Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
melahirkan bayi yang sempurna. Seperti yang telah diketahui, ada dua cara
normal atau alami dan persalinan dengan operasi caesar dapat juga disebut
dengan bedah sesarea atau sectio caesarea , yaitu bayi dikeluarkan lewat
yang menentukan bahwa tindakan perlu dilakukan demi kepentingan ibu dan
janin. Sudah tentu kepentingan ibu dan janin harus sama-sama diperhatikan, akan
2014).
dokter atau orang tua atau alasan lain yang sifatnya nonmedis. Operasi cesar
1
jumlah antara Angka Kematian Ibu (AKI) yang melahirkan dan angka ibu yang
Menurut SDKI pada tahun 2012 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia
359 per 100.000 kelahiran hidup, pada tahun 2015 baru mencapai 161 per
100.000 kelahiran hidup. Survei Nasional pada tahun 2009, 921.000 persalinan
dengan operasi cesar dari 4.039.000 persalinan atau sekitar 22,8% dari seluruh
persalinan.
tindakan seksio sesaria pada letak sungsang, seksio sesaria berualang, kehamilan
kehamilan dengan pre-eklamsia dan eklampsia, konsep well born baby dan well
post sectio caesarea salah satunya adalah nyeri akut berhubungan dengan agen
cedera (misal biologis, zat kimia, fisik dan psikologis). Penatalaksanaan nyeri
menurut NIC 2012 adalah manajemen nyeri, kelola analgetik, terapi relaksasi,
Dari uraian latar belakang diatas penulis tertarik untuk meneliti tentang
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Sectio Caesarea dengan Masalah Nyeri
2
B. Batasan Masalah
Masalah pada kasus ini dibatasi pada asuhan keperawatan pada Pasien Post
Sectio Caesarea dengan masalah nyeri akut di ruangan Kasuari RSU Anutapura
Palu.
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
3
e. Melakukan evaluasi pada Pasien Post Sectio Caesarea dengan masalah
E. Manfaat Penelitian
1. Tempat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu sumber bacaan untuk
3. Peneliti lain
Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu sumber bacaan atau
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Persalinan
kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan
masa yang dimulai dari beberapa jam setelah lahir plasenta sampai 6
5
2. Tujuan Asuhan Masa Nifas
hubungan antara orang tua dan bayi dengan memberi dukungan. Atas dasar
tersebut perlu dilakukan suatu pendekatan antara ibu dan keluarga dalam
manajemen keperawatan.
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.
bayi sehat.
a. Puerperium dini
6
b. Puerperium intermedial
c. Remote puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila
a. Involusi uterus
1) Autolysis
otot uterin.
7
3) Efek oksitoksin
b. Pengeluaran lochea
Lochea adalah cairan yang keluar dari liang vagina pada masa nifas.
Cairan ini dapat berupa darah atau sisa lapisan rahim. Berbau amis
Karakteristik lochea :
1) Lochea rubra
8
2) Lochea sanguinolenta
3) Lochea serosa
hari keempat lochea berubah warna dari merah tua menjadi merah
hari
4) Lochea alba
(Deswani, 2012)
1) Refleks prolaktin
9
merangsang pertumbuhan saluran (duktus) kelenjar. Kedua
air susu, karena adanya kontraksi ini maka ASI akan terperas
Agar buang air besar kembali teratur dapat diberikan diet atau makan
10
yang mengandung serat dan pemberian cairan yang cukup. (Rahayu
dkk, 2012)
2012)
11
3) Tulang-tulang sendi panggul dan ligamentum kembali dalam
2) Suhu
(37,3ºC) dan akan stabil dalam waktu 24 jam, kecuali jika ada
infeksi
3) Nadi
Jika denyut nadi lebih dari 100 kali per menit merupakan tanda
i. Perubahan psikologis
1) Fase taking in
Fase ini juga disebut sebagai fase menerima. Timbul pada jam-
jam pertama kelahiran sampai dengan dua hari post partum. Pada
12
fase ini adalah suatu waktu yang penuh dengan kegembiraan dan
3) Fase Letting Go
13
5. Penatalaksanaan
a. Mobilisasi
Ibu harus cukup istirahat 2 jam post partum ibu harus tidur terlentang
boleh miring kiri dan kanan untuk mencegah adanya thrombosis. Pada
b. Pemberian cairan
organ-organ tubuh lainnya dan minum sedikit kurang lebih 2,5 liter air
c. Pemeriksaan fisik
g. Nutrisi
14
6. Komplikasi
a. Inkontinensia urin
b. Konstipasi
c. Nyeri punggung
d. Anemia
f. Perdarahan
1. Pengertian
dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim
dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram.
(Sarwono, 2009)
(Ventura, 2010)
15
2. Indikasi Sectio Caesarea
a. Indikasi mutlak
1) Indikasi ibu
a) Panggul sempit
adekuatnya stimulasi
e) Plasenta previa
f) Ruptur uteri
2) Indikasi janin
a) Kelainan letak
b) Gawat janin
c) Prolapsus plasenta
b. Indikasi relatif
2) Persentasi bokong
3) Distosia
4) Fetal distress
16
6) Ibu dengan HIV positif
bawah uterus. Tipe ini yang paling banyak dilakukan. Segmen bawah
bedah juga tidak begitu besar. Di samping itu resiko rupture uteri pada
kehamilan dan persalinan berikutnya akan lebih kecil jika jaringan parut
baik karena segmen bawah merupakan bagian uterus yang tidak begitu
aktif.
17
Kerugiannya :
Insisi dibuat pada korpus uteri. Dilakukan kala segmen bawah tidak
lebih besar
besar
18
d. Sectio caesarea histerektomi menurut Porro
4. Penatalaksanaan
Observasi harus dilakukan tiap 30 menit 2 jam pertama dan tiap jam
1) Tekanan darah
2) Nadi
3) Suhu
4) Jumlah urin
b. Jumlah perdarahan
d. Pemberian analgesik
19
Namun, apabila pengeluaran urin turun dibawah 30 ml/jam harus dinilai
g. Ambulansi
Pada sebagian besar kasus, satu hari setelah pembedahan pasien dapat
turun sebentar dari tempat tidur dengan bantuan paling sedikit dua kali.
mengurangi rasa nyeri. Pada hari kedua pasien dapat berjalan dengan
jarang terjadi.
h. Perawatan luka
Luka insisi diperiksa setiap hari dan jahitan dapat diangkat pada hari
lain :
20
1) Jaringan subkutan yang tebal (>3 cm) merupakan faktor risiko
persalinan pervaginam.
Takipnea sesaat bayi baru lahir lebih sering terjadi pada persalinan sectio
plasenta previa, solusio plasenta, plasenta akreta dan ruptur uteri. (Rasjidi,
2010)
21
6. Asuhan keperawatan Post operatif
a. Pengkajian
1) Status respiratorik
2) Status sirkulatik
3) Status neurogenik
4) Kenyamanan
tidak boleh ada tekanan didaerah sekitar operasi. Kaji juga adanya
22
b. Diagnosa keperawatan
persepsi kognitif.
23
c. Intervensi keperawatan
2014 meliputi :
a) Batasan karakteristik
Subjektif:
dengan isyarat
Objektif:
bertenaga
24
(6) Perilaku ekspresif misal; gelisah, merintih, menangis,
mengendalikan nyeri
dilaporkan
0-10)
25
(6) melaporkan kesejahteraan fisik dan psikologis
c) Intervensi NIC
(1) Pengkajian :
sampingnya.
Manajemen nyeri:
26
(b) Observasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan,
berkomunikasi efektif.
membandel.
overdosis)
27
Manajemen nyeri :
PCA
28
(c) Lakukan perubahan posisi, masase punggung, dan
relaksasi.
Manajemen nyeri :
e.
29
C. Konsep Nyeri
1. Pengertian
Nyeri secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu rasa yang tidak
nyaman, baik ringan maupun berat. Nyeri bersifat sangat individual dan
tidak dapat di ukur secara subjektif, serta hanya pasien yang dapat
2. Klasifikasi nyeri
a. Jenis nyeri
1) Nyeri perifer
1) Nyeri superficial
30
2) Nyeri visceral
2) Nyeri alih
3) Nyeri sentral
4) Nyeri psikogenik
(Lyndon,2013)
b. Menurut bentuknya
1) Nyeri akut
keadaan pulih pada keadaan rusak. Fungsi dari nyeri akut adalah
31
2) Nyeri kronik
lebih lambat dan terjadi dalam waktu yang lama. (Pelapina, 2014)
3. Fisiologi nyeri
a. Nosisepsi
bebas dan tidak bermielin atau hanya memiliki sedikit myelin. Reseptor
dinding arteri, hati, dan kandung empedu. Reseptor nyeri tersebut dapat
32
1) Tranduksi
2) Tranmisi
nociseptor yang terlibat dalam tranmisi ini ada dua jenis, yaitu
ke thalamus.
33
3) Persepsi
(Lyndon, 2013)
b. Teori awal
Informasi dari reseptor nyeri mencapai sistem saraf sentral melalui saraf
kekuatan stimulus.
34
Bila informasi telah sampai pada korteks serebri, maka seseorang akan
(Pelapina, 2014)
bahwa subtansi gelatinosa, yaitu suatu area dari sel-sel khusus pada
bagian ujung dorsal serabut saraf sumsum tulang belakang (spinal cord)
a. Usia
35
b. Jenis kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara makna dalam respon
terhadap nyeri.
c. Kebudayaan
d. Makna nyeri
e. Perhatian
f. Kecemaan
g. Keletihan
h. Pengalaman sebelumnya
bahwa individu tersebut akan menerima nyeri denagn lebih mudah pada
36
i. Mekanisme koping
orang-orang terdekat.
k. Faktor lingkungan
a. Tahap aktivasi
c) Respirasi meningkat
d) Dilatasi pupil
e) Ketegangan otot
37
f) Mual muntah
g) Pucat
2) Respon muscular
a) Mengeliat kesakitan
c) Imobilitas
3) Respon emosional
antara lain :
a) Bergejolak
b) Mudah tersinggung
d) Berteriak
e) Menangis
f) Diam
g) Kewaspadaan menigkat
38
b. Tahap pemantulan
Nyeri sangat hebat tetapi sangat singkat, pada tahap ini sistem saraf
c. Tahap aktivasi
39
6. Pengukuran intensitas nyeri
Intensitas nyeri dapat diukur dengan beberapa cara, antara lain dengan
(McGill scale), dan skala wajah atau Wong-Baker FACES Rating Scale.
sebagai berikut :
0 : tidak nyeri
yang ia rasakan.
40
0 : tidak nyeri
1 : nyeri ringan
2 : nyeri sedang
5 : nyeri hebat
menyerang.
Cara ini diterapkan pada pasien yang tidak dapat menyatakan intensitas
2013)
41
7. Penatalaksanaan Nyeri
a. Penatalaksanaan farmakologis
b. Penatalaksanaan Nonfarmakologis
a) Masase kulit
b) Kompres
mengalami kerusakan.
42
(1) Meningkatkan respon inflamasi
c) stimulasi kontralateral
f) Imobilisasi
43
2) Perilaku kognitif
a) Distraksi
b) Relaksasi
8. Asuhan keperawatan
a. Pengkajian keperawatan
yaitu pemicu nyeri, kualitas nyeri, lokasi nyeri, intensitas nyeri, dan
44
waktu serangan. Cara mudah untuk mengingatnya adalah dengan
PQRST
psikososial kronik
45
c. Rencana keperawatan menurut NIC 2013
1) Batasan karakteristik
Subjektif:
dengan isyarat
Objektif:
bertenaga
46
(19) Wajah topeng; nyeri
mengendalikan nyeri
dilaporkan
0-10)
47
(17) melaporkan nyeri kepada penyedia pelayan kesehatan
e) Intervensi NIC
(5) Pengkajian :
sampingnya.
Manajemen nyeri:
berkomunikasi efektif.
48
(6) Penyuluhan untuk pasien/keluarga
membandel.
overdosis)
Manajemen nyeri :
49
(a) Berikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab
PCA
relaksasi.
50
(d) Berikan perawatan dengan tidak terburu-buru dengan
Manajemen nyeri :
d. Tahap pelaksanaan
2012)
e. Evaluasi
51
intensitas nyeri, terdapat respon fisiologis yang baik, dan kemampuan untuk
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Studi kasus ini adalah studi untuk mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan
B. Batasan Istilah
guna melahirkan bayi lewat insisi pada dinding abdomen dan dinding
uterus.
52
Nyeri merupakan suatu perasaan yang menimbulkan penderitaan secara
C. Partisipan
Subjek yang digunakan adalah dua pasien dengan masalah dan diagnosis
keperawatan yang sama yaitu pasien post sectio caesaria dengan nyeri akut.
Studi kasus ini dilakukan di Rumah Sakit Anutapura Palu, sejak pasien pertama
E. Pengumpulan data
1. Wawancara
a. Identitas
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
53
2) Riwayat kesehatan sekarang
anggota keluarga
5) Riwayat psikososial
6) Riwayat kebidanan
a) Riwayat haid
b) Riwayat perkawinan
c) Riwayat kehamilan
d) Riwayat persalinan
54
Data ini meliputi tentang aktivitas sehari-hari pasian seperti makan,
lain-lain.
makan, jumlah makan dan minum, ada tidaknya mual muntah, dan
Pengkajian pola tidur seperti jumlah jam tidur pada malam dan siang
55
Bagian yang diobservasi antara lain respon fisik dan psikologis, respon
emosi, serta rasa aman dan nyaman yang dirasakan klien. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
b. Perkusi
pemeriksaan.
c. Palpasi
d. Auskultasi
56
57