Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) pada masyarakat awam sering disebut sebagai
Demam Berdarah Dengue (DBD). Demam ini disebut sebagai penyakit yang sering dijumpai
dalam kehidupan masyarakat yang disebabkan oleh virus dengue dengan gejala utama
demam, nyeri otot dan sendi yang diikuti dengan gejala pendarahan spontan seperti bitnik
merah pada kulit, mimisan, bahkan pada keadaan yang parah disertai dengan muntah ataupun
BAB berdarah.
Infeksi virus dengue merupakan masalah kesehatan utama di 100 negara-negara tropis
dan subtropis di Asia Tenggara, Pasifik Barat, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan dan penyebaran kasus dengue ini sangat
kompleks, yaitu pertumbuhan penduduk, urbanisasi yang tidak terencana dan terkontrol
terhadap adanya nyamuk yang efektif di daerah endemik, dan peningkatan sarana
transportasi. Selain itu, infeksi dengue ini juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain
status imunologis pejamu, kepadatan vektor nyamuk, transmisi virus dengue, faktor
keganasan virus, dan kondisi geografis setempat.
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) dapat menyerang semua golongan umur. Proporsi
kasus DHF berdasarkan umur di Indonesia menunjukkan bahwa DHF paling banyak terjadi
pada anak usia sekolah yaitu pada usia 5-14 tahun. Untuk saat ini DHF masih sulit untuk
diberantas karena belum ada vaksin untuk pencegahan dan penatalaksanaannya hanya
bersifat suportif. Keberhasilan penatalaksanaan DHF terletak pada kemampuan mendeteksi
secara dini, fase kritis, dan penanganan yang cepat dan tepat.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)?
2. Apa etiologi (penyebab) Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)?
3. Bagaimana patofisiologi Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)?
4. Bagaimana klasifikasi Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)?
5. Apa tanda dan gejala Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)
2. Mengetahui etiologi (penyebab) Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)
3. Mengetahui patofisiologi Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)
4. Mengetahui klasifikasi Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)
5. Mengetahui tanda dan gejala Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
Dengue dan disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti yang disertai manivestasi
pendarahan dan cenderung menimbulkan shok dan kematian.

Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
Dengue, sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk ke tubuh penderita melalui
gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina. Penyakit ini dikenal dengan Demam Berdarah
Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123).

Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit demam akut yang dapat
menyebabkan kematian dan disebabkan oleh empat serotipe virus dari genosfalvivirus,
virus RNA dari keluarga falviviridae. (Soedarto).

B. Etiologi
1. Virus Dengue
Virus dengue yang menjadi penyebab penyakit ini termasuk ke dalam arbovirus
(arthtropodborn virus) grup B, tetapi dari 4 tipe yaitu virus dengue tipe 1,2,3, dan 4.
Keempat tipe virus dengue tersebut terdapat di Indonesia dan dapat dibedakan satu
dengan lainnya. Secara serologis virus dengue yang termasuk dalam genus
viaevivirus ini berdiameter 40 nanometer dapat berkembang biak dengan baik pada
berbagai jaringan, baik yang berasal dari sel-sel mamalia misalnya sel BHK (Baby
Homster Kidney) maupun sel-sel artropoda misalnya sel Aedes albopictus. (Soedarto,
1990;36)
2. Vektor
Virus dengue serotip 1, 2, 3 dan 4 yang ditularkan melalui vektor yaitu Aedes
aegypti, nyamuk aedes albopictus, aedes polynesiensis dan beberapa spesies lain
merupakan vektor yang kurang berperan. Infeksi dengan salah satu serotipe akan
menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap serotipe bersangkutan tetapi tidak ada

3
perlindungan terhadap serotipe jenis yang lainnya (Arief Mansjoer dan Suprohayata;
2000;420).
Nyamuk aedes aegypti maupun aedes albopictus merupakan vektor penularan
virus dengan dari penderita kepada orang lainnya melalui gigitannya. Nyamuk aedes
aegypti merupakan vektor penting di daerah perkotaan (viban), sedangkan di daerah
perdesaan (rural) kedua nyamuk tersebut berperan dalam penularan. Nyamuk aedes
berkembang biak pada genangan air bersih yang terdapat bejana-bejana yang terdapat
di dalam rumah (aedes aegypti) maupun yang terdapat di luar rumah, di lubang-
lubang pohon, di dalam potongan bambu, di lipatan daun dan genangan air bersih
alami lainnya (aedes albopictus). Nyamuk betina lebih menyukai menghisap darah
korbannya pada siang hari terutama pada waktu pagi hari dan senja hari. (Soedarto,
1990; 37)
3. Host
Jika seseorang mendapat infeksi dengue untuk pertama kalinya maka ia akan
mendapatkan imunisasi yang spesifik tapi tidak sempurna, sehingga ia masih
mungkin untuk terinfeksi virus dengue yang sama tipenya maupun virus dengue tipe
lainnya. Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) akan terjadi jika seseorang yang pernah
mendapatkan virus dengue tipe tertentu mendapatkan ulangan untuk kedua kalinya
atau lebih dengan pula terjadi pada bayi yang mendapat infeksi virus dengue untuk
pertma kalinya jika ia telah mendapat imunitas terhadap dengue dari ibunya melalui
plasenta. (Soedarto, 1990;38)

C. Patofisiologi
Virus dengue masuk melalui tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Aedes
Aegypti kemudian terjadi viremial yang ditandai dengan demam mendadak tanpa
penyebab yang jelas disertai gejala yang lain seperti mual, muntah, sakit kepala, nyeri
otot, pegal di seluruh tubuh, nafsu makan berkurang, bintik-bintik merah pada kulit,
hyperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi seperti pembesaran kelenjar
getah bening, pembesaran hati (herpatomegali), dan pembesaran limpa (splenomegali).
Kemudian virus akan bereaksi dengan antibodi dan terbentuklah kompleks virus
antibodi. Dalam sirkulasi akan mengaktivasi sistem komplemen. Akibat aktivasi C3 dan

4
C5 akan dilepas C3a dan C5a, 2 peptida yang berdaya untuk melepaskan histamin dan
merupakan mediator kuat sebagai faktor meningkatnya permeabilitas dinding kapiler
pembuluh darah yang mengakibatkan terjadinya perembesan plasma ke ruang
ekstraseluler. Plasma dapat menembus dinding vaskuler selama proses perjalanan
penyakit dari mulai demam hingga klien mengalami kegagalan peredaran darah yang
ditandai dengan menurunnya tekanan darah dan gejala umum lainnya. Volume plasma
dapat menurun hingga 30%. Hal inilah yang dapat menyebabkan seseorang mengalami
kegagalan sirkulasi. Adanya kebocoran plasma ini jika segera di tangani dapat
menyebabkan hipoksia jaringan, asidosis metabolik yang pada akhirnya dapat berakibat
fatal yaitu kematian.
Sebagai respon terhadap infeksi virus dengue, kompleks antigen antibodi selain
mengaktifasi sistem komplemen juga menyebabkan agregasi trombosit dan mengaktivasi
sistem koagulasi melalui kerusakan sel endotel pembuluh darah. Kedua faktor tersebut
akan mengakibatkan pendarahan pada DBD. Agregasi trombosit terjadi sebagai akibat
dari perlekatan kompleks antigen-antibodi pada membran trombosit mengakibatkan
pengeluaran ADP (adenosin diphosphat), sehingga trombosit dihancurkan oleh ERES
(dietalic reticulo endotalial system) sehinga terjadi trombositopenia. Agregasi trombosit
ini akan menyebabkan pengeluaran platelet faktor III mengakibatkan terjadinya
koagulapati konsumtif (KIG; koagulasi intravaskular deseminata), ditandai dengan
peningkatan FDP (fibrinogen degradation product) sehingga terjadi penurunan faktor
pembekuan.
Agregasi trombosit ini juga mengakibatkan gangguan fungsi trombosit, sehinnga
walaupun jumlah trombosit masih cukup banyak tidak berfungsi dengan baik. Disisi lain,
aktivasi koagulasi akan menyebabkan aktivasi faktor Hagemen (faktor koagulasi yang
beredar dalam sirkulasi darah) sehingga terjadi aktivasi sistem kinin kalikrein sehingga
memacu peningkatan permeabilitas kapiler yang dapat mempercepat terjadinya syok.
Jadi, perdarahan masih pada DBD diakibatkan oleh trombositokenia, penurunan faktor
pembekuan (KID), kelainan fungsi trombosit, dan kerusakan dinding endotel.

5
Patogenesis Terjadinya Syok Pada DHF

D. Klasifikasi Derajat DHF


Menurut (Mubin, 2008) derajat penyakit DHF dibagi menjadi 4 derajat :
1. Derajat I :
Demam disertai gejala tidak khas, hanya terdapat manifestasi perdarahan (Uji
Tourniquet Positif).
2. Derajat II :
Seperti derajat 1 disertai perdarahan spontan di kulit dan perdarahan lain pada
hidung (Epistaksis).
3. Derajat III :
Ditemukan kegagalan sirkulasi dengn adanya nadi cepat dan lemah, tekanan darah
menurun (<20mm/Hg) atau hipotensi disertai kulit dingin dan lembab serta gelisah.

6
4. Derajat IV :
Renjatan berat dengan nadi tidak teraba dan tekanan darah yang tidak dapat
diukur, akral dingin dan akan mengalami syok.

E. Tanda dan Gejala DHF


1. Mayor (harus ada)
Suhu tubuh lebih dari 37,8ºC secara oral atau 38,3ºC
2. Minor (mungkin ada)
a. Kulit kemerah-merahan
b. Hangat pada saat disentuh
c. Peningkatan frekuensi pernafasan
d. Menggigil atau merinding
e. Dehidrasi
f. Rasa sakit dan nyeri yang spesfik atau menyeluruh
g. Keletihan atau kelemahan
h. Kehilangan selera makan

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Demam dengue/DHF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue haemorhagic
fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan
manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/ atau nyeri sendi yang disertai lekopenia, ruam,
limfoedenopati, trombositopenia dan diates hemorik. Pada DBD terjadi perembesan
plasma yang ditandai oleh hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan
cairan dirongga tubuh. Sindrom denjatan dengue (dengue shock syndrom)adalah demam
berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan (syok) 1 beberapa faktor diketahui berkaitan
dengan peningkatan transfusi virus dengue yaitu: 1. Vektor: perkembangbiakan vektor,
kebiasaan menggigit, kepadatan vektor dilingkungan, transportasi vektor dari satu tempat
ke tempat lain. 2. Pejamu: terdapatnya penderita dilingkungan atau keluarga, mobilisasi
dan paparan terhadap nyamuk, usia dan jensi kelamin. 3. Lingkungan: curah hujan, suhu,
sanitasi, dan kepadatan penduduk.

B. Saran

1. Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan masyarakat mengenai
penyakit Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) sehingga mereka dapat waspada
terhadap penyakit ini.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi
mahasiswa dan dosen.

8
Daftar Pustaka

Suardamana, Ketut dan Yusoff, Nur SBM. 2018. Demam Berdarah Dengue. Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana.

Widartin, Ririn. 2017. Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengue Hemorraghic Fever Grade II
dengan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh di Ruang Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Bangil Pasuruan. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan
Cendekia Medika Jombang.

Candra, Ariu. 2010. Demam Berdarah Dengue : Epidemiologi, Patogenesis, dan Faktor Risiko
Penularan. Aspirator Vol.2 No. 2.

Anda mungkin juga menyukai