Anda di halaman 1dari 3

Sancaka hidup di jalanan sejak ditinggal ayah dan ibunya.

Menghadapi hidup yang keras, Sancaka belajar untuk bertahan


hidup dengan tidak peduli dengan orang lain dan hanya mencoba
untuk mendapatkan tempat yang aman bagi dirinya sendiri. Ketika
situasi kota semakin tidak aman dan ketidakadilan merajalela di
seluruh negeri, Sancaka harus buat keputusan yang berat, tetap
hidup di zona amannya, atau keluar sebagai Gundala untuk
membela orang-orang yang ditindas.
LLAKLAHGASIYDAIGAOIYFOIAGOIFGAGAGCSJKLTEICVB.AJS
BLKCSLKCASBKSHLACHASK Film Indonesia bertajuk Gundala:
Negeri Ini Butuh Patriot besutan Joko Anwar akan rilis di bioskop-
bioskop Indonesia besok, Kamis (29/8/2019). Gundala: Negeri Ini
Butuh Patriot merupakan film adaptasi komik “Gundala Putra Petir”
karangan Harya Suraminata. Dalam versi komiknya, sosok di balik
Gundala yaitu Sancaka, seorang peneliti jenius yang mencari
serum anti petir. Sancaka yang ambisius larut dalam segala bentuk
eksperimen. Kesibukan itu membuatnya lupa akan ulang tahun
kekasihnya, Minarti. Hal itu pula yang membuat hubungan
keduanya berakhir. Setelah patah hati, Sancaka berlari ke tengah
hujan dan nahasnya ia disambar petir. Sambaran petir itu
membuatnya koma. Dalam keadaan koma, dia ditarik oleh suatu
kekuatan dari planet lain dan diangkat anak oleh Penguasa
Kerajaan Petir, Kaisar Kronz, sekaligus diberkahi dengan kekuatan
super yaitu bisa memancarkan gledek dari telapak tangannya.
Selain itu, raja Taifun dari Kerajaan Bayu turut memberinya
kekuatan lari secepat angin. Sejak saat itu, Sancaka tampil sebagai
jagoan yang menumpas kejahatan di banyak tempat dengan
kostum hitam ketat dan cawat merah. Wajahnya tertutup topeng,
hanya tampak mata dan mulut, dengan sisi topeng terdapat hiasan
seperti sayap burung. Dalam film kali ini, ada beberapa
penyesuaian cerita, salah satunya profesi Sancaka yang
merupakan seorang petugas keamanan. Gundala: Negeri Ini Butuh
Patriot juga bakal tayang di Toronto International Film Festival
(TIFF) tahun 2019. TIFF merupakan salah satu festival film terbesar
dan terkenal ketat dalam seleksi film yang tayang. Gundala
merupakan karya sutradara Joko Anwar. Film berdurasi 123 menit
ini berada dalam naungan studio produksi Bumilangit dan
Screenplay. Baca juga: Gundala dan Twivortiare, Dua Film
Indonesia yang Rilis Pekan Ini Gundala Jadi Film Indonesia
Pertama dengan Tata Suara Dolby Atmos Selain Sancaka yang
diperankan oleh Abimana Aryasatya, film ini juga bakal dieprankan
oleh Bront Palarae, Muzakki Ramdhan, Tara Basro, Lukman Sardi,
dan Ario Bayu. Gundala merupakan pembuka jagat Bumilangit
Cinematic Universe (BCU). Nantinya akan ada deretan jagoan lain
yang muncul. Para karakter dan pemeran BCU jilid satu telah
diperkenalkan oleh Bumilangit dan Screenplay pada Minggu
(18/8/2019). Mereka adalah Aquanus (Nicholas Saputra), Gundala
(Abimana Aryasatya), Cempaka (Vanesha Prescilla), Nila Umaya
(Della Dartyan), Ghani Zulham (Ario Bayu), Ridwan Bahri (Lukman
Sardi), Pengkor (Bront Palarae), Dewi Api (Dian Sastro), Virgo
(Zara JKT48). Selanjutnya, Mustika Sang Kolektor (Tatjana
Saphira), Godam (Chico Jerikho), Sri Asih (Pevita Pearce), Tira
(Chelsea Islan), Merpati (Tara Basro), Desti Nikita (Asmara Abigail),
Camar (Hannah Al Rashid), Tanto Ginanjar (Daniel Adnan),
Bidadari Mata Elang (Kelly Tandiono), dan Mandala (Joe Taslim).
Sri Asih menjadi film kedua yang akan rilis setelah Gundala.
Melansir Antara, Bumilangit, studio yang berdiri sejak 2003 ini fokus
mengakuisisi naskah-naskah komik klasik, mengurus hak cipta, dan
menyelamatkan lembaran-lembaran rapuh komik lawas ke dalam
versi digital. Dalam urusan hak cipta, pihak Bumilangit harus
mengurus dengan ahli waris para komikus yang telah meninggal
dunia. Imansyah Lubis, selaku manajer produksi Bumilangit
menyatakan bahwa, “Baru setelah sepuluh tahun kami merasa
‘amunisi’ sudah cukup untuk membuat sesua

Baca selengkapnya di artikel "Sinopsis Film Gundala Besutan Joko


Anwar yang Rilis 29 Agustus", https://tirto.id/eg9g

Anda mungkin juga menyukai