rongga
yang disebut kavum pleura. Paru manusia terbentuk setelah embrio mempunyai
panjang 3 mm. Pembentukan paru di mulai dari sebuah Groove yang berasal dari
Foregut. Pada Groove terbentuk dua kantung yang dilapisi oleh suatu jaringan yang
disebut Primary Lung Bud. Bagian proksimal foregut membagi diri menjadi 2 yaitu
esophagus dan trakea. Pada perkembangan selanjutnya trakea akan bergabung dengan
primary lung bud. Primary lung bud merupakan cikal bakal bronchi dan cabang-
alveoli baru berkembang setelah bayi lahir dan jumlahnya terus meningkat hingga anak
toraks. Jadi, pertumbuhan dan perkembangan paru berjalan terus menerus tanpa
bagian bawah.
1. Pernafasan bagian atas meliputi, hidung, rongga hidung, sinus paranasal, dan
faring.
alveolus paru. Pergerakan dari dalam ke luar paru terdiri dari dua proses, yaitu
paru, sedangkan ekspirasi adalah pergerakan dari dalam paru ke atmosfer. Agar
proses ventilasi dapat berjalan lancar dibutuhkan fungsi yang baik pada otot
pernafasan dan elastisitas jaringan paru. Otot-otot pernafasan dibagi menjadi
dua yaitu,
ETIOLOGI
Penyebab PPOK dikaitkan dengan banyak faktor risiko, yaitu pajanan terhadap
rokok baik secara aktif maupun pasif, bahan kimia dan debu industri, polusi udara di
dalam/di luar ruangan, dan faktor genetik, infeksi, status sosial ekonomi, dan usia
tua.
EPIDEMIOLOGI
Di Indonesia, PPOK diperkirakan meningkat seiring dengan bertambahnya umur
harapan hidup, kebiasaan merokok, pertambahan penduduk, polusi udara di kota besar,
lokasi industri, dan pertambangan. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit tidak
Di Indonesia, proporsi PPOK pada usia 40-65 tahun sebesar 8,8% (1633 orang yang
berdasarkan wawancara pada masyarakat usia 30 tahun ke atas sebesar 3,7%, tertinggi
di Provinsi Nusa Tenggara Timur (10%) dan terendah di Provinsi Lampung (1,4%).
a. Diagnosis PPOK
1. Anamnesis
o Usia (pertengahan)
- Gejala
1. Batuk kronik yang hilang timbul selama 3 bulan yang tidak hilang
2. Berdahak kronik
2. Pemeriksaan Fisik
Pada inspeksi dapat ditemukan bentuk dada barrel chest, cara bernapas purse
lips breathing, penggunaan otot alat bantu nafas, pelebaran sela iga. Hasil
eksaserbasi, ronki.
3. Pemeriksaan penunjang
- Spirometri
- Mikrobiologi sputum
sebagai berikut :
1. PPOK Ringan
Gejala klinis :
Spirometri :
o VEP1/KVP <70%
2. PPOK Sedang
Gejala klinis :
Spirometri :
o 50%<VEP1<80% prediksi
3. PPOK Berat
Gejala klinis :
Spirometri :
o VEP1/KVP <70%
o VEP1 <30% prediksi atau
1. Sherwood, L. 2014. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Edisi 8. Jakarta: EGC