Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam sebuah penelitian ilmiah ada salah satu hal yang harus dipikirkan
yaitu instrumen penelitian atau sering disebut juga dengan alat pengumpul
data. Pada kesempatan ini, kami akan membahas tentang apa yang dimaksud
dengan instrumen penelitian yang dikemukakan oleh para ahli dalam bidang
penelitian dan apa saja jenis-jenis instrumen penelitian.
Penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikan secara
sistematis yang ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan
masalah. Sebagai suatu kegiatan sistematis penelitian harus dilakukan dengan
metode tertentu yang dikenal dengan istilah metode penelitin, yakni suatu cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan  kegunaan tertentu. Cara
ilmiah ini harus didasari ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan
sistematis.
Dalam melaksanakan kegiatan penelitian, keberadaan instrumen penelitian
merupakan bagian yang sangat penting dan termasuk dalam komponen
metodelogi penelitian karena instrumen penelitian merupakan alat yang
digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah yang
sedang diteliti.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan instrumen penelitian?
2. Apa saja jenis-jenis instrumen penelitian?
3. Apa saja langkah-langkah menyusun instrumen penelitian?
4. Bagaimana menentukan Instrumen penelitian kualitatif dan penelitian
pengembangan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu instrumen penelitian
2. Untuk mengetahui jenis-jenis instrumen penelitian
3. Untuk mengetahui langkah-langkah menyusun instrumen penelitian
4. Untuk menentukan Instrumen penelitian kualitatif dan penelitian
pengembangan

D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah menambah pengetahuan kita
mengenai pengertian instrumen penelitian, jenis-jenis instrumen penelitian,
langkah-langkah instrumen penelitian kualitatif dan penelitian pengembangan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian adalah sebuah alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data atau informasi yang bermanfaat untuk menjawab
permasalahan penelitian. Alat ini harus dipilih sesuai dengan jenis data yang
diinginkan dalam penelitian.Instrumen berfungsi sebagai alat pada waktu
penelitian yang menggunakan suatu metode (Zakky, 2018: 1).
Instrumen menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah alat
yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu (seperti alat yang dipakai oleh
pekerja teknik, alat-alat kedokteran, optik, dan kimia); sarana penelitian
(berupa seperangkat tes dan sebagainya) untuk mengumpulkan data sebagai
bahan pengolahan (Zakky, 2018: 1).
Menurut Zakky (2018: 2-3) ada beberapa pengertian instrumen menurut
para ahli yaitu:
1. Menurut Suharsimi Arikunto, Instrumen penelitian adalah alat bantu yang
dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam melakukan kegiatannya untuk
mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan
dipermudah olehnya.
2. Menurut Notoatmodjo, Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan
digunakan untuk mengumpulkan data, instrumen penelitian ini dapat
berupa kuesioner, formulir observasi, formulir-formulir lain yang
berkaitan dengan pencatatan data dan sebagainya.
3. Menurut Ibnu Hajar, Instrumen penelitian adalah alat ukur yang digunakan
untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variabel yang berkarakter
dan objektif. Adapun jenis data yang dimaksud diantaranya :
a. Data Kuantitatif: Merupakan jenis data yang berkaitan dengan jumlah
atau kuantitas yang dapat dihitung atau disimbolkan dengan ukuran-
ukuran kuantitas.
b. Data Kualitatif: Merupakan jenis data yang berkaitan dengan nilai
kualitas seperti sangat baik, baik, sedang, cukup, kurang dan lain-lain.
c. Data nominal, ordinal, interval atau data rasio.
d. Data primer atau sekunder.
4. Menurut Sugiyono,Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai
tempat dan berbagai sumber dan berbagai cara. Bila dilihat dari tempatnya
dapat dikumpulkan pada laboratorium dengan metode eksperimen, di
rumah dengan berbagai responden, dan lain-lain. Bila dilihat dari sumber
datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan
sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan
data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber
yang tidak langsung memberikan data pada pengumpul data, misalnya
lewat orang lain atau lewat dokumen.
5. Menurut Suryabrata,Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan
untuk merekam–pada umumnya secara kuantitatif–keadaan dan aktivitas
atribut-atribut psikologis. Atibut-atribut psikologis itu secara teknis
biasanya digolongkan menjadi atribut kognitif dan atribut non kognitif.
Lebih jauh, dikatakan bahwa untuk atribut kognitif, perangsangnya adalah
pertanyaan. Sedangkan untuk atribut non-kognitif, perangsangnya adalah
pernyataan.

B. Jenis-Jenis Instrumen Penelitian


Menurut Sudjana (2014, 99-114) dan Sudaryono (2013, 30-41) instrumen
penelitian sebagai alat pengumpulan data, dibedakan menjadi beberapa jenis,
antara lain:
1. Tes
Tes adalah alat ukur yang diberikan kepada individu untuk
mendapatkan jawaban-jawaban yang diharapkan baik secara tertulis atau
secara lisan atau secara perbuatan.Hasil pengukuran ini biasanya berupa
data kuantitatif bisa pula berupa data kualitatif.Data kuantitatif dari alat
ukur ini umumnya data interval, sehingga dapat diolah dengan teknik-
teknik statistika.Ada dua jenis tes, yakni tes prestasi belajar dan tes
inteligensi/bakat/kecerdasan.
a. Tes Prestasi Belajar
Dalam penelitian pendidikan prestasi belajar, umumnya
ditempatkan sebagai variabel terikat atau variabel respons, yakni
variabel yang terjadi sebagai akibat dari suatu perlakuan tertentu
(variabel bebas).
Tes prestasi belajar mengukur penguasaan atau abilitas tertentu
sebagai hasil dari proses belajar. Ada dua jenis tes prestasi belajar,
yakni tes baku dan tes buatan guru (tidak baku). Tes baku artinya tes
yang telah disusun oleh para ahli melalui beberapa uji coba, sehingga
memiliki validitas dan reliabilitas yang dapat diandalkan. Tes buatan
peneliti sekalipun tidak baku dapat digunakan dalam penelitian asal
telah memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas.
Tes prestasi belajar sebagai instrumen penelitian sebaiknya
mengungkap hasil belajar secara komprehensif meliputi bidang
kognitif, afektif dan psikomotor dengan semua aspek-
aspeknya.Sedangkan lingkup materi tes prestasi belajar hendaknya
bersumber pada kurikulum yang berlaku.Dengan demikian data yang
diperoleh dari penelitian ini menggambarkan data empiris yang
berlaku di sekolah. Dalam penelitian pendidikan, penyusunan tes
prestasi belajar buatan peneliti sebagai alat pengumpul data jauh lebih
baik daripada tes baku atau sekadar menggunakan data sekundair dari
dokumen hasil belajar yang telah ada, sebab instrumen yang dihasilkan
dapat dipandang sebagai hasil penelitian itu sendiri.
b. Tes Kecerdasan
Tes kecerdasan atau intelegensi mengukur kemampuan atau
potensi individu secara umum. Tes ini tidak gampang membuatnya dan
harus standardized. Tes kecerdasan biasanya mengukur beberapa
kemampuan dasar seperti kemampuan numerikal, verbal, tilikan ruang
dan lain-lain, sehingga merupakan suatu perangkat dalam bentuk
baterai tes. Salah satu yang cukup terkenal adalah tes kecerdasan yang
disususn oleh Binet simon yang disebut tes Inteligensia yang
menghasilkan ukuran kecerdasan dalam bentuk IQ.
Penggunaan tes kecerdasan dalam penelitian bisa dilakukan untuk
melihat pengaruhnya terhadap variabel prestasi belajar, motivasi,
kemampuan berkarya, pengembangan karir, dan lain-lain.Tes
kecerdasan umumnya tersedia di fakultas-fakultas psikologi yang siap
untuk digunakan.
2. Wawancara dan Kuesioner
Wawancara dan kuesioner sebagai alat pengumpulan data digunakan
untuk mendapatkan informasi yang berkenaan dengan pendapat, aspirasi,
harapan, persepsi, keinginan, keyakinan dan lain-lain.
a. Wawancara
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan
untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara ini
digunakan apabila ingi mengetahui hal-hal dari responden secara lebih
mendalam serta jumlah responden sedikit. Ada beberapa factor yang
akan mempengaruhi arus informasi dalam wawancara, yakni:
pewawancara, responden, pedoman wawancara dan situasi wawancara.
Menurut Nasution (2003, 113) Wawancara adalah suatu bentuk
komunikasi verbal, jadi semacam percakapan yang bertujuan
memperoleh informasi. Wawancara atau interview merupakan salah
satu bentuk teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam
penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif.
Ada dua jenis wawancara, yakni wawancara berstruktur dan
wawancara bebas (tak berstruktur).Dalam wawancara berstruktur
kemungkinan jawabanpertanyaan telah disiapkan peneliti, sehingga
jawaban responden tinggal mengkategorikan kepada alternatif jawaban
yang telah dibuat.Keuntungannya mudah diolah dan dianalisis untuk
dibuat kesimpulan.Wawancara bebas, tidak perlu menyiapkan jawaban
tapi responden bebas mengemukakan pendapatnya.Keuntungannya
informasi lebih padat dan lengkap, sekalipun peneliti harus bekerja
keras menganalisisnya sebab bisa terjadi jawban yang beraneka
ragam.Teknik wawancara bebas sangat diperlukan dalam penelitian
kualitatif.
Wawancara banyak digunakan dalam penelitian sosial dan
pendidikan. Ada beberapa kelebihan dari wawancara, yakni peneliti
bisa kontak langsung dengan responden, sehingga dapat mengungkap
jawaban secara lebih bebas dan mendalam.Wawancara bisa direkam
sehingga data dan informasi bisa lebih lengkap.Melalui wawancara
data yang diperoleh bisa komprehensif, yakni bisa data kualitatif dan
kuantitatif.Sifat data adalah primari.Pertanyaan yang tidak jelas dapat
di ulang dan dijelaskan oleh peneliti.
Terdapat pula kelemahan dari wawancara yaitu kurang efisien
dilihat dari waktu, tenaga, dan biaya; factor bahasa baik dari segi
pewawancara maupun responden sangat mempengaruhi hasil atau data
yang diperoleh; menyulitkan analisis data yang diperoleh, menekan
responden untuk segera menjawab pertanyaan; diperlukan penguasaan
bahasa; dan jalannya wawancara sangat tergantung dengan situasi yang
ada disekitar terutama untuk masalah konsentrasi menjawab.
b. Kuesioner
Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik atau cara
pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung
bertanya-jawab dengan responden). Instrument atau alat pengumpulan
datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan atau
pernyataan yang harus dijawab atau respon oleh responden.
Angket dibagi menjadi 2 yaitu angket terbuka dan angket tertutup.
Pada angket dengan pertanyaan terbuka, angket berisi pertanyaan-
pertanyaan atau pernyataan pokok yang bias dijawab atau direspon
oleh responden secara bebas. Tidak ada anak pertanyaan ataupun
rincian yang memberikan arah dalam pemberian jawaban atau respon.
Responden bebas memberikan isian sesuai kehendak dan keadaannya.
Angket tertutup pertanyaan atau pernyataan sudah disusun secara
berstruktur di samping ada pertanyaan pokok atau pertanyaan utama,
juga ada anak pertanyaan atau sub pertanyaan. Terdapat pilihan
jawaban untuk responden.
Kelebihan kuesioner daripada wawancara adalah sifatnya yang
praktis, hemat waktu, tenaga dan biaya. Kelemahannya, jawaban
sering tidak objektif lebih-lebih bila pertanyaan kurang tajam, yang
memungkinkan responden berpura-pura.Seperti halnya wawancara,
kuesioner dibedakan ada dua macam, yakni kuesioner berstruktur atau
terbuka. Kelebihan dari masing-masing kuesioner tersebut hampir
sama dengan wawancara. Data yang diperoleh dari kuesioner, bisa
dalam bentuk nominal (umumnya), ada juga data ordinal, bahkan bisa
juga dalam bentuk data interval.
3. Skala
Skala adalah alat untuk mengukur nilai, sikap, minat, perhatian,
motivasi, yang disusun dalam bentuk pertanyaan untuk dinilai responden
dan hasilnya dalam bentuk rentangan nilai angka sesuai dengan kriteria
yang dibuat peneliti.
a. Skala penilaian
Skala penilaian mengukur penampilan atau perilaku orang/individu
lain oleh seseorang, melalui pernyataan perilaku individu pada suatu
titik kontinue atau suatu kategori yang bermakna nilai. Titik atau
kategori diberi nilai rentangan mulai dari yang tertinggi sampai yang
terendah.Rntang ini bisa dalam bentuk huruf (A, B, C, D) atau angka
(4, 3, 2, 1).
b. Skala sikap
Skala sikap digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap
objek tertentu.Hasilnya berupa kategori sikap, yakni
mendukung/positif dan menolak (negatif).Sikap pada hakikatnya
adalah kecendrungan berprilaku pada seseorang.Skala sikap
dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden,
apakah pernyataan itu didukung atau ditolak, melalui rentang nilai
tertentu.Oleh sebab itu pernyataan yang diajukan ada dua kategori,
yakni pernyataan positif dan pernyataan negatif.
4. Obervasi/Pengamatan
Observasi sebagai alat pengumpulan data banyak digunakan untuk
mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan
yang dapat diamati baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam
situasi buatan. Ada tiga jenis observasi, yakni observasi langsung,
observasi dengan alat (tidak langsung), dan observasi partisipasi.
Observasi langsung adalah pengamatan yang dilakukan terhadap gejala
atau proses yang terjadi dalam situasi yang sebenarnya dan langsung
diamati oleh observer/pengamat. Sedangkan observasi tidak langsung
dilaksanakan menggunkan alat seperti mikroskop untuk mengamati
bakteri, suryakanta untuk melihat pori-pori kulit dan lain-lain.Observasi
partisipasi, artinya pengamat harus memperhatikan diri atau ikut serta
dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang
diamati.Dengan observasi partisipasi ini pengamat lebih menghayati,
merasakan dan mengalami sendiri.Observasi partisipasi banyak digunakan
dalam penelitian kualitatif.
Kedua jenis observasi ini ada kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan
observasi partisipasif adalah individu-individu yang diamati tidak tahu
bahwa merasa sedang diobservasi sehingga situasi dan kegiatan akan
berjalan lebih wajar. Adapun kelemahan dari observasi partisipatif,
pengamat harus melakukan dua kegiatan sekaligus, ikut serta dalam
kegiatan di samping melakukan pengamatan. Dalam kegiatan-kegiatan
yang tidak menuntut peran aktif seluruh peserta kedua kegiatan dapat
dilakukan secara baik, tetapi kegiatan yang menuntut peran aktif semua
anggota atau peserta, hal itu bukan sesuatu yang mudah.
5. Sosiometri
Sosiometri sebagai alat pengumpul data digunakan untuk mempelajari
proses sosial terutama hubungan sosial individu dalam kelompok. Dengan
sosiometri dapat diketahui siapa siswa yang memiliki hubungan sosial
yang lebih kuat, sedang, lemah atau yang tidak punya hubungan sosial
dengan teman sekelasnya.Hal ini penting bagi guru dalam menentukan
ketua kelompok belajar, ketua kelas, organisasi kelas, dan lain-lain.Cara
yang ditempuh dalam sosiometri ialah setiap siswa/individu disuruh
memilih seorang teman yang paling dekat/akrab atau dua orang teman
berdasarkan urutan keakrabannya. Kemudian menulis nama teman yang
dipilihnya pada kertas, dan diserahkan pada guru.
Penelitian yang bertujuan untuk melihat variabel, hubungan sosial
dengan variabel lain seperti prestasi akademik, motivasi, kemampuan
berbicara, dan lain-lain dapat menggunakan teknik sosiometri. Khususnya
untuk mengukur variabel hubungan sosial siswa.
6. Checklist
Checklist atau daftar cek adalah suatu daftar yang berisi subjek dan
aspek-aspek yang akan diamati. Checklist dapat menjamin bahwa peneliti
mencatat tiap-tiap kejadian sekecil apapun yang dianggap penting.
Bermacam-macam aspek perbuatan yang biasanya dicantumkan dalam
daftar cek sehingga pengamat tinggal memberikan cek () pada tiap-tiap
aspek tersebut sesuai dengan hasil pengamatannya.
7. Dokumentasi
Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari
tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan,
laporan kegiatan, foto-foto, film documenter, data yang relevan penelitian.
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bias
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah
kehidupan, ceritera, biografi, peraturan dan kebijakan. Dokumen yang
berbentuk gambar misalnya, foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.
Dokumen yang berbentuk karya misalnya senin, yang dapat berupa
gambar, patung, film dan lain-lain.
C. Langkah-Langkah Menyusun Instrumen Penelitian
Menurut Sudjana (2014, 98-99) dan Susilo (2013, 94-95) ada beberapa
langkah umum yang bisa ditempuh dalam menyusun instrumen penelitian
yaitu:
1. Analisis variabel penelitian, yakni mengkaji variabel menjadi sub variabel
dan mengembangkan indikator setiap sub variabel penelitian sejelas-
jelasnya, sehingga indikator tersebut bisa diukur dan menghasilkan data
yang diinginkan peneliti. Dalam membuat indikator variabel, peneliti
dapat menggunakan teori atau konsep-konsep yang ada dalam
pengetahuan ilmiah yang berkenaan dengan variabel tersebut, atau
menggunakan fakta empiris berdasarkan pengamatan lapangan.
2. Menetapkan jenis instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel/sub
variabel/indikator-indikatornya. Satu variabel mungkin bisa diukur oleh
satu jenis instrumen, bisa pula lebih dari satu instrumen.
3. Setelah ditetapkan jenis instrumennya, peneliti menyusun kisi-kisi atau lay
out instrumen. Kisi-kisi diawali dengan melihat kembali variable yang
ingin diukur. Variable tersebut dibuatkan definisi operasional yang
merupakan jabaran indicator dan sub indicator yang dikembangkan dari
variable. Indicator dan sub indicator kemudian dijabarkan ke dalam butir
pernyataan atau pertanyaan dalam instrument. Sehingaa jelas butir
instrument mewakili setiap indicator/subindikator dari variabel yang
diberikan. Kisi-kisi ini berisi lingkup materi pertanyaan, abilitas yang
diukur, jenis pertanyaan, banayk pertanyaan, waktu yang dibutuhkan.
Materi atau lingkup materi pertanyaan didasarkan dari indikator variabel.
4. Berdasarkan kisi-kisi tersebut lalu peneliti menyusun item atau pertanyaan
sesuai dengan jenis instrumen dan jumlah yang telah ditetapkan dalam
kisi-kisi. Setiam item yang dibuat peneliti harus sudah punya gambaran
jawaban yang diharapkan.
5. Instrumen yang sudah dibuat sebaiknya diuji coba, untuk melihat validitas,
reliabilitas, dan keterbacaannya. Hasil uji coba digunakan untuk revisi
instrumen, misalnya membuang instrumen yang tidak perlu, mengganti
dengan item yang baru, atau perbaikan isi dan redaksi/bahasannya.

D. Menentukan Instrumen Penelitian Kualitatif dan Penelitian


Pengembangan
1. Penelitian Kualitatif
Salah satu ciri penelitian kualitatif adalah peneliti bertindak sebagai
instrumen sekaligus pengumpil data. Instrumen selain manusia (seperti;
angket, pedoman wawancara, pedoman observasi dan sebagainya) dapat
pula digunakan, tetapi fungsinya terbatas sebagai pendukung tugas peneliti
sebagai instrumen kunci. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif
kehadiran peneliti adalah mutlak, karena peneliti harus berinteraksi dengan
lingkungan baik manusia dan non manusia yang ada dalam kancah
penelitian. Kehadirannya di lapangan eneliti harus dijelaskan, apakah
kehadirannya diketahui atau tidak diketahui oleh subyek penelitian. Ini
berkaitan dengan keterlibatan peneliti dalam kancah penelitian, apakah
terlibat aktif atau pasif (Alhamid, 2019: 2).
“Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Setelah Pembelajaran
Menggunakan Media Pembelajaran Lingkungan”
Dari judul di atas dapat diketahui instrument yang paling tepat
digunakan adalah instrument Tes Tertulis dan wawancara tidak
berstruktur.
a. Tes Tertulis
1) Terlebih dahulu siswa dihadapkan pada media pembelajan
lingkungan. Contoh yang kami ambil adalah permasalahan
lingkungan yang terjadi di Sepanjang Sungai Karangmumus.
Siswa diharuskan mengamati langsung keadaan sungai karang
mumus dan mencari berbagai sumber referensi terhadap
masalah tersebut.
2) Disajikan tes tertulis sesuai indikator untuk berpikir kritis
siswa.
Tabel 1. Tingat Berpikir Kritis
Tingkat Penjelasan Indikator
Berpikir
kritis
TBK 0 Tidak ada jawaban yang 1. Menggunakan fakta-
sesuai dengan indikator fakta secara tepat.
2. Mengorganisasi pikiran.
TBK 1 Jawaban siswa sesuai 3. Membedakan antara
dengan 2 atau 3 kesimpulan yang valid
indikator dengan yang tidak valid.
4. Mengidentifikasi
TBK 2 Jawaban siswa sesuai asumsi berdasarkan data
dengan 4 indikator yang ada.
5. Menyangkal argumen
TBK 3 Jawaban siswa sesuai yang tidak relevan.
dengan 5 indikator

Adaptasi dari Ennis (1985) dalam Triyanto (2014: 913)


Keterangan : TBK 0 =tingkat berpikir kritis 0
TBK 1 = tingkat berpikir kritis 1
TBK 2 = tingkat berpikir kritis 2
TBK 3 = tingkat berpikir kritis 3
Contoh Soal
1. Perhatikan gambar berikut (ilustrasi sungai karangmumus)

Setelah melakukan pengamatan langsung ke Sungai


Karangmumus. Uraikan secara rinci mengenai keadaan yang
terlihat pada lokasi tersebut!
2. Menurut anda, apasajakah yang menjadi akar penyebab timbulnya
berbagai masalah yang terdapat pada sungai karangmumus?
Hubungkan setiap penyebab dan masalah yang ada!
3. Menurut Anda apakah tindakan yang sudah dilakukan Pemerintah
sesuai untuk menangani permasalahan Sungai Karang mumus?
4. Masyarakat berpendapat bahwa banjir di Samarinda juga
disebabkan oleh dangkalnya sungai karangmumus akibat tumpukan
sampah yang ada. Sesuai dengan hal tersebut, berikan pendapat
Anda berdasarkan fakta-fakta yang mendukung!
5. Hingga saat ini, telah menjadi tradisi bahwa masyrakat yang
tinggal di sepanjang bantaran sungai karangmumus tetap
membuang sampah ke sungai tersebut tanpa mengetahui resikonya.
Ada pendapat yang menyatakan, bahwa kurangnya peran aktif
pemerintah dalam menghimbau masyrakat tersebut, padahal
nyatanya telah dilakukan beberapa kali penyuluhan. Bagaimana
cara Anda untuk menyikapi argument yang telah beredar tersebut?

b. Wawancara tidak berstruktur


Pedoman wawancara berpikir kritis
1) Tujuan wawancara : Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui
kemampuan berpikir kritis siswa. Selain itu, pertanyaan wawancara
ini dapat memastikan atau mengulas secara garis besar dari jawaban
tes tertulis siswa secara lisan.
2) Jenis wawancara : Jenis wawancara yang digunakan adalah
wawancara klinis tidak terstruktur. Yakni wawancara yang bebas
dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah
disusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.
Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan.
Tabel 2. Pertanyaan dalam Wawancara
Kemampuan Berpikir Pertanyaan
Kritis
Menggunakan fakta- Apakah kamu sudah menggunakan
fakta secara tepat dan fakta-fakta yang telah diketahui dalam
jujur menjawab soal secara tepat dan
sitematis?
Mengorganisasi pikiran Bagaimana kamu menyelesaikan soal
dan tersebut?
mengungkapkannya Dari mana kamu mendapatkan jawaban
dengan jelas, logis atau tersebut? coba jelaskan!
masuk akal
Membedakan antara Kesimpulan apa yang dapat kamu
kesimpulan yang berikan dari jawabanmu? Apakah sesuai
didasarkan pada logika dengan jawabanmu sendiri?
valid dengan logika
yang tidak valid
Mengidentifikasi asumsi Apa yang kamu tentukan setelah
berdasarkan data yang membaca soal?
ada.

Menyangkal suatu Apakah kamu menggunakan alasan-


argumen yang tidak alasan yang sesuai dalam menyangkal
relevan dan suatu pernyataan soal tersebut? Jelaskan!
menyampaikan
argumen yang relevan

6. Penelitian Pengembangan
“Pengembangan Perangkat Pembelajaran Media Pembelajaran
Lingkungan untuk Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA”
Daftar Pustaka

Alhamid, T. dan Budur A. 2019. Instrumen Pengumpulan Data. Sorong: Sekolah


Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)

Ennis R H. 1985. Goals for A Critical Thinking Curriculum. In A.L. Costa (Ed.).
Developing Minds: A Resource Book for Teaching Thinking. Virginia:
Assosiation for Supervisions and Curriculum Development (ASCD).

Sudjana, Nana dan Ibrahim, M.A. 2014.Penelitian dan Penilaian


Pendidikan.Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sudaryono., dkk. 2013. Pengembangan Instrumen Penelitian Pendidikan.


Yogyakarta: Graha Ilmu.

Susilo. 2013. Metode Penelitian Bidang Pendidikan. Yogyakarta: Kanwa


Publisher.
Zakky.2018. Pengertian Instrumen Penelitian Menurut Para Ahli dan Secara
Umum. https://www.zonareferensi.com/pengertian-instrumen-penelitian/.
Diakses pada tanggal 22 Februari 2020.

Anda mungkin juga menyukai