Anda di halaman 1dari 57

1.

RENCANA KERJA DAN SYARAT

3. Rencana Kerja dan Syarat terdiri dari :

A. Persyaratan Administrasi yang harus dipenuhi

B. Hal – hal yang dapat menggugurkan penawaran pada saat evaluasi


administrasi

C. Kerangka penyusunan penawaran teknis berikut uraian singkat tiap butir


dalam kerangka tersebut.

D. Kerangka dan format penyusunan penawaran biaya berikut hal-hal yang dapat
atau tidak dapat dibiayai.

E. Tata cara penilaian administrasi, penawaran teknis dan penawaran biaya.

E.1. Undangan kepada konsultan Short List


E.2. Sistem Penyampaian Dokumen Penawaran
E.3. Penjelasan
E.4. Pemasukan dan Pembukaan Penawaran
E.5. Evaluasi Administrasi
E.6. Evaluasi Teknis
E.7. Penetapan Peringkat Teknis
E.8. Pengumuman Peringkat
E.9. Sanggahan
E.10. Pembukaan Penawaran
E.11. Klarifikasi dan Negosiasi
E.12. Pembukaan Kualifikasi
E.13. Berita Acara Hasil Pelelangan
E.14. Penetapan Pemenang Lelang
E.15. Pengumuman Pemenang Lelang
E.16. Sanggahan Peserta
E.17. Penerbitan Surat Penunjukkan
E.18. Pelelangan Gagal dan Pelelangan Ulang
E.19. Penanda Tanganan Kontrak

F. Kriteria, batasan nilai dan formula dari penilaian teknis dan/ penawaran
biaya.

G. Jadwal pengadaan untuk tiap tahapan dengan waktu yang memadai.


RENCANA KERJA DAN SYARAT

INSTRUKSI KEPADA PESERTA LELANG

PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RUJUKAN


(RSUD-R) KABUPATEN SORONG

I. SYARAT UMUM

1.1. Pemberi Tugas, Direksi, Panitia Pengadaan Jasa Konsultansi, dan Peserta
Undangan

1.1.1. Pemberi Tugas adalah Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua

1.1.2. Direksi adalah ....................................................................................

1.1.3. Panitia Pengadaan Jasa Konsultansi adalah Panitia Pengadaan Jasa


Konsultansi. Tahun Anggaran 2005 dengan Dana APBD, berdasarkan Surat
Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Nomor : 188 . 1 / 1112
/ VII / 2005 Tanggal 11 Juli 2005.

1.1.4. Peserta Undangan adalah Penyedia Jasa yang ditunjuk langsung


berdasarkan Surat Penunjukan Langsung Gubernur Nomor : . . . . . . . .
tanggal . . . . . . . . . . . . . ..

A. Persyaratan Administrasi yang harus dipenuhi

A.1. Bentuk Surat Penawaran dan Cara Penyampaian

A.1.1. Isi Dokumen Penawaran


- Data Administrasi yang terdiri dari :
a. Dokumen Administrasi
1. Memiliki Ijin Usaha Jasa Konstruksi yang, memiliki Kompetensi
yang ditunjukkan dengan Sertifikat Badan Usaha yang
diterbitkan oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi;
2. Secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani kontrak
pengadaan;
3. Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak bangkrut, kegiatan
usahanya tidak sedang dihentikan, dan/ atau tidak sedang
menjalani sanksi pidana;
4. Dalam hal penyedia jasa akan melakukan kemitraan, penyedia
barang/ jasa wajib mempunyai perjanjian kerjasama operasi/
kemitraan yang memuat persentase kemitraan dan perusahaan
yang mewakili kemitraan tersebut;
5. Telah melunasi kewajiban pajak tahun terakhir (SPT/PPh) serta
memiliki laporan bulanan PPh pasal 25 atau pasal 21/ pasal 23
atau PPN sekurang-kurangnya 3(tiga) bulan yang lalu;
6. Selama 4(empat) tahun terakhir pernah memiliki pengalaman
menyediakan jasa baik di lingkungan pemerintah atau swasta
termasuk pengalaman sebagai sub penyedia jasa baik di
lingkungan pemerintah/ swasta, kecuali penyedia jasa
perencanaan dan jasa pengawasan pekerjaan konstruksi
(konsultansi) yang baru berdiri kurang dari 2(dua) tahun;
7. Memiliki kinerja baik dan tidak masuk dalam daftar sanksi atau
daftar hitam di suatu instansi;
8. Memiliki kemampuan pada bidang pekerjaan yang sesuai untuk
usaha kecil termasuk koperasi kecil maupun non usaha kecil ;
9. Untuk pekerjaan khusus/ spesifikasi/ teknologi tinggi/ kompleks
dapat ditambahkan persyaratan lain seperti peralatan khusus,
tenaga ahli spesialis yang diperlukan, atau pengalaman tertentu ;
10. Memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta
personil yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan;
11. Tidak membuat pernyataan yang tidak benar tentang kompetensi
dan kemampuan usaha yang dimilikinya;
12. Persyaratan Kemampuan Dasar (KD) untuk usaha kecil dan non
usaha kecil.

Jasa Konsultansi pekerjaan konstruksi (konsultan) :

I. Memiliki kemampuan pada bidang/ sub bidang pekerjaan yang


sesuai;
II. Memenuhi KD = 3 NPt pada sub bidang pekerjaan yang sesuai
dalam kurun waktu 7 (tujuh) tahun terakhir.

Dimana :
KD = Kemampuan Dasar;
NPt = Nilai Paket tertinggi;

Catatan:
Surat-surat sebagaimana dipersyaratkan pada saat prakualifikasi
yang belum dipenuhi sebelum pembukaan penawaran, harus sudah
terpenuhi. Bila tidak terpenuhi, maka dianggap gagal dan dinyatakan
Gugur untuk proses selanjutnya.

b. Surat Pernyataan Masa Penawaran


(1) Surat Pernyataan Masa Penawaran dibuat di atas kop surat
Perusahaan dengan mengikuti bentuk yang telah ditentukan
(lihat formulir) dengan mencantumkan masa berlakunya
penawaran (sesuai dengan jadwal waktu yang diperlukan untuk
penyelesaian pekerjaan yang terdapat pada Kerangka Acuan
Kerja) terhitung mulai dari pemasukan penawaran.

(2) Surat Pernyataan Masa Penawaran yang asli dibubuhi materai


Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah) dan di atas materai diberi
tanggal.

Catatan :

b.1. Yang boleh menanda tangani Surat Pernyataan Masa Penawaran


hanya Pimpinan/ Direktur Perusahaan, yang mengajukan
penawaran atau kuasanya yang dinyatakan dengan Surat Kuasa.

b.2. Surat Pernyataan Masa Penawaran harus bermeterai cukup,


bertanggal, ditanda tangani dan diajukan dalam sampul tertutup.
b.3. Penandatanganan Surat Pernyataan Masa Penawaran harus
mengenai meterai, dan distempel/ cap Perusahaan.

c. Surat Pernyataan Sanggup dimasukkan kedalam daftar hitam

Surat pernyataan dibuat di atas kop surat Perusahaan yang


berisikan sanggup dimasukkan kedalam daftar hitam bilamana
mengundurkan diri sebelum berakhirnya batas waktu
penawaran. Surat Pernyataan dibuat rangkap 4(empat), terdiri
atas 1(satu) asli dan 3(tiga) rekaman. Surat Pernyataan yang asli
dibubuhi meterai Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah) dan di atas
meterai diberi tanggal.

Catatan :

Yang boleh menanda-tangani Surat Pernyataan hanya Pimpinan/


Direktur Perusahaan, yang mengajukan penawaran atau kuasanya
yang dinyatakan dengan Surat Kuasa.
Surat Pernyataan harus bermeterai cukup, bertanggal, ditandatangani
dan diajukan dalam sampul tertutup.
Menandatangani surat pernyataan harus mengenai meterai, dan
disetempel/ cap Perusahaan;

B. Hal – hal yang dapat menggugurkan Penawaran pada saat Evaluasi


Administrasi

1. Penawaran dinyatakan gugur apabila salah satu persyaratan administrasi


yang diminta dalam dokumen seleksi umum tidak dipenuhi atau tidak
memenuhi syarat, yaitu :
a. Tidak ditanda tangani oleh Pemimpin/ direktur utama atau penerima
kuasa dari pemimpin/ direktur utama yang namanya tercantum dalam
akte pendirian atau perubahannya, atau kepala cabang perusahaan yang
diangkat oleh kantor pusat atau pejabat yang menurut perjanjian
kerjasama (association agreement) adalah yang berhak mewakili
kemitraan (pejabat dari perusahaan konsultan utama/ lead firm).
b. Tidak mencantumkan masa berlakunya penawaran, atau mencantumkan
kurun waktu kurang dari yang diminta dalam dokumen pengadaan;
c. Tidak menyampaikan dokumen penawaran teknis.

2. Untuk menghindari kesalahan-kesalahan kecil yang dapat menggugurkan


peserta pengadaan, maka syarat-syarat lainnya yang diperlukan agar diminta
dan dievaluasi pada saat penyusunan daftar pendek konsultan dan tidak perlu
dilampirkan pada dokumen penawaran;

3. Penawaran yang lulus administrasi dilanjutkan dengan evaluasi teknis;

C. Kerangka penyusunan penawaran teknis berikut uraian singkat tiap butir


dalam kerangka tersebut.

Data Teknis

Data Teknis dibuat sesuai dengan “Syarat Teknis” (Kerangka Acuan) dan harus
berisi antara lain :
a) Pengalaman Perusahaan 7 tahun terakhir (1998 – 2004), (lihat contoh
lampiran Pengalaman Perusahaan). Dilengkapi dengan referensi dari
pengguna jasa (proyek) yang menunjukkan kinerja konsultan.

b) Pendekatan dan Metedologi Pelaksanaan Pekerjaan. Dengan sub unsur


antara lain :

 Pemahaman atas jasa layanan yang tercantum dalam KAK meliputi


pengertian terhadap tujuan proyek, lingkup serta jasa konsultansi yang
diperlukan (aspek utama yang diindikasikan dalam KAK) dan
pengenalan lapangan.

 Kuantitas Metedologi, penilaian terutama meliputi : Ketepatan


menganalisa masalah dan langkah pemecahan yang diusulkan dengan
tetap mengacu kepada persyaratan KAK, Konsistensi antara metodologi
dengan rencana kerja, apresiasi terhadap inovasi, tanggapan terhadap
KAK khususnya mengenai data yang tersedia, orang bulan tenaga ahli,
uraian tugas, jangka waktu pelaksanaan laporan – laporan yang
disyaratkan.

 Hasil kerja (deliverable) penilaian meliputi antara lain : analisa, gambar


kerja, laporan-laporan.

 Mengajukan gagasan baru yang meningkatkan kuantitas keluaran yang


diinginkan dalam KAK.

c) Kualifikasi Tenaga Ahli yang diusulkan untuk melaksanakan pekerjaan


dengan memperhatikan jenis keahlian, persyaratan, serta jumlah tenaga
kerja yang telah diindikasikan dalam KAK dengan sub unsur pokok antara
lain :

 Tingkat Pendidikan, yaitu perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi


swasta yang telah lulus ujian negara atau yang telah diakreditasi,
dibuktikan dengan copy ijazah.

 Jenis keahlian (spesialisasi) harus sesuai dengan yang disyaratkan


dalam KAK.

 Pengalaman kerja profesional seperti yang disyaratkan dalam KAK


didukung dengan referensi dari pengguna jasa (Proyek/ pemberi
pekerjaan).

d) Jadwal waktu Pelaksanaan Pekerjaan yang dipergunakan sejalan dengan


rencana kerja tersebut diatas.

e) Jadwal Penugasan Personil dan Tenaga Ahli serta Tenaga Penunjang lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan tersebut, khusus untuk tenaga Ahli dan
harus mencantumkan nama dan jumlah man – month-nya.

Catatan untuk persyaratan Konsultan mengenai Tenaga Ahli dan Tenaga


Penunjang :

(1) Tenaga Ahli dan Tenaga Penunjang harus bebas dari pertentangan
kepentingan antara yang bersangkutan dan kepentingan proyek ini (antara
lain dengan Pemimpin Bagian Proyek dan sebagainya).
(2) Tenaga Ahli tidak boleh mengerjakan pekerjaan lain pada waktu yang
bersamaan, yang dapat mengurangi waktu keterlibatan dalam tugasnya
sebagaimana yang tercantum dalam kontrak.

(3) Konsultan tidak boleh mencantumkan nama seseorang tanpa seijin yang
bersangkutan dalam Dokumen Usulan Teknis yang diajukannya, apabila
orang tersebut bukan personil tetap dari konsultan.

(4) Riwayat Hidup Singkat (Curiculum Vitae) Tenaga Inti yang disiapkan oleh
konsultan harus ditulis dengan teliti dan benar, ditandatangani oleh yang
bersangkutan, dan diketahui oleh Pemimpin Perusahaan, serta dilampirkan
copy ijazah.

(5) Pengalaman Perusahaan dan Riwayat Hidup (Curiculum Vitae) harus


mencantumkan bulan dan tahun pekerjaan (lihat lampiran).

(6) Tenaga Asisten adalah lulusan S1, pengalaman kerja disesuaikan dengan
Kerangka Acuan Kerja.

D. Kerangka dan format penyusunan penawaran biaya berikut hal-hal yang


dapat atau tidak dapat dibiayai

Data Penawaran Biaya

1. Surat Penawaran
(1) Surat Penawaran dibuat di atas kop surat Perusahaan dengan mengikuti
bentuk yang telah dicantumkan (lihat formulir pada surat penawaran)
dengan mencantumkan masa berlakunya penawaran (sesuai dengan
jadwal waktu yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang
terdapat pada Kerangka Acuan Kerja) terhitung mulai dari pemasukan
penawaran.
(2) Surat Penawaran dibuat rangkap 3(tiga), terdiri atas 1(satu) asli dan
2(dua) rekaman.
(3) Surat Penawaran yang asli dibubuhi meterai Rp. 6.000,- (Enam ribu
rupiah) dan di atas meterai diberi tanggal.

Catatan :
1. Yang boleh menandatangani Surat Penawaran hanya Pimpinan/ Direktur
Perusahaan, yang mengajukan penawaran atau kuasanya yang
dinyatakan dengan Surat Kuasa;
2. Surat penawaran harus bermeterai cukup, bertanggal, ditandatangani,
dan diajukan dalam sampul tertutup;
3. Penandatanganan Surat Penawaran harus mengenai meterai, dan
distempel/ cap Perusahaan;
Harga Penawaran dan Surat Penawaran harus dicantumkan dengan jelas
dalam angka dan harus sama dengan jumlah yang tertera dengan huruf.

2. Daftar Perincian Penawaran Biaya

Data yang digunakan sebagai dasar penyusunan penawaran biaya antara lain :
a. Harga pasar setempat menjelang dilaksanakannya pengadaan;
b. Informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh Badan Pusat
Statistik (BPS), asosiasi terkait dan ataua sumber data lain yang dapat
dipertanggungjawabkan;
c. Daftar biaya/tarif barang/jasa yang dikeluarkan oleh agen tunggal/
pabrikan;
d. Biaya kontrak sebelumnya yang sedang berjalan dengan
mempertimbangkan faktor perubahan biaya, apabila terjadi perubahan
biaya;
e. Daftar biaya standar yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang.

Daftar Perincian Penawaran Biaya dari masing-masing jenis pekerjaan


perhalaman diparaf dan di cap pada rekapitulasi per item dan rekapitulasi
total.

Kerangka dan format penyusunan penawaran biaya didasarkan pada kegiatan


– kegiatan yang ada dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) terdiri dari biaya
langsung personil dan biaya langsung non personil dan meliputi antara lain :
- biaya gaji upah
- biaya perjalanan dinas
- biaya bahan
- biaya lain – lain

dari uraian tersebut diatas dapatlah disimpulkan bahwa kegiatan-kegiatan


yang mendukung/ menunjang kegiatan pekerjaan tersebut dapat dibiayai
sedang yang diluar kegiatan tidak dapat dibiayai, untuk lebih jelasnya pada
lampiran dapat diketahui kerangka dan format penyusunan penawaran biaya.

Catatan :
(1) Yang boleh menandatangani Surat Penawaran pada rekafitulasi
perincian harga total hanya Pimpinan/ Direktur Perusahaan, yang
mengajukan penawaran atau kuasanya yang dinyatakan dengan Surat
Kuasa;
(2) Harus bermeterai cukup, bertanggal, ditandatangani.
(3) Penandatanganan harus mengenai meterai, dan stempel/ cap
Perusahaan;
(4) Harga Penawaran dicantumkan dengan jelas dalam angka dan harus
sama dengan jumlah yang tertera dengan huruf.

E. Tata cara penilaian administrasi, teknis dan biaya

E.1. Undangan kepada konsultan yang masuk daftar pendek


1. Peserta yang masuk dalam daftar pendek diundang untuk mengambil
dokumen seleksi umum apabila tidak ada sanggahan atau sanggahan
sudah dinyatakan tidak benar;
2. pengambilan dokumen seleksi umum dilakukan satu hari setelah
dikeluarkannya undangan seleksi umum sampai dengan satu hari
sebelum batas waktu pemasukan dokumen penawaran.

E.2. Sistim Penyampaian Dokumen Penawaran


 Metode Dua Sampul
Metoda Dua Sampul digunakan dalam hal diperlukan evaluasi teknis yang
lebih mendalam terhadap penawaran yang disampaikan oleh para penyedia
barang/jasa, dan untuk menjaga agar evaluasi teknis jangan sampai
terpengaruh oleh besarnya penawaran harga.
Cara penyampaian penawaran dengan metoda dua sampul adalah sebagai
berikut:
1) Sampul pertama berisi kelengkapan data administrasi dan teknis yang
disyaratkan dan pada sampul tertulis “Data Administrasi dan Teknis“;
2) Sampul kedua berisi data perhitungan harga penawaran dan pada sampul
ditulis “Data Harga Penawaran”;
3) Sampul pertama dan kedua dimasukkan ke dalam satu sampul (disebut
sampul penutup);
4) Sampul penutup hanya mencantumkan alamat pengguna barang/jasa yang
mengadakan pengadaan barang/jasa dan kata-kata “dokumen penawaran
pengadaan barang/jasa … (yang mencantumkan : jenis, tempat, hari,
tanggal, bulan, tahun, jam pemasukan)”;
5) Apabila penawaran disampaikan melalui pos, sampul penutup yang berisi
sampul pertama dan sampul kedua dimasukkan dalam satu sampul,
disebut sampul luar;
6) Sampul luar hanya mencantumkan alamat pengguna barang/jasa yang
mengadakan pengadaan barang/jasa serta tempat, hari, tanggal, bulan,
tahun, dan jam pemasukan. Dokumen penawaran yang diterima melalui
pos, pada sampul luarnya diberi catatan tanggal dan jam penerimaan.
Dokumen penawaran yang diterima setelah batas akhir pemasukan, tidak
diikutsertakan dan diberitahukan kepada peserta yang bersangkutan
untuk diambil kembali;
7) Harga penawaran dalam dokumen penawaran dicantumkan dengan jelas
dalam angka dan huruf. Jumlah yang tertera dalam angka harus sesuai
dengan jumlah yang tertera dalam huruf;
8) Dokumen penawaran bersifat rahasia. Oleh sebab itu, dilarang dikirim
kepada anggota panitia pengadaan atau perseorangan, melainkan kepada
alamat sebagaimana disebutkan pada angka 4);
9) Dokumen penawaran disampaikan pada waktu yang telah ditentukan dan
sekaligus dimasukkan ke dalam tempat/kotak tertutup yang terkunci dan
disegel, yang disediakan oleh panitia/pejabat pengadaan.

E.2.1. Dokumen Penawaran


Jumlah copy dokumen penawaran sebanyak 3(tiga) buah, 1(satu) asli
untuk Pengguna jasa (Bagpro Penyiapan Standar dan Pedoman Teknik
Jalan dan Jembatan) dan 2(dua) copy untuk Panitia Pengadaan Jasa
Konsultansi.

E.2.2. Pemberian Tanda dan Alamat pada Sampul

1). Pada Sampul I


Sudut kiri atas sampul dibubuhi tulisan :
” Data Administrasi dan Data Teknis ”

2). Pada Sampul II


Sudut kiri atas sampul dibubuhi tulisan :
” Data Harga Penawaran ”

3). Pada Sampul Penutup


Pada Sudut kiri atas sampul penutup dicantumkan
DOKUMEN PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA.
PEKERJAAN : Perencanaan Pembangunan Rumah Sakit Umum
Daerah Rujukan (RSUD-R) Kabupaten Sorong
TEMPAT : ....................
HARI/TGL : ....................
JAM : ....................
Ditengah-tengah sampul penutup tersebut diberi alamat :
“Kepada Panitia Pengadaan Jasa Konsultansi Pekerjaan Perencanaan
Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah Rujukan (RSUD-R)
Kabupaten Sorong Tahun Anggaran 2005 “.

Tulisan ditulis dengan huruf cetak. Selain tulisan tersebut, masing-masing


sampul tidak boleh ada tanda tulisan lain.

E.3. Pemberian Penjelasan (Aanwijzing)

E.3.1. Pemberian Penjelasan (Aanwijzing) diadakan pada :


Hari/ Tanggal :
Jam :
Tempat :

E.3.2. Panitia/pejabat pengadaan menjelaskan isi dokumen pengadaan,


menampung pertanyaan peserta, dan memberikan jawaban atas hal-hal
yang kurang jelas yang terdapat dalam dokumen seleksi umum;

E.3.3. Semua penjelasan, keterangan dan perubahan yang diberikan oleh


Panitia Pengadaan Jasa Konsultansi dituangkan dalam Berita Acara
Penjelasan, dan sekurang-kurangnya 2(dua) orang wakil Peserta
Undangan ikut menandatangani Berita Acara tersebut.

E.3.4 Berita acara memuat segala keterangan dan perubahan yang dianggap
perlu, serta risalah tanya jawab. Apabila terjadi perubahan atau tambahan
ketentuan dan persyaratan yang tercantum dalam dokumen seleksi umum
harus dituangkan dalam adendum. Berita acara dan adendum ini
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen seleksi umum;

E.3.5. Berita acara dan adendum dokumen seleksi umum wajib disampaikan
kepada seluruh peserta dalam waktu yang memadai;

E.3.6. Ketidakhadiran peserta dalam rapat penjelasan dan kunjungan lapangan


tidak menggugurkan keikutsertaan peserta.

E.3.7. Setelah pemberian penjelasan selesai, para penyedia jasa yang berminat
untuk mengikuti pelelangan diwajibkan menyampaikan Surat Pernyataan
Minat Mengikuti Pelelangan dan Surat Kemitraan bagi yang
berasosiasi (yang lulus dan sudah disetujui oleh Panitia pada saat
praqulifikasi) . Surat Pernyataan tersebut paling lambat harus sudah
diterima Panitia, 4(empat) hari sebelum pemasukan dan pembukaan
dokumen usulan, hari dan tanggal ditentukan setelah penjelasan.

E.4 Pemasukan dan Pembukaan Dokumen Penawaran


Dokumen Penawaran disampaikan kepada Panitia selambat-lambatnya
pada:
Hari/ Tanggal :
Jam :
Tempat :

E.4.1 Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pemasukan dokumen


penawaran
a) Jumlah rangkap dokumen penawaran sebanyak 3 (tiga) buah, 1 (satu)
rangkap untuk pengguna jasa konsultansi (Bagpro Penyiapan Standar
dan Pedoman Teknik Jalan dan Jembatan) dan 2 (dua) rangkap untuk
panitia/pejabat pengadaan;
b) Dokumen penawaran asli untuk pengguna jasa konsultansi
disampaikan oleh panitia/pejabat pengadaan dalam keadaan tertutup
dan dilak serta hanya dibuka setelah diterbitkannya surat penetapan
pemenang atau bilamana ada sanggahan dari peserta. Pembukaan
dokumen penawaran asli dilakukan dihadapan peserta yang
menyanggah dan disanggah;

c) Dokumen penawaran dan surat pengantar penawaran dimasukkan


dalam sampul luar disampaikan kepada panitia/pejabat pengadaan
dengan jumlah rangkap sesuai yang disyaratkan dan alamat yang
ditentukan oleh panitia/pejabat pengadaan di dalam surat undangan;

d) Jika disampaikan secara langsung, maka dokumen penawaran harus


dimasukkan oleh peserta yang bersangkutan ke dalam tempat yang
telah disediakan oleh panitia/pejabat pengadaan;

e) Jika dokumen penawaran disampaikan melalui pos, panitia/pejabat


pengadaan mencatat tanggal dan waktu penerimaannya serta
memasukkannya ke tempat yang telah ditentukan;

f) Jika dokumen penawaran diterima setelah melampaui batas akhir


pemasukan dokumen penawaran, maka dokumen penawaran tersebut
tidak diikutsertakan.

E.4.2. Pembukaan Penawaran Administrasi Dan Teknis (Sampul I)

a) Panitia/pejabat pengadaan membuka dokumen penawaran


dihadapan peserta pada tanggal yang sama dengan tanggal terakhir
pemasukan dokumen penawaran sebagaimana telah ditentukan dalam
dokumen seleksi umum;

b) Panitia/pejabat pengadaan membuka sampul I di hadapan peserta.


Sampul II tidak boleh dibuka dan sampulnya diparaf oleh
panitia/pejabat pengadaan serta wakil peserta seleksi umum dari
perusahaan yang berbeda, sebelum disimpan oleh panitia/pejabat
pengadaan.

Berita acara pembukaan sampul I sekurang-kurangnya memuat :


a) Jumlah dokumen penawaran yang masuk;
b) Jumlah dokumen penawaran yang lengkap dan tidak lengkap;
c) Kelainan-kelainan yang dijumpai dalam dokumen penawaran;
d) Keberatan/sanggahan dari konsultan peserta;
e) Keterangan lain yang dianggap perlu;
f) Tanggal pembuatan berita acara;
g) Tanda tangan anggota panitia/pejabat pengadaan dan wakil konsultan
peserta yang hadir;
h) Berita acara pembukaan sampul I dilampiri dokumen penawaran
sampul I.
E.5. Evaluasi Administrasi

1) Penilaian terhadap data administrasi hanya dilakukan terhadap hal-


hal yang tidak dilakukan penilaian pada saat prakualifikasi;

2) Penawaran dinyatakan gugur apabila salah satu persyaratan


administrasi yang diminta dalam dokumen seleksi umum tidak dipenuhi
atau tidak memenuhi syarat, yaitu:
a) Tidak ditandatangani oleh pemimpin/direktur utama atau penerima
kuasa dari pemimpin/direktur utama yang namanya tercantum
dalam akte pendirian atau perubahannya, atau kepala cabang
perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat atau pejabat yang
menurut perjanjian kerjasama (association agreement) adalah yang
berhak mewakili kemitraan (pejabat dari perusahaan konsultan
utama/lead firm);
b) Tidak mencantumkan masa berlakunya penawaran, atau
mencantumkan kurun waktu kurang dari yang diminta dalam
dokumen pengadaan;
c) Tidak menyampaikan dokumen penawaran teknis.

3) Untuk menghindari kesalahan - kesalahan kecil yang dapat


menggugurkan peserta pengadaan, maka syarat-syarat lainnya yang
diperlukan agar diminta dan dievaluasi pada saat penyusunan daftar
pendek konsultan dan tidak perlu dilampirkan pada dokumen
penawaran;

4) Untuk dokumentasi panitia/ pejabat pengadaan, dokumen asli yang


mengakibatkan gugurnya penawaran disimpan oleh panitia/pejabat
pengadaan sebagai arsip;

5) Penawaran yang lulus administrasi dilanjutkan dengan evaluasi teknis;

6) Dokumen penawaran teknis dan penawaran biaya bagi penawaran


yang dinyatakan gugur administrasi dapat diambil kembali oleh peserta
yang bersangkutan.

E.6. Evaluasi Teknis

1) Penilaian penawaran teknis dilakukan dengan cara memberikan nilai


angka terhadap unsur penawaran teknis dengan memperhatikan bobot
yang diberikan pada unsur-unsur yang dinilai;

2) Unsur-unsur pokok yang dinilai adalah : pengalaman konsultan,


pendekatan dan metodologi, serta kualifikasi tenaga ahli;

3) Penilaian dilakukan sesuai pembobotan dari masing-masing unsur yang


telah ditentukan dalam dokumen seleksi umum. Pada saat menyusun
dokumen seleksi umum, acuan yang digunakan untuk pembobotan sesuai
dengan rentang sebagai berikut :

Unsur Bobot (%)


 Pengalaman Perusahaan Konsultan 10 - 20
 Pendekatan dan Metodologi 20 - 40
 Kualifikasi Tenaga Ahli 50 - 70
Jumlah 100

4) Penetapan bobot yang digunakan untuk masing-masing unsur, dalam


rentang tersebut di atas didasarkan pada jenis pekerjaan jasa yang akan
dilaksanakan;

5) Untuk jasa studi analisis perlu diberikan penekanan kepada pengalaman


perusahaan konsultan dan pendekatan metodologi, sedangkan untuk jasa
supervisi dan perencanaan teknis, penekanan lebih diberikan kepada
kualifikasi tenaga ahli.

6) Pengalaman Perusahaan Konsultan :

a) Penilaian dilakukan atas pengalaman perusahaan konsultan dalam


melaksanakan pekerjaan sejenis dengan pekerjaan yang
dipersyaratkan dalam KAK untuk 7 (tujuh) tahun terakhir. Pengalaman
kerja di Indonesia dan/atau di lokasi proyek mendapat tambahan nilai.
Pengalaman tersebut diuraikan secara jelas dengan mencantumkan
informasi : nama pekerjaan yang dilaksanakan, lingkup dan data
pekerjaan yang dilaksanakan secara singkat, lokasi, pemberi tugas,
nilai, dan waktu pelaksanaan (menyebutkan bulan dan tahun).
Penilaian juga dilakukan terhadap jumlah pekerjaan yang sedang
dilaksanakan oleh konsultan, disamping untuk mengukur pengalaman
juga dapat dipergunakan untuk mengukur kemampuan/kapasitas
konsultan yang bersangkutan dalam melaksanakan tugasnya.

b) Pengalaman perusahaan konsultan harus dilengkapi dengan


referensi dari pengguna jasa, yang menunjukkan kinerja konsultan
yang bersangkutan selama 7 (tujuh) tahun terakhir.

Sub unsur yang dinilai, antara lain:

(1) Pengalaman melaksanakan proyek/kegiatan sejenis;

(2) Pengalaman melaksanakan proyek/ kegiatan di Indonesia


dan/atau di lokasi proyek/kegiatan;

(3) Pengalaman manajerial dan fasilitas utama;

(4) Kapasitas perusahaan dengan memperhatikan jumlah tenaga ahli


tetap.

7) Pendekatan dan Metodologi :


a) Untuk menilai pemahaman konsultan atas lingkup pekerjaan/jasa
layanan yang diminta dalam KAK, pemahaman atas sasaran/tujuan,
kualitas metodologi, dan hasil kerja, sub unsur yang dinilai antara
lain:

(1) Pemahaman atas jasa layanan yang tercantum dalam KAK,


penilaian terutama meliputi : pengertian terhadap tujuan
proyek/kegiatan, lingkup serta jasa konsultansi yang diperlukan
(aspek-aspek utama yang diindikasikan dalam KAK), dan
pengenalan lapangan;
(2) Kualitas metodologi, penilaian terutama meliputi : ketepatan
menganalisa masalah dan langkah pemecahan yang diusulkan
dengan tetap mengacu kepada persyaratan KAK, konsistensi antara
metodologi dengan rencana kerja, apresiasi terhadap inovasi,
tanggapan terhadap KAK khususnya mengenai data yang tersedia,
orang bulan (person-month) tenaga ahli, uraian tugas, jangka
waktu pelaksanaan laporan-laporan yang disyaratkan, jenis
keahlian serta jumlah tenaga ahli yang diperlukan, program kerja,
jadual pekerjaan, jadual penugasan, organisasi, kebutuhan jumlah
orang bulan, dan kebutuhan fasilitas penunjang;

(3) Hasil kerja (deliverable), penilaian meliputi antara lain : analisis,


gambar-gambar kerja, spesifikasi teknis, perhitungan teknis, dan
laporan-laporan;

(4) Fasilitas pendukung dalam melaksanakan pekerjaan yang diminta


dalam KAK.

b) Konsultan yang mengajukan gagasan baru yang meningkatkan


kualitas keluaran yang diinginkan dalam KAK diberikan nilai lebih.

8) Kualifikasi Tenaga Ahli

a) Penilaian dilakukan atas tenaga ahli yang diusulkan untuk


melaksanakan pekerjaan dengan memperhatikan jenis keahlian,
persyaratan, serta jumlah tenaga yang telah diindikasikan di dalam
KAK. Subunsur yang dinilai, antara lain:

(1) Tingkat pendidikan, yaitu lulusan perguruan tinggi negeri atau


perguruan tinggi swasta yang telah lulus ujian negara atau yang
telah diakreditasi, atau perguruan tinggi luar negeri yang telah
diakreditasi, dibuktikan dengan salinan ijazah;

(2) Pengalaman kerja profesional seperti yang disyaratkan dalam KAK,


didukung dengan referensi dari pengguna jasa. Bagi tenaga ahli
yang diusulkan sebagai pemimpin/wakil pemimpin pelaksana
pekerjaan (Team Leader/Co Team Leader) dinilai pula pengalaman
sebagai pemimpin/wakil pemimpin tim;

(3) Lain-lain : penguasaan bahasa Inggris, bahasa Indonesia (bagi


konsultan Asing), bahasa setempat, aspek pengenalan (familiarity)
atas tata-cara, aturan, situasi, dan kondisi (custom) setempat.
Personil yang menguasai/memahami aspek-aspek tersebut di atas
diberikan nilai lebih tinggi.

b) Kualifikasi dari tenaga ahli yang melebihi kualifikasi dari persyaratan


KAK tidak memperoleh tambahan nilai.

E.7. Penetapan Peringkat Teknis

1) Berdasarkan evaluasi penawaran teknis, panitia/pejabat pengadaan


menetapkan urutan konsultan yang dituangkan dalam berita acara
evaluasi penawaran teknis;
2) Panitia/pejabat pengadaan melaporkan hasil penilaian teknis kepada
pengguna barang/jasa untuk dimintakan persetujuan.

E.8. Pengumuman Peringkat

Hasil evaluasi teknis setelah ditetapkan oleh pengguna jasa konsultansi


disampaikan kepada seluruh peserta dan diumumkan melalui papan
pengumuman resmi untuk penerangan umum dan/atau internet.

E.9. Sanggahan

(1) Peserta yang berkeberatan terhadap hasil evaluasi teknis dapat


mengajukan surat sanggahan kepada pengguna jasa konsultansi;

(2) Proses sanggahan secara mutatis mutandis mengikuti Pasal 27


Keputusan Presiden ini.

E.10. Pembukaan Penawaran Harga (Sampul II) Peringkat Teknis Terbaik

(1) Dalam hal menggunakan metoda evaluasi kualitas teknis dan biaya,
maka panitia/pejabat pengadaan mengundang peserta yang lulus
evaluasi teknis untuk menghadiri acara pembukaan penawaran sampul
II sebagai berikut:

a) Panitia/pejabat pengadaan menyebutkan peserta yang lulus


evaluasi teknis dan masing-masing nilai evaluasi penawaran
teknis;

b) Panitia/pejabat pengadaan menyebutkan ketentuan pembobotan


nilai evaluasi penawaran teknis dan nilai evaluasi penawaran biaya
sebagaimana tercantum dalam dokumen pengadaan;

c) Panitia/pejabat pengadaan membuka sampul II dari seluruh


peserta yang lulus evaluasi teknis;

d) Panitia/pejabat pengadaan membacakan dan menulis biaya


penawaran dari tiap peserta yang lulus evaluasi teknis;

e) Panitia/pejabat pengadaan di hadapan peserta melakukan evaluasi


gabungan teknis dan biaya sebagai berikut:

(1) Melakukan koreksi aritmatik;

(2) Menghitung nilai kombinasi antara nilai penawaran teknis dan


nilai penawaran biaya dengan cara perhitungan sebagai berikut
:

NILAI AKHIR = {Nilai (score) Penawaran Teknis x Bobot


Penawaran Teknis} +{Nilai (score)
Penawaran Biaya x Bobot Penawaran Biaya}
Catatan :
- Pembobotan nilai (score) teknis dan biaya sesuai dengan bobot
yang telah ditentukan dalam dokumen seleksi umum. Pada saat
menyusun dokumen seleksi umum, acuan yang digunakan untuk
pembobotan sesuai dengan rentang sebagai berikut :
Bobot penawaran teknis antara 0,60 sampai 0,80
Bobot penawaran biaya antara 0,20 sampai 0,40

- Nilai penawaran biaya terendah diberikan nilai (score)


penawaran biaya tertinggi

(3) Hasil dari peringkat gabungan tersebut akan dijadikan dasar


untuk penetapan peringkat konsultan.

f) Panitia/pejabat pengadaan membuat berita acara pembukaan


penawaran biaya, yang mencantumkan penawaran biaya,
penawaran biaya terkoreksi, nilai (score) penawaran teknis, nilai
(score) penawaran biaya, dan nilai gabungan penawaran teknis
dan penawaran biaya. Berita acara ditandatangani oleh
panitia/pejabat pengadaan dan wakil peserta.

E.11. Klarifikasi dan Negosiasi

Panitia/pejabat pengadaan melakukan klarifikasi dan negosiasi kepada


calon pemenang seleksi umum dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Klarifikasi dan negosiasi dilakukan oleh panitia/pejabat pengadaan


dengan pemimpin/direktur utama perusahaan konsultan atau wakil
yang memperoleh kuasa penuh dari pemimpin/direktur utama
perusahaan (dinyatakan dengan surat kuasa);

2) Dalam hal penilaian menggunakan metoda evaluasi kualitas, klarifikasi


dan/atau negosiasi dilakukan untuk memperoleh kemantapan dan
kejelasan teknis dan biaya dengan memperhatikan kesesuaian antara
bobot pekerjaan dan tenaga ahli yang ditugaskan dengan
mempertimbangkan pula kebutuhan perangkat/fasilitas pendukung yang
proporsional guna pencapaian hasil kerja yang optimal :

a) Aspek-aspek teknis yang perlu diklarifikasi dan/atau dinegosiasi


terutama:
(1) lingkup dan sasaran jasa konsultansi;
(2) cara penanganan pekerjaan dan rencana kerja;
(3) kualifikasi tenaga ahli;
(4) organisasi pelaksanaan;
(5) program alih pengetahuan;
(6) jadual pelaksanaan pekerjaan;
(7) jadual penugasan personil;
(8) fasilitas penunjang.

b) Klarifikasi dan/atau negosiasi dilakukan untuk memperoleh


kesepakatan biaya yang efisien dan efektif dengan tetap
mempertahankan hasil yang ingin dicapai sesuai dengan penawaran
teknis yang diajukan konsultan.

c) Aspek-aspek biaya yang perlu diklarifikasi dan/atau dinegosiasi


terutama :
(1) kesesuaian rencana kerja dengan jenis pengeluaran biaya;
(2) volume kegiatan dan jenis pengeluaran;
(3) biaya satuan dibandingkan dengan biaya yang berlaku di
pasaran/kewajaran biaya.
d) Klarifikasi dan/atau negosiasi terhadap unit biaya personil
dilakukan berdasarkan daftar gaji yang telah diaudit dan/atau bukti
setor pajak penghasilan tenaga ahli konsultan yang bersangkutan.
Biaya satuan dari biaya langsung personil maksimum 3,2 (tiga koma
dua) kali gaji dasar yang diterima tenaga ahli tetap dan maksimum
1,5 (satu koma lima) kali penghasilan yang diterima tenaga ahli
tidak tetap.

e) Unit biaya personil dihitung berdasarkan satuan waktu yang


dihitung berdasarkan tingkat kehadiran dengan ketentuan sebagai
berikut :
(1) 1 (satu) bulan dihitung minimal 22 (dua puluh dua) hari kerja;
(2) 1 (satu) hari kerja dihitung minimal 8 (delapan) jam kerja.

f) Apabila klarifikasi dan/atau negosiasi dengan konsultan peringkat


pertama tidak menghasilkan kesepakatan, maka panitia/pejabat
pengadaan melanjutkan klarifikasi dan negosiasi kepada konsultan
peringkat kedua, dan demikian seterusnya dari konsultan yang lulus
atau di atas nilai ambang batas sampai tercapai kesepakatan.

g) Panitia/pejabat pengadaan membuat berita acara hasil klarifikasi


dan negosiasi dilampiri pernyataan konsultan tentang telah/tidak
tercapainya kesepakatan klarifikasi dan/atau negosiasi.

h) Panitia/pejabat pengadaan menyusun risalah hasil klarifikasi dan


negosiasi serta melaporkan hasilnya kepada pengguna barang/jasa
untuk ditetapkan.

3) Dalam hal penilaian menggunakan metoda evaluasi kualitas teknis dan


biaya atau pagu anggaran atau biaya terendah, klarifikasi dan/atau
negosiasi teknis dan biaya dilakukan sesuai klarifikasi dan negosiasi
pada metoda evaluasi kualitas, kecuali:

a) harga satuan biaya langsung personil tidak boleh dikurangi, kecuali


jika dinilai terlalu tinggi yaitu melebihi 10% (sepuluh persen) dari
3,2 (tiga koma dua) kali gaji dasar yang diterima tenaga ahli tetap
dan melebihi 10% (sepuluh persen) dari 1,5 (satu koma lima) kali
penghasilan yang diterima tenaga ahli tidak tetap, berdasarkan
perhitungan dari daftar gaji yang telah diaudit dan/atau bukti setor
pajak penghasilan tenaga ahli konsultan yang bersangkutan;

b) harga satuan biaya langsung non personil yang bersifat lump sum
tidak boleh dikurangi.

E.12. Pembuktian Kualifikasi

Terhadap penyedia barang/jasa yang akan diusulkan sebagai pemenang dan


pemenang cadangan, dilakukan verifikasi terhadap semua data dan
informasi yang ada dalam formulir isian kualifikasi dengan meminta
rekaman atau asli dokumen yang sah dan bila diperlukan dilakukan
konfirmasi dengan instansi terkait.
E.13. Pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan
1) Panitia/pejabat pengadaan membuat kesimpulan dari hasil evaluasi
administrasi, teknis, dan harga dituangkan dalam berita acara hasil
pelelangan (BAHP). BAHP memuat hasil pelaksanaan pelelangan,
termasuk cara penilaian, rumus-rumus yang digunakan, sampai dengan
penetapan urutan pemenangnya berupa daftar peserta pelelangan yang
dimulai dari harga penawaran terendah. BAHP ditandatangani oleh
ketua dan semua anggota panitia/pejabat pengadaan atau sekurang-
kurangnya dua pertiga dari jumlah anggota panitia.

2) BAHP bersifat rahasia sampai dengan saat penandatangan kontrak.

3) BAHP harus memuat hal-hal sebagai berikut :

a) Nama semua peserta lelang dan harga penawaran dan/atau harga


penawaran terkoreksi, dari masing-masing peserta lelang;
b) Metoda evaluasi yang digunakan;
c) Unsur-unsur yang dievaluasi;
d) Rumus yang dipergunakan;

e) Keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu mengenai hal ikhwal


pelaksanaan pelelangan;
f) Tanggal dibuatnya berita acara serta jumlah peserta yang lulus dan
tidak lulus pada setiap tahapan evaluasi;
g) Penetapan urutan dari 1 (satu) calon pemenang dan 2 (dua)
cadangan. Apabila tidak ada penawaran yang memenuhi syarat,
BAHP harus mencantumkan pernyataan bahwa pelelangan
dinyatakan gagal, dan harus segera dilakukan pelelangan ulang.
Apabila peserta lelang yang memenuhi syarat kurang dari 3 (tiga),
maka penyedia barang/jasa tersebut tetap diusulkan sebagai calon
pemenang lelang.

E.14. Penetapan Pemenang Lelang

1) Panitia/pejabat pengadaan menetapkan calon pemenang lelang yang


menguntungkan bagi negara dalam arti :
a) Penawaran memenuhi syarat administratif dan teknis yang
ditentukan dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa;
b) Perhitungan harga yang ditawarkan adalah terendah yang responsif;
c) Telah memperhatikan penggunaan semaksimal mungkin hasil
produksi dalam negeri;
d) Penawaran tersebut adalah terendah di antara penawaran yang
memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam butir 1) huruf a)
sampai dengan huruf c).

2) Calon pemenang lelang harus sudah ditetapkan oleh panitia/pejabat


pengadaan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah pembukaan
penawaran dalam sistem satu sampul, atau atau 7 (tujuh) hari kerja
setelah pembukaan sampul II pada sistem dua sampul atau dua tahap.

3) Dalam hal terdapat 2 (dua) calon pemenang lelang mengajukan harga


penawaran yang sama, maka panitia/pejabat pengadaan meneliti
kembali data kualifikasi peserta yang bersangkutan, dan memilih
peserta yang menurut pertimbangannya mempunyai kemampuan yang
lebih besar, dan hal ini dicatat dalam berita acara.
4) Panitia/pejabat pengadaan membuat dan menyampaikan laporan kepada
pengguna barang/jasa atau kepada pejabat yang berwenang
mengambil keputusan untuk menetapkan pemenang lelang, melalui
pengguna barang/jasa. Laporan tersebut disertai usulan calon pemenang
dan penjelasan atau keterangan lain yang dianggap perlu sebagai bahan
pertimbangan untuk mengambil keputusan.

5) Usulan penetapan pemenang lelang disusun sesuai dengan urutannya dan


harus memuat :
a) Nama dan alamat penyedia barang/jasa;
b) Harga penawaran setelah dikoreksi aritmatik;
c) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

6) Pemenang lelang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan


berdasarkan usulan panitia/pejabat pengadaan melalui pengguna
barang/jasa. Pejabat yang berwenang segera menetapkan pemenang
lelang dan mengeluarkan surat penetapan penyedia barang/jasa, serta
menyampaikannya kepada panitia/pejabat pengadaan selambat-
lambatnya:
a) Lima hari kerja untuk penetapan oleh pengguna barang/jasa;
b) Empat belas hari kerja untuk penetapan oleh Menteri/ Panglima
TNI/ Kapolri/ Kepala PND/ Gubernur/ Bupati/ Walikota/ Dewan
Gubernur BI/ Pimpinan BHMN/ Direktur Utama BUMN/BUMD.

Ketentuan butir a) dan butir b) terhitung sejak surat usulan penetapan


pemenang lelang tersebut diterima oleh pejabat yang berwenang
menetapkan pemenang lelang.

7) Data pendukung yang diperlukan untuk menetapkan pemenang lelang


adalah :
a) Dokumen pemilihan penyedia barang/jasa beserta adendum (bila
ada);
b) Berita acara pembukaan penawaran (BAPP);
c) Berita acara hasil pelelangan (BAHP);
d) Ringkasan proses pelelangan dan hasil pelelangan;
e) Dokumen penawaran dari calon pemenang pelelangan dan cadangan
calon pemenang yang telah diparaf panitia/pejabat pengadaan dan 2
(dua) wakil peserta lelang;
f) Apabila terjadi keterlambatan dalam menetapkan pemenang lelang
dan mengakibatkan penawaran/jaminan penawaran habis masa
berlakunya, maka dilakukan konfirmasi kepada seluruh peserta
lelang untuk memperpanjang surat penawaran dan jaminan
penawaran. Calon pemenang lelang dapat mengundurkan diri tanpa
dikenakan sanksi.

E.15. Pengumuman Pemenang Lelang

Pemenang lelang diumumkan dan diberitahukan oleh panitia/pejabat


pengadaan kepada para peserta selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja
setelah diterimanya surat penetapan penyedia barang/jasa dari pejabat
yang berwenang.

E.16. Sanggahan Peserta Lelang dan Pengaduan Masyarakat

1) Kepada peserta lelang yang berkeberatan atas penetapan pemenang


lelang diberikan kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara tertulis,
selambat-lambatnya dalam waktu 5 (lima) hari kerja setelah
pengumuman pemenang lelang.

2) Sanggahan disampaikan kepada pejabat yang berwenang menetapkan


pemenang lelang, disertai bukti-bukti terjadinya penyimpangan, dengan
tembusan disampaikan sekurang-kurangnya kepada unit pengawasan
internal. Sanggahan yang disampaikan kepada bukan pejabat yang
berwenang menetapkan pemenang lelang dianggap sebagai pengaduan
dan tetap harus ditindaklanjuti.

3) Sanggahan wajib diajukan oleh peserta lelang baik secara sendiri-


sendiri maupun bersama dengan peserta lelang lain apabila telah terjadi
penyimpangan prosedur yang merugikan negara dan/atau masyarakat
dirugikan, meliputi:

a) Panitia/pejabat pengadaan dan/atau pejabat yang berwenang


menyalahgunakan wewenangnya; dan/atau

b) Pelaksanaan pelelangan menyimpang dari ketentuan yang telah


ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa;
dan/atau

c) Terjadi praktek KKN di antara peserta lelang dan/atau dengan


anggota panitia/pejabat pengadaan/pejabat yang berwenang;
dan/atau

d) Terdapat rekayasa pihak-pihak tertentu yang mengakibatkan


pelelangan tidak adil, tidak transparan dan tidak terjadi persaingan
yang sehat.

4) Panitia/pejabat pengadaan sepenuhnya bertanggung jawab atas seluruh


proses pelelangan dan hasil evaluasi yang dilakukan. Panitia/pejabat
pengadaan wajib menyampaikan bahan-bahan, yang berkaitan dengan
sanggahan peserta lelang yang bersangkutan baik secara tertulis
maupun lisan kepada pejabat yang berwenang memberikan jawaban
atas sanggahan tersebut.

5) Pejabat yang berwenang menetapkan pemenang lelang memberikan


jawaban tertulis selambat-lambatnya dalam 5 (lima) hari kerja atas
sanggahan tersebut secara proporsional sesuai dengan masalahnya
dengan ketentuan sebagai berikut :

a) Apabila pelaksanaan evaluasi tidak sesuai dengan ketentuan yang


ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa karena
kesalahan atau kelalaian panitia/pejabat pengadaan, maka pejabat
yang berwenang memerintahkan panitia/pejabat pengadaan
melakukan evaluasi ulang;

b) Apabila terbukti terjadi KKN antara pejabat yang berwenang,


anggota panitia/pejabat pengadaan dengan peserta lelang tertentu
yang merugikan peserta lainnya, maka diambil tindakan dengan
memberhentikan pejabat/anggota panitia/pejabat pengadaan dari
jabatannya dan menggugurkan penawaran peserta yang terlibat KKN
tersebut. Kemudian pejabat yang berwenang mengganti
panitia/pejabat pengadaan dengan pejabat lain untuk melakukan
evaluasi ulang;

c) Peserta lelang yang terlibat KKN dan rekayasa sebagaimana pada


butir 3).c) dan butir 3).d) dikenakan sanksi berupa pencairan
jaminan penawaran dan dilarang untuk mengikuti kegiatan
pengadaan barang/jasa di instansi pemerintah selama 1 (satu)
tahun;

d) Apabila pelaksanaan pelelangan tidak sesuai dengan prosedur yang


ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa, maka
dilakukan pelelangan ulang dimulai dari pengumuman kembali oleh
panitia/pejabat pengadaan yang baru.

6) Apabila peserta lelang yang menyanggah tidak dapat menerima jawaban


atas sanggahan dari pengguna barang/jasa, maka peserta lelang tersebut
dapat mengajukan sanggahan banding kepada Menteri / Panglima TNI /
Kapolri / Kepala LPND / Gubernur / Bupati / Walikota / Dewan
Gubernur BI / Pimpinan BHMN / Direktur Utama BUMN / BUMD,
selambat-lambatnya 5 ( lima ) hari kerja sejak diterimanya jawaban
sanggahan tersebut. Sedangkan proses pengadaan dapat dilanjutkan
tanpa harus menunggu hasil keputusan tersebut.

E.17. Penerbitan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa

1) Pengguna barang/jasa mengeluarkan Surat Penunjukan Penyedia


Barang/Jasa (SPPBJ) sebagai pelaksana pekerjaan yang dilelangkan,
dengan ketentuan :
a) Tidak ada sanggahan dari peserta lelang; atau
b) Sanggahan yang diterima pejabat yang berwenang menetapkan
dalam masa sanggah ternyata tidak benar, atau sanggahan diterima
melewati waktu masa sanggah.

2) Peserta lelang yang ditetapkan sebagai penyedia barang/jasa wajib


menerima keputusan tersebut. Apabila yang bersangkutan
mengundurkan diri dan masa penawarannya masih berlaku maka
pengunduran diri tersebut hanya dapat dilakukan berdasarkan alasan
yang dapat diterima secara obyektif oleh pengguna barang/jasa, dengan
ketentuan bahwa jaminan penawaran peserta lelang yang bersangkutan
dicairkan dan disetorkan pada Kas Negara/Daerah.

3) Terhadap penyedia barang/jasa yang ditetapkan sebagai pelaksana


pekerjaan mengundurkan diri dengan alasan yang tidak dapat diterima
dan masa penawarannya masih berlaku, disamping jaminan penawaran
yang bersangkutan dicairkan dan disetorkan pada Kas Negara/Daerah
penyedia barang/jasa tersebut juga dikenakan sanksi berupa larangan
untuk mengikuti kegiatan pengadaan barang/jasa di instansi pemerintah
selama 2 (dua) tahun.

4) Apabila pemenang lelang urutan pertama yang ditetapkan sebagai


penyedia barang/jasa mengundurkan diri, maka penetapan penyedia
barang/jasa dapat dilakukan kepada calon pemenang lelang urutan
kedua (jika ada) sesuai dengan harga penawarannya, dengan ketentuan :
a) Penetapan pemenang lelang urutan kedua tersebut harus terlebih
dahulu mendapat persetujuan/penetapan pejabat yang berwenang
menetapkan pemenang lelang;

b) Masa penawaran calon pemenang lelang urutan kedua masih berlaku


atau sudah diperpanjang masa berlakunya.

5) Apabila calon pemenang lelang urutan kedua juga mengundurkan diri,


maka penetapan penyedia barang/jasa dapat dilakukan kepada calon
pemenang urutan ketiga (jika ada) sesuai dengan harga penawarannya
dengan ketentuan :

a) Penetapan pemenang lelang tersebut harus terlebih dahulu


mendapat persetujuan/penetapan pejabat yang berwenang
menetapkan pemenang lelang;

b) Masa berlakunya penawaran calon pemenang lelang urutan ketiga


masih berlaku atau sudah diperpanjang;

c) Jaminan penawaran dari pemenang lelang urutan kedua dicairkan


dan disetorkan pada Kas Negara/Daerah;

d) Bila calon pemenang kedua mengundurkan diri, dengan alasan yang


tidak dapat diterima, dikenakan sanksi sebagaimana tersebut pada
butir 3) di atas.

6) Apabila calon pemenang ketiga mengundurkan diri, dengan alasan yang


tidak dapat diterima, maka dikenakan sanksi sebagaimana tersebut pada
butir 3) di atas. Kemudian panitia/pejabat pengadaan melakukan
pelelangan ulang, dengan ketentuan bahwa jaminan penawaran dari
calon pemenang lelang urutan ketiga dicairkan dan disetorkan pada Kas
Negara/Daerah.

7) SPPBJ harus dibuat paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah


pengumuman penetapan pemenang lelang dan segera disampaikan
kepada pemenang lelang.

8) Salah satu tembusan dari SPPBJ disampaikan (tanpa lampiran


perjanjian/kontrak) sekurang-kurangnya kepada unit pengawasan
internal.

E.18. Pelelangan Gagal dan Pelelangan Ulang

1) Pelelangan dinyatakan gagal apabila :


a) Penyedia barang/jasa yang tercantum dalam daftar calon peserta
lelang kurang dari 3 (tiga); atau
b) Penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga); atau
c) Tidak ada penawaran yang memenuhi syarat yang ditentukan dalam
dokumen pemilihan penyedia barang/jasa; atau
d) Semua penawaran di atas pagu dana yang tersedia; atau
e) Sanggahan dari peserta lelang atas kesalahan prosedur yang
tercantum dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa ternyata
benar; atau
f) Sanggahan dari peserta lelang atas terjadinya KKN dari calon
pemenang lelang urutan 1, 2, dan 3 ternyata benar; atau
g) Calon pemenang lelang urutan 1, 2, dan 3 mengundurkan diri dan
tidak bersedia ditunjuk; atau
h) Pelaksanaan pelelangan tidak sesuai dengan ketentuan dokumen
pemilihan penyedia barang/jasa atau prosedur yang berlaku; atau
i) Pengaduan masyarakat atas terjadinya KKN dalam pelaksanaan
lelang ternyata benar.

2) Pelelangan Ulang :
Dalam hal pelelangan dinyatakan gagal, pengguna barang/ jasa/ pejabat
yang berwenang memerintahkan pelelangan ulang dengan prosedur:

a) Pelelangan gagal karena tersebut pada butir 1).a), dan/atau butir


1).b), dan/atau butir 1).e) dilakukan pelelangan ulang, dengan cara
mengumumkan kembali dan mengundang calon peserta lelang yang
baru selain calon peserta lelang yang telah masuk dalam daftar calon
peserta lelang;

b) Pelelangan gagal karena tersebut pada butir 1).c) dan/atau butir


1).d), dan/atau butir 1).h) dilakukan pelelangan ulang, dengan cara
mengundang ulang semua peserta lelang yang tercantum dalam
daftar calon peserta lelang untuk mengajukan penawaran ulang
secara lengkap (administrasi, teknis, dan harga). Bilamana dianggap
perlu panitia/pejabat pengadaan melakukan pelelangan ulang
dengan mengundang calon peserta lelang yang baru;

c) Pelelangan gagal yang disebabkan sebagaimana tersebut pada butir


1).f) dan butir 1).i) dilakukan sebagai berikut :

(1) apabila panitia/pejabat pengadaan lelang tidak terbukti terlibat


KKN, panitia/pejabat pengadaan lelang mengundang ulang
semua peserta lelang yang tercantum dalam daftar calon
penyedia barang/jasa untuk mengajukan penawaran ulang secara
lengkap (administrasi, teknis, dan harga). Bilamana dianggap
perlu panitia/pejabat pengadaan lelang melakukan pelelangan
ulang dengan mengundang calon penyedia barang/jasa yang
baru. Panitia/pejabat pengadaan lelang dilarang mengundang
peserta lelang yang terlibat KKN, dan penyedia barang/jasa
dikenakan sanksi pidana berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
(2) apabila panitia/pejabat pengadaan lelang terbukti terlibat KKN,
maka panitia/ pejabat pengadaan dikenakan sanksi sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan
dibentuk panitia/pejabat pengadaan lelang baru untuk
melakukan pelelangan ulang. Panitia/pejabat pengadaan lelang
baru dilarang mengikutsertakan peserta lelang yang terbukti
terlibat KKN.

d) Pelelangan gagal yang disebabkan sebagaimana tersebut pada butir


1).g), dilakukan pelelangan ulang dengan cara sebagai berikut :

(1) mengundang peserta yang memenuhi syarat untuk


menyampaikan penawaran harga yang baru apabila peserta
lelang yang memenuhi syarat sama dengan atau lebih dari 3
(tiga) peserta (tidak termasuk peserta yang mengundurkan diri);
(2) mengumumkan kembali/mengundang peserta lelang yang baru
dan lama yang memenuhi syarat untuk mengajukan
penawarannya apabila peserta yang memenuhi syarat kurang
dari 3 (tiga) peserta (tidak termasuk peserta yang
mengundurkan diri);

e) Apabila dalam pelelangan ulang pesertanya kurang dari 3 (tiga) maka :


(1) Dalam hal peserta lelang yang memenuhi syarat hanya 2 (dua),
maka proses pemilihan dilanjutkan seperti pada proses
pemilihan langsung;
(2) Dalam hal peserta lelang yang memenuhi syarat hanya 1 (satu),
maka proses pemilihan dilanjutkan seperti pada proses
penunjukan langsung.

f) Dalam hal pengguna barang/jasa atau panitia/pejabat pengadaan


menemukan indikasi kuat adanya KKN di antara para penyedia
barang/jasa, maka :
(1) Panitia/pejabat pengadaan meneliti kewajaran penawaran
dengan cara memeriksa koefisien dan harga satuan dasar upah,
bahan, dan alat dan membandingkan dengan harga satuan
pekerjaan sejenis terdekat;
(2) Memeriksa dokumentasi yang mendukung adanya KKN;
(3) Apabila hasil penelitian dan pemeriksaan pada butir (1) dan
butir (2) mengarah kepada terjadinya KKN, maka pengguna
barang/jasa atau panitia/pejabat pengadaan wajib
menghentikan proses pelelangan untuk diperiksa intansi yang
berwenang.

g) Apabila dalam pelaksanaan lelang ulang terjadi KKN, maka pengguna


barang/jasa wajib menghentikan proses pengadaan dan pejabat yang
berwenang mengusulkan pemindahan alokasi dananya untuk
pekerjaan lain.
E.19. Penandatanganan Kontrak

Setelah SPPBJ diterbitkan, pengguna barang/jasa menyiapkan dan


menandatangani kontrak pelaksanaan pekerjaan apabila dananya telah cukup
tersedia dalam dokumen anggaran, dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Penandatanganan kontrak dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari


setelah diterbitkan SPPBJ dan setelah penyedia barang/jasa
menyerahkan jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) dengan
ketentuan:

a) Nilai jaminan sesuai ketentuan yang berlaku;

b) Untuk nilai pengadaan kecil sampai dengan Rp 50.000.000,00 (lima


puluh juta rupiah) tanpa Jamsostek;

2) Apabila penyedia barang/jasa yang ditunjuk menolak/ mengundurkan


diri dengan alasan yang tidak dapat diterima atau gagal untuk
menandatangani kontrak, maka pengguna barang/jasa membatalkan
SPPBJ, mencairkan jaminan penawaran, dan penyedia barang/jasa
dikenakan sanksi dilarang mengikuti pengadaan barang/jasa instansi
pemerintah selama 2 (dua) tahun;

3) Pengguna dan penyedia barang/jasa tidak diperkenankan mengubah


dokumen pengadaan secara sepihak sampai dengan penandatanganan
kontrak;
4) Pengguna dan penyedia barang/jasa wajib memeriksa konsep kontrak
meliputi substansi, bahasa/redaksional, angka, dan huruf serta
membubuhkan paraf pada lembar demi lembar dokumen kontrak;

5) Menetapkan urutan hirarki bagian-bagian dokumen kontrak di dalam


surat perjanjian dengan maksud apabila terjadi pertentangan ketentuan
antara bagian satu dengan bagian yang lain, maka yang berlaku adalah
ketentuan berdasarkan urutan yang ditetapkan sebagai berikut:
a) Surat perjanjian;
b) Surat penawaran berikut kuantitas dan harga;
c) Amandemen kontrak;
d) Ketentuan khusus kontrak;
e) Ketentuan umum kontrak;
f) Spesifikasi khusus;
g) Spesifikasi umum;
h) Gambar-gambar;
i) Dokumen lainnya seperti : jaminan-jaminan, SPPBJ, Berita Acara
Hasil Pelelangan, Berita Acara Penjelasan dokumen pemilihan
penyedia barang/jasa.

6) Banyaknya rangkap kontrak dibuat sesuai kebutuhan, yaitu :

a) Sekurang-kurangnya 2 (dua) kontrak asli, kontrak asli pertama


untuk pengguna barang/jasa dibubuhi materai pada bagian yang
ditandatangani oleh penyedia barang/jasa , dan kontrak asli kedua
untuk penyedia barang/jasa dibubuhi materai pada bagian yang
ditandatangani oleh pengguna barang/jasa;
b) Rangkap kontrak lainnya tanpa dibubuhi materai.
2. NASKAH DOKUMEN KONTRAK
 SYARAT UMUM KONTRAK
SYARAT UMUM KONTRAK

BAB I

DEFINISI

Istilah yang digunakan dalam Kontrak harus diartikan sebagaimana disebutkan dibawah
ini, kecuali apabila pengertian kalimat mengharuskan lain.

(a) "Kontrak" berarti Surat Perjanjian Jasa Konsultansi yang ditandatangani oleh
Kepala Kantor, atau Kepala Satuan Kerja, atau Pemimpin Bagian Proyek dan
Konsultan, beserta Syarat Umum Kontrak dan Syarat Khusus Kontrak serta semua
Lampiran Kontrak yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

(b) "Pemerintah" berarti Pemerintah Republik Indonesia.

(c) "Proyek" berarti instansi dilingkungan Pemerintah Provinsi Papua yang namanya
disebut dalam Syarat Khusus Kontrak yang diberi kuasa untuk melaksanakan
Kontrak.

(d) "Departemen" berarti Dinas Kesehatan Provinsi Papua.

(e) "Konsultan" berarti perusahaan (perusahaan Konsultan yang nama nama) sahnya
dinyatakan dalam Surat Perjanjian beserta nama-nama semua perusahaan yang ikut
serta atau perusahaan-perusahaan yang bekerja sama, dan hubungannya dengan
Kontrak, termasuk pewaris dan kuasanya yang sah.

(f) "Pihak Kesatu" berarti Proyek.


"Pihak Kedua" berarti Konsultan.

(g) "Jasa" berarti jasa yang harus diberikan oleh Konsultan sebagaimana diuraikan
dalam Lampiran (Kerangka Acuan Kerja) pada Kontrak.

(h) "Surat Perintah Mulai Kerja" berarti pemberitahuan secara tertulis dari Proyek
untuk memulai Jasa.

(i) "Tanggal berlakunya Kontrak" berarti tanggal penandatanganan Surat Perjanjian


oleh kedua belah pihak.

(j) "Tanggal Mulai" berarti tanggal dimulainya jasa sebagaimana tercantum dalam
Surat Perintah Kerja, selambat-lambatnya setelah jangka waktu yang ditetapkan
dalam Syarat Khusus Kontrak sejak tanggal penerimaan Perintah Mulai Kerja.

(k) "Tanggal Penyelesaian" berarti tanggal pada waktu Proyek mengeluarkan


persetujuan tertulis atas penerimaan hasil-hasil Jasa.

(l) "Wakil Sah" berarti orang yang diberi kuasa oleh Konsultan dengan surat kuasa,
sebagaimana terlampir pada Kontrak, untuk menandatangani Kontrak dan untuk
menerima dan atau memberikan pemberitahuan atau permintaan atas nama
Konsultan.
(m) "Pemimpin Tim" berarti orang yang ditunjuk oleh Konsultan untuk berkedudukan
ditempat tugas dan bertanggung jawab atas pelaksanaan Jasa.

(n) "Direktur Proyek" berarti seorang Direktur dari Perusahaan Konsultan yang
ditunjuk oleh Konsultan untuk bertanggung jawab kepada Proyek atas koordinasi
pelaksanaan jasa, yang mendapat dukungan Kantor Pusat atas keseluruhan
pelaksanaan tugas Konsultan dalam menyelesaikan Jasa sesuai dengan ketentuan
Kontrak. Tempat Tugas Direktur Proyek adalah sebagaimana ditentukan dalam
Jadwal Penugasan dalam Lampiran pada Kontrak.

(o) "Personil" berarti orang-orang yang ditugaskan untuk melaksanakan Jasa oleh
Konsultan.

(p) "Tempat Tugas" berarti lokasi atau lokasi-lokasi dimana personil Konsultan akan
melaksanakan tugas pokoknya.

(q) ”Peralatan Khusus” berarti peralatan yang harus diadakan oleh Konsultan atas
nama Proyek.

(r) "Barang Khusus" berarti barang yang disebutkan namanya yang akan disediakan
oleh Proyek bagi Konsultan untuk penggunaan khusus dalam pelaksanaan Jasa.

(s) "Kantor Pusat" berarti kantor induk Konsultan, atau perusahaan yang bekerja
sama dengannya, dimana jasa yang didalam Kontrak dinyatakan akan dilaksanakan
di Kantor Pusat Konsultan.

(t) "Disetujui" berarti disetujui secara tertulis, termasuk penegasan tertulis atas
persetujuan lisan.

(u) "Hari" berarti hari kalender.


BAB II

JASA

Bagian 2.01 Jasa

Konsultan harus melaksanakan Jasa sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja yang ditetapkan
dalam Lampiran (Kerangka Acuan Kerja).

Bagian 2.02 Pengalihan

(a) Konsultan tidak diperkenankan mengalihkan seluruh atau sebagian Kontrak


kepada pihak lain, kecuali apabila ditetapkan lain dalam Kontrak.

(b) Dengan persetujuan terlebih dahulu dari Proyek, Konsultan dapat mempekerjakan
konsultan bebas atau sub konsultan untuk melaksanakan sebagian jasa.

(c) Meskipun ada persetujuan oleh Proyek atas pengalihan sebagian Kontrak atau atas
hal mempekerjakan konsultan bebas atau sub konsultan untuk melakukan sebagian
jasa, Konsultan tetap bertanggungjawab atas segala kewajibannya berdasarkan
Kontrak.

Bagian 2.03 Waktu pelaksanaan dan Tanggal Mulai

(a) Waktu Pelaksanaan

Waktu Pelaksanaan Kontrak adalah jangka waktu yang dinyatakan dalam Bagian
2.03 (a) Syarat Khusus Kontrak dihitung sejak Tanggal Mulai. Jasa harus
diselesaikan sesuai dengan jadwal yang tertera dalam Lampiran (Jadwal
Pekerjaan dan Penugasan).

(b) Tanggal Mulai

Tanggal Mulai dihitung dari tanggal yang tercantum dalam Surat Perintah Mulai
Kerja, selambat-lambatnya pada tanggal berakhirnya jangka waktu yang
ditetapkan dalam Syarat Khusus Kontrak.

Pemimpin Tim Konsultan harus sudah mulai melaksanakan pekerjaan ditempat


tugas pada tanggal mulai.

Bagian 2.04 Personil

(a) Umum
Jasa harus dilaksanakan oleh personil Konsultan yang disetujui, sebagaimana
ditentukan dalam Lampiran (Jadwal Pekerjaan dan Penugasan).

(b) Penggantian Personil


Penggantian personil tidak boleh dilakukan tanpa persetujuan tertulis terlebih
dahulu dari Proyek.
Kualifikasi personil Konsultan yang diusulkan dan yang namanya tidak tercantum
dalam Kontrak harus disampaikan kepada Proyek untuk memperoleh persetujuan
tertulisnya sebelum pemberangkatan (mobilisasi) personil tersebut ketempat
tugas.
(c) Konsultan harus menanggung semua biaya yang timbul atau biaya tambahan
sebagai akibat pemindahan dan atau penggantian personil, dan beban biaya
personil yang dibayarkan kepada personil yang ditugaskan sebagai pengganti tidak
melebihi beban biaya personil yang digantikan.

Pemberangkatan (Mobilisasi) Personil


Personil yang namanya tercantum dalam Kontrak sebagaimana tersebut dalam
Lampiran (Jadwal Pekerjaan dan Penugasan) atau personil pengganti yang
disetujui, dapat diberangkatkan setelah dikeluarkan Surat Perintah Mulai Kerja
oleh Proyek.
Sebelum melaksanakan pemberangkatan Personilnya, Konsultan harus
memberitahukan hal itu secara tertulis kepada Proyek untuk mendapatkan
(d) persetujuan.
Konsultan harus memberitahukan terlebih dahulu secara tertulis kepada Proyek,
dengan menyebutkan alasannya, apabila ada pemberangkatan personil yang
namanya tercantum pada jadwal dalam Lampiran (Jadwal Pekerjaan dan
Penugasan) yang tidak dilaksanakan.

Berkenaan dengan perubahan pemberangkatan, Konsultan harus menyampaikan


jadwal yang telah diperbaiki kepada Proyek sebagai jadwal pengganti yang
dicantumkan dalam Lampiran untuk mendapat persetujuan Proyek.

(e) Pemindahan Personil

(i) Dalam hal pelaksanaan tugas, jika ada Personil Konsultan tidak dapat disetujui
Proyek oleh karena ketidakmampuannya dalam pelaksanaan tugas atau
berperilaku tidak baik, maka apabila diminta oleh Proyek, Konsultan harus
segera memindahkan yang bersangkutan dan menggantinya dengan personil
lain, sekurang-kurangnya berkualifikasi sama atau lebih baik, dan dapat
disetujui oleh Proyek.

(ii) Dalam hal seorang Personil Kosultan menderita sakit keras atau dapat
dipastikan bahwa penyakit tersebut telah dideritanya sebelum kedatangannya
ditempat tugas atau dalam keadaan khusus, misalnya kemalangan, kematian
keluarga, maka dengan persetujuan Proyek, Konsultan harus dengan segera
memindahkan personil tersebut dan menggantinya dengan personil lain yang
sekurang-kurangnya berkualifikasi sama atau lebih baik, dan dapat disetujui
oleh Proyek.

(iii) Biaya yang timbul sebagai akibat adanya penggantian Personil sebagaimana
diuraikan dalam Pasal (e) (i) dan (e) (ii) menjadi tanggungan Konsultan.

(f) Penyesuaian yang timbul sebagai akibat adanya penggantian Personil.


Apabila diperlukan adanya penyesuaian berkenaan dengan waktu yang dialokasikan
dalam jadwal penugasan yang ditetapkan dalam Lampiran (Jadwal Pekerjaan dan
Penugasan), maka perubahan biaya dapat dilakukan oleh Konsultan, untuk
memenuhi ketentuan dalam Bagian 2.01 (Jasa), dengan ketentuan bahwa jumlah
penyesuaian tersebut tidak menyebabkan pembayaran berdasarkan Kontrak
melampaui jumlah maksimum yang dirujuk dalam Bab V semua (Biaya dan
Pembayaran ) dan dalan surat perjanjian penyesuaian akan dilakukan setelah
diperoleh persetujuan dari Proyek.
(g) Waktu Kerja

Konsultan harus bertanggung jawab bahwa Personilnya mematuhi waktu/jam kerja


dari Proyek.
Sesuai dengan sifat penugasan apabila akan memerlukan pelaksanaan tugas dan
perjalanan dinas diluar waktu kerja yang berlaku, maka Personil Konsultan
diharapkan melaksanakan tugas tambahan sebagaimana yang diperlukan, tanpa
adanya tagihan biaya untuk waktu lembur kepada Proyek.

Bagian 2.05 Pembelian Khusus untuk Proyek

Setiap Peralatan Khusus yang akan dibeli oleh Konsultan atas nama Proyek ditunjukkan
dengan biaya perkiraannya didalam Lampiran (Biaya). Peralatan Khusus tersebut akan
merupakan tambahan barang dan pasokan yang disediakan bagi Konsultan oleh Proyek
yang dirinci dalam Lampiran (Barang dan Fasilitas yang disediakan oleh Proyek).
Pembelian Peralatan Khusus tersebut dilakukan oleh Konsultan apabila diminta secara
tertulis oleh Proyek dan harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
BAB III

KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB KONSULTAN

Bagian 3.01 Pelaksanaan Jasa

Dalam melaksanakan Jasa, Konsultan harus bertanggung jawab kepada Proyek serta
mengikuti pedoman yang diberikan oleh Proyek.
Konsultan harus mengerahkan segala kemampuan, perhatian, ketekunan, serta efisiensi
dan efektifitas sebagai tenaga ahli (profesional) dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
Konsultan harus memenuhi standar profesi yang berlaku, menggunakan praktek
teknik/teknologi tepat guna, administrasi dan keuangan yang baik pada masing-masing
bidang yang digunakan dalam Jasa. Konsultansi harus bekerja untuk kepentingan Proyek.

Bagian 3.02 Pelaksanaan Jasa dan Tanggung Jawab

Dalam hal fasilitas dan atau sistem yang dirancang oleh Konsultan gagal memenuhi
standar kinerja yang ditetapkan dalam Kontrak, atau standar Kinerja (performance) yang
telah disetujui oleh Konsultan, atau standar kinerja yang mewakili standar profesional
yang lazim, maka Konsultan harus menyusun dan menyampaikan usulannya kepada Proyek
berkenaan dengan maksudnya untuk memperbaiki fasilitas dan atau sistem tersebut.
Setelah usulan tersebut disetujui oleh Proyek, Konsultan harus segera mendisain ulang dan
memperbaiki fasilitas dan atau sistem itu tanpa biaya lagi dari Proyek sampai pada waktu
fasilitas dan atau sistem tersebut memenuhi standar kinerja.

Jika Proyek tidak dapat menyetujui tindakan perbaikan yang diusulkan oleh Konsultan,
atau jika Konsultan menyangkal bahwa fasilitas dan atau sistem itu tidak memenuhi
standar kinerja, atau jika Konsultan tidak dapat menyusun dan menyajikan laporannya
mengenai tindakan perbaikan kepada Proyek dalam jangka waktu yang wajar, maka
Proyek dapat menunjuk suatu badan independen untuk menelaah persoalan tersebut dan
melaporkannya.

Biaya yang timbul sebagai akibat penunjukan badan independen tersebut dan penyusunan
laporan yang dihasilkan harus ditanggung oleh Konsultan, kecuali jika laporan badan
independen tadi menyatakan bahwa fasilitas dan atau sistem tersebut gagal memenuhi
standar kinerja bukanlah kesalahan Konsultan, maka dalam hal ini baik biaya disain ulang
maupun biaya yang timbul sebagai akibat dari penunjukan badan independen itu tidak
ditanggung oleh Konsultan.

Jika Konsultan tidak menyetujui bahwa fasilitas dan atau sistem tersebut
gagal memenuhi standar kinerja disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian
Konsultan, maka baik biaya pekerjaan disain ulang oleh Konsultan, maupun segala biaya
yang timbul sebagai akibat penunjukan badan independen itu tidak ditanggung Konsultan
sampai Proyek telah menempuh prosedur penyelesaian yang termaktub dalam Bab VII
bagian 7.06 (Penyelesaian Perselisihan) Syarat Umum Kontrak ini.
Sambil menunggu penyelesaian perselisihan, Konsultan harus tetap melanjutkan
memberikan Jasa sesuai dengan kontrak.
Bagian 3.03 Susunan Personil Konsultan.
(a) Pemimpin Tim Konsultan

Konsultan harus menunjuk seorang karyawan tetap senior sebagai Pemimpin Tim
yang bertempat tinggal tetap ditempat tugas sepanjang waktu pelaksanaan Jasa,
kecuali selama cuti atau ketidak hadiran yang diijinkan oleh Proyek. Pemimpin Tim
harus selalu berhubungan dengan Proyek selama pelaksanaan Kontrak.
Pemimpin Tim adalah Wakil sah Konsultan, kecuali apabila ditentukan lain oleh
Konsultan atau ditetapkan lain dalam Kontrak.

(b) Tenaga Ahli

Konsultan harus :

(i) Mempekerjakan Personil yang ditunjuk dalam jadwal penugasan dalam


lampiran (Jadwal Pekerjaan dan Penugasan) selama jangka waktu bulan-
orang yang tercantum didalam Lampiran tersebut kecuali apabila diperlukan
untuk kepentingan jasa, jangka waktu tersebut dapat disesuaikan
berdasarkan Bagian 2.04 (f) (Penyesuaian).

(ii) Menjamin bahwa Personil hanya akan dipekerjakan untuk memenuhi


penugasan berdasarkan Kontrak, kecuali apabila diperlukan untuk
pelaksanaan tugas tambahan sebagaimana yang dapat disetujui bersama dan
diberikan kepada Konsultan sebagai akibat tugas lanjutan yang dialokasikan
oleh Proyek, maka personil tersebut dapat dipekerjakan untuk pelaksanaan
tugas tambahan tersebut.

(iii) Mengadakan personil pengganti dengan kualifikasi setara dengan beban


biaya perbulan-orang yang telah disepakati apabila ada personil yang
ditunjuk tidak sanggup atau tidak tersedia untuk melaksanakan penugasan.
Penggantian personil selama berlangsungnya Jasa harus mematuhi
ketentuan Bagian 2.04 (Personil). Biaya pemberangkatan dan pemulangan
personil pengganti menjadi tanggungan Konsultan.

Bagian 3.04 Tanggung Jawab atas Personil

Konsultan bertanggung jawab atas kemampuan tenaga ahlinya dan kemampuan teknis
Personilnya dan menjamin tingkah laku pribadi mereka, dan memilih dan mempekerjakan
orang-orang yang kualifikasi dan kemampuannya baik, selama penugasannya.

Bagian 3.05 Penugasan (Perpindahan) Personil

Pemimpin tim selalu memberitahukan kepada Proyek, melalui wakilnya yang ditunjuk
diwilayah Proyek, mengenai perpindahan Personil Konsultan kesetiap lokasi atau tempat
tugas lainnya berdasarkan persetujuan Proyek.

Bagian 3.06 Pelaksanaan Tugas Personil

Personil Konsultan yang ditugaskan berdasarkan Kontrak, secara langsung atau tidak
langsung baik atas namanya sendiri maupun melalui Konsultan, tidak diperkenankan
terlibat dalam kegiatan usaha lain atau kegiatan profesional lain selama pelaksanaan
tugasnya atau penugasannya berdasarkan Kontrak.
Bagian 3.07 Kerahasiaan

Konsultan harus memegang teguh kerahasiaan Negara. Konsultan harus melarang dan
mencegah Personilnya memberitahukan kepada seseorang atau sesuatu badan hukum
mengenai informasi yang dirahasiakan baik yang terungkap atau ditemukan selama
berlangsungnya pelaksanaan Jasa, termasuk segala informasi berupa rekomendasi yang
dirumuskan selama berlangsungnya pelaksanaan jalan dan atau sebagai hasil Jasa, kecuali
dengan persetujuan terlebih dahulu dari Proyek.
Konsultan dan personilnya harus menjaga kepentingan Proyek dengan menyimpan semua
informasi, dokumentasi, data, peta, gambar, dokumen design, dan laporan dengan sangat
rahasia.

Bagian 3.08 Catatan dan Laporan

(a) Konsultan harus menyimpan catatan dan perhitungan biaya yang akurat dan sistematis
sehubungan dengan Jasa dalam bentuk dan rincian yang dapat digunakan untuk
menetapkan secara akurat bahwa telah dikeluarkan biaya dan pengeluaran yang dirujuk
dalam Bagian V (Biaya dan Pembayaran).
Catatan ini antara lain mencakup : Catatan Waktu Bulanan yang disusun oleh Konsultan,
rincian jenis tugas setiap hari yang digunakan untuk menyusun tagihan atas imbalan
jasa dari masing-masing personil

Catatan Waktu Bulanan ini harus ditandatangani oleh Pemimpin Tim dan Proyek
sebelum Proyek mensahkan pembayaran untuk jangka waktu yang bersangkutan dan
untuk biaya yang harus mendapat penggantian berdasarkan Kontrak, kecuali apabila
ditentukan lain dalam Kontrak.

Apabila Proyek dan atau wakilnya yang sah sewaktu-waktu memantau catatan dan
perhitungan Konsultan sehubungan dengan Jasa serta membuat rekaman catatan dan
perhitungan tersebut sampai 12 (dua belas) bulan setelah Tanggal Penyelesaian, maka
Konsultan harus mengijinkannya.

(b) Konsultan harus menyampaikan laporan kemajuan pekerjaan dan laporan


penyelesaian pekerjaan sebagaimana yang dinyatakan dalam Kerangka Acuan Kerja
yang ditetapkan dalam Lampiran (Kerangka Acuan Kerja). Konsultan juga harus
memberitahu dan membantu Proyek dalam menyusun catatan lain yang berkenaan
dengan Jasa, dan memberikan informasi selanjutnya yang berhubungan dengan jasa
yang dapat diminta sewaktu-waktu.

(c) Dengan pengaturannya sendiri, Konsultan harus menterjemahkan laporan, data, dan
bahan, latar belakang yang ada atau tersedia kedalam bahasa Indonesia.

Bagian 3.09 Kelambatan

(a). Melaporkan Kelambatan

Konsultan harus segera melaporkan kepada Proyek apabila timbul kejadian atau
keadaan yang dapat menghambat atau menghalangi penyelesaian jasa sesuai dengan
Jadwal dalam Lampiran (Jadwal Pekerjaan dan Penugasan).
Dalam laporannya, Konsultan harus menyebutkan langkah-langkah yang diambil untuk
mengatasi keadaan tersebut.
(b). Penyelesaian Terlambat
Apabila konsultan berpendapat bahwa Konsultan tidak akan dapat menyelesaikan Jasa
dalam waktu yang telah ditetapkan dalam Kontrak karena terjadinya keadaan yang
diluar pengendaliannya, dan Konsultan telah melaporkan kejadian tersebut kepada
Proyek berdasarkan Pasal (a) diatas, maka Proyek akan melakukan penjadwalan
kembali pelaksanaan tugas dan biaya yang ditetapkan dalam Kontrak untuk mencakup
waktu yang diperpanjang sebatas biaya yang tercantum dalam Kontrak.
Apabila penjadwalan kembali ini tidak memungkinkan, maka dapat dilakukan Kontrak
Addendum (Kontrak Tambahan), dengan syarat harus mendapat persetujuan dari
pihak-pihak yang berwenang sebagaimana ditetapkan dalam Bagian 8.01 (c)
(Perubahan) dalam Syarat Umum ini.

Bagian 3.10 Jaminan Tenaga Kerja

Konsultan harus bertanggung jawab atas asuransi jiwa, kesehatan, kecelakaan, perjalanan,
dan asuransi ganti rugi kepada tenaga kerja termasuk asuransi lainnya, yang diperlukan
untuk Personilnya selama penugasan.

Bagian 3.11 Tanggungan Konsultan

Konsultan harus bertanggung jawab kepada Proyek berkenaan dengan pelaksana jasa
sesuai dengan ketentuan dalam kontrak. Konsultan harus menanggung kerugian yang
diderita oleh Proyek sebagai akibat dari kelalaian Konsultan dalam pelaksanaan jasa,
dengan pembatasan sebagai berikut :
(a) Konsultan tidak menanggung kerusakan atau kecelakaan yang disebabkan atau
ditimbulkan oleh karena tindakan kecerobohan, kelalaian atau kealpaan pihak lain
kecuali yang timbul oleh karena tindakan Konsultan, sub-konsultannya atau personil
Konsultan atau personil sub-konsultannya;

(b) Konsultan tidak akan menanggung kerugian atau tuntutan ganti rugi yang disebabkan
oleh atau karena terjadinya keadaan diluar pengendalian Konsultan;

(c) besarnya tanggungan Konsultan sebagai mana dimaksud dalam Bagian 3.11 ini terbatas
sampai sebesar nilai Kontrak.

Bagian 3.12 Ganti Rugi oleh Konsultan

(a) Apabila selama berlangsungnya pelaksanaan Jasa, Konsultan melanggar ketentuan


hukum, atau melanggar hak pihak ke-3, yang berkenaan dengan hak pengarang, hak
pemilikan, hak penulisan, atau hak paten, maka Konsultan dengan biayanya sendiri
harus mengganti rugi, melindungi dan membela Proyek, wakilnya dan pegawainya dari
dan terhadap segala tuntutan hukum, tuntutan ganti rugi dan tuntutan lainnya yang
ditimbulkannya.

(b) Konsultan dengan biayanya sendiri harus membebaskan dan membela Proyek,
wakilnya dan pegawainya, dari dan terhadap segala tuntutan hukum, kerugian atau
tuntutan ganti rugi dan tuntutan lainnya yang timbul oleh karena kegagalan Konsultan
menggunakan ketrampilan dan kesungguhan yang diwajibkan berdasarkan bagian 3.01
(Pelaksanaan), dengan ketentuan :

(i) Bahwa Konsultan diberitahu mengenai tuntutan hukum, tuntutan ganti rugi, atau
tuntutan lainnya tersebut selambat-lambatnya dalam jangka waktu yang ditentukan
dalam Syarat Khusus Kontrak pada Bagian 3.12 (b) (i) terhitung sejak penyelesaian
Jasa;
(ii) Bahwa tanggungan Konsultan berdasarkan Bagian ini terbatas pada tuntutan
hukum, kerugian atau tuntutan ganti rugi dan tuntutan lainnya yang secara
langsung disebabkan oleh kegagalan menggunakan ketrampilan dan kesungguhan
tersebut, tetapi tidak mencakup tanggungan atas tuntutan hukum, kerugian atau
tuntutan ganti rugi dan tuntutan lainnya yang timbul karena kejadian-kejadian
sampingan atau yang secara tidak langsung merupakan akibat dari kegagalan
tersebut.

(c) Disamping tanggungan yang berdasarkan Bagian 3.12, atas permintaan Proyek,
Konsultan dengan biaya dan pengeluarannya sendiri, harus melaksanakan kembali Jasa
apabila Konsultan gagal menggunakan ketrampilan dan kesungguhan yang diwajibkan
berdasarkan Bagian 3.01 (Pelaksanaan Jasa).

Bagian 3.13 Asuransi

Konsultan harus mengadakan asuransi dengan biayanya sendiri demikian pula sub-
konsultannya, serta membayar preminya dengan tertib. Asuransi yang dimaksud adalah
pertanggungan asuransi yang cukup terhadap pihak ketiga, asuransi atas resiko, dan
asuransi terhadap kehilangan atau kerusakan peralatan yang dibeli dengan dana yang
sebagian atau seluruhnya disediakan oleh Proyek.

Bagian 3.14 Larangan Kerjasama

Peranan Konsultan berdasarkan Kontrak hanya terbatas sebagai pemberi Jasa, dan
Konsultan setuju bahwa perusahaan yang bekerjasama atau berafiliasi dengan Konsultan
tidak akan berperan serta pada Proyek, kecuali apabila Proyek menyetujui lain.

Bagian 3.15 Jasa Pendukung

Konsultan harus memberikan jasa pendukung dari Kantor Pusatnya disamping Jasa di
Tempat Tugas, apabila ditentukan demikian dalam Lampiran Kontrak atau jika
diperintahkan berdasarkan Bagian 8.01 (Perubahan) dalam Syarat Umum Kontrak dengan
penyedian biaya yang cukup.

Jasa pendukung tersebut dapat meliputi :

(i) koordinasi dan pengawasan jasa yang dilaksanakan di Tempat Tugas dan di Kantor
Pusat; sedapat mungkin koordinasi dan pengawasan tersebut dapat dilakukan oleh
seorang Direktur Proyek;

(ii) tinjauan konsep laporan atau rancangan yang berhubungan dengan pekerjaan
enjinering yang penting atau jasa spesialis; dan -

(iii) hal-hal lain yang mungkin perlu dilakukan di Kantor (- kantor) Pusat (apabila
Konsultan merupakan asosiasi), sehubungan dengan Proyek.

Bagian 3.16 Spesifikasi dan Desain

(a) Apabila Konsultan menyusun spesifikasi, disain dan dokumentasi, maka Konsultan
harus menyusun semua spesifikasi dan desain sedemikian rupa sehingga mewujudkan
kriteria disain mutahir.
Semua kriteria disain dan spesifikasi harus dengan persetujuan Proyek.
(b) Konsultan harus menjamin bahwa spesifikasi, disain dan semua dokumentasi yang
berhubungan dengan pengadaan jasa konstruksi, barang dan jasa untuk Proyek disusun
berdasarkan azas tidak memihak, dan sesuai dengan cara pelaksanaan yang baik dan
peraturan- peraturan yang berlaku pada Proyek.

Sejauh tidak menyimpang dari kewajibannya berdasarkan Bagian 3.01 (Pelaksanaan),


maka Konsultan harus berusaha sebanyak mungkin menggunakan produk dan fasilitas
dalam negeri.
BAB IV

TANGGUNG JAWAB PROYEK

Bagian 4.01 Fasilitas dan Dukungan Logistik

Proyek tidak menyediakan barang dan fasilitas yang diperlukan bagi Konsultan untuk
melaksanakan Jasa sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran (Barang dan Fasilitas yang
disediakan oleh Proyek).

Bagian 4.02 Pelaksana Kegiatan

Departemen / Instansi / Pengguna Anggaran akan mengangkat seorang Pelaksana Kegiatan


yang diberi kuasa dan wewenang untuk mengambil dan melaksanakan keputusan di
Proyek, mengenai masalah-masalah yang berhubungan dengan organisasi, logistik,
keuangan, administrasi, dan teknik yang perlu untuk pelaksanaan Jasa, termasuk semua
hal yang diajukan padanya oleh Pemimpin Tim Konsultan. Semua surat menyurat dan
rujukan dari Pemimpin Tim kepada Proyek harus disampaikan melalui Pelaksana Kegiatan,
kecuali sebagaimana yang dapat disetujui atau diarahkan oleh Pemberi Tugas.

Bagian 4.03 Ganti Rugi oleh Proyek

Proyek membayar ganti rugi, melindungi dan membela Konsultan terhadap semua tuntutan
hukum, tuntutan lainnya, dan tanggungan yang timbul karena kesalahan, kecerobohan dan
pelanggaran kontrak yang dilakukan oleh pegawai Proyek sehubungan dengan Jasa.
BAB V

BIAYA DAN PEMBAYARAN

Bagian 5.01 Biaya

(a) Pengguna Jasa akan membayar Jasa Konsultan yang dilaksanakan berdasarkan Kontrak
dengan jumlah yang tidak lebih dari jumlah yang disebutkan dalam Surat Perjanjian.
Perkiraan biaya dirinci dalam Lampiran (Biaya).

(b) Meskipun perkiraan biaya, sebagaimana dirinci dalam Lampiran (Biaya), tidak boleh
ditafsirkan sebagai harga total tetap, perkiraan tersebut tidak akan dilampaui tanpa
pengesahan tertulis terlebih dahulu dari Proyek. Konsultan agar berusaha dengan
tertib dan hemat atas penggunaan biaya-biaya yang dapat diganti, tanpa mengurangi
mutu Jasa.

(c) Biaya yang dimaksud dalam Pasal (a) diatas, telah diperhitungkan berdasarkan
pengertian bahwa Proyek akan memberikan bantuan, Jasa dan fasilitas sebagaimana
yang ditentukan dalam Kontrak. Apabila ada diantara bantuan, jasa dan fasilitas
tersebut tidak disediakan, maka kedua belah Pihak akan berunding untuk pemecahan
yang tepat dan bersama-sama memutuskan besarnya biaya tambahan, bila ada, yang
harus dibayarkan kepada Konsultan sebagai akibat dari hal tersebut diatas untuk
menutup pengeluaran tambahan yang perlu, yang tidak diperhitungkan dalam
perkiraan biaya dalam Lampiran (Biaya)

Bagian 5.02 Cara Pembayaran

(a) Semua pembayaran oleh Proyek akan dilakukan secara pemindah bukuan kepada bank
Konsultan yang telah ditunjuk. Konsultan harus memberitahukan kepada Proyek atas
penerimaan setiap pembayaran.

(b) Konsultan harus menyampaikan pernyataan tertulis kepada Proyek berdasarkan


wewenang Wakil Sah, yang menyatakan bank yang ditunjuk oleh Konsultan untuk
menerima pembayaran berdasarkan Kontrak. Pernyataan ini mencantumkan semua
rincian yang diperlukan seperti nama, alamat, dan cabang bank, nama rekening dan
nomor rekening untuk masing-masing rekening yang bersangkutan maupun nama dan
nomor Kontrak

Bagian 5.03 Uang Muka dan Jaminan Uang Muka

(a) Bila diminta oleh Konsultan, uang muka yang besarnya kurang lebih sebesar biaya
pemberangkatan Personil Konsultan beserta biaya langsung untuk memulai Jasa dan
tidak melampui persentase yang dinyatakan dalam Syarat Khusus Kontrak, yang akan
dibayarkan dalam waktu yang dinyatakan dalam Bagian 5.03 (a) Syarat Khusus Kontrak
setelah Tanggal Berlakunya Kontrak dan dengan syarat yang dirinci di bawah ini :
(i) Kontrak telah ditanda-tangani oleh Kedua belah Pihak dan Tanggal Berlakunya
Kontrak telah ditetapkan;
(ii) Proyek telah menerima surat dari Konsultan yang mengajukan permintaan Uang
Muka;
(iii) Uang Muka hanya mencakup biaya pemberangkatan Personil dan biaya langsung
untuk kegiatan memulai Jasa; Maksmal 20 % dari Nilai Kontrak
(iv) Proyek telah menerima jaminan uang muka yang disetujui, sebagaimana diuraikan
dalam pasal (c) Bagian 5.03 ini.
(b) Uang muka harus dibayar kembali oleh Konsultan dengan angsuran yang sama
besarnya yang diperhitungkan pada tagihan Konsultan, selama jangka waktu yang
ditetapkan dalam Bagian 5.03 (b) Syarat Khusus Kontrak.

(c) Dalam waktu 14 (empat belas) hari sejak Tanggal Berlakunya Kontrak, Konsultan harus
menyerahkan surat jaminan uang muka kepada Proyek. Surat jaminan uang muka
tersebut berupa surat jaminan dari bank atau dari lembaga keuangan lainnya yang
disetujui Proyek sebagai jaminan terhadap nilai uang muka sepenuhnya.
Jaminan uang muka harus tetap berlaku selama diperlukan untuk menjamin sisa
pembayaran kembali uang muka yang masih terhutang kepada Proyek, sampai
pembayaran uang muka dengan pemotongan dari pembayaran angsuran kepada
Konsultan.

Bagian 5.04 Pembayaran Angsuran

(a) Jangka waktu pembayaran angsuran

Konsultan harus mengajukan perhitungan angsuran sebagaimana dirinci berikut ini


secara berkala, selama jangka waktu pelaksanaan Kontrak. Selang waktu (frekuensi)
pengajuan harus sebagaimana disebutkan dalam Bagian 5.04 (a) Syarat Khusus
Kontrak.

(b) Perhitungan dan Tanda Bukti

Masing-masing perhitungan angsuran terdiri dari perhitungan terinci dari semua


pengeluaran, dan disertai dengan tanda bukti penerimaan, kwitansi dan dokumen asli
lainnya dari biaya yang mendapat penggantian atas pengeluaran biaya nyata.
Perhitungan tersebut beserta permintaan pembayaran harus berdasarkan bulan-orang
nyata yang dapat ditagihkan sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran (Biaya) dan
pengeluaran nyata yang dikeluarkan dalam pelaksanaan Jasa dengan format dan harga
satuan yang ditetapkan dalam Kontrak.
Daftar hadir yang diperiksa dan disahkan oleh wakil Proyek yang berwenang harus
disertakan pada semua perhitungan yang berkaitan dengan pembayaran beban biaya
personil.

(c) Pengembalian Uang Muka

Kecuali apabila dinyatakan lain dalam Syarat Khusus Kontrak, masing-masing


perhitungan angsuran, mulai dari angsuran pertama, harus dikurangi dengan
pembayaran kembali uang muka yang besarnya dihitung dengan membagi keseluruhan
uang muka dengan banyaknya penagihan selama jangka waktu yang ditetapkan
sehingga sekian kali pula uang muka harus dibayar kembali. Dengan demikian jaminan
uang muka tersebut nilainya dapat dikurangi setiap kali mengajukan perhitungan
angsuran dan pada saat apabila nilai perhitungan angsuran kurang dari besarnya nilai
rata-rata pengembalian uang muka, maka perbedaannya akan dikurangkan dari
perhitungan prestasi berikutnya.
Prosedur ini berlaku sampai seluruh uang muka terbayar kembali.

(d) Pembayaran Perhitungan Angsuran

Pembayaran perhitungan angsuran harus dilaksanakan dalam waktu sebagaimana


dinyatakan dalam Bagian 5.04 (d) Syarat Khusus Kontrak. Adanya tidak kesesuaian
dalam perhitungan angsuran tidak akan menjadi alasan untuk menunda pembayaran.
Proyek dapat meminta konsultan untuk menyampaikan perhitungan prestasi sementara
dengan mengesampingkan hal-hal yang sedang menjadi perselisihan dan akan
membayar perhitungan sementara tersebut dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah
disampaikan.

(e) Pengembalian Kelebihan Pembayaran

Setiap pembayaran oleh Proyek yang melampaui besarnya biaya sebenarnya yang
disetujui oleh Proyek, harus dikembalikan oleh Konsultan kepada Proyek dalam waktu
30 (tiga puluh) hari setelah Konsultan menerima pemberitahuan mengenai hal tersebut
dari Proyek.

(f) Jadwal Pembayaran

Untuk keperluan penganggaran, Konsultan harus menyampaikan Jadwal Pembayaran


yang menunjukkan Jadwal Pembayaran uang yang diminta bila diperlukan, dan
pembayaran untuk masing-masing jangka waktu perhitungan angsuran.
Format dan jumlah-jumlah pembayaran berdasarkan Jadwal ini harus cocok dengan
nilai-nilai yang tercantum dalam Lampiran (Biaya).
Apabila Proyek memilih membayar dengan Jadwal Pembayaran ini, maka Bagian 5.03
dan 5.04 Syarat Umum ini harus diubah sebagaimana ditetapkan dalam Bagian 5.04 (f)
Syarat Khusus Kontrak.

(g) Ketentuan Khusus Pelaksanaan Pembayaran Angsuran

Meskipun berlaku Pasal (a) sampai dengan (f) Bagian ini, Pembayaran angsuran harus
memenuhi ketentuan khusus, bila ada, yang berkenaan dengan hasil keja Konsultan,
sebagaimana dicantumkan pada Jadwal Pekerjaan Konsultan dalam Lampiran (Jadwal
Pekerjaan dan Penugasan dan Daftar Riwayat Hidup).
Apabila Konsultan gagal memenuhi ketentuan khusus tersebut diatas, maka Proyek
berhak menangguhkan pembayaran sampai ketentuan tersebut dipenuhi oleh
Konsultan.

Bagian 5.05 Pembayaran Akhir

Pembayaran akhir sehubungan dengan Jasa hanya dilaksanakan setelah penyerahan dan
persetujuan laporan akhir, dan perhitungan akhir telah disampaikan oleh Konsultan dan
diterima serta disetujui oleh Proyek.
Pembayaran kepada Konsultan akan dilaksanakan selambat-lambatnya dalam jangka
waktu yang dinyatakan dalam Bagian 5.05 Syarat Khusus Kontrak sejak Proyek menerima
perhitungan akhir.

Bagian 5.06 Sumber Dana

Sumber dana adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN murni) dan atau
Bantuan Luar Negeri.
BAB VI

PEMILIKAN LAPORAN DAN PERALATAN

Bagian 6.01 Hak Pemilikan atas Laporan, Data dan Dokumen Lainnya.

Semua laporan dan data yang terkait seperti peta, diagram, disain, statistik, spesifikasi
teknis serta catatan atau bahan pendukung yang dihimpun atau disusun selama
berlangsungnya Jasa harus dirahasiakan, dan setelah penyelesaian Jasa, menjadi milik
Proyek.
Konsultan boleh menyimpan satu rekaman data dan catatan tersebut tetapi dilarang
menggunakannya untuk keperluan yang tidak ada kaitannya dengan Kontrak tanpa
mendapat persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Proyek.

Bagian 6.02 Hak Pemilikan atas Peralatan

Peralatan yang disediakan oleh Proyek atau dibeli oleh Konsultan atas nama Proyek
adalah milik Proyek.

Peralatan yang diuraikan dalam Lampiran (Biaya) pada kontrak yang diadakan oleh
Konsultan berdasarkan Kontrak adalah milik Proyek, tetapi selama pelaksanaan Jasa
peralatan tersebut dapat dipergunakan serta dipelihara oleh Konsultan selama jangka
waktu yang diperlukan.

Semua peralatan yang dimiliki atau dibeli atas nama Proyek, harus ditandai sebagai milik
Proyek. Tanda-tanda tersebut harus jelas dan mudah terlihat, dan sesuai dengan standar
dan prosedur Proyek.

Bagian 6.03 Perawatan Peralatan

(a) Tanggung Jawab Pemeliharaan

Semua barang (kecuali bahan yang habis pakai) dan peralatan yang disediakan oleh
Proyek bagi Konsultan atau yang dibeli oleh Konsultan atas nama Proyek dan
digunakan oleh Konsultan untuk melaksanakan Jasa harus dirawat dan dipelihara oleh
Konsultan sehingga selalu dalam keadaan baik.

(b) Inventarisasi

Setiap tahun dan juga setelah penyelesaian Jasa atau setelah penghentian atau
penangguhan Jasa, Konsultan harus menyerahkan laporan resmi mengenai peralatan
kepada Proyek. Laporan resmi tersebut dalam bentuk inventarisasi yang berkenaan
dengan peralatan yang dimaksud dalam Bab VI Syarat Umum Kontrak.

Bagian 6.04 Pengembalian Peralatan.

Segera setelah penyelesaian Jasa, semua peralatan yang dipergunakan Konsultan dan milik
Proyek, atau dibeli Konsultan atas nama Proyek harus dikembalikan kepada Proyek dan
ditempatkan oleh Konsultan dibawah pengaturan dan prosedur yang ditentukan oleh
Proyek.
BAB VII

SANKSI, PEMUTUSAN KONTRAK, DAN PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Bagian 7.01 Sanksi

Penangguhan pembayaran karena kegagalan Konsultan melaksanakan Tugas.


Dengan menyampaikan pemberitahuan penangguhan pembayaran secara tertulis kepada
Konsultan, Proyek dapat menangguhkan semua pembayaran berdasarkan Kontrak, jika
Konsultan gagal melakukan kewajibannya, termasuk kegagalan pelaksanaan Jasa
berdasarkan Kontrak, dengan ketentuan bahwa pemberitahuan penangguhan tersebut :

(i) Merinci dasar kegagalan tersebut, dan

(ii) meminta Konsultan memperbaiki kegagalan tersebut dalam jangka waktu sebagaimana
disebut dalam syarat Khusus Kontrak sejak diterimanya pemberitahuan penangguhan
pembayaran tersebut oleh Konsultan.

Bagian 7.02 Pemutusan Kontrak oleh Proyek

Sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari setelah Proyek menyampaikan pemberitahuan


pemutusan Kontrak kepada Konsultan kecuali dalam hal kejadian yang tercantum dalam
pasal (f) Bagian ini, yang untuk itu harus ada pemberitahuan tertulis sekurang-kurangnya
60 (enam puluh) hari sebelumnya, dan pemberitahuan tersebut disampaikan setelah
terjadinya salah satu dari kejadian yang dirinci dalam Pasal (a) sampai (f) Bagian ini,
Proyek dapat memutus Kontrak apabila :

(a) Konsultan tidak berhasil memperbaiki suatu kegagalan pelaksanaan kewajiban


berdasarkan Kontrak, sebagaimana dirinci dalam Surat Pemberitahuan
Penangguhan sesuai dengan Bagian 7.01 dalam waktu yang telah ditetapkan dalam
Syarat Khusus Kontrak setelah penerimaan pemberitahuan penangguhan tersebut
atau dalam waktu yang diperpanjang sebagaimana yang dapat disetujui secara
tertulis oleh Proyek.

(b) Konsultan tidak mampu lagi membayar hutang-hutangnya atau bangkrut atau;

(c) Konsultan gagal mematuhi keputusan akhir Arbitrasi sebagaimana ditentukan pada
Bagian 7.06 Syarat Umum Kontrak;

(d) Konsultan menyampaikan suatu pernyataan yang tidak benar kepada Proyek, dan
pernyataan tersebut berpengaruh besar pada hak, kewajiban atau kepentingan
Proyek;

(e) Terjadi Keadaan Memaksa dan Konsultan tidak dapat melaksanakan sebagian besar
Jasa untuk jangka waktu sekurang-kurangnya 60 (enam puluh) hari; atau-

(f) Proyek, atas kehendaknya sendiri atau karena sesuatu alasan tertentu, memutus
Kontrak.
Terhadap pemutusan Kontrak yang timbul karena terjadinya salah satu kejadian
sebagaimana dirinci dalam Pasal (a) sampai (f) diatas, Pasal. 1266 Kitab Undang Undang
Hukum Perdata (KUHP) tidak diberlakukan.

Atas pemutusan Kontrak yang timbul karena salah satu kejadian yang diuraikan dalam
Pasal (a) sampai (d), maka Jaminan Pelaksanaan disita untuk Negara.

Bagian 7.03 Keadaan Memaksa

(a) Untuk keperluan Kontrak ini, Keadaan Memaksa berarti suatu kejadian yang tak
dapat dihindari dan diluar kemampuan pengendalian salah satu Pihak, sehingga
salah satu Pihak terhalang melaksanakan tanggung-jawabnya berdasarkan
Kontrak.

Keadaan memaksa tersebut mencakup :

(i) bencana alam (yang dinyatakan oleh Gubernur KDH. TK. I) seperti : gempa
bumi, angin topan, banjir, tanah longsor, wabah penyakit;
(ii) peperangan, pemberontakan;
(iii Pemogokan buruh yang bukan disebabkan oleh kesalahan Konsultan.
)

Keadaan Memaksa tidak mencakup kejadian yang disebabkan oleh kelalaian atau
tindakan yang disengaja oleh salah satu Pihak atau sub-konsultannya atau wakil
atau karyawannya, atau oleh kegagalan mematuhi cara kerja profesional yang
baik.

(b) Kegagalan salah satu Pihak memenuhi kewajibannya berdasarkan Kontrak tidak
dianggap pelanggaran Kontrak atau ingkar janji berdasarkan Kontrak asalkan
kegagalan tersebut timbul karena suatu kejadian Keadaan Memaksa, dengan
ketentuan bahwa Pihak yang terkena kejadian tersebut telah melakukan segala
tindakan pencegahan dengan tujuan melaksanakan ketentuan dan Syarat Kontrak.

(c) Pihak yang terkena Keadaan Memaksa harus secepatnya melakukan segala tindakan
untuk menanggulangi permasalahan tersebut secepatnya untuk memenuhi
kewajibannya berdasarkan Kontrak.
Pihak yang terkena akibat Keadaan Memaksa harus memberi tahukan kejadian
tersebut kepada Pihak lain dalam Kontrak dalam waktu 14 (empat belas) hari sejak
terjadinya kejadian tersebut, atau secepat mungkin setelah terjadi, memberikan
fakta mengenai sifat dan penyebab kejadian tersebut, dan demikian pula secepat
mungkin memberitahukan bahwa keadaan telah kembali normal.
Kedua Pihak harus melakukan segala tindakan agar akibat Keadaan Memaksa
menjadi sekecil mungkin.

(d) Jangka waktu yang berdasarkan rincian jadwal dalam Kontrak mengikat salah satu
Pihak untuk menyelesaikan tindakan atau tugas. Jangka waktu tersebut harus
diperpanjang dengan jangka waktu yang sama dengan jangka waktu selama Pihak
tersebut tidak dapat melakukan tindakan atau tugas tersebut sebagai akibat
Keadaan Memaksa.

(e) Selama jangka waktu terhalangnya Konsultan melaksanakan Jasa sebagai akibat
Keadaan memaksa, Konsultan berhak tetap dibayar berdasarkan ketentuan Kontrak
dan juga mendapat penggantian atas biaya tambahan yang wajar dan perlu yang
telah dikeluarkan oleh Konsultan selama jangka waktu tersebut untuk keperluan
Jasa dan menggiatkan kembali pelaksanaan Jasa pada akhir jangka waktu tersebut.
(f) Selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak Konsultan tidak dapat melaksanakan
sebagian besar Jasa sebagai akibat Keadaan Memaksa, atau secepat mungkin setelah
itu kedua pihak harus saling berkonsultasi dengan tujuan memperoleh kesepakatan
mengenai tindakan yang tepat yang harus dilakukan dalam keadaan tersebut.

(g) Jika sebagai akibat dari Keadaan Memaksa, Konsultan tidak dapat melaksanakan
sebagian besar Jasa selama jangka waktu 60 (enam puluh) hari, maka salah satu
Pihak dapat memutus Kontrak dengan memberikan pemberitahuan tertulis 15 (lima
belas) hari sebelumnya dan setelah itu Konsultan berhak atas sejumlah uang yang
harus dibayar sesuai dengan ketentuan pemutusan Kontrak sebagaimana yang
ditetapkan dalam Bagian 7.05.

Bagian 7.04 Pemutusan Kontrak oleh Konsultan

Sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari setelah Konsultan menyampaikan pemberitahuan


tertulis kepada Proyek, yaitu pemberitahuan yang disampaikan setelah terjadinya salah
satu dari kejadian yang dirinci dalam Pasal (a) dan (b) Bagian ini, Konsultan dapat
memutus Kontrak apabila :

(a) Sebagai akibat Keadaan memaksa, Konsultan tidak dapat melaksanakan sebagian
besar Jasa selama jangka waktu yang sekurang-kurangnya selama 60 (enam puluh)
hari.

(b) Proyek gagal mematuhi keputusan akhir yang dihasilkan suatu arbitrasi
berdasarkan Pasal 7.06 (Penyelesaian Perselisihan) Syarat Umum Kontrak.

Bagian 7.05 Prosedur Pemutusan Kontrak

(a) Setelah salah satu Pihak menerima atau menyampaikan pemberitahuan pemutusan
Kontrak dari atau kepada Pihak yang lain dan sebelum tanggal berlakunya
pemutusan tersebut, Konsultan harus.

(i) mengakhiri pelaksanaan pekerjaan yang sedang berlangsung berdasarkan


Kontrak pada tanggal pemutusan Kontrak dan sampai sejauh yang ditetapkan
dalam pemberitahuan pemutusan;
(ii) tidak akan mengadakan pemesanan dan mengeluarkan biaya lebih lanjut untuk
barang atau jasa kecuali bila diperlukan untuk menyelesaikan bagian pekerjaan
berdasarkan Kontrak yang tidak harus diakhiri dengan pemberitahuan
pemutusan tersebut;
(iii) Membatalkan semua pesanan, jasa, kontrak dan sub kontrak yang belum
terselesaikan, sejauh hal-hal tersebut berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan
yang harus diakhiri dengan pemberitahuan pemutusan Kontrak tersebut;
(iv) Mengalihkan hak dan menyerahkan semua laporan, desain, spesifikasi dan
perhitungan, baik yang sudah selesai atau selesai sebagian, yang jika Kontrak
tidak diputus, seharusnya diberikan kepada Proyek. Pengalihan hak dan
penyerahan tersebut harus dilakukan dengan cara dan pada waktu yang
ditentukan oleh Proyek.
(v) Menyerahkan semua barang yang disediakan oleh Proyek untuk Konsultan
sebagai penunjang logistik untuk kegiatan Konsultan berdasarkan Kontrak
kepada Proyek.
(b) Dalam hal terjadi pemutusan Kontrak sebagaimana ditetapkan dalam bagian 7.02
(Pemutusan Kontrak oleh Proyek) dan 7.03 (Keadaan Memaksa), Proyek akan tetap
membayar biaya dan ongkos kepada Konsultan sebagai imbalan terhadap jasa yang
dilakukan sampai sebatas tanggal pemutusan, dan jika diputus berdasarkan
ketentuan dalam Pasal 7.02 (e), Bagian 7.02 (f) atau Bagian 7.03 (Keadaan
Memaksa), disamping pembayaran tersebut, juga termasuk pengeluaran langsung
yang dikeluarkan oleh Konsultan sehubungan dengan pemutusan Kontrak.

(c) Sejak tanggal berlakunya pemutusan Kontrak, Konsultan selanjutnya tidak


bertanggung jawab lagi atas pelaksanaan Jasa berdasarkan Kontrak.

Bagian 7.06 Penyelesaian perselisihan

Perselisihan atau pertikaian yang timbul karena Kontrak atau sehubungan dengan Kontrak
yang tidak dapat diselesaikan secara musyawarah untuk mencapai kesepakatan di antara
kedua Pihak pada akhirnya harus diselesaikan oleh suatu dewan arbitrasi.
Kecuali ditentukan lain dalam Syarat Khusus Kontrak, maka dewan arbitrasi akan
menyelesaikan perselisihan atau pertikaian tersebut berdasarkan peraturan yang berikut :

(a) Jumlah anggota dewan arbitrasi adalah tiga orang, terdiri dari seorang anggota
yang diangkat oleh Proyek, seorang anggota yang diangkat Konsultan, dan seorang
ketua dewan arbitrasi yang dipilih oleh kedua anggota tersebut.

(b) Apabila dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kedua anggota dewan arbitrasi tersebut
gagal memilih seorang ketua dewan arbitrasi, maka salah satu Pihak dapat meminta
Badan Arbitrasi Nasional Indonesia (BANI) untuk memilih ketua dewan arbitrasi.

(c) Tempat arbitrasi adalah di Jakarta, kecuali jika disepakati lain.

(d) Keputusan dewan arbitrasi harus merupakan keputusan yang terakhir dan mengikat
kedua belah pihak.

Pengeluaran biaya untuk anggota dewan arbitrasi yang diangkat oleh atau untuk Konsultan
menjadi beban Konsultan, dan pengeluaran untuk anggota dewan arbitrasi yang diangkat
oleh atau untuk Proyek menjadi beban Proyek.
Pengeluaran untuk ketua dewan arbitrasi dan pengeluaran lain yang dikeluarkan oleh
dewan arbitrasi menjadi tanggungan bersama kedua Pihak , dengan beban yang sama.
BAB VIII

PERUBAHAN KONTRAK, BAHASA, SATUAN UKURAN, SATUAN BERAT, DAN


PERATURAN KERJA DILAPANGAN

Bagian 8.01 Perubahan Kontrak

(a) Dengan perintah tertulis, sewaktu-waktu Proyek dapat melakukan perubahan dalam
lingkup umum tujuan jasa sesuai kebutuhan yang nyata, dengan ketentuan bahwa
perubahan tersebut termasuk perubahan biaya yang diakibatkannya yang dirujuk
dalam Pasal (b) di Bagian ini, telah disepakati bersama secara tertulis diantara
Konsultan dan Proyek.

Perubahan tersebut dapat dilakukan pada sebagian atau semua hal yang tersebut
berikut ini :

(i) jadwal kerja dan lingkup jasa, antara lain komposisi dan personil tim
Konsultan, rentang waktu dan waktu penugasan, tingkat tanggung jawab atas
hasil akhir, dan persyaratan pelaporan;

(ii) banyaknya tunjangan logistik dan fasilitas dari Proyek yang harus diberikan
atau disediakan bagi Konsultan atau yang harus disediakan oleh Konsultan
untuk pelaksanaan Kontrak.

(b) Apabila ada perubahan yang diakibatkan oleh Pasal (a) (i) dan atau (ii) yang
menimbulkan penambahan atau pengurangan pada jumlah biaya, atau waktu yang
diperlukan untuk melaksanakan Kontrak atau bagian dari Kontrak, maka Kontrak
harus disesuaikan secara tertulis sebagaimana ditetapkan dalam Pasal (c) di bawah
ini, dengan ijin terlebih dahulu dari pejabat Proyek yang berwenang.

(c) (i) Perubahan yang berkenaan dengan hal-hal yang rinci dalam lingkup pekerjaan
dukungan logistik dan atau pos-pos biaya yang tidak mengubah keseluruhan
substansi Kontrak dan tidak mengubah nilai Kontrak yang ditetapkan dalam Bab
V, Bagian 5.01 (Biaya), dapat dilaksanakan dengan sebuah Berita Acara
perobahan Kontrak yang ditanda tangani oleh Konsultan dan Proyek.

(ii) Perubahan yang berkenaan dengan substansi Kontrak atau perubahan-


perubahan yang berkenaan dengan lingkup Jasa jangka waktu atau biaya yang
mengakibatkan perubahan nilai Kontrak yang ditetapkan dalam Bab V. Bagian
5.01 (Biaya) mengharuskan pembuatan Kontrak Adendum yang ditandatangani
dan disahkan dengan cara yang sama seperti Kontrak.

Bagian 8.02 Bahasa, Satuan Ukuran dan Satuan Berat

Semua surat menyurat antara Proyek dan Konsultan menggunakan Bahasa Indonesia.
Semua dokumen yang diadakan atau disusun oleh Konsultan berkenaan dengan Kontrak
dan pekerjaan menggunakan bahasa sebagaimana yang disebut dalam Lampiran (Kerangka
Acuan Kerja).
Satuan ukuran dan satuan berat yang digunakan dalam seluruh pekerjaan yang merupakan
bagian Kontrak atau yang berkenaan dengan Kontrak adalah sistem metrik.

Bagian 8.03 Peraturan Kerja di Lapangan


Proyek dan Konsultan harus merundingkan dan menyepakati "Peraturan Kerja di
Lapangan" yang menetapkan pengaturan dan prosedur, terutama antara Konsultan dan
Proyek, agar pelaksanaan Jasa dapat di lakukan dengan efisien dan efektif.

Bagian 8.04 Pajak dan Bea

Konsultan harus mengetahui dan memahami semua peraturan mengenai pajak yang
berlaku dan bea yang perlu diperhitungkan dalam penyusunan dan perhitungan biaya.
Perubahan pajak dan bea yang terjadi setelah pembukaan Usulan Biaya harus dilakukan
penyesuaian.
BAB IX

WAKIL SAH, PEMBERITAHUAN DAN PERMINTAAN

Bagian 9.01 Kewenangan

(a) Proyek dan Wakil Sah Konsultan berwenang menandatangani dokumen dan
melakukan tindakan berdasarkan Kontrak.

(b) Wakil Sah hanya dapat diganti oleh Konsultan dengan menyampaikan suatu
pernyataan tertulis pada Proyek yang mengikat secara hukum sebagaimana
ditetapkan dalam Bagian 9.02 (pemberitahuan dan permintaan).

Bagian 9.02 Pemberitahuan dan Permintaan

Setiap pemberitahuan yang diberikan atau permintaan yang diajukan berdasarkan Kontrak
harus secara tertulis. Pemberitahuan atau permintaan tersebut harus disampaikan secara
langsung atau dengan surat tercatat kepada Pihak yang bersangkutan pada alamat Pihak
tersebut yang ditetapkan dalam Surat Perjanjian atau pada alamat yang telah ditetapkan
secara tertulis oleh Pihak yang satu kepada Pihak yang menyampaikan pemberitahuan
tersebut, atau yang mengajukan permintaan tersebut dan mematuhi ketentuan Bagian 4.02
(Pemimpin Proyek) yang berkenaan dengan surat menyurat dan permintaan dari Pemimpin
Tim kepada Proyek.
BAB X

BERLAKUNYA KONTRAK

Bagian 10.01 Berlakunya Kontrak

(a) Kontrak berlaku dan mengikat pada tanggal penandatanganan Surat Perjanjian oleh
kedua belah pihak.

(b) Tanggal mulai dan Tanggal Penyelesaian haruslah sebagaimana dinyatakan dalam
Bab I (definisi) Syarat Umum Kontrak.

(c) Surat Perjanjian harus ditandatangani oleh kedua belah pihak diatas bea materai,
senilai sesuai dengan peraturan yang berlaku.

(d) Jika Kontrak belum dapat dilaksanakan sampai akhir jangka waktu yang ditentukan
dalam Bagian 10.01 (d) Syarat Khusus Kontrak, maka salah satu Pihak dapat
menyampaikan pemberitahuan tertulis yang menyatakan bahwa Kontrak batal dan
tidak berlaku.
Pemberitahuan tersebut disampaikan sekurang-kurangnya 4 (empat) Minggu
sebelum pembatalan Kontrak. Dalam hal ada pernyataan yang demikian dari salah
satu Pihak, maka Pihak yang satu tidak boleh menuntut apapun dari Pihak yang lain
berkenaan dengan pernyataan itu.

(e) Sebagai bagian dari Kontrak maka Syarat Khusus Kontrak harus mempunyai
kekuatan dan berlaku penuh sebagai bagian yang tak terpisahkan dari Syarat Umum
Kontrak.
Apabila ada syarat khusus yang berbeda atau bertentangan dengan syarat umum,
maka syarat khusus yang berlaku.
Disamping syarat khusus yang secara spesifik dirujuk dalam syarat umum, syarat
khusus lainnya dapat menghapus, mengubah atau menambah Bagian pada syarat
umum atau dapat merupakan syarat tambahan yang berkenaan dengan hal-hal yang
belum ditentukan dalam Syarat Umum Kontrak.
 BENTUK NASKAH PERJANJIAN
SURAT PERJANJIAN
ANTARA
PEMERINTAH PROVINSI PAPUA
DINAS KESEHATAN

DAN

PT. .......................................................................

MENGENAI
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN

UNTUK
PEKERJAAN :

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD-R)


KABUPATEN SORONG

Kontrak No. : ..........................

Tanggal : ................ 2005

Surat Perjanjian ini, beserta Syarat Umum Kontrak, Syarat Khusus Kontrak dan semua
Lampiran yang merupakan satu kesatuan dengan Surat Perjanjian ini (selanjutnya disebut
Kontrak) dibuat di Jakarta, pada hari .......... tanggal ................... Bulan ......... Tahun
....................................................... antara Pemerintah Provinsi Papua / Dinas Kesehatan
(selanjutnya disebut Pihak Pertama) dan P.T./CV. ......................................... (selanjutnya
disebut Pihak Kedua).

Surat Perjanjian ini menyatakan :

Bahwa Pihak Pertama setuju menugaskan Pihak Kedua untuk melaksanakan Pekerjaan
Perencanaan Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah Rujukan (RSUD-R) Kabupaten
Sorong.

Bahwa Pihak Kedua setuju memberikan jasa berdasarkan syarat dan ketentuan yang
ditetapkan oleh Kontrak.

Bahwa kedua belah pihak dalam Kontrak ini sepakat untuk melaksanakan ketentuan-
ketentuan tersebut dibawah ini :

1. NAMA KONTRAK

Kontrak ini bernama :


PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RUJUKAN
(RSUD-R) KABUPATEN SORONG

2. TUGAS PIHAK KEDUA

Pihak Kedua harus melaksanakan pekerjaan Perencanaan Pembangunan Rumah Sakit


Umum Daerah Rujukan (RSUD-R) Kabupaten Sorong, sesuai dengan Kerangka Acuan
Kerja yang tercantum dalam lampiran pada Kontrak.
Jasa Konsultansi dilaksanakan di Tempat Tugas dan lokasi sebagaimana ditentukan
dalam Kontrak.

3. DIMULAINYA JASA

Tanggal Mulai, yaitu tanggal ketika Pemimpin Tim Konsultan memulai jasanya,
adalah sebagaimana dinyatakan dalam Surat Perintah Mulai Kerja dan selambat-
lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah diterimanya Surat Perintah Mulai Kerja
tersebut.

4. WAKTU PELAKSANAAN

Masa pelaksanaan Kontrak adalah ..... bulan (..... hari) kalender, sejak Tanggal Mulai,
sesuai dengan rincian yang dinyatakan dalam Jadwal Jasa, Lampiran pada Kontrak,
atau perubahan Waktu Pelaksanaan tersebut yang disyahkan berdasarkan Kontrak.

5. SYARAT KONTRAK

Syarat Kontrak Jasa Konsultan terdiri dari Syarat Umum Kontrak dan Syarat Khusus
Kontrak yang beserta Lampiran Kontrak merupakan satu kesatuan berkekuatan dan
berlaku sama sebagaimana jika semuanya itu dicantumkan sepenuhnya dalam Surat
Perjanjian ini. Kata dan istilah yang digunakan dalam Surat Perjanjian ini
mempunyai arti yang sama dengan yang dinyatakan dalam Syarat Umum Kontrak,
Syarat Khusus Kontrak dan Lampiran Kontrak.

6. BIAYA

Atas Jasa yang diberikan oleh Pihak Kedua, Bagian Proyek Penyiapan Standar dan
Pedoman Teknik Jalan dan Jembatan Direktorat Bina Teknik membayar dengan cara
yang dinyatakan dalam Kontrak dan sebagaimana yang ditetapkan dalam rincian
biaya dalam lampiran (biaya), yaitu sebesar tidak lebih dari Rp............... (Terbilang
dengan huruf),- termasuk PPN dan PPh.

7. BERLAKUNYA KONTRAK

Kontrak berlaku dan mengikat pada tanggal penandatanganan Surat Perjanjian.

8. ALAMAT

Kecuali jíka disepakati lain oleh kedua belah Pihak, alamat Bagian Proyek Penyiapan
Standar dan Pedoman Teknik Jalan dan Jembatan Direktorat Bina Teknik Direktorat
Jenderal Prasarana Wilayah dan wakil sah Konsultan adalah :

Alamat Pihak Kedua :


Gedung Wisma Karya
Jl. Wijaya I No. 59
Jakarta Selatan

Alamat Pihak Kedua :


Jl. ................................
Dengan demikian, kedua belah pihak telah sepakat untuk menandatangani Surat Perjanjian

ini pada tanggal tersebut diatas.

Pihak Kedua, Pihak Pertama,


KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI PAPUA
PT. /CV. ..................................... (SELAKU PENGGUNA ANGGARAN)

(.............................................).
( ...................................... ) NIP. ……………………..
Direktur
 SYARAT KHUSUS KONTRAK
SYARAT KHUSUS KONTRAK

1. BAB I DIFINISI
- Bagian I Pasal (c)
Yang bertindak sebagai pelaksana Kontrak adalah :
Pemerintah Provinsi Papua / Dinas Kesehatan.
- Bagian I Pasal (j)
Penyedia Jasa segera memulai melaksanakan pekerjaannya paling lambat 7
(tujuh) hari setelah menerima Surat Perintah Mulai Kerja No. : ………..….. tanggal
………………… 2005.

2. BAB II JASA
Bagian 2.01 Waktu Pelaksanaan dan Tanggal Mulai
- Bagian 2.01 (a)
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan ini adalah selama ..... (………………..) hari
kalender, atau sesuai dengan Bagian I Pasal (j).

3. BAB V BIAYA DAN PEMBAYARAN

Bagian 5.01 Biaya

- Bagian 5.01 (a)

Pemberi Tugas akan membayar biaya pekerjaan kepada PT. …………………..


Sebesar tidak lebih dari Rp. …………..,- (Terbilang : ………………………………
rupiah), termasuk PPN 10 % yang akan dibebankan pada DASK Dinas Kesehatan
tahun anggaran 2005, melalui Biro Keuangan Setda Provinsi Papua.

Bagian 5.02 (b) Cara Pembayaran

Pembayaran dilakukan dengan cara pemindah bukuan kepada Bank yang ditunjuk
oleh Konsultan :

Nama Konsultan : PT. .............................


Alamat : Jl. ...............................
Nomor Rekening : ………………………
Bank : ………………………
Untuk Pekerjaan : ................................ (Paket D-.....)
Nomor Kontrak : ............................ ,
tanggal : .....................2005

Bagian 5.03 Uang Muka & Jaminan Uang Muka

- Bagian 5.03 (a)


PIHAK KEDUA apabila memerlukan dapat mengajukan pembayaran uang muka
kepada PIHAK KESATU, setelah kontrak ditanda tangani sebesar 20 % (dua
puluh persen) dari nilai kontrak atau sebesar Rp. ...........................,- (Terbilang
: .................................................................. rupiah).
Dalam waktu 14 (empat belas) hari sejak Tanggal Berlakunya Kontrak, PIHAK
KEDUA harus menyerahkan Surat Jaminan Bank atau lembaga Keuangan lainnya
yang disetujui Bagian Proyek (Jaminan Uang Muka) yang besarnya minimal sama
dengan uang muka tersebut diatas.

- Bagian 5.03 (b)

Pembayaran bulanan akan dikurangi dengan angsuran uang muka, sampai jumlah
uang muka sebesar Rp. 46.959.000,- (Terbilang : Empat puluh enam juta sembilan
ratus lima puluh sembilan ribu rupiah) tersebut dikembalikan seluruhnya. Jangka
Waktu pengembalian Uang muka adalah 5 (lima) bulan.

Bagian 5.04 Pembayaran Angsuran

- Bagian 5.04 (d)

PIHAK KESATU akan membayar kepada PIHAK KEDUA secara Angsuran Bulanan,
seperti tersebut dibawah ini.

1. Selambat-lambatnya 5 (lima) hari kalender setelah penutupan tiap bulan


kalender, PIHAK KEDUA akan menyerahkan kepada PIHAK KESATU Surat
Tagihan Bulanan yang memuat biaya atas pekerjaan yang telah dilakukan
pada bulan sebelumnya, disertai dengan rincian dan lampiran tanda bukti
pengeluaran untuk mendapatkan persetujuan.

2. Tagihan bulanan dilengkapi dengan laporan bulanan dan hasil


akhir/sementara dari kegiatan yang sudah dilaksanakan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan dan kontrak, dan telah diperiksa dan disetujui oleh
Pemimpin Bagian Proyek atau Project Officer.

3. Setelah menerima surat tagihan tersebut, PIHAK KESATU harus segera


melakukan penelitian dan memberikan persetujuan/ penolakan terhadap
Surat Tagihan Bulanan termaksud, dan apabila telah disetujui selanjutnya
PIHAK KESATU akan memproses pembayarannya.

Bagian 5.05 Pembayaran Akhir


Selambat-lambatnya 5 (lima) hari kalender setelah selesainya masa kontrak, maka
PIHAK KEDUA menyerahkan kepada PIHAK KESATU surat tagihan terakhir tersebut,
dan PIHAK KESATU harus segera melakukan penelitian dan memberikan
persetujuan untuk selanjutnya memproses pembayaran.

4. BAB VII SANKSI, PEMUTUSAN KONTRAK & PENYELESAIAN PERSELISIHAN.

Bagian 7.01 Sanksi

Denda untuk setiap hari kelambatan adalah 1 %o (satu permil) dari jumlah
seluruh biaya, dengan jumlah denda maksimum sebesar 5 % (lima persen) dari
jumlah seluruh biaya.

Anda mungkin juga menyukai