Anda di halaman 1dari 14

HIDROLIKA AIR TANAH

Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas matakuliahh “Pengolahan Air Tanah”

Dosen Pengampu : Linda Prasetyorini, ST., MT.

Di Disusun Oleh :

Adhinda Dwi Putra R. 135060401111027

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN PENGAIRAN

MALANG

2015
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

ABT (Air Bawah Tanah) merupakan komponen penting dalam siklus hidrologi

dari sumber daya air di daerah aliran sungai. Air permukaan tidak mempunyai kapasitas

penyimpanan karena mengalir dengan cepat. Hal ini berbeda dengan ABT yang

mengalir lambat dan mempunyai kapasitas penyimpanan yang sangat besar. Infiltrasi

ABT terjadi di daerah resapan air dan muncul di daerah-daerah pengeluaran sebagai

mata air dan aliran dasar sungai. Tanpa adanya hal-hal tersebut sumur-sumur atau

sungai-sungai akan mngering di musim kemarau.

ABT adalah salah satu sumber daya air yang kurang diperhatikan

keterdapatannya. Padahal di bumi ini, 97% air tawar, di luar tudung es kutub, adalah

berupa ABT. Sampai saat ini masyarakat Indonesia pada umumnya yang tertarik untuk

mempelajari air bawah tanah masih sangat minim sehingga ahli ABT pun masih sangat

terbatas. Untuk tenaga-tenaga ahli dalam bidang ini masih menangani proyek-proyek

pusat akibatnya untuk kawasan di daerah-daerah sendiri tenaga ahlinya belum ada.

Keuntungan dari proyek ABT adalah biaya pelaksanaannya relatif murah, waktu

pelaksanaannya relatif lebih cepat dibanding proyek-proyek gedung, jembatan maupun

waduk, serta tidah membutuhkan proses pengolahan karena sudah memenuhi standar air

bersih, dan kaya akan mineral-mineral yang terkandung di dalamnya.


1.2. Maksud

Kajian dalam Tugas ini dimaksudkan sebagai bahan acuan dalam proses

pembelajaran mengenai beberapa aliran hidrolika air dalam tanah beserta tahapannya.

1.3. Tujuan

Secara umum disebutkan bahwa tujuan dari Tugas ini adalah:

1. Mendapatkan gambaran mengenai Hidrolika air dalam tanah

2.Mendapatkan gambaran mengenai asal – usul dalam hidrolika air tanah

3.Serta dapat mengetahui proses pembentukan air dalam tanah

1.4. Lingkup Pembahasan .

Ruang lingkup yang akan dibahas dalam Tugas Akhir ini mencakup :

1.Definisi air tanah

2.Asal terbentuknya aliran air dalam tanah

3.Proses Pembentukan air tanah

.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Air Tanah

Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah

permukaan tanah. Air tanah merupakan salah satu sumber daya air yang keberadaannya

terbatas dan kerusakannya dapat mengakibatkan dampak yang luas serta pemulihannya

sulit dilakukan. (online). Tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Air_Tanah [9 Mei2015]

Menurut Budhikuswansusilo, air tanah (Groundwater) adalah nama untuk

menggambarkan air yang tersimpan di bawah tanah dalam batuan yang permeabel.

Periode penyimpanannya dapat berbeda waktunya bergantung dari kondisi geologinya

(beberapa minggu – tahun). Pergerakan air tanah dapat muncul ke permukaan, dengan

manifestasinya sebagai mata air (spring) atau sungai (river). Susilo Budhikuswanto

(2008). Ground Water Air Tanah.(online). Tersedia :

http://budhikuswansusilo.wordpress.com/2008/05/09/dinamic-geology-groundwater-

air-tanah/ [9 Mei2015]

Menurut Herlambang (1996:5) air tanah adalah air yang bergerak di dalam tanah

yang terdapat didalam ruang antar butir-butir tanah yang meresap ke dalam tanah dan

bergabung membentuk lapisan tanah yang disebut akifer. Lapisan yang mudah dilalui

oleh air tanah disebut lapisan permeable, seperti lapisan yang terdapat pada pasir atau

kerikil, sedangkan lapisan yang sulit dilalui air tanah disebut lapisan impermeable,

seperti lapisan lempung atau geluh. Lapisan yang dapat menangkap dan meloloskan air

disebut akuifer. Iwan. (2009). Air Tanah. (online). Tersedia :

http://iwankgeografi03.blogspot.com/2009/020air-tanah.html. [9 Mei 2015]


2.2 Asal- Usul Air Tanah dan Sifat Air Tanah

Adalah hal yang mutlak bagi para birokrat pengelola sumber daya air (tanah),

untuk memahami asal-usul (origin) dan sifat-sifat (nature) air tanah, agar tidak terjadi

kesalah-pengertian tentang sumberdaya yang dikelola. Kesalah-pengertian tersebut akan

menjadikan tujuan mewujudkan kemanfaatan air tanah terutama bagi kaum miskin

pengelolaan tidak mencapai sasarannya, bahkan justru akan menimbulkan dampak yang

merugikan bagi keterdapatan air tanah itu sendiri serta kaum miskin tersebut. Hal-hal

pokok yang perlu dipahami tentang asal-usul dan sifat-sifat air tanah antara lain tentang:

Asal air tanah, Pembentukan air tanah, wadah air tanah, pegaliran dan imbuhan air

tanah serta mutu air tanah. Iwan. (2009). Air Tanah. (online). Tersedia :

http://iwankgeografi03.blogspot.com/2009/020air-tanah.html. [9 Mei 2015]

2.3 Asal Air Tanah

Air tanah merupakan air yang berada di bawah permukaan tanah dan terletak

pada zona jenuh air. Air tanah berasal dari permukaan tanah, misalkan hujan, sungai,

danau. Dan dari dalam bumi sendiri diamana air tersebut terjadi bersama-sama dengan

batuannya, misalkan pada waktu terjadinya batuan endapan terdapat air yang terjebak

oleh batuan endapan tersebut. Contohnya: air fosil yang biasanya asin air volkanik –

panas dan mengandung sulfur. Klastik. 2008. Asal air tanah. (online). Tersedia :

http://klastik.wordpress.com/2008/03/27/dari-mana-asal-air-tanah/. [12 Mei 2015

2.4 Pembentukan Air Tanah

Air tanah adalah semua air yang terdapat di bawah permukaan tanah pada

lajur/zona jenuh air (zone of saturation). Air tanah terbentuk berasal dari air hujan dan
air permukan , yang meresap (infiltrate) mula-mula ke zona tak jenuh (zone of aeration)

dan kemudian meresap makin dalam (percolate) hingga mencapai zona jenuh air dan

menjadi air tanah.

Air tanah adalah salah satu faset dalam daur hidrologi , yakni suatu peristiwa

yang selalu berulang dari urutan tahap yang dilalui air dari atmosfer ke bumi dan

kembali ke atmosfer; penguapan dari darat atau laut atau air pedalaman, pengembunan

membentuk awan, pencurahan, pelonggokan dalam tanih atau badan air dan penguapan

kembali (Kamus Hidrologi, 1987). Dari daur hidrologi tersebut dapat dipahami bahwa

air tanah berinteraksi dengan air permukaan serta komponen-komponen lain yang

terlibat dalam daur hidrologi termasuk bentuk topografi, jenis batuan penutup,

penggunaan lahan, tetumbuhan penutup, serta manusia yang berada di permiukaan.

Air tanah dan air permukaan saling berkaitan dan berinteraksi. Setiap aksi

(pemompaan, pencemaran dll) terhadap air tanah akan memberikan reaksi terhadap air

permukaan, demikian sebaliknya. Iwan. (2009). Air Tanah. (online). Tersedia :

http://iwankgeografi03.blogspot.com/2009/020air-tanah.html. [12 Mei 2015]

2.5 Wadah Air Tanah

Suatu formasi geologi yang mempunyai kemampuan untuk menyimpan dan

melalukan air tanah dalam jumlah berarti ke sumur-sumur atau mata air – mata air

disebut akuifer. Lapisan pasir atau kerikil adalah salah satu formasi geologi yang dapat

bertindak sebagai akuifer. Wadah air tanah yang disebut akuifer tersebut dialasi oleh

lapisan lapisan batuan dengan daya meluluskan air yang rendah, misalnya lempung,

dikenal sebagai akuitard. Lapisan yang sama dapat juga menutupi akuifer, yang

menjadikan air tanah dalam akuifer tersebut di bawah tekanan (confined aquifer). Di
beberapa daerah yang sesuai, pengeboran yang menyadap air tanah tertekan tersebut

menjadikan air tanah muncul ke permukaan tanpa membutuhkan pemompaan.

Sementara akuifer tanpa lapisan penutup di atasnya, air tanah di dalamnya tanpa

tekanan (unconfined aquifer), sama dengan tekanan udara luar.

Semua akuifer mempunyai dua sifat yang mendasar: (i) kapasitas menyimpan air

tanah dan (ii) kapasitas mengalirkan air tanah. Namun demikaian sebagai hasil dari

keragaman geologinya, akuifer sangat beragam dalam sifat-sifat hidroliknya (kelulusan

dan simpanan) dan volume tandoannya (ketebalan dan sebaran geografinya).

Berdasarkan sifat-sifat tersebut akuifer dapat mengandung air tanah dalam jumlah yang

sangat besar dengan sebaran yang luas hingga ribuan km2 atau sebaliknya.

Sebaran akuifer serta pengaliran air tanah tidak mengenal batas-batas

kewenangan administratif pemerintahan. Suatu wilayah yang dibatasi oleh batasan-

batasan geologis yang mengandung satu akuifer atau lebih dengan penyebaran luas,

disebut cekungan air tanah.

2.6 Pengaliran Dan Imbuhan Air Tanah

Saat ini di daerah-daerah perkotaan yang pemanfaatan air tanah dalamnya sudah

sangat intensif, seperti di Jakarta, Bandung, Semarang, Denpasar, dan Medan, muka air

tanah dalam (piezometic head) umumnya sudah berada di bawah muka air tanah

dangkal (phreatic head). Akibatnya terjadi perubahan pola imbuhan, yang sebelumnya

air tanah dalam memasok air tanah dangkal (karena piezometic head lebih tinggi dari

phreatic head), saat ini justru sebaliknya air tanah dangkal memasok air tanah dalam.

Jika jumlah total pengambilan air tanah dari suatu sistem akuifer melampaui

jumlah rata-rata imbuhan, maka akan terjadi penurunan muka air tanah secara menerus

serta pengurangan cadangan air tanah dalam akuifer. (Seperti halnya aliran uang tunai
ke dalam tabungan, kalau pengeluaran melebihi pemasukan, maka saldo tabungan akan

terus berkurang). Jika ini hal ini terjadi, maka kondisi demikian disebut pengambilan

berlebih (over exploitation) , dan penambangan air tanah terjadi.

2.7 Mutu Air Tanah

Sifat fisika dan komposisi kimia air tanah yang menentukan mutu air tanah

secara alami sangat dipengaruhi oleh jenis litologi penyusun akuifer, jenis tanah/batuan

yang dilalui air tanah, serta jenis air asal air tanah. Mutu tersebut akan berubah

manakala terjadi intervensi manusia terhadap air tanah, seperti pengambilan air tanah

yang berlebihan, pembuangan libah, dll.

Air tanah dangkal rawan (vulnerable) terhadap pencemaran dari zat-zat

pencemar dari permukaan. Namun karena tanah/batuan bersifat melemahkan zat-zat

pencemar, maka tingkat pencemaran terhadap air tanah dangkal sangat tergantung dari

kedudukan akuifer, besaran dan jenis zat pencemar, serta jenis tanah/batuan di zona

takjenuh, serta batuan penyusun akuifer itu sendiri. Mengingat perubahan pola imbuhan,

maka air tanah dalam di daerah-daerah perkotaan yang telah intensif pemanfaatan air

tanahnya, menjadi sangat rawan pencemaran, apabila air tanah dangkalnya di daerah-

daerah tersebut sudah tercemar. Air tanah yang tercemar adalah pembawa bibit-bibit

penyakit yang berasal dari air (water born diseases).

2.8 Siklus Air (Siklus Hidrologi)

Defenisi tentang air tanah diatas menunjukkan keterkaitan erat dengan air

permukaan (sungai, rawa, dan danau). Oleh karena itu, air tanah merupakan bagian dari

siklus air (the water cycle).


2.8.1 Gambar Siklus Hidrologi

2.9. Proses Siklus Hidrologi

Jika hari hujan maka air akan turun ke permukaan bumi. Air ini sebahagian akan

mengalir ke permukaan bumi menuju ke daerah yang lebih rendah dan bermuara di laut

atau di danau. Sebahagian lagi akan terserap oleh bumi dan “mengalir” di dalam tanah

atau tersimpan di dalam tanah sebagai air tanah.

Air yang telah sampai di laut ataupun di danau jika dikenai oleh sinar matahari

akan menguap dan bergabung membentuk awan. Oleh karena adanya perbedaan

tekanan dan temperatur di atas permukaan bumi maka terjadilah perpindahan udara atau

pergerakan udara yang kita sebut angin.


Angin ini akan membawa gumpalan-gumpalan awan ke daerah yang lebih

rendah temperatur tekanannya. Jika awan yang dibawa oleh angin ini melalui daerah

pegunungan, maka gerakannya akan terhalang dan didorong untuk naik lebih tinggi lagi.

Karena temperatur akan semakin rendah apabila semakin tinggi dari permukaan laut,

maka awan yang mengandung uap air tadi mencapai titik embunnya dan terbentuklah

butiran-butiran air yang kemudian jatuh kembali ke bumi sebagai air hujan.

Air hujan ini akan mengalir lagi di permukaan bumi, ke daerah yang lebih

rendah, dan sebahagian diserap oleh bumi. Kemudian terus ke laut atau ke danau dan

apabila kena sinar matahari akan menguap ke udara dan membentuk awan. Awan akan

berkumpul dan kemudian dibawa oleh angin dan mengembun dan berubah menjadi

hujan. Begitulah seterusnya siklus dari air yang berulang secara bergantian. Hidayat.

(2009). Air Tanah. (online). Tersedia :

http://herrywidayat.wordpress.com/2009/01/09/115/ [9 Mei 2015]

2.10 Macam- macam Air Tanah

Menurut Krussman dan Ridder (1970) dalam Utaya (1990:41-42) bahwa

macam-macam akifer sebagai berikut:

A Akifer Bebas (Unconfined Aquifer)

yaitu lapisan lolos air yang hanya sebagian terisi oleh air dan berada di atas lapisan

kedap air. Permukaan tanah pada aquifer ini disebut dengan water table (preatiklevel),

yaitu permukaan air yang mempunyai tekanan hidrostatik sama dengan atmosfer.

B Akifer Tertekan (Confined Aquifer)

yaitu aquifer yang seluruh jumlahnya air yang dibatasi oleh lapisan kedap air, baik yang

di atas maupun di bawah, serta mempunyai tekanan jenuh lebih besar dari pada tekanan

atmosfer.
C. Akifer Semi tertekan (Semi Confined Aquifer)

yaitu aquifer yang seluruhnya jenuh air, dimana bagian atasnya dibatasi oleh lapisan

semi lolos air dibagian bawahnya merupakan lapisan kedap air.

D Akifer Semi Bebas (Semi Unconfined Aquifer)

yaitu aquifer yang bagian bawahnya yang merupakan lapisan kedap air, sedangkan

bagian atasnya merupakan material berbutir halus, sehingga pada lapisan penutupnya

masih memungkinkan adanya gerakan air. Dengan demikian aquifer ini merupakan

peralihan antara aquifer bebas dengan aquifer semi tertekan.

2.11 Gerakan Air Tanah

Pergerakan air di bawah tanah dengan sumber airnya adalah air hujan dapat

digambarkan dalam beberapa tahapan berikut:sebidang tanah alami yang permukaannya

ditumbuhi rerumputan dan sebatang pohon besar Ketika turun hujan, air hujan mulai

membasahi permukaan tanah Tanah yang alami dengan tetumbuhan di atasnya

menyediakan pori-pori, rongga-rongga dan celah tanah bagi air hujan sehingga air hujan

bisa leluasa merembes atau meresap ke dalam tanah. Air itu akan turun hingga

kedalaman beberapa puluh meter.

Air yang berhasil meresap ke bawah tanah akan terus bergerak ke bawah sampai

dia mencapailapisan tanah atau batuan yang jarak antar butirannya sangat-sangat sempit

yangtidak memungkinkan bagi air untuk melewatinya. Ini adalah lapisan yang

bersifatimpermeabel. Lapisan seperti ini disebut lapisan aquitard (gambar sebelah kanan

bersifat impermeabel yang sulit diisi air, sementara yang kiri bersifat permeabel yang

berisi air).
Karena air tak bisa lagi turun ke bawah, maka air tadi hanya bisa mengisi ruang

di antara butiran batuan di atas lapisan aquitard.Air yang datang kemudian akan

menambah volume air yang mengisi rongga-rongga antar butiran dan akan tersimpan

disana. Penambahan volume air akan berhenti seiring dengan berhentinya hujan. Air

yang tersimpan di bawah tanah itu disebut air tanah. Sementara air yang tidak bisa

diserap dan berada di permukaan tanah disebut air permukaan

Permukaan air tanah disebut water table, sementara lapisan tanah yang terisi air

tanah disebut zona saturasi air.

Permukaan zona saturasi — yang tak lain adalah water table tersebut — selalu

mengikuti bentuk topografi atau lekuk-lekuk permukaan bumi.

(http://taman.blogsome.com/category/air-tanah/ )
Disamping air tanah bergerak dari atas ke bawah, air tanah juga bergerak dari

bawah ke atas (gaya kapiler). Air bergerak horisontal pada dasarnya mengikuti hukum

hidrolika, air bergerak horisontal karena adanya perbedaan gradien hidrolik. Gerakan air

tanah mengikuti hukum Darcy yang berbunyi “volume air tanah yang melalui batuan

berbanding lurus dengan tekanan dan berbanding terbalik dengan tebal lapisan.

2.12 Kondisi Air Tanah Dataran Aluvial

Dataran alluvial merupakan dataran yang terbentuk akibat proses-proses

geomorfologi yang lebih didominasi oleh tenaga eksogen antara lain iklim, curah hujan,

angin, jenis batuan, topografi, suhu, yang semuanya akan mempercepat proses

pelapukan dan erosi. Hasil erosi diendapkan oleh air ketempat yang lebih rendah atau

mengikuti aliran sungai. Dataran alluvial menempati daerah pantai, daerah antar

gunung, dan dataran lembah sungai. daerah alluvial ini tertutup oleh bahan hasil

rombakan dari daerah sekitarnya, daerah hulu ataupun dari daerah yang lebih tinggi

letaknya. Potensi air tanah daerah ini ditentukan oleh jenis dan tekstur batuan.

Volume air tanah dalam dataran alluvial di tentukan oleh tebal dan penyebaran

permeabilitas dari akifer yang terbentuk dalam aluvium dan dilluvium yang mengendap

dalam dataran. Apabila suatu daerah materi penyusunnya atas materi halus

(liat/berdebu) umumnya permeabilitasnya kecil, sedangkan suatu daerah yang tersusun

atas pasir dan kerikil permeabilitasnya besar. Air tanah yang mengendap di dataran

banjir ditambah langsung dari peresapan air susupan. Permukaan air tanahnya dangkal

sehingga pengambilan air dapat dengan sumur dangkal.

Dataran alluvial unsur-unsur yang dominan adalah unsur NO2, NO3, Ca, Mg, Si,

dan Fe. Kelebihan Nitrit karena pengaruh zat buangan (urine), pembusukan organik dari
hasil reduksi nitrat yang ada disekitar air tanah (Karmono dan Joko Cahyo, 1978:11).

Hal ini selain dipengaruhi oleh faktor alam juga sebagai aktivitas manusia misalnya

adanya lahan pertanian yang mengkonsumsi pupuk organik yang mengandung nitrat.

2.13 Metode Pencarian Air Tanah


Tiap jenis airtanah memerlukan metode pencarian yang spesifik. Diantaranya
adalah:
 Metode berdasarkan aspek fisika (Hidrogeofisika)
Penekanannya pada aspek fisik yaitu merekonstruksi pola sebaran lapisan akuifer.
Beberapa metode yang sudah umum kita dengar dalam metode ini adalah pengukuran
geolistrik yang meliputi pengukuran tahanan jenis, induce polarisation (IP) dan lain-
lain. Pengukuran lainnya adalah dengan menggunakan sesimik, gaya berat dan banyak
lagi.
 Metode berdasarkan aspek kimia (Hidrogeokimia)
Penekanannya pada aspek kimia yaitu mencoba merunut pola pergerakan airtanah.
Secara teori ketika air melewati suatu media, maka air ini akan melarutkan komponen
yang dilewatinya. Sebagai contoh air yang telah lama mengalir di bawah permukaan
tanah akan memiliki kandungan mineral yang berasal dari batuan yang dilewatinya
secara melimpah.
(http://www.fishyforum.com/fishysalt/fishyronment/9689-airtanah-apa-dan-bagaimana-
mencarinya.html)

Anda mungkin juga menyukai