Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pasien Chronic kidney disease yang menjalani hemodialisis mengalami


peningkatan di beberapa negara, termasuk Indonesia. Data PERNEFRI
(Perhimpunan Nefrologi Indonesia) melaporkan penderita CKD berjumlah 70.000
orang dan keseluruhan membutuhkan hemodialisis (Triharyo, 2008). Hemodialisis
masih sebagai terapi utama dalam penanganan gangguan ginjal kronik, namun
memiliki dampak bervariasi, diantaranya komplikasi intradialisis, efek
hemodialisis kronik berupa fatigue. Fatigue memiliki prevalensi yang tinggi pada
populasi pasien dialisis (Sulistini, 2012). Pada pasien yang menjalani hemodialisis
dalam waktu lama, simptom fatigue dialami 82% sampai 90% pasien.
Fatigue yang dialami pasien hemodialisis berhubungan dengan berbagai
faktor berdasarkan beberapa teori yaitu unpleasant symptom Middle Range
Theory, a multi dimensional fatigue experience, dan peripheral and central
fatigue (Sulistini, 2012). Fatigue yang dialami tersebut merupakan salah satu
masalah keperawatan yang memerlukan penanganan karena kondisi tersebut
berdampak pada perubahan persepsi, berkurangnya kemampuan menyelesaikan
masalah, serta memicu gejala kardiovaskuler.
Hasil penelitian Sulistini, (2012) didapatkan kesimpulan tidak ada hubungan
antara fatigue dengan umur, jenis kelamin, pekerjaan, dan status dukungan,
kecuali pendidikan. Mollaoglu (2009) menyatakan ada hubungan antara umur,
jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan dengan fatigue. Sejalan dengan
penelitian Petchrung (2004), menyatakan bahwa usia dan pendidikan berkorelasi
positif dengan fatigue serta ada hubungan fatigue dengan jenis kelamin. Tiesinga,
et al. (1999) berpendapat ada hubungan antara jenis kelamin dan pendidikan
dengan tingkat fatigue. Penelitian Jhamb, et al. (2009) menghasilkan pendapat
yang sama bahwa ada hubungan antara fatigue dan jenis kelamin, sedangkan
status dukungan tidak ada hubungan yang signifikan.
Mollaoglu (2009), menyatakan bahwa jenis kelamin perempuan lebih
fatigue dibanding lakilaki. Perempuan lebih mudah membicarakan tentang
1
2

penyakit dan masalah yang dialami sehingga mudah mendeteksi terjadi fatigue.
Sesuai penelitian Nijrolder, et al. (2009), didapatkan perempuan lebih banyak
mengalami fatigue (73,9 %) dan wanita yang menjalani hemodialisis memiliki
tingkat fatigue lebih tinggi (Jhamb, et al., 2008; Mollaoglu, 2009).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Dr. .
Goeteng Tarunadibrata diperoleh penjelasan bahwa telah dilakukan dialisis yang
merupakan salah satu jenis terapi pengganti fungsi ginjal (renal replacement
therapy) yang tersedia bagi pasien yang mengalami penurunan fungsi ginjal.
Rumah Sakit Umum Dr. R. Goeteng Tarunadibrata menyediakan 1 jenis terapi
pengganti fungsi ginjal meliputi Hemodialisis.
Pelayanan Rumah Sakit Umum Dr. R. Goeteng Tarunadibrata berfokus
pada pasien (Patient Centered Care) dimana mendorong keterlibatan pasien dan
keluarga dalam perawatannya. Saat ini Pelayanan hemodialisis dilengkapi dengan
6 mesin Hemodialisis terkini. Pelayanannya mencakup penduduk Kabupaten
Purbalingga dan sekitarnya dengan jumlah prosedur hingga kurang lebih 3.480
tindakan HD per tahun. Setiap melayani pasien yang membutuhkan Hemodialisis
baik rawat Inap maupun rawat jalan. Program hemodialisis ini dimulai sejak bulan
Oktober tahun 2009.
Hasil lain berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit
Umum Dr. R. Goeteng Tarunadibrata, didapatkan pasien yang menjalani program
hemodialisis mengalami fatique dilihat dari kondisi badan yang lemas, dan
membutukan bantuan orang lain untuk melakuakan aktivitas sehari-hari. Di
Rumah Sakit umum Dr. R. Goeteng Tarunadibrata belum ada penelitian tentang
fatique pada pasien yang menjalani program hemodialisis.
Kesimpulan tersebut diatas merupakan dasar bagi peneliti untuk melakukan
penelitian, mengenai kejadian fatique pada klien yang menjalani terapi
hemodialis.

B. Tujuan

Mahasiswa mampu mengetahui kejadian fatigue pada klien yang menjalani


terapi Hemodialisis di Rumah Sakit Umum Dr. R. Goeteng Tarunadibrata
Purbalingga.

Universitas Jenderal Soedirman


3

C. Learning Outcomes

1. Mengetahui cara kerja terapi Hemodialisis.


2. Menginvestigasi faktor-faktor yang menyebabkan fatigue dalam terapi
Hemodialisis di Rumah Sakit Umum Dr. R. Goeteng Tarunadibrata
Purbalingga.
3. Mengetahui kejadian fatique pada klien yang menjalani terapi
Hemodialisa.

Universitas Jenderal Soedirman

Anda mungkin juga menyukai