Corticosteroid in Management of Asthma (1) - Dikompresi PDF
Corticosteroid in Management of Asthma (1) - Dikompresi PDF
the management
of asthma
Definisi
menurut
GINA
Eksaserbasi asma adalah keadaan yang ditandai dengan
peningkatan progresif gejala sesak napas, batuk, mengi atau dada
tertekan dan penurunan progresif fungsi paru, yang terlihat pada
perubahan keadaan kesehatan pasien sehingga membutuhkan
perubahan pengobatan
From the Global Strategy for Asthma Management and Prevention, Global Initiative for Asthma (GINA) 2017
Eksaserbasi merupakan perubahan gejala dan fungsi paru
yang terjadi akibat paparan agen eksternal
Serbuk sari
Infeksi
virus
saluran
napas
badian
atas
Eksaserbasi
asma
Polusi
Kepatuhan
yang jelek
terhadap
pengobata
n
From the Global Strategy for Asthma Management and Prevention, Global Initiative for Asthma (GINA) 2017
Riwayat eksaserbasi asma merupakan prediktor terkuat
dalam menentukan eksaserbasi yang akan datang
– Kemungkinan terjadinya eksaserbasi yang akan datang terkait dengan kejadian
eksaserbasi terakhir (TENOR study)
RINGAN-SEDANG BERAT
From the Global Strategy for Asthma Management and Prevention, Global Initiative for Asthma (GINA) 2017
Keadaan saluran napas pada serangan asma
Syslová K et al. (2012). Determination of Biomarkers in Exhaled Breath Condensate: A Perspective Way in Bronchial Asthma Diagnostics, Bronchial Asthma - Emerging Therapeutic
Strategies, Dr. Elizabeth Sapey (Ed.), InTech
Bronkodilator inhalasi
Beta 2 Agonist
Stimulasi reseptor beta 2 bronkus
Cell
membrane GC molecule
GR
Increased expression of:
Decreased Anti-inflammatory
expression molecules
of proinflammatory -adrenergic receptors
molecules (e.g.,
cytokines, ICAM,
VCAM) AP
Gene (DNA)
Nucleus
GRE
kebocoran
Sel Mast
Glukokortikoid
jumlah
Otot polos saluran napas
Makrofag
Cytokin b2 -receptors
Kelenjar
Sel dendrit
jumlah Sekresi
mukus
Barnes, Am J Respir Crit Care Med 1998
Ukuran partikel
Pengaruh Ukuran Partikel dalam Terapi Inhalasi1
Scheuch Advanced Drug Delivery Reviews 2006; 58: 996–1008; Scichilone et al. Journal of Asthma and Allergy 2013:6 11–21; Gentile. Curr Opin Pharmacol. 2010;10:260–265
Nebulizer
Tipe Nebulizer
Adapted from McCallion, et al. Int. J. Pharm. 1996; 130: 1-11 Adapted from Taylor K, et al. Int. J. Pharm. 1997; 153: 93-104
Fill volume
Fill volume
– Jika volume residu tinggi, maka untuk meningkatkan jumlah penghantaran obat maka
diperlukan penambahan fill volume. Nebuliser dulunya mempunyai volume residu ≥ 1 ml,
sehingga konsensus saat itu disarankan agar fill volume minimal 4 ml.
– Mangkok (chamber) nebulizer yang baru mempunyai volume residu 1 ml, sehingga
minimum fill-volume menjadi 2 ml. Dampak dari penambahan fill-volume dgn NaCl:
peningkatan waktu nebulisasi, meningkatkan biaya dan waktu staf.
Kendrick et al. Resp Med 1995;89:157-159
Perbandingan jumlah hantaran obat pada fill volume 2,5
ml vs 4 ml
– HASIL:
jumlah obat yang dihantarkan
sama, tetapi dengan waktu yang
berbeda (6 menit vs 10 menit).
– Penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hal ukuran partikel
(MMAD / mass median aerodynamic diameter) pada fill volume 2,5 ml dan 5 ml.
fill volume tidak mempengaruhi ukuran partikel.
– Ukuran partikel dipengaruhi oleh kecepatan dan tekanan udara dari kompresor. Umumnya
minimum kecepatan (flow-rate) yang diperlukan adalah 6 L/menit.
SABA diberikan pada saat eksaserbasi, diikuti pilihan lain
Potensi relatif
12
10.5
10
8 7.5
6
5.1
2
1.1
0
Dexametason Beclometason Budesonide Fluticasone propionate
monopropionate
7 45
41
40
35
Bioavailabilitas (%)
Indeks terapeutik
30
Dosis terapeutik harian rendah-sedang
FF 25
20
20
15
CIC Dosis teraputik harian sedang - tinggi 11
BDP FP 10
BUD
5
1 1
0
0 Fluticasone Ciclesonide/ Budesonide Flunisolide BDP/BMP
3,500 propionate des-CIC
Afinitas relatif ikatan reseptor glukokortikoid
Hasil yang sama pertama kali dipublikasikan di Daley-Yates PT et al. Br J Clin Pharmacol. 2015;80: 372–380. Grafik ini telah dibuat secara independen oleh GSK dari 24
aslinya.
Perbandingan Fluticasone Propionate dengan Prednisolon oral
untuk eksaserbasi akut asma pada anak
– Acak, double blind, Paralel, 260
studi 7-hari pada anak-anak
250
dengan eksaserbasi asma
p=0.034
– 321 anak - anak usia 4 - 16 240
Nebulisasi FP 0,5mg/2 mL
47.8*
60 50
Metilprednisolon (MP) IV 125 mg
51.7 45
39.3 38.9 35
40 35.2
30
30 25
20.8
19.2
20
20 15
10
10
5
0 0
FP MP FP+MP FP MP FP+MP
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
(in indicators of asthma control)
% reduction
penurunan PEF di
pagi hari Airway hyperresponsiveness
penurunan FEV1
28/02/2021
meskipun gejala tidak terjadi
karena mediator inflamasi
dapat tetap bertahan hingga
n=61 1 jangka waktu yang lebih
Asthma patients aged 18 to 75 years2 panjang
PEF: peak expiratory flow; AHR: airway hyperresponsiveness; FEV1 : forced expiratory volume in 1 sec
1. The same results were first published in Woolcock AJ. Clin Exper Allergy Rev 2001;1:62−64. This graph has been independently created by GSK from the original; 28
2. Reddel HK et al. Eur Respir J 2000;15:226-235.
Perbaikan hiper-responsivitas saluran pernapasan terus
terjadi pada terapi ICS setelah fungsi paru stabil
110 1
FEV1 (% baseline)
Log10 PD 20 (mg)
105 0
100 -1
FEV1 AHR
95 -2
Baseline 3 6 12 1 bulan pasca
Durasi pengobatan (bulan; n=35) pengobatan
Fisiologi, inflamasi, dan remodelisasi saluran pernapasan saling berhubungan dan membaik dengan terapi ICS.
Terapi ICS yang diperpanjang diperlukan untuk manfaat maksimal dalam remodelisasi dan hiper-responsivitas
saluran pernapasan. Penentuan dosis ICS hanya dengan merujuk pada gejala dan fungsi paru mungkin terlalu
sederhana.
AHR: airway hyper-responsiveness; PD20: Dose methacholine giving a fall in FEV1 of 20%; FEV1 :
forced expiratory volume in 1 second; FP: fluticasone propionate; ICS: inhaled corticosteroid
Hasil serupa pertama kali dipublikasikan oleh Ward C et al. Thorax 2002:57(4):309–316. 29
Grafik ini dibuat secara terpisah oleh GSK berdasarkan grafik aslinya.
Lebih banyak pasien mencapai kontrol asma sesuai definisi
guideline dengan penggunaan SFC dibandingkan FP
Persentase pasien dengan kontrol asma baik (primary endpoint) atau kontrol asma penuh
Kontrol baik (primary endpoint) *p=0.039 Kontrol penuh
100 **p<0.00 100
Kontrol baik (keluaran primer) 1
SFC SFC
80 FP 80 FP
* **
Pasien (%)
Pasien (%)
60 60
**
**
40 40
**
20 20 **
Pasien (%)
0 0
Stratum 1 Stratum 2 Stratum 3 Stratum 1 Stratum 2 Stratum 3
FP n=544 FP n=577 FP n=567 FP n=544 FP n=577 FP n=567
SFC n=539 SFC n=583 SFC n=568 SFC n=539 SFC n=583 SFC n=568
Kemungkinan mencapai kontrol baik/kontrol penuh pada dosis ICS yang sama atau lebih rendah untuk
SFC dibandingkan dengan FP pada Stratum 1 meningkat hingga 40% (kontrol baik: p=0.003; kontrol
penuh: p<0.001) dan lebih dari dua kali lipat pada Stratum 2 (kontrol baik dan kontrol penuh: p<0.001)
dan Stratum 3 (kontrol baik dan kontrol penuh: p<0.001).
Penelitian ini adalah penelitian selama 1 tahun, terstratifikasi, acak, tersamar ganda, dengan kelompok paralel (n=3421 randomisasi) pada pasien (≥12
sampai <80 tahun) dengan asma persisten yang mendapat terapi SFC (50/100 μg bid) dan SFC (50/250 μg bid) hingga dosis maksimal SFC (50/500
μg bid) atau FP (100 μg bid) dan FP (250 μg bid) hingga dosis maksimal FP (500 μg bid).
FP, fluticasone propionate; SFC, salmeterol/fluticasone propionate combination; bid, dua kali sehari
Hasil yang sama pertama kali dipublikasikan di et al. Am J Respir Crit Care Med. 2004;170:836-844. Grafik ini dibuat secara independen oleh GSK berdasarkan grafik aslinya. 30
Pasien mencapai kualitas hidup mendekati normal dengan
SFC dibandingkan FP
80 SFC
p=ns p<0.001
70 p<0.005 FP
60
AQLQ 26
50
40
30
20
10
0
Stratum 1 Stratum 2 Stratum 3
(bebas steroid) (ICS dosis rendah) (ICS dosis sedang)
FP n=275 SFC n=282 FP n=331 SFC n=339 FP n=345 SFC n=346
Persentase pasien yang mencapai skor AQLQ ≥6 lebih tinggi secara signifikan pada kelompok
SFC dibandingkan FP pada Stratum 2 and 3
Penelitian ini adalah penelitian selama 1 tahun, terstratifikasi, acak, tersamar ganda, dengan kelompok paralel (n=3421 randomisasi) pada pasien (≥12
sampai <80 tahun) dengan asma persisten yang mendapat terapi SFC (50/100 μg bid) dan SFC (50/250 μg bid) hingga dosis maksimal SFC (50/500 μg
bid) atau FP (100 μg bid) dan FP (250 μg bid) hingga dosis maksimal FP (500 μg bid).
AQLQ, Asthma Quality of Life Questionnaire; FP, fluticasone propionate; ICS, inhaled corticosteroid; SFC, salmeterol/fluticasone propionate combination; QoL Quality of life; bid, dua kali
sehari
The same results were first published in Bateman et al. Am J Respir Crit Care Med. 2004;170:836-844. This graph has been independently created by GSK from the original. 31
Pasien dengan SFC lebih jarang mengalami eksarsebasi
dibandingkan dengan FP
FP
Minggu
pasien per tahun
0.6 1-52
Baseline
0.4
0.2
Kejadian eksarsebasi lebih sedikit* pada kelompok SFC dibandingkan dengan FP (†p ≥ 0.009)
* Memerlukan steroid oral atau rawat inap/kunjungan IGD
Penelitian ini adalah penelitian selama 1 tahun, terstratifikasi, acak, tersamar ganda, dengan kelompok paralel (n=3421 randomisasi) pada pasien (≥12
sampai <80 tahun) dengan asma persisten yang mendapat terapi SFC (50/100 μg bid) dan SFC (50/250 μg bid) hingga dosis maksimal SFC (50/500 μg
bid) atau FP (100 μg bid) dan FP (250 μg bid) hingga dosis maksimal FP (500 μg bid).
FP, fluticasone propionate; ICS, inhaled corticosteroid; SFC, salmeterol/fluticasone propionate
combination; bid, dua kali sehari
Hasil yang sama pertama kali dipublikasikan di Bateman et al. Am J Respir Crit Care Med. 2004;170:836-844. Grafik ini dibuat secara independen oleh GSK berdasarkan grafik 32
aslinya.
Kontrol Asma setelah 3 tahun: Parameter sekunder
Penilai respon berdasrkan waktu- perbaikan gejala dan fungsi paru terjadi relative lebih
cepat dibandingkan airway hyper-responsiveness
80
Airway hyper responsiveness
60
40
Figure is a schematic representation of
data from Lundbäck B et al. 2009
20
0
0 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 33 36
Time (months)
1%
FP 250 g bid 14%
FP 500 mcg bid
7%
FP 100 mcg bid
24%
the study
Reprinted from Lundbäck et al. Respir Med. 2009;103:348-355 with permission from Elsevier ; Serevent Evohaler. Summary of Product Characteristics https://www.
medicines.org.uk/emc/; Serevent Accuhaler. Summary of Product Characteristics https://www.medicines.org.uk/emc/
Faktor-faktor dari inhaler berkontribusi pada kontrol asma
yang buruk
Tipe device
mixed1
Teknik
Mengganti
inhalasi
jenis inhaler2
buruk1
Kontrol
asma
buruk
Salah
Ketidakpatuhan1 penggunaan
inhaler3
1. Haughney J et al. Respiratory Medicine CME 2010;3:125-131; 2. Bjermer L. Respiration 2014;88:346–352; 3. Roche N et al. EMJ Respiratory. 2013;1:64-71 35
DPI yang berbeda bervariasi di dalam resistensi terhadap
aliran udara
– DPI didesain dalam
berbagai cara dan Tidak selalu berkorelasi dengan efektivitas klinis
bervariasi secara 0.16
substansial dalam
resistensi terhadap aliran 0.14
Hasil yang sama dipublikasikan pertama kali di dalam Assi K & Chrystyn H. J Pharm Pharmacol. 2000;52:58. Gambar ini diciptakan secara independen oleh GSK dari 36
data aslinya. 1. Pedersen S et al. Arch Dis Child. 1990;65:308–319; 2. Capstick T, Clifton I. Expert Rev Respir Med. 2012;6:91–103; 3.Chrystyn H et al. Prim Care
Respir J. 2009;18(4):243–249; 4. Assi K & Chrystyn H. Am J Resp Crit Care Med. 2001;163:A443.
Turbuhaler membutuhkan aliran inspirasi yang tinggi untuk
menghantarkan jumlah obat secara tepat
klaim label
Turunnya laju aliran inspirasi
10
↓ 6
Jumlah fraksi partikel halus yang dihantarkan 5
turun drastic
0
Turbuhaler Diskus
Diskus
Turunnya laju aliran inspirasi 60 L/menit 28.3 L/menit
↓
Jumlah fraksi partikel halus yang dihantarkan Variabilitas Diskus (standar deviasi 0.6, dengan
turun lebih sedikit 95% confidence limits 0.4-1.8) secara signifikan
lebih rendah daripada variabilitas dari
Turbuhaler (standar deviasi 2.8, dengan 95%
confidence limits 1.6 to 7.9) (p=0.0148)
Analisis in vitro dosis yang dikeluarkan dan fraksi partikel halus sepanjang masa Turbuhaler vs Diskus
Hasil ini pertama kali dipresentasikan di dalam Hill LS, Slater AL. Respir Med. 1998;92:105-110. Gambar ini diciptakan secara independen oleh GSK dari data aslinya 37
Kesalahan penanganan lebih rendah pada pasien yang
menggunakan Diskus vs Turbuhaler
– Kesalahan penanganan secara signifikan lebih rendah pada pasien yang
menggunakan:
– DPI dibandingkan dengan mereka yang menggunakan MDI
– Diskus dibandingkan dengan mereka yang menggunakan Turbuhaler
80
* p < 0.001 vs
74.6 Accuhaler/Diskus
penanganan tidak tepat (%)
Proporsi pasien dengan
60 ** p < 0.031 vs
* Accuhaler/Diskus
40 43.2
*
*
20
16.9
6.8
0
MDI Turbuhaler Aerolizer Diskus
Prospektif, cross-sectional, penelitian observasional untuk menilai kesalahan penanganan pada 300
pasien menggunakan MDI atau DPI yang berbeda
Frekuensi kesalahan kritis meningkat seiring usia untuk semua device tetapi lebih
rendah dengan Diskus vs Turbuhaler
< 30 tahun
Aerolizer
31 to 64 tahun
> 65 tahun
Autohaler
Diskus
MDI
Turbuhaler
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Pasien (%)
Pasien (%)
Penelitian observasional untuk mengevaluasi penanganan inhaler oleh pasien di dunia nyata, pada
primary care
MDI, metered-dose inhaler .
Hasil ini pertama kali dipresentasikan di dalam Molimard M et al. J Aerosol Med. 2003; 16:249-54. Gambar ini diciptakan secara independen 39
oleh GSK dari data aslinya
Kesimpulan