Anda di halaman 1dari 28

TUGAS

TEKNIK GAMBAR TEKNIK DASAR

NAMA : ALAN DARMA SAPUTRA


NO : 01
KELAS : X PM 1
PERALATAN DAN KELENGKAPAN GAMBAR TEKNIK

1.KERTAS GAMBAR

Ukuran A0 adalah 1 m2 dengan perbandingan 2 : 1 untuk panjang : lebar.


Ukuran A1 diperoleh dengan membagi dua ukuran panjang A0.
Ukuran A2 diperoleh dengan membagi dua ukuran panjang A1.
Demikian seterusnya.......
Ukuran kertas gambar dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.
Cara untuk menentukan ukuran kertas A0 A1 A2 A3 A4 di dalam gambar teknik dapat harus terlebih
dahulu mengetahui ukuran kertas paling besar yang digunakan di dalam gambar teknik, yaitu ukuran
kertas A0 yang ukuran pokoknya mempunyai luas 1 meter persegi (1 m2) atau 1 juta milimeter persegi
(1.000.000 mm2). Untuk mendapatkan Ukuran kertas A0 tersebut secara benar berdasarkan standard
internasional / ISO, maka digunakan rumus sebagai berikut :

Di bawah ini adalah berbagai macam jenis ukuran kertas menurut satuan inches dan satuan millimeters
2.MEJA GAMBAR

Meja gambar yang baik mempunyai bidang permukaan yang rata tidak melengkung. Meja tersebut dibuat
dari kayu yang tidak terlalu keras misalnya kayu pinus. Sambungan papannya rapat, tidak berongga, bila
permukaannya diraba, tidak terasa ada sambungan atau tonjolan. Meja gambar sebaiknya dibuat miring
dengan bagian sebelah atas lebih tinggi supaya tidak melelahkan waktu menggambar. Meja gambar yang
dapat diatur kemiringannya secara manual atau hidrolik. Manual pergerakan kemiringan dan naik
turunnya dengan sistem mekanik, sedangkan meja gambar hidrolik kemiringan dan naik turunnya meja
gambar menggunakan sistem hidrolik. Ukuran papan gambar didasarkan atas ukuran kertas gambar,
sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Tetapi dapat juga disesuaikan dengan kebutuhan, umumnya
ukuran papan gambar lebar 90 cm, panjang 100 cm, tebal 3 cm

3.PENSIL GAMBAR

Pensil untuk menggambar lain dengan pensil yang digunakan untuk menulis, baik kwalitetnya maupun
kerasnya. Pensil gambar umumnya tidak disertai karet penghapus pada salah satu ujungnya. Selain itu
biasanya kekerasannya dicantumkan pada salah satu ujung pensilnya. Standard kekerasan pensil dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
PENSIL MEKANIK    
Pensil mekanik banyak ragam dan jenisnya, antara batang dan isi pensil terpisah. Jika isi pensil habis
dapat diisi ulang. Batang pensil tetap masih digunakan. Dalam menggambar teknik ada jenis pensil
standar yang digunakan. Pensil mekanik tersebut salah satu merk standar yang digunakan adalah
Staedtler, Rotring, Faber Castell. Pensil mekanik memiliki ukuran berdasarkan diameter mata pensil,
misalnya 0,3 mm, 0,5 mm, dan 1,0 mm. Berikut ini salah satu contoh jenis pensil mekanik, digunakan
untuk kelengkapan menggambar

PENGHAPUS
Penghapus yang dimaksud dalam peralatan gambar teknik disini adalah penghapus yang digunakan untuk
kertas gambar. Jadi dapat digunakan 2 macam penghapus yaitu penghapus pensil dan penghapus tinta.
Untuk penghapus pensil pada kertas gambar biasa ( putih ) umumnya hampir sama. Penghapus kertas
gambar terdapat macam-macam  merk salahsatunya adalah Staedtler, Rotring, Faber Catell, demikian
juga untuk penghapus tinta pada kertas kalkir.  Berikut ini salah satu contoh jenis penghapus gambar,
yang digunakan untuk kelengkapan menggambar.

PENGGARIS SEGITIGA
Pada kelengkapan menggambar teknik adalah penggaris segitiga. Penggaris ini digunakan untuk
menarik garis tegak, miring, atau pun sejajar. Ukurannya variatif dari yang kecil sampai yang
besar. Bahan yang digunakan untuk penggaris segitiga adalah kebanyakan mika transparan
karena ringan. Penggaris segitiga ini biasanya digunakan sepasang segitiga yaitu segitiga dengan
sudut- sudut istimewa yaitu 45°–45° dan segitiga, dengan sudut 60°–30°.

RAPIDO 
Rapidograp atau rapido merupakan alat kelengkapan menggambar teknik biasanya satu set komplit
dengan yang lainnya. Rapido banyak digunakan dalam mendesain gambar arsitektur bangunan maupun
bangunan sipil. Rapido juga memiliki ketebalan tertentu untuk menarik garis dengan ketebalan yang
dikehendaki. Sehingga untuk membuat gambar dengan lebih dari satu ketebalan garis, diperlukan
beberapa rapido.
Untuk membedakan ketebalan garis yang diinginkan, pada umumnya masing-masing rapido diberi tanda
corak warna yang berbeda-beda pada leher atau tutupnya.Sehinggga dengan rapido yang digunakan
ketebalan garis, tinggi huruf maupun angka dari sablon huruf dapat disesuaikan. Macam-macam merk
rapido yang dijual di pasaran, antara lain : rotring, staedler, faber castell, primuss, dan lain-lain.

JANGKA
Jangka merupakan suatu alat kelengkapan menggambar teknik digunakan untuk membuat gambar
lingkaran, ellips, ataupun busur lingkaran. Jangka memiliki bentuk dua kaki, yang satu berbentuk runcing
(jarum) dan yang satunya lagi bentuknya dapat diisi dengan ujung pensil, pulpen, trek pen, dan
sebagainya. Penggunaan jangka bisa di setel atau di atur apabila akan membuat gambar suatu  bentuk
lingkaran dengan jari-jari besar, dan apabila kaki jangka tersebut kurang panjang, maka salah satu
kakinya harus disambung dengan kaki sambungan atau ditambahkan suatu alat tambahan apabila mau
menggunakan rapido.

MAL DAN SABLON


Mal dan sablon ini meryupakan alat kelengkapan dalam menggambar teknik. Fungsi dari mal dan sablon
ini untuk memudahkan dan mempercepat proses pengerjaan dalam membuat gambar, khususnya desain
gambar-gambar arsitektur bangunan, sipil dan juga untuk menghasilkan bentuk gambar yang rapi, bersih
dan menarik. Perbedaan anatara mal dan sablon antara lain yaitu
Mal terdiri dari beberapa jenis, yakni : mal lingkaran, mal ellips, mal kuping gajah, mal arsitek,
dan lain-lain.
Sablon terdiri dari beberapa jenis, yakni : sablon huruf, sablon angka, sablon furniture, dan lain-
lain.

GARIS GAMBAR DAN ATURAN KELENGKAPAN INFORMASI


GAMBAR TEKNIK

1.BENTUK DAN FUNGSI GARIS GAMBAR

Dalam gambar teknik dipergunakan beberapa jenis garis, yang masing-masing mempunyai arti dan
penggunaannya sendiri. Oleh karena itu penggunaannya harus sesuai dengan maksud dan tujuannya. Ada
lima jenis garis gambar, yaitu:

1. Garis Gambar: Untuk membuat batas dari bentuk suatu benda dalam gambar
2. Garis Bayangan: Berupa garis putus-putus dengan ketebalan garis 1/2 tebal garis biasa. Garis ini
digunakan untuk membuat batas sesuatu benda yang tidak tampak langsung oleh mata.
3. Garis Hati: Berupa garis “ strip, titik, strip, titik “ dengan ketebalan garis 1/2 garis biasa. Garis ini
misalnya digunakan untuk menunjukkan sumbu suatu benda yang digambar.
4. Garis Ukuran: Berupa garis tipis dengan ketebalan 1 / 2 dari tebal garis biasa. Garis ini digunakan
untuk menunjukkan ukuran suatu benda atau ruang. Garis ukuran terdiri dari garis petunjuk batas
ukuran dan garis petunjuk ukuran. Garis petunjuk batas ukuran dibuat terpisah dari garis batas
benda, dengan demikian maka tidak mengacaukan pembaca gambar. Sedang garis petunjuk
ukuran dibuat dengan ujung pangkalnya diberi anak tanda panah tepat pada garis petunjuk batas
ukuran. Semua gambar teknik yang dikehendaki dengan pemotongan, batas potongan harus
digaris dengan garis potong ini.
5. Garis Potong: Garis ini berupa garis “strip, titik,titik,strip” dengan ketebalan1/2 tebal garis biasa.

Jenis garis menurut tebalnya ada tiga macam, yaitu: garis tebal, garis sedang dan garis tipis.
Ketiga jenis tebal garis ini menurut standar ISO memiliki perbandingan 1: 0,7 ; 0,5. Tebal garis
dipilih sesuai besar kecilnya gambar, dan dipilih dari deretan tebal berikut: 0, 18; 0, 25; 0, 35; 0,
5; 0, 7; 1; 1 4; dan 2 mm. Karena kesukaran-kesukaran yang ada pada cara reproduksi tertentu,
tebal 0, 18 sebaiknya jangan dipakai. Pada umumnya tebal garis adalah 0, 5 atau 0, 7.  

Teknik menggambar garis gores dan garis bertitik

2.ATURAN KELENGKAPAN INFORMASI GAMBAR TEKNIK

A.HURUF DAN ANGKA GAMBAR

Ukuran huruf dan angka untuk gambar sketsa dan gambar teknik mempunyai ketentuan yang sama, yaitu
standarisasi ISO menurut type A dan type B

Dicontohkan, apabila suatu huruf dan angka mempunyai tinggi huruf besar 7 mm maka didapatkan data
sebagai berikut :
1.MODEL HURUF DAN ANGKA TEGAK JENIS HURUF ARIAL

2.  MODEL HURUF DAN ANGKA MIRING 15% JENIS HURUF ARIAL

3. MODEL HURUF DAN ANGKA TEGAK JENIS HURUF ISOCPEUR


4. MODEL HURUF DAN ANGKA MIRING 15% JENIS HURUF ISOCPEUR

GAMBAR KONTRUKSI GEOMETRIS DAN APLIKASINYA


1.KONTRUKSI GARIS

A.MENGGAMBAR GARIS TEGAK LURUS

Dengan segitiga
1. Letakkan sisi miring segitiga 45o- 45o sedemikian hingga
berimpit dengan garis 1 yang diketahui dan bagian bawah
ditahan oleh segitiga yang lain.
2. Putarlah segitiga 45o-45o sebesar 90o ( lihat anak panah
B ) maka sisi miringnya akan tegak lurus garis l. Geser
segitiganya (lihat anak panah b) bila perlu.
3. Tarik garis m.
Garis Miring
2.KONTRUKSI GARIS LENGKUNG
A.MENJADI GARIS MENJADI DUA SAMA PANJANG

Garis AB dibagi menjadi dua bagian sama panjang.

a.   Buat dua busur lingkaran dengan A dan B sebagai pusat, jari-jari R sembarang. Kedua busur saling
berpotongan di a dan b
b.   Tarik garis ab yang memotong AB di C
c.   Maka AC = CB

a.   Tarik garis sembarang (dari A)


b.   Ukuran pada garis a-h bagian yang sama panjang dengan memakai jangka Aa = ab = bc = cd = de = ef
= fg = gh
c.   Hubungkan titik h dengan B
d.   Tariklah dari titik-titik : g, f, e, d, c, b, a, garis sejajar dengan garis hB garis-garis ini akan memotong
AB di titik-titik yang membaginya dalam 8 bagian yang sama panjang.
B.MEMINDAHKAN SUDUT

a.   Buat busur lingkaran dengan A sebagian pusat dengan jari-jari sembarang R yang memotong kaki-
kaki sudut AB dan AC di n dan m.

b.   Buat pula busur lingkaran dari A1 dengan jari-jari R1 (R=R1) yang memotong kaki sudut A1 C1 di
m1.
c.   Buat busur lingkaran dari titik m dengan jari-jari r = nm
d.   Buat pula busur lingkaran dengan jari-jari r1 = r dari titik di m1 busur ini memotong busur yang
pertama ( jari-jari R1) di titik n.
e.   Tarik garis A1 n1 yang merupakan kaki sudut A1 B1. Maka sudut B1 A1 C1 = sudut BAC.
3.MEMBAGI SUDUT SAMA BESAR

Membuat sudut 45 derajat

Akan kita pelajari di sini adalah membuat sudut yang besarnya 45 derajat dengan menggunakan
jangka. Bagimana langkah-langkahnya? Seperti berikut :

Perhatikan gambar!

Langkah-langkah untuk membuat sudut 45 derajat, yaitu :

*Tentunya buat garis tegak lurus (siku-siku di titik O)

*Lalu, pasang jarum jangka pada titik O, dan buka jangka dengan ukuran terserah (jangan terlalu
besar)

*Putar jangka. Sehingga busur yang kita buat memotong garis yang saling tegak lurus tersebut.
(pada gambar ditunjukkan pada busur yang warna merah). Memotong di titik A dan di titik B

*Sekarang, besar jangka boleh diubah dan boleh juga tetap.

*Letakkan jarum jangka di titik A, lalu putar jangka

*Tanpa merubah besarnya jangka, letakkan jangka di titik B, lalu putar jangka sampai
berpotongan dengan putaran jangka yang berpusat di A.
*Pada gambar adalah busur yang berwarna hijau.

*Tarik garis dari perpotongan itu ke titik O (titik siku-sikunya), sehingga terbentuklah sudut
dengan besar 45 derajat

2.KONTRUKSI SUDUT DAN KONTRUKSI BIDANG

 Membagi Sudut Sama Besar

Caranya :
a)    Buat sudut BAC yang akan dibagi dua sama besar !
b)   Tentukan r1 dengan jangka dan lingkarkan dengan titik pusat di A, hingga memotong garis AB di D
dan garis AC di E !
 

c)    Tentukan r2 (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di D dan E, sehingga berpotongan di F !
d)   Hubungkan garis dari titik A ke titik F !
     Diperoleh sudut BAF = sudut FAC. 

(4)  Membagi Sudut Menjadi Tiga Bagian


        Caranya : lihat gambar 1.32
      a)    Gambarkan sudut BAC yang akan dibagi sudutnya menjadi tiga bagian sama besar !
      b)   Perpanjang AC ke kiri sebagai garis pertolongan !
      c)    Tentukan r1 (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di A hingga berpotongan di E, D, dan
F!
      d)   Tentukan r2 = 2 . r1 dan lingkarkan dari titik pusat E dan F hingga berpotongan di G !
      e)    Tarik garis bantu dari D ke G hingga berpotongan di H !
       f)     Bagi tiga panjang H-E hingga didapat 1’ dan 2’ !
      g)   Tarik garis dari G ke 1’ dan G ke 2’ hingga didapat I dan J pada lingkaran !
      h)   Hubungkan I dan J dengan A, sehingga didapat 3 sudut sama besar !
     Gb. 1.32 Membagi sudut menjadi 3 bagian

(5)  Membuat Sudut 60o


       Caranya :
      1)   tentukan garis OA mendatar !
      2)   tentukan r (sembarang) dan lingkarkan busur dengan titik pusat di O !
      3)   Pindahkan jangka yang berjari-jari r 9tidak diubah) dengan titik pusat di B hingga berpotongan di
C!
      4)   Hubungkan O dengan C !
    Diperoleh sudut AOC = 60o.

Gambar 1.33 Membagi sudut 600 dan 300

        (6)  Membuat Sudut 30o 


 
      Caranya :
      a)    buat garis OA mendatar !
      b)   tentukan jari-jari r dan lingkarkan dengan titik pusat di O hingga berpotongan di B !
      c)    pindahkan titik pusatnya ke B hingga berpotongan di C !
      d)   pindahkan kembali titik pusat ke B dan C hingga berpotongan di E !
      e)    hubungkan O dengan E hingga didapat AOE mempunyai sudut 30o !
(7)     Membuat Sudut 90o
       Cara I :
      a)    tarik garis AO dan perpanjang ke kiri !
      b)   tentukan r1 dan lingkarkan dengan titik pusat di O hingga berpotongan di B dan C !
      c)    tentukan r2 (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di B dan C hingga berpotongan di D !
      d)   hubungan O dengan D maka sudut AOD = 90o !

Cara II :
a)    tarik garis OA mendatar
b)   tentukan r (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di O hingga berpotongan di B !
c)    pindahkan lingkaran yang berjari-jari r ke titik pusat B dan berpotongan  di C !
d)   pindahkan kembali ke titik pusat C dan berpotongan di D !
e)    putarkan kembali dengan titik pusat di D dan C hingga berpotongan di E !
f)     hubungkan O dengan E maka sudut AOE = 90o.
 

Gb. 1.34 Membuat sudut 900


    
      (8)  Membuat Sudut 45o
Caranya :
1)       Buat garis OA mendatar dan perpanjang ke kiri !
2)       Tentukan r1 dan lingkarkan dengan  titik pusat di O hingga berpotongan   di B dan C !
3)   tentukan r (sembarang) dan putar dengan titik pusat di B dan C hingga berpotongan di D !
4)   tarik garis bantu dari O ke D hingga berpotongan dengan busur lingkaran r 1 di E !
5)   tentukan r2 (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di B dan E hingga berpotongan di F
6)   hubungkan O dengan F sehingga didapat sudut AOF = 45o !
 
Gb. 1.35 Membuat sudut 450

                  
      Caranya :
      1)   Tarik garis sumbu AB (mendatar) !
      2)   Lingkarkan jangka dengan r = ½ sisi segiempat yang dikehendaki (lingkaran bertitik pusat di O) !
      3)   Lingkarkan busur dengan jari-jari R (sembarang) dan bertitik pusat di A dan B, sehingga didapat
titik C dan D !
      4)   Hubungkan C dan D melalui O (sehingga didapat sumbu tegak), memotong lingkaran di E dan F !

Gb. 1.36 Segi empat beraturan


 5)   Tarik garis sejajar AB melalui E dan F !
6)   Tarik garis sejajar EF melalui A dan B, hingga berpotongan di titik G, H, I, dan J !
     Maka segiempat GHIJ adalah segiempat beraturan. 
(9)   Segi lima beraturan

 Gb. 1.37 Segi lima beraturan

Caranya :
1)   Lingkarkan jangka yang berjari-jari r1 dengan titik pusat di O !
2)   Tarik garis sumbu mendatar melalui O hingga berpotongan dengan lingkaran di A dan B !
3)   Lingkarkan jangka yang berjari-jari r dengan titik pusat di A dan B hingga berpotongan di      C !
4)   Tarik garis dari O ke C hingga memotong lingkaran di G !

5). Lingkarkan jangka yang berjari-jari r1 dari titik pusat B, hingga memotong lingkaran di titik D dan E;
lalu hubungkan D dengan E hingga memotong sumbu AB di titik F !
6)  Ukurkan jangka dari F ke G (r2 = FG) dan lingkarkan r2 tersebut dengan titik pusat di F hingga
memotong sumbu AB di H !
7)  Ukur GH dengan jangka (GH = r3) ini merupakan sisi segilima beraturan !
8)  Pindahkan r3 berturut-turut dengan titik pusat di I, J, K, dan L !
9)  Hubungkan G dengan I, I dengan J, j dengan E, E dengan L, dan L dengan G, sehingga didapat
segilima beraturan !
                    
(10) Segi enam Beraturan
 Caranya :
1)    Tentukan jari-jari r dan lingkarkan dengan titik pusat di O !
2)   Tarik garis sumbu mendatar melalui O hingga berpotongan dengan lingkaran di A dan B !
3)   Lingkarkan jangka yang berjari-jari r tadi (tidak dirubah) dengan titik pusat  di  A  dan  titik  pusat  di 
B,  hingga  didapat titik potong dengan lingkaran di C, D, E, dan F !
4)   hubungkan A dengan D, D dengan E, E dengan B, B dengan F, F dengan C, dan C dengan A, hingga
didapat segienam beraturan !
       (11) Segi tujuh beraturan

Gb. 1.39 Segi tujuh beraturan

Caranya :
1)   tentukan jari-jari r1 dan lingkarkan dengan titik pusat di O !
2)   tarik garis mendatar (sumbu) melalui O hingga didapat titik potong A dan B !
3)   buat garis tegak lurus AB melalui O hingga berpotongan di P dan perpanjang ke atas !
4)   dengan cara lukisan, garis AB dibagi tujuh bagian sama besar, hingga didapat 1’, 2’, 3’, 4’, 5’, 6’, dan
7’ !
5)   ukur dengan jangka dari A ke 1’ (A1’ = r2) dan lingkarkan r2 tersebut dengan titik pusat di A hingga
berpotongan dengan perpanjangan AB di E !
6)   ukur dengan jangka dari O ke E (OE=r3) dan lingkarkan r3 tersebut dengan titik pusat di O hingga
memotong garis perpanjangan OP di G !
7)   tarik garis dari E ke G hingga memotong lingkaran di titik H !
8)   ukur dengan jangka dari H ke 3’, ini merupakan sisi segitujuh !
9)   pindahkan s=H-3’ ke P-Q, Q-R, R-S, S-T, T-U, dan seterusnya hingga didapat segitujuh beraturan ! 

(12) Segi-n Beraturan


 Untuk membuat segi-n beraturan dengan cara pendekatan, dapat dilakukan/dilukiskan seperti cara
melukis segitujuh beraturan; perbedaannya hanya terletak dalam pembagian garis tengahnya, yaitu garis
tengahnya dibagi dalam n bagian sama besar. Misalnya untuk segi-11, maka garis tengahnya dibagi
menjadi 11 bagian. Sedangkan untuk menentukan panjang sisi r selalu diambil jarak dari 3’ ke titik H
pada gambar segi-7 atau titik F pada contoh segi-n = 11 untuk gambar berikut.
 Untuk membuat segi-n beraturan ini, selain dapat dilukis dengan menentukan lingkaran pembantu
terlebih dulu, dapat juga dilukis dengan menentukan panjang sisi segi-n terlebih dahulu (lihat gambar
1.40).
Gb. 1.40 Segi-n beraturan 

(13) Elips

Elips dengan dua lingkaran pertolongan sepusat dapat dilukiskan dengan langkah-langkah seperti
berikut :
a)    tentukan titik pusat lingkaran O !
b)   buat lingkaran kecil dengan jari-jari r dan lingkaran besar dengan jari-jari R yang titik pusatnya di
titik O’!
c)    bagi lingkaran tersebut menjadi 16 bagian sehingga pada lingkaran besar terdapat titik potong A, B,
C, …, P dan pada lingkaran kecil terdapat titik potong 1, 2, 3, 4, 5, 6, …, 16!
d)   Buat garis horizontal dari titik potong 2, 3, 4, ke kanan, garis horizontal dari titik potong 6, 7, 8, ke
kiri, 10, 11, 12 ke kiri, dan 14, 15, 16 ke kanan!
e)    Buat garis vertikal dari I, E, dan K, hingga berpotongan di 1’, 2’, dan 3’!
f)     Buat garis vertikal dari M, G, dan O, hingga berpotongan di 6’, 7’, dan 8’, sedangkan 5 = 5’!
g)   Buat garis vertikal dari titik J, F, dan L, begitu juga titik N, H, dan P, hingga berpotongan dengan
garis mendatar 9 = 9’, 10’, 11’, 12’, 13 = 13’, 14’, 15’, dan 16’!
h)   Hubungkan titik A’ dengan 2’, 3’, 4’, …, 16’ menggunakan mal busur, hingga mendapatkan elips
yang diinginkan!
GAMBAR PROYEKSI PIKTORIAL DAN ORTOGONAL 
Proyeksi Piktorial. Untuk menampilkan gambar-gambar tiga dimensi pada sebuah bidang dua dimensi,
dapat kita lakukan dengan beberapa macam cara proyeksi sesuai dengan aturan menggambar.

Proyeksi merupakan cara penggambaran suatu benda, titik, garis, bidang, benda ataupun pandangan suatu
benda terhadap suatu bidang gambar. Proyeksi piktorial adalah cara penyajian suatu gambar tiga dimensi
terhadap bidang dua dimensi. Proyeksi ortogonal merupakan cara pemproyeksian yang bidang
proyeksinya mempunyai sudut tegak lurus terhadap proyektornya.

Ada beberapa macam cara proyeksi, antara lain:

1. proyeksi piktorial dimensi,


2. proyeksi piktorial isometri,
3. proyeksi piktorial miring, dan
4. perspektif.

Untuk membedakan masing-masing proyeksi tersebut, dapat kita lihat pada gambar di bawah.

Proyeksi Piktorial Isometric

Untuk mengetahui apakah suatu gambar diproyeksikan dengan cara isometri atau untuk
memproyeksikan gambar tiga dimensi pada bidang dengan proyeksi isometri, maka perlu
diketahui ciri-ciri dan syarat-syarat untuk menampilkan suatau gambar dengan proyeksi isometri.
Adapun ciri dan syarat proyeksi tersebut sebagai berikut :

1). Ciri pada sumbu

– Sumbu x dan sumbu y mempunyai sudut 30° terhadap garis mendatar.


– Sudut antara sumbu satu dengan sumbu lainnya 120°.

2). Ciri pada ukurannya

Panjang gambar pada masing-masing sumbu sama dengan panjang benda yang digambarnya.

Contoh :

Gambar Proyeksi Isometri

a). Penyajian Proyeksi Isometri

Penyajian gambar dengan proyeksi isometri dapat dilakukan dengan beberapa posisi
(kedudukan), yaitu posisi normal, terbalik, dan horisontal.

Proyeksi isometri dengan posisi normal

Contoh :

Gambar Proyeksi isometri dengan posisi normal

2. Proyeksi isometri dengan posisi terbalik


Gambar Proyeksi isometri dengan posisi terbalik

3. Proyeksi isometri dengan posisi horizontal

Gambar Proyeksi isometri dengan posisi horizontal

Gambar Proyeksi isometri dengan posisi horizontal

Proyeksi Dimetri

Pada proyeksi dimetri terdapat beberapa ciri dan ketentuan yang perlu diketahui, ciri dan ketentuan
tersebut antara lain :

1. Ciri pada sumbu

Pada sumbu x mempunyai sudut 10°, sedangkan pada sumbu y mempunyai sudut 40°.

2. Ketentuan ukuran

Perbandingan skala ukuran pada sumbu x = 1 : 1, dan skala pada sumbu y = 1 : 2, sedangkan pada
sumbu z = 1 : 1
Contoh :

sudut Proyeksi dimetri

contoh Proyeksi dimetri


Keterangan :

 Ukuran pada sumbu x 40 mm


 Ukuran gambar pada sumbu y digambar 1/2 nya, yaitu 20 mm
 Ukuran pada sumbu z 40 mm

Proyeksi miring

Pada proyeksi miring, sumbu x berhimpit dengan garis horisontal/mendatar dan sumbu y
mempunyai sudut 45° dengan garis mendatar. Skala pada proyeksi miring sama dengan skala
pada proyeksi dimetri, yaitu skala pada sumbu x = 1 : 1, dan pada sumbu y = 1 : 2, sedangkan
pada sumbu z = 1 : 1.

sudut proyeksi miring


contoh proyeksi miring

Gambar Perspektif

Dalam gambar teknik, gambar perspektif jarang dipakai. Gambar perspektif dibagi menjadi tiga
macam, yaitu :

1. Perspektif dengan satu titik hilang


2. Perspektif dengan dua titik hilang
3. Perspektif dengan tiga titik hilang

contoh Perspektif dengan satu titik hilang

Proyeksi dikelompokkan atas 2 klasifikasi yaitu proyeksi piktorial dan proyeksi ortogonal.

1) Proyeksi Piktorial
Proyeksi piktorial adalah cara menampilkan gambar benda yang mendekati bentuk dan ukuran
sebenarnya secara tiga dimensi, dengan pandangan tunggal. Gambar piktorial disebut juga gambar
ilustrasi, tetapi tidak semua gambar ilustrasi termasuk gambar piktorial.

2) Proyeksi Aksonometri
Proyeksi aksonometri merupakan salah satu jenis proyeksi piktorial. Proyeksi ini merupakan proyeksi
gambar dimana bidang-bidang atau tepi benda dimiringkan terhadap bidang proyeksi, maka tiga muka
dari benda tersebut akan terlihat serentak dan memberikan gambaran bentuk benda seperti sebenarnya.

3) Proyeksi Isometri
Proyeksi isometri menyajikan benda dengan tepat, karena panjang garis pada sumbu-sumbunya
menggambarkan panjang sebenarnya. Cara menggambarnya sangat sederhana karena tidak ada ukuran-
ukuran benda yang mengalami skala perpendekan.  Gambar menampilkan kedudukan sumbu-sumbu
isometri, yang dapat dipilih sesuai dengan tujuan dan hasil yang akan memberikan kesan gambar paling
jelas.

4) Proyeksi Dimetri
Proyeksi dimetri merupakan penyempurnaan dari gambar isometri, dimana garis-garis yang tumpang-
tindih yang terdapat pada gambar isometri, pada gambar dimetri tidak kelihatan lagi.

5) Proyeksi Trimetri
Proyeksi trimetri merupakan proyeksi yang berpatokan kepada
besarnya sudut antara sumbu-sumbu (x,y,z) dan panjang garis sumbusumbu tersebut.

6) Proyeksi Miring (Oblique)


Proyeksi miring merupakan proyeksi gambar dimana garis-garis proyeksi tidak tegak lurus bidang
proyeksi, tetapi membentuk sudut sembarang (miring). Permukaan depan dari benda pada proyeksi
ditempatkan dengan bidang kerja proyeksi sehingga bentuk permukaan depan tergambar seperti
sebenarnya. Jika kedalaman benda sama dengan panjang sebenarnya disebut proyeksi miring cavalier,
sedangkan untuk panjang kedalaman yang  diperpendek disebut dengan proyeksi miring cabinet.

7) Proyeksi Perspektif
Proyeksi perspektif merupakan proyeksi piktorial yang terbaik kesan visualnya, tetapi cara
penggambarannya sangat sulit dan rumit, apalagi untuk menggambar bagian-bagian yang rumit dan kecil.
Pada proyeksi perspektif garis-garis pandangan (garis proyeksi) di pusatkan pada satu atau beberapa titik.
Titik tersebut dianggap sebagai mata pengamat. Bayangan yang terbentuk pada bidang proyeksi disebut
dengan gambar perspektif.

8) Proyeksi Ortogonal
Proyeksi ortogonal adalah gambar proyeksi yang bidang proyeksinya mempunyai sudut tegak lurus
terhadap proyektornya. Proyektor adalah garis-garis yang memproyeksikan benda terhadap bidang
proyeksi.

9) Proyeksi Eropa
Proyeksi Eropa termasuk kedalam jenis proyeksi ortogonal, disebut juga proyeksi sudut pertama atau
proyeksi kwadran I. Proyeksi Eropa merupakan proyeksi yang letaknya terbalik dengan arah pandangnya.

10) Proyeksi Amerika


Proyeksi Amerika disebut juga proyeksi sudut ketiga atau proyeksi kwadran III, , perbedaan istilah ini
tergantung dari masing-masing pengarang yang menjadi refernsi. Proyekasi Amerika merupakan proyeksi
yang letak bidangnya sama dengan arah pandangannya.

Anda mungkin juga menyukai