Anda di halaman 1dari 17

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

DOSEN PEMBIMBING :
M.N. MUNDHOFAR, S.Pd., M.Kes

NAMA KELOMPOK :
1. AISYAH YUANINGRUM
2. LILIS MUSLIHAH
3. FIOLA ARMYLIA DEVI
4. ALFINA SANTI APRILIA
5. HANAWATI
6. NATASYA ALIA P.
7. AJENG SAGITA W.
8. RENTA SRI W.

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


PRODI DIII KEPERAWATAN BLORA
2019/2020
MANAJEMEN NYERI

A. PENGERTIAN
Manajemen nyeri adalah suatu teknik atau prosedur tindakan keperawatan untuk
mengatasi rasa nyeri dengan distraksi dan relaksasi dan pemijatan.

B. TUJUAN
1. Mengurangi dan menghilangkan rasa nyeri pasien
2. Meningkatkan kenyamanan pasien

C. JENIS-JENIS MANAJEMEN NYERI


1. Distraksi
a. Pengertian
Distraksi adalah suatu metode untuk menghilangkan nyeri dengan cara
mengalihkan perhatian pasien pada obyek tertentu sehingga pasien akan lupa
terhadap nyeri yang dialami.
b. Tipe Distraksi
a) Distraksi visual, seperti : membaca,menontonTV,imajinasi terbimbing
b) Distraksi auditori, seperti : humor, mendengarkan music
c) Distraksi tektil, seperti : bernafas perlahan dan berirama, masagge, memegang
mainan
d) Distraksi intelektual, seperti : teka-teki silang, permainan kartu, hobi {menulis
cerita}
2. Relaksasi
a. Pengaertian
Relaksasi adalah metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien yang
mengalami nyeri kronis dengan cara nafas dalam. Rileks sempurna yang dapat
mengurangi ketegangan otot rasa jenuh,kecemasan sehingga mencegah
menghambatnya stimulus nyeri.
b. Hal yang diperhatikan dalam tehnik relaksasi :
1) Posisikan pasien semi fowler atau senyaman mungkin
2) Pikiran istirahat, tidak memikirkan beban / hal-hal yang berat
3) Lingkungan yang tenang
3. Pemijatan {Massage}
Pengurutan dan pemijatan yang menstimulus sirkulasi darah serta metabolisme dalam
jaringan.

Sumber : http://yankes.kemenkes.go.id/read-manajemen-nyeri-4944.html

Diakses pada tanggal 20 Januari 2020 pukul 07.50 WIB


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
MANAGEMENT NYERI DENGAN TEKNIK DISTRAKSI

No Tindakan Nilai
A. Pengertian 0 1 2
Suatu metode untuk menghilangkan nyeri dengan cara
mengalihkan perhatian pasien pada hal-hal lain sehingga pasien
akan lupa terhadap nyeri yang dirasakan.
B. Tujuan :
Untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri pada pasien
C. Indikasi
Dilakukan pada pasien dengan gangguan nyeri kronis
D. Prosedur Pelaksanaan
Tahap Prainteraksi
1. a. Membaca status pasien
b. Mencuci tangan
2. Tahap Orientasi
a. Memberikan salam kepada pasien
b. Validasi kondisi pasien
c. Memperkenalkan diri
d. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
pada pasien dan keluarga
e. Kontrak waktu
3. Tahap Kerja
a. Berikan kesempatan pada pasien untuk bertanya jika
kurang jelas
b. Tanyakan keluhan pasien
c. Menjaga privacy pasien
d. Memulai dengan cara yang baik
e. Mengatur posisi pasien agar rileks tanpa beban fisik
f. Memberikan penjelasan pada pasien beberapa cara distraksi
1) Bernafas pelan-pelan
2) Massage sambil bernafas pelan-pelan
3) Mendengarkan lagu sambil menepuk-nepuk jari kaki
4) Membayangkan hal-hal yang indah sambil menutup mata
5) Menonton TV
6) Berbincang-bincang dengan orang lain
g. Menganjurkan pasien untuk melakukan salah satu teknik
distraksi tersebut
h. Menganjurkan pasien untuk mencoba teknik tersebut bila
terasa nyaman atau ketidaknyamanan
4 Tahap Terminasi
a. Evaluasi hasil kegiatan
b. Lakukan kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
c. Akhiri kegiatan dengan baik
d. Cuci tangan
e. Dokumentasi

0 = Tidakdilakukan

1 = Dilakukan, Kurangsempurna

2 = Sempurna

Sumber: http://www.academia.edu/10140085/SOP_TEHNIK_DISTRAKSI_RELAKSI

Diaksespada 17 Januari 2020 pukul 20.10 WIB


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

MANAJEMEN NYERI DENGAN TEKNIK RELAKSASI

No Tindakan Nilai
0 1 2
A. PENGERTIAN
Metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada klien yang
mengalami nyeri kronis. Rileks sempurna yang dapat mengurangi
ketegangan otot , rasa jenuh, kecemasan sehingga mencegah
meningkatnya stimulus nyeri.
B. TUJUAN
Untuk mengurangi / menghilangkan rasa nyeri pada pasien
C. INDIKASI
Dilakukan pada pasien dengan gangguan nyeri akut
D. PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Tahap Prainteraksi
a. Membaca status pasien
b. Mencuci tangan
2. Tahap Orientasi
a. Memberikan salam kepada pasien
b. Validasi kondisi pasien
c. Memperkenalkan diri
d. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
pada pasien dan keluarga
e. Kontrak waktu
3. Tahap Kerja
a. Berikan kesempatan pada pasien untuk bertanya jika
kurang jelas
b. Tanyakan keluhan pasien
c. Menjaga privasi pasien
d. membantu klien ke posisi yang nyaman ( pastikan bagian
tubuh disangga dan sendi aga fleksi tanpa ada tegangan
atau tarikan otot )
e. Menganjurkan klien untuk mengistirahatkan pikiran
(meminta klien untuk memandang sekeliling ruangan
secara perlahan)
f. Meminta klien untuk menegangkan dan merelaksasi setiap
otot . lakukan pada setiap otot dimulai dari sisi yang
dominan ( tangan, lengan bawah, lengan atas, dahi, wajah,
dada, leher, bahu, punggung, abdomen , paha, otot betis ,
kaki )
g. Mengajarkan klien untuk bernafas dalam secara perlahan
h. Bicara dengan ssusara tenangyang mendorong relaksasi
dan pimpin klien untuk berfokus pada setiap otot ( misal :
membuat kepalanya ssangat kuat tahan tegangan 5-7 detik,
lepaskan seluruh tegangan dan minta klien menikmati
perasaan saat otot menjadi rileks dan mengendur.

i. Anjurkan klien untuk mengkerrutkan dahi keatas pada saat


sama,tekan kepala sejauh mungkin kebelakang ,putar
searah jarum jam dan sebaliknya. kemudian anjurkan
klieen untuk meengerutkan otot muka ( cemberut , mata
dikedip-kedipkan, bibir dimonyongkan kedepan,lidah
ditekan ke langit-langit dan bahu di bungkukkan 5-7 detik.
Bimbing klien kearah otot yang tegang anjurkan klien
untuk memikirkan rasanya,dan tegangkan otot sepenuhnya
kemudian rileks 12-30 detik.
j. Lengkungkan punggug ke belakang sambil menarik nafas
dalam ,tekan keluar lambung,tahan lalu rileks ,tarik nafs
dalam ,tekan keluar perut,tahan rileks.
k. Tarik jari dan ibu jari ke belakang mengarah ke muka
,tahan, riles ,lipat ibu jari secara serentak,kencangkan betis
paha dan pantat selama 5-7 detik. Bimbing klien ke arah
otot yang tegang , anjurkan klien untuk merasakannya dan
tegangkan otot.

Sumber: http://www.academia.edu/10140085/SOP_TEHNIK_DISTRAKSI_RELAKSI

Diakses pada tanggal 20 Januari 2020 pukul 12.00


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

MANAJEMEN NYERI DENGAN TEKNIK

IMAGERYGIUDED/IMAJINASI

No Tindakan Nilai
0 1 2
A. Tujuan :
Untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri pada pasien
B. Indikasi :
Dilakukan pada pasien dengan gangguan nyeri kronis
C. Prosedur Pelaksanaan
1 Tahap Prainteraksi
c. Membaca status pasien
d. Mencuci Tangan
2 Tahap Orientasi
a. Memberikan salam kepada pasien
b. Validasi kondisi pasien
c. Memperkenalkan diri
d. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan pada pasien
dan keluarga
e. Kontrak waktu
3 Tahap Kerja
a. Berikan kesempatan pada pasien untuk bertanya jika kurang jelasg
b. Tanyakan keluhan pasien
c. Menjaga privasi pasien
d. Membantu pasien ke posisi yang nyaman posisi bersandar dan
minta pasien untuk menutup matanya
e. Minta pasien untuk memikirkan hal-hal yang menyenangkan atau
pengalaman yang membantu penggunaan semua indra dengan suara
yang lembut
f. Ketika pasien rileks, pasien berfokus pada bayangannya dan saat itu
perawat tidak perlu bicara lagi
g. Jika pasien menunjukkan tanda-tanda agitasi, gelisah atau tidak
nyaman, hentikan latihan dan memulainya lagi ketika pasien sudah
siap
h. Relaksasi akan mengenai seluruh tubuh setelah 15 menit, pasien
harus memperhatikan tubuhnya. Biasanya pasien rileks setelah
menutup mata atau mendengarkan musik yang lembut sebagai
backround yang membantu
i. Catat hal-hal yang digambarkan pasien dalam pikiran untuk
digunakan pada latihan selanjutnya dengan menggunakan informasi
spesifik yang diberikan pasien dan tidak membuat perubahan
pernyataa klien
4 Tahap Terminasi
f. Evaluasi hasil kegiatan
g. Lakukan kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
h. Akhiri kegiatan dengan baik
i. Cuci tangan
j. Dokumentasi
0 = TidakDilakukan
1 = Dilakukan, kurangsempurna
2 =Sempurna

Sumber : Mashoed.1979. Massage olahraga pertolongan pertama pada kecelakaan dan


pendidikan keselamatan . Jakarta: Mutiara PrionoAdi Bambang, 2008.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

MANAGEMEN NYERI DENGAN TEKNIK MASSAGE

Nilai
NO Tindakan
0 1 2
A. Tujuan :
1. Mengurangi ketegangan otot
2. Meningkatkan relaksasi fisikndan psikologis
3. Mengkaji kondisi kulit
4. Meningkatkan sirkulasi/peredaran darah pada area yang
dimasase
B. Indikasi :
Dilakukan pada pasien dengan gangguan nyeri akut
C. Persiapan Alat
1. Pelumas (minyak hangat/lotion)
2. Handuk
D. Prosedur pelaksanaan
1. Tahap Pra Interaksi
a. Membaca status pasien
b. Mencuci tangan
2. Tahap Orientasi
a. Memberikan salam kepada pasien
b. Validasi kondisi pasien
c. Memperkenalkan diri
d. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
pada pasien dan keluarga
e. Kontrak waktu
3. Tahap Kerja
a. Berikan kesempatan pada pasien untuk bertanya jika
kurang jelas
b. Tanyakan keluhan pasien
c. Menjaga privacy pasien
d. Mengatur posisi pasien dalam posisi telungkup. Jika tidak
bisa, dapat diatur dengan posisi miring
e. Meletakkan sebuah bantal kecil dibawah perut pasien untuk
menjaga posisi yang tepat
f. Menuangkan sedikit lotion ketangan. Mengusap kedua
tangan sehingga lotion rata pada permukaan tangan.
g. Melakukan masase pada punggung. Masase dilakukan
menggunakan jari-jari dan telapak tangan, dan tekanan
yang halus
h. Metode masase : selang seling tangan. Masase punggung
dengan tekanan pendek, cepat, bergantian tangan.
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi hasil kegiatan
b. Lakukan kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
c. Akhiri kegiatan dengan baik
d. Cuci tangan
e. Dokumentasi
Keterangan :

0 = Tidak dilakukan

1 = Dilakukan, kurang sempurna

2 = Sempurna

Sumber : Fondy, S. 2006 sport massage panduan praktis merawat dan mereposisi cidera tubuh.
PT. GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA
MEMBANTU MELAKSANAKAN RITUAL TIDUR

A. Pengertian Istirahat dan Tidur

Istirahat merupakan keadaan yang tenang, relaks tanpa tekanan emosional dan
bebas dari kegelisahaan (ansietas). (Narrow, 1967 : 1645) mengemukakan 6 (enam) ciri-
ciri yang dialami seseorang berkaitan dengan istirahat.

Sebagai besar orang dapat beristirahat sewaktu mereka


1. Merasa bahwa segala sesuatu dapat diatasi
2. Merasa diterima
3. Bebas dari gangguan dan ketidaknyamanan
4. Mengetahui apa yang terjadi
5. Mempunyai rencana-rencana kegiatan yang memuaskan
6. Mengetahui adanya bantuan sewaktu membutuhkan

Sedangkan tidur berasal dari bahasa lain “somnus” yang berarti alami periode
pemulihan, keadaan fisiologi dari istirahat untuk tubuh dan pikiran tidur merupakan
keadaan hilangnya kesadaran secara normal dan periodik (Lanywati,2001)

Tidur merupakan suatu keadaaan tidak sadar yang dialami seseorang, yang dapat
dibangunkan kembali dengan indera atau rangsangan yang cukup (Guyton,1981:679)

B. Tujuan Tidur
Tidur berkontribusi dalam menjaga kondisi fisiologis dan psikologis. Tidur
NREM membantu perbaikan jaringan tubuh (Mc Cencer dan Heuther 2006). Selama
tidur NREM, fungsi biologis lambat. Denyut janntung orang dewasa rata-rata 70-
80/menit atau kurang jika individu berada dalam kondisi fisik yang sangat baik.
Namun, selama tidur denyut jantung turun sampai 60 denyut permenit atau
kurang. Ini berarti selama tidur jantung berdetak 10-20 kali lebih lambat dalam setiap
menit atau 60-120 kali lebih sedikit dalam setiap jam. Oleh karena itu, tidur nyenyak
bermanfaat dalam mempertahankan fungsi jantung. Fungsi biologis lainnya yang
menurun selama tidur adalah pernafasan, tekanan darah, tekanan darah, dan otot
(McCencer dan Huether, 2006).
Tubuh membutuhkan tidur secara rutin untuk memulihkan proses biologis tubuh.
Selama tidur, gelombang lambat dan dalam (NREM tahap 4), tubuh melepaskan hormon
pertumbuhan manusia untuk perbaikan dan pembaruan sel epitel dan sel-sel yang khusus
seperti sel-sel otak (Jones,2005).
C. Kebutuhan dan Pola Tidur
1. Neonatus
Neonatus sampai usia 3 bulan rata-rata tidur sekitar 16 jam sehari. Periode tidur
berakhir beberapa menit sampai 2-4jam setelahnya (Wong, 1995)
2. Bayi
Pada umumnya bayi mengalami pola tidur malam hari pada usia 3 bulan. Bayi
tertidur beberapa kali pada siang hari tetapi biasanya tidur rata-rata 8 sampai10 jam
pada malam hari (wong, 1995). Bayi yang lebih besar tidur lebih lama daripada bayi
yang lebih kecil karena kapasitas lambungnya lebih besar. Seorang bayi antara usia 1
bulan dan 1 tahun tidur rata-rata 14 jam sehari.
3. Toodler
Pada usia 2 tahun, anak-anak biasanya tidur sepanjang malam dan tidur siang setiap
hari. Total tidur rata-rata 12jam sehari. Tidur siang dapat hilang pada usia 3 tahun.
4. Pra sekolah
Rata-rata anak usia pra sekolah sekitar 12 jam semalam (sekitar 20% REM). Pada
usia 5 tahun, anak pra sekolah jarang tidur siang.
5. Anak usia sekolah
Pada usia 6 tahun akan tidur malam rata-rata 11-12 jam, sementara anak usia 11 tahun
tidur sekitar 9-10 jam (wong, 1995)
6. Remaja
Remaja memperoleh sekitar 7,5 jam untuk tidur setiap malam (Carskadon,1990)
7. Dewasa muda
Kebanyakan dewasa muda tidur malam hari rata-rata 6 sampai 8,5 jam, tetapi hal ini
bervariasi.
8. Dewasa tengah
Selama masa dewasa tengah total waktu yang digunakan untuk tidur malam hari
mulai menurun. Jumlah tidur tahap 4 mulai menurun, suatu penurunan yang berlanjut
dengan bertambahnya usia. Gangguan tidur sering kali mulai didiagnosa diantara
orang-orang pada rentang usia ini bahkan ketika gejala dari gangguan yang telah ada
untuk beberapa tahun, insomnia terutama lazim terjadi, mungkin disebabkan oleh
perubahan dan stress usia menengah. Gangguan tidur dapat disebabkan oleh
kecemasan. Depresi atau penyakit fisik ringan tertentu. Wanita yang mengalami
gejala menopaouse dapat mengalami insomnia anggota kelompok ini tergantung pada
obat tidur.
9. Lansia
Jumlah tidur total tidak berubah sesuai pertambahan usia. Akan tetapi kualitas tidur
Kn menjadi berubah pada kebanyakan lansia (Briwise, 1993).
D. Faktor Yang Mempengaruhi Tidur
1. Penyakit
2. Obat-obatan
3. Gaya hidup
4. Stress
5. Lingkungan

Sumber :

Alimul , Aziz. A. 2012 : pengantar kebutuhan dasar manusia (2. Jakarta : Selemba Medika)

Potter & Perry . 2006. Buku ajar fundamental keperawatan edisi 4 (Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran . EGC)
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PELAKSANAAN RITUAL TIDUR

No AspekPenilaian Nilai
0 1 2
A. INDIKASI
Klien yang mengalami gangguan istirahat-tidur
 Insomnia
 Gangguan rasa nyaman (nyeri)
 Ansietas, dll
B. TUJUAN
Membantu klien untuk memenuhi kebutuhan istirahat-tidur dengan
hasil :
a. Pasien dapat tidur dengan nyenyak dan tidak sering
bangun
b. Pola tidur klien menjadi teratur dengan durasi 7-8 jam/hari
C. PERSIAPAN ALAT
 Radio
 Tape recorder
 Buku cerita
 Alat beribadah
 Makanan dan minuman kesukaan klien
D. IMPLEMENTASI
1. Memperkenalkan diri
2. Memberikan salam dan menyebutkan nama klien
3. Menjaga privasi klien
4. Memberi penjelasan tentang tujuan dan prosedur kepada klien
5. Memberikan kesempatan klien untuk bertanya
6. Menanyakan persetujuan kepada klien
7. Mencuci tangan
8. Mengatur posisi klien senyaman mungkin
9. Mempersiapkan lingkungan yang tenang, pasang sketsel, jika perlu
matikan lampu/pasang lampu tidur yang redup
10. Modifikasi lingkungan yang menunjang istirahat tidur
11. Menggali kebiasaan ritual tidur klien
12. Memfasilitasi ritual tidur (sesuai kebutuhan klien)
a. Beribadah
 Seperangkat alat ibadah untuk yang beragam aislam (Al-
Qur’an, sajadah, mukena untuk wanita, sarung untuk pria,
peci untuk pria dan tasbih)
 Seperangkat alat ibadah untuk beragama Kristen
protestan/katolik (Al-Kitab, buku nyanyian, dan Rosario
bagi Kristen katolik)
 Seperangkat alat ibadah untuk menyesuaikan agama klien
b. Membaca
c. Mendengarkan radio
d. Menonton televisi
e. Mengobrol / berbincang-bincang
(kebisingan lingkungan yang tidak dapat dihilangkan atau
dikurangi dapat ditutupi dengan “bunyi-bunyi yang
lembut” Misal : kipas angin, musik yang lembut, suara
rekaman (hujan, ombak pantai) (Miller,1999)
f. Minum susu (susu hangat yang mengandung trip to fan
merupakan penginduksi tidur). (Hammer, 1991)
13. Mengobservasi tidur klien nyenyak atau tidak
14. Mencuci tangan
EVALUASI
1. (Setelah bangun tidur) mengobservasi respon pasien
2. Observasi keadaan pasien setelah bangun tidur
3. Dokumentasi kan tindakan dan hasil observasi dalam catatan
keperawatan

0 : Tidak dilakukan

1 : Kurang sempurna

2 : Dilakukan dengan sempurna

https://ardhy10.wordpress.com/2011/10/04/konsep-dasar-istirahat-dan-tidur/ Diakses pada 17


Januari 2020 pukul 19.23 WIB

https://penaaryan.wordpress.com/2014/10/20/pola-istirahat-dan-tidur Diakses pada 17 Januari


2020 pukul 19.39 WIB

Anda mungkin juga menyukai